Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN BERDUKA

OLEH : NS. MISSESA, M.KEP., SP.KEP.J


DEFINISI
 Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi dimana
seseorang mengalami suatu kekurangan atau tidak ada
sesuatu yang dulunya ada (Wilkinson, 2005).
 Dukacita adalah respon normal terhadap setiap
kehilangan. Perilaku dan perasaan yang berkaitan dengan
proses berduka terjadi pada individu yang menderita
kehilangan seperti kehilangan fisisk atau kematian teman
dekat
 Berduka diantisipasi adalah suatu status yang merupakan
pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang
aktual ataupun yang dirasakan seseorang,
hubungan/kedekatan, objek atau ketidakmampuan
fungsional sebelum terjadinya kehilangan. Tipe ini masih
dalam batas normal.
 Berduka disfungsional adalah suatu status yang
merupakan pengalaman individu yang responnya
dibesar-besarkan saat individu kehilangan secara aktual
maupun potensial, hubungan, objek dan
ketidakmampuan fungsional. Tipe ini kadang-kadang
menjurus ke tipikal, abnormal, atau
kesalahan/kekacauan.
PENYEBAB
Kehilangan dan berduka dapat disebabkan oleh
1.Kehilangan seseorang yang dicintai

2.Kehilanganm yang ada pada diri sendiri ( lose of self ).

3.Kehilangan objek eksternal.

4.Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal.

5.Kehilangan kehidupan atau meninggal


Ahli Fase I Fase II Fase III Fase IV
Teori/Klinisi
Kubler-Ross Tahap I : Tahap II : Tahap IV : Tawar- Tahap V :
(1969) Penyangkala Kemarahan Menawar Penerimaan
n Tahap III :
Depresi
Bowlyby (1980) Mati rasa, Kerinduan emosional Disorganisasi Reorganisasi
penyangkala terhadap orang yang kognitif; kognitif ;
n dicintai; memprotes keputusasaan reintegrasi
kehilangan yang tetap emosional; sulit kesadaran
ada. melakukan fungsi. diri.

Harvey (1998) Syok; Instruksi pikiran, Menceritakan kepada


menangis diktrasi; meninjau orang lain untuk
dengan kehilangan secara meluapkan emosi dan
keras; obsesif. secara kognitif
menyangkal menyusun kembali
peristiwa kehilangan.

Rodebaugh et al. Reeling: Merasa menderita, Menghadapi Pemulihan:


(1999) syok, tidak sedih, kurang (dealing): beradaptasi kehilangan
percaya atau konsentrasi, gangguan terhadap kehilangan dapat
RENTANG RESPONS
Respons berduka seseorang terhadap kehilangan dapat
melalui tahap-tahap berikut (Kubler-Ross, dalam Potter
dan Perry,1997)

1. Tahap Pengingkaran. Reaksi pertama individu yang


mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya, atau
mengingkarikenyataan bahwa kehilangan benar-benar
terjadi.Reaksi fisik yang terjadi pada tahap ini adalah
letih,lemah,pucat,mual,diare,gangguan pernafasan,detak
jantung cepat,menangis,gelisah, sering kali individu tidak
tahu harus berbuat apa.Reaksi ini dapat berlangsung
selama beberapa menit hingga beberapa tahun.
 2.Tahap Marah. Pada tahap ini individu menolak
kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya
sendiri.Orang yang mengalami kehilangan juga
tidak jarang menunjukkan perilaku agresif,
berbicara kasar, menyerang orang lain, menolak
pengobatan, bahkan menuduh dokter atau perawat
tidak berkompeten. Respon fisik yang sering terjadi
antara lain muka merah, denyut nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal, dan seterusnya.
 3.Tahap Tawar-menawar. Pada tahap ini terjadi
penundaan kesadaran atas kenyataan terjadinya
kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat
kesepakatan secara halus atau terang-terangan seolah
kehilangan tersebut dapat dicegah.Individu mungkin
berupaya untuk melakukan tawar-menawar dengan
memohon kemurahan Tuhan
 Tahap depresi. Pada tahap ini pasien sering menunjukkan
sikap menarik diri, kadang-kadang bersikap sangat
menurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusan, rasa
tidak berharga, bahkan bisa muncul keinginan bunuh
diri. Gejala fisik ditunjukkan antara lain menolak makan,
susah tidur, letih, dan lain-lain.
5.Tahap Penerimaan. Tahap ini berkaitan dengan reorganisasi
perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat pada
objek yg hilang akan mulai berkurang atau bahkan hilang.
 Perhatiannya akan beralih pada objek yg baru.Apabila
individu dapat memulai tahap tersebut dan menerima
dengan perasaan damai, maka dia dapat mengakhiri proses
kehilangan secara tuntas.
 Kegagalan untuk masuk ke proses ini akan mempengaruhi
kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan
selanjutnya.
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala kehilangan :
a. Ungkapan kehilangan
b. Menangis
c. Gangguan tidur
d. Kehilangan nafsu makan
e. Sulit berkonsentrasi
f. Karakteristik berduka yang berkepanjangan,yaitu:
Mengingkari kenyataan kehilngan terjadi dalam waktu yang
lama
Sedih berkepanjangan
Adanya gejala fisik yang berat
Keinginan untuk bunuh diri
ASUHAN KEPERAWATAN ( ASKEP )
Pengkajian
Data yang dapat dikumpulkan adalah:
a. Perasaan sedih, menangis.
b. Perasaan putus asa, kesepian
c. Mengingkari kehilangan
d. Kesulitan mengekspresikan perasaan
e. Konsentrasi menurun
f. Kemarahan yang berlebihan
g. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
h. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
i. Reaksi emosional yang lambat
j. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat
aktivitas
Pengkajian :
 Faktor predisposisi

 Faktor Presipitasi

 Tanda & Gejala

Diagnosa Keperawatan :
Berduka Antisipasi
PERENCANAAN
TUJUAN
•Klien dapat membina hubungan saling percaya
dengan perawat
•Klien dapat mengenali peristiwa kehilangan yang
dialami klien
•Klien dapat memahami hubungan antara kehilangan
yang dialami dengan keadaan dirinya
•Klien dapat mengidentifikasi cara-cara mengatasi
berduka yang dialaminya
•Klien dapat memanfaatkan faktor pendukung
INTERVENSI

1.Membina hubungan saling percaya


dengan klien
2.Berdiskusi mengenai kondisi klien saat ini
(kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial, dan
spiritual sebelum/ sesudah mengalami
peristiwa kehilangan dan hubungan antara
kondisi saat ini dengan peristiwa kehilangan
yang terjadi).
INTERVENSI

3. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang


dialami
Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas
fisik)
Cara sosial (sharing melalui self help
group)
Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
INTERVENSI

4. Memberi informasi tentang sumber-


sumber komunitas yang tersedia untuk
saling memberikan pengalaman dengan
seksama.
5. Membantu klien memasukkan kegiatan
dalam jadual harian.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa
TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK
KELUARGA:
Tujuan:
1.Keluarga mengenal masalah kehilangan
dan berduka.
2.Keluarga memahami cara merawat klien
berduka yang kompleks.
3.Keluarga dapat mempraktikkan cara
merawat klien berduka kompleks
4.Keluarga dapat memanfaatkan sumber
yang tersedia di masyarakat
INTERVENSI:
1.Berdiskusi dengan keluarga tentang masalah kehilangan
dan berduka dan dampaknya pada klien.

2. Berdiskusi dengan keluarga cara-cara mengatasi


berduka yang dialami oleh klien

3.Melatih keluarga mempraktikkan cara merawat klien


dengan berduka kompleks

4.Berdiskusi dengan keluarga sumber-sumber bantuan


yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga untuk mengatasi
kehilangan yang dialami oleh klien
PRAKTIK
 KASUS
Tn B 65 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan
keluhan tidak dapat tidur, tidak napsu makan tidak
memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan apapun.
Pasien mengeluh lemas, seluruh badan seperti mati rasa.
Pasien juga mengatakan keluhan tersebut terjadi sejak
kematian istrinya 5 bulan yang lalu.
Pasien merasa istrinya masih hidup dan hanya pergi untuk
sementara waktu saja.
PRAKTIK
 Hasil observasi didapatkan data
TD 130/80 Nadi 80 x/mnt, pernapasan 20 kali per menit
Pasien tampak lesu, tidak bersemangat dan tangan dingin.
Pasien mengatakan sejak kematian istrinya dirinya merasa
kesepian , tidak ada yang memperhatikan dan merasa
sendiri dunia terasa hampa dan sebahagian dari dirinya
ikut pergi.
TUGAS:
 Pergunakanlah format pengkajian pada praktikum ini untuk
mengerjakan tugas di bawah ini.
a. Buatlah laporan pendahuluan kasus di atas
b. Buatlah strategi pelaksanaan untuk kasus di atas pada pertemuan
yang ke dua yaitu menganjurkan melakukan kegiatan yang disukai.
c. Lakukanlah pengkajian untuk masalah psikososial sesuai format
yang ada
d. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
e. Buatlah pohon masalah!
f. Tetapkanlah tindakan keperawatan
g. Lakukanlah evaluasi keperawatan
h. Lakukanlah dokumentasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai