Anda di halaman 1dari 41

Askep Gangguan Sistem

Persyarafan

Niken Andalasari
Meningitis (radang selaput otak)
Meningitis adalah suatu
inflamasi di arachnoid
dan piamater pada otak
dan spinal cord, yang
disebabkan oleh infeksi
pada cairan
serebrospinal
Klasifikasi
Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan
otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium
tuberculosa. Penyebab lainnya Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Patofisiologi
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari orofaring yang menyebar
ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Organisme masuk
ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam
meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus
dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami
gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan
medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel
serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah,
daerah pertahanan otak (barier otak), edema serebral dan peningkatan
TIK.
Manifestasi klinis
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
2. Perubahan pada tingkat kesadaran
Akibat dari peradangan meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
a) Kaku kuduk (kaku leher): Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran
karena adanya spasme otot-otot leher
b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam
keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna
c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi
lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah
pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita
yang berlawanan
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut
Gangguan perfusi serebral
Hipertermia
Gangguan termoregulasi
Tetanus
Tetanus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh toksin kuman
clostiridium tetani yang dimanifestasikan dengan kejang otot secara
proksimal dan diikuti kekakuan seluruh badan.
Etiologi
Clostiridium tetani adalah kuman yang berbentuk batang seperti
penabuh genderang berspora, golongan gram positif, hidup anaerob.
Kuman ini mengeluarkan toksin yang bersifat neurotoksik (tetanus
spasmin), yang mula-mula akan menyebabkan kejang otot dan saraf
perifer setempat. Timbulnya tetanus ini terutama oleh clostiridium
tetani yang didukung oleh adanya luka yang dalam dengan perawatan
yang salah
Faktor pendukung terjadinya tetanus
1) Luka tusuk dalam, misalnya luka tusuk karena paku, kuku, pecahan
kaleng, pisau, cangkul dan lain-lain
2) Luka karena kecelakaan
3) Luka ringan seperti luka gores
Manifestasi klinis
1) Ketegangan otot rahang dan leher (mendadak)
2) Kesukaran membuka mulut (trismus)
3) Kaku kuduk (epistotonus)
4) Kaku dinding perut dan tulang belakang
5) Kejang
Pencegahan
1) Anak mendapatkan imunisasi DPT diusia 3-11 Bulan
2) Ibu hamil mendapatkan suntikan TT minimal 2 X
3) Pencegahan terjadinya luka & merawat luka secara adekuat
4) Pemberian anti tetanus serum
Mielopathy
Mielopati adalah gangguan fungsional atau struktur dari medula
spinalis, keadaan ini terjadi akibat penyempitan kanalis spinalis yang
disebabkan oleh berbagai macam hal sehingga terjadi penekanan pada
medula spinalis
Etiologi
Degeneratif (penuaan)
Tumor
Patofisiologi
Seiring dengan bertambahnya usia maka diskus (saluran tulang belakang)
akan kehilangan konsistensi air dan akan berakibat berkurangnya
kemampuan untuk menyerap goncangan.
Perubahan pertama adalah munculnya anulus, penyembuhan anulus
menimbulkan jaringan parut yang lebih lemah dibanding jaringan normal.
Trauma yang berulang dan adanya anulus menyebabkan terjadinya
penurunan elastisitas diskus dan tidak dapat berfungsi efektif sebagai
penyerap getaran. Perubahan terus-menerus pada diskus menyebabkan
diskus kolaps, jarak vertebra menjadi sempit sehingga mempengaruhi
persendian antar vertebra. Seiring dengan waktu pada vertebra terjadi
proses penipisan, osteofit akan muncul pada vertebra ataupun persendian
vertebra. Osteofit akan menyebabkan penekanan pada saraf dan akar saraf.
Kombinasi osteofit, diskus yang menggembung, penipisan ligamen,
meningkatkan resiko terjepitnya saraf pada medulla spinalis.
Manifestasi klinis
1. Perubahan pada cara berjalan
2. Gerakan kaki menjadi kaku dan penderita berjalan dengan goyah
3. Leher terasa nyeri, teutama jika akar sarafnya terkena
4. Abnormalitas reflex
5. Mati rasa dan kelemahan pada lengan, tangan, dan kaki
6. Kehilangan kontrol kandung kemih atau usus atau retensi urin
Penanganan
Penanganan kasus kasus ringan
Memakai penjepit leher (collar neck) untuk membantu membatasi gerakan
leher dan mengurangi iritasi saraf.
Minum obat penghilang rasa sakit
Melakukan latihan yang diintruksi oleh ahli terapi fisik untuk merengangkan
leher dan bahu.
Pengobatan kasus yang lebih serius
Traksi pada leher untuk satu atauu dua minggu untuk mengurangi tekanan pada
saraf tulang belakang.
Modifikasi latihan dengan istirahat berselang. Orang- orang yang tetap aktif
dianjurkan tetap istirahat dalam posisi yang nyaman agar tidak memperburuk
rasa sakit dan pulih lebih cepat.
Tumor Otak
Tumor otak atau tumor intrakranial adalah
neoplasma atau proses desak ruang (space
occupying lesion) yang timbul di dalam
rongga tengkorak
Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai
sebuah massa yang berbentuk bola tetapi
juga dapat tumbuh menyebar, masuk
kedalam jaringan
Review anatomi otak
Lobus frontal berkaitan dengan fungsi emosi, fungsi motoric dan
pusat ekspresi bicara
Lobus parietal berhubungan dengan fungsi sensorik dan orientasi
ruang
Lobus temporal mengatur fungsi memori tertentu
Lobus oksipital bertanggung jawab dalam proses penglihatan
Mesensefalon dan pons bagian atas berisi system aktivasi reticular
yang berfungsi dalam kesadaran dan kewaspadaan.
Medula oblongata terdapat pusat kardiorespiratorik.
Serebellum bertanggung jawab dalam fungsi koordinasi dan
keseimbangan
Tekanan intracranial (TIK) dipengaruhi oleh volume darah intrakranial,
cairan secebrospinal dan parenkim otak.
Dalam keadaan normal TIK orang dewasa yaitu 4-10 mmHg.
Kenaikan TIK dapat menurunkan perfusi otak dan menyebabkan atau
memperberat iskemia
Prognosis yang buruk terjadi pada penderita dengan TIK lebihdari 20
mmHg, terutama bila menetap
Otak memperoleh suplai darah yang besar yaitu sekitar 800ml/min
atau 16% dari cardiac output, untuk menyuplai oksigen dan glukosa
yang cukup
Aliran darah otak normal kedalam otak pada orang dewasa antara50-
55 ml per 100 gram jaringan otak per menit.
Etiologi tumor otak
Herediter
Radiasi
Virus
Bahan karsinogenik
Patofisiologi
Tumor intrakranial menyebabkan gangguan neurologis progresif.
Gangguan neurologis pada tumor intrakranial biasanya dianggap
disebabkan karena 2 faktor, yaitu gangguan vokal olah tumor dan
peningkatan intrakranial.
Gangguan vokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan
otak dan infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan
kerusakan jaringan neuron
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai
darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi
secara akut
Manifestasi klinis
Nyeri kepala
Muntah proyektil
Papil edema
Kejang
Penatalaksanaan
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Pengkajian
Keluhan utama
Tingkat kesadaran: GCS
Status mental: gaya bicara, berjalan, ekspresi wajah, aktifitas motoric
Fungsi intelektual
Pengkajian saraf kranial
Diagnosa keperawatan
Nyeri akut/kronis
Gangguan perfusi serebral
Gangguan pola napas
Gangguan persepsi sensoris
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Cedera Kepala
Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala
tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara
langsung maupun tidak langsung padakepala
Etiologi
Kecelakaan lalu lintas
Perkelahian
Jatuh
Cedera olahraga
Cedera kepala terbuka sering disebabkan oleh peluru atau pisau
Klasifikasi
Cidera kepalaRingan: GCS 13 -15
Cidera Kepala Sedang: GCS 9 -12
Cidera Kepala Berat: GCS 3 8
Manifestasi klinis
Luka/memar pada kepala
Ada fraktur tengkorak
Penurunan kesadaran
Otorea
Rhinorea
Racoon eye
Penatalaksanaan
Airway & Spine Kontrol
Breathing (Pemberian Oksigen)
Circulation
Disability (Status Neurologis/GCS)
Exposure
Pemeriksaan TTV & Folley Catheter
Gastric Tube
Pembedahan
Pemeriksaan fisik
Status neurologis
1. Penurunan kesadaran
2. Refleks pupil
3. Mual muntah
4. Status pernapasan
5. Letargi dan koma
Diagnosa keperawatan
Bersihan jalan napas tidak efektif
Gangguan perfusi serebral
Gangguan pola napas
Gangguan persepsi sensoris
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Mean Arterial Pressure (MAP)
Mean Arterial Pressure atau biasa disebut MAP adalah hitungan rata-
rata tekanan darah arteri yang dibutuhkan agar sirkulasi darah sampai
ke otak
Nilai normal MAP 70-100 mmHg
Rumus menghitung MAP:

+2
3

Anda mungkin juga menyukai