Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN DENGAN MASALAH
KEHILANGAN

Disusun Oleh :

Maylani Eka Pradani

P21085

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LAPORAN PENDAHULUAN KEHILANGAN

A. MASALAH UTAMA
Kehilangan

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Definisi

Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu


yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
keseluruhan dan berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap
kehilangan yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, cemas, sesak nafas,
susah tidur dan lain-lain.

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan terhadap kehilangan


yang dimanifestasikan adanya perasaan sedih, cemas, sesak nafas, susah tidur
dan lain-lain. Berduka merupakan respon. normal pada semua kejadian
kehilangan.

2. Tanda dan gejala


Gejala yang timbul pada pasien dengan kehilangan antara lain:
a) Adaptasi terhadap kehilangan yang tidak berhasil
b) Depresi, menyangkal yang berkepanjangan
c) Reaksi emosional yang lambat
d) Tidak mampu menerima pola kehidupan yang normal

Tanda yang mungkin dijumpai pada pasien kehilangan antara lain:


a) Isolasi sosial atau menarik diri
b) Gagal untuk mengembangkan hubungan/ minat-minat baru
c) Gagal untuk menyusun kembali kehidupan setelah kehilangan

3. Penyebab terjadinya masalah


Faktor prediposisi
a. Faktor genetik
Individu yang dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga dengan riwayat
depresi akan sulit mengembangkan sikap optimis suatu permasalahan,
termasuk dalam menghadapi perasaan kehilangan.

b. Kesehatan jasmani
Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang teratur, cenderung
mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi dibandingkan
dengan individu yang mengalami gangguan fisik.

c. Kesehatan fisik dan mental


Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama yang mempunyai
riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimis,
selalu dibayangi oleh masa depan yang suram, biasanya sangat peka dalam
menghadapi situasi kehilangan.

d. Pengalaman kehilangan di masa lalu


Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang dicintai pada masa kanak-
kanak akan mempengaruhi kemampuan individu dalam mengetahui
perasan kehilangan pada masa dewasa.

e. Struktur kepribadian
Individu dengan konsep diri yang negative dan perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah dan tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.

Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan perasaan kehilangan.
Kehilangan kasih sayang secara nyata ataupun imajinasi individu seperti:
kehilangan sifat bio-psiko-sosial antara lain meliputi :
1) Kehilangan kesehatan
2) Kehilangan fungsi seksualitas
3)Kehilangan peran dalam keluarga
4) Kehilangan posisi dimasyarakat
5) Kehilangan harta benda atau orang yang dicintai
6) Kehilangan kewarganegaraan

4. Akibat terjadinya masalah


Inti dari kemampuan seseorang agar dapat bertahan terhadap kehilangan
adalah pemberian makna (personal meaning) yang baik terhadap kehilangan
dan kompensasi yang positif. Apabila kondisi tersebut tidak tercapai, maka
akan berdampak pada terjadinya depresi. Pada saat individu depresi sering
menunjukkan sikap menarik diri, kadang sebagai pasien penurut,tidak mau
bicara, menyatakan keputusan,perasaan tidak berharga,ada keingginan bunuh
diri, dan lain sebagainya. Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain : menolak
makan,susah tidur,letih,dorongan libido menurun( Prabowo 2014)
C. POHON MASALAH

Harga diri rendah

Kehilanga
n

Kehilangan seseorang yang ada pada diri sendiri

D. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


a. Data yang dapat dikumpulkan adalah:
b. Perasaan sedih, menangis.
c. Perasaan putus asa, kesepian
d. Mengingkari kehilangan
e. Kesulitan mengekspresikan perasaan
f. Konsentrasi menurun
g. Kemarahan yang berlebihan
h. Tidak berminat dalam berinteraksi dengan orang lain.
i. Merenungkan perasaan bersalah secara berlebihan.
j. Reaksi emosional yang lambat
k. Adanya perubahan dalam kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Isolasi sosial
2. Gangguan konsep diri
3. Defisit perawatan diri

F. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Isolasi sosial
- Tujuan Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain.
- Tujuan Khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling perbaya dengan perawat.
2. Klien dapat memahami penyebab dari harga diri : rendah.
3. Klien menyadari aspek positif dan negatif dari dirinya.
4. Klien dapat mengekspresikan perasaan dengan tepat, jujur dan terbuka.
5. Klien mampu mengontrol tingkah laku dan menunjukkan perbaikan
komunikasi dengan orang lain.
Intervensi :
1. Bina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Berikan motivasi klien untuk mendiskusikan fikiran dan perasaannya.
3. Jelaskan penyebab dari harga diri yang rendah.
4. Dengarkan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak menghakimi.
5. Berikan motivasi klien untuk menyadari aspek positif dan negatif dari
dirinya.
6. Beri dukungan, Support dan pujian setelah klien mampu melakukan
aktivitasnya.
7. Ikut sertakan klien dengan aktifitas yang

Gangguan konsep diri


Tujuan :
1. Klien merasa harga dirinya naik.
2. Klien mengunakan koping yang adaptif.
3. Klien menyadari dapat mengontrol perasaannya.
Intervensi :
1. Merespon kesadaran diri dengan cara :
~ Membina hubungan saling percaya dan keterbukaan.
~ Bekerja dengan klien pada tingkat kekuatan ego yang dimilikinya.
~ Memaksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik.
2. Menyelidiki diri dengan cara :
~ Membantu klien menerima perasaan dan pikirannya.
~ Membantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya
dengan orang lain melalui keterbukaan.
~ Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk
berubah ada pada klien.
3. Mengevaluasi diri dengan cara :
~ Membantu klien menerima perasaan dan pikiran.
~ Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap
masalahnya.
4. Membuat perencanaan yang realistik.
5. Bertanggung jawab dalam bertindak.
~ Membantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk
merubah respon maladaptif dan mempertahankan respon koping yang
adaptif.
6. Mengobservasi tingkat depresi.
~ Mengamati perilaku klien.
~ Bersama klien membahas perasaannya.
7. Membantu klien mengurangi rasa bersalah.
~ Menghargai perasaan klien.
~ Mengidentifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap
kenyataan.
~ Memberikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan
perasaannya.
~ Bersama klien membahas pikiran yang selalu timbul.
SP KEHILANGAN

SP 1 : BHSP

SP 2 : Interaksi Bertahap ( Perkenalan Perawat )

SP 3 : Interaksi Bertahap ( Interaksi Sesama Pasien )


DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik edisi 1. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat
Utami, dkk. (2016). Etika Keperawatan dan Keperawatan Profesional. Jakarta:
KementrianKesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai