DI SUSUN OLEH:
NIM: 1914401146
Kelas : RPL 2
DOSEN PEMBIMBING:
Idawati Manurung,S.Kp.,M.Kes
1. Definis
Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak percaya atau
mengingkari kenyataan bahwa kehidupan itu memang benar terjadi, dengan mengatakan
― Tidak saya tidak percaya itu terjadi ― atau ― itu tidak mungkin terjadi ―. Bagi
individu atau keluarga yang didiagnosa dengan penyakit terminal, akan terus mencari
informasi tambahan. Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini adalah : letih, lemah, pucat,
diare, gangguan pernafasan,detak jantung cepat, menangis, gelisah, dan tidak tahu harus
berbuat apa. Reaksi ini dapat berakhir dalam beberapa menit atau beberapa tahun.
a. Fase Marah
Fase ini dimulai dengan timbulnya suatu kesadaran akan kenyataan terjadinya
kehilanganIndividu menunjukkan rasa marah yang meningkat yang sering diproyeksikan
kepada orang lainatau pada dirinya sendiri. Tidak jarang ia menunjukkan perilaku agresif,
berbicara kasar,menolak pengobatan, menuduh dokter-perawat yang tidak pecus. Respon
fisik yang seringterjadi antara lain muka merah, nadi cepat, gelisah, susah tidur, tangan
mengepal.
b. Fase Tawar-menawar
Individu telah mampu mengungkapkan rasa marahnya secara intensif, maka ia akan
maju ke fasetawar-menawar dengan memohon kemurahan pada Tuhan. Respon ini sering
dinyatakan dengankata-
kata ― kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa ―. Apabila
prosesini oleh keluarga maka pernyataan yang sering keluar adalah ― kalau saja yang
sakit, bukan anaksaya‖.
c. Fase Depresi
Individu pada fase ini sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang sebagai pasien
sangat penurut, tidak mau bicara, menyatakan keputusasaan, perasaan tidak berharga, ada
keinginan bunuh diri, dsb. Gejala fisik yang ditunjukkan antara lain : menolak makan,
susah tidur, letih,dorongan libido manurun.
d. Fase Penerimaan
Fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan. Pikiran yang selalu berpusat
kepadaobyek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Individu telah
menerimakehilangan yang dialaminya. Gambaran tentang obyek atau orang yang hilang
mulai dilepaskandan secara bertahap perhatiannya akan beralih kepada obyek yang baru.
Fase ini biasanya dinyatakan dengan ― saya betul-betul kehilangan baju saya tapi baju
yang ini tampak manis ―atau ―apa yang dapat saya lakukan agar cepat sembuh‖.
Apabila individu dapat memulai fase ini dan menerima dengan perasaan damai, maka
dia akanmengakhiri proses berduka serta mengatasi perasaan kehilangannya dengan
tuntas. Tetapi bilatidak dapat menerima fase ini maka ia akan mempengaruhi
kemampuannya dalam mengatasi perasaan kehilangan selanjutnya.
3. Jenis-jenis Kehilangan
Terdapat 5 katagori kehilangan, yaitu:
a. Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai
Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat bermakna atau orang yang berarti
adalahsalah satu yang paling membuat stress dan mengganggu dari tipe-tioe kehilangan,
yang manaharus ditanggung oleh seseorang.Kematian juga membawa dampak kehilangan
bagi orang yang dicintai. Karenakeintiman, intensitas dan ketergantungan dari ikatan atau
jalinan yang ada, kematian pasangansuami/istri atau anak biasanya membawa dampak
emosional yang luar biasa dan tidak dapatditutupi.
b. Kehilangan yang ada pada diri sendiri
(loss of self)Bentuk lain dari kehilangan adalah kehilangan diri atau anggapan tentang
mentalseseorang. Anggapan ini meliputi perasaan terhadap keatraktifan, diri sendiri,
kemampuan fisikdan mental, peran dalam kehidupan, dan dampaknya. Kehilangan dari
aspek diri mungkinsementara atau menetap, sebagian atau komplit. Beberapa aspek lain
yang dapat hilang dariseseorang misalnya kehilangan pendengaran, ingatan, usia muda,
fungsi tubuh.
c. Kehilangan objek eksternal
Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau bersama-
sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terh
adap bendayang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
d. Kehilangan lingkungan yang sangat dikenal
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal
termasukdari kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau
bergantian secara
permanen. Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan pr
oses penyesuaian baru.
e. Kehilangan kehidupan/ meninggal
Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan, pikiran dan respon pada
kegiatandan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang sesungguhnya. Sebagian
orang berespon berbeda tentang kematian.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah / kronis.
2. Gangguan . konsep diri : harga diri rendah kronis berhubungan dengan koping
individu takefektif sekunder terhadap respon kehilangan pasangan.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan intoleransi aktivitas
5. Rencana keperawatan
1. Klien merasa harga dirinya naik.
2. Klien mengunakan koping yang adaptif.
3. Klien menyadari dapat mengontrol perasaannya.
Intervensi
1. Merespon kesadaran diri dengan cara :
~ Membina hubungan saling percaya dan keterbukaan.
~ Bekerja dengan klien pada tingkat kekuatan ego yang dimilikinya.
~ Memaksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik.
R/ Kesadaran diri sangat diperlukan dalam membina hubungan terapeutik perawat
.2. Menyelidiki diri dengan cara :
~ Membantu klien menerima perasaan dan pikirannya.
~ Membantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain
melaluiketerbukaan.
~ Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada
klien.
R/ klien yang dapat memahami perasaannya memudahkan dalam penerimaan terhadap
dirinyasendiri.
3. Mengevaluasi diri dengan cara :\
~ Membantu klien menerima perasaan dan pikiran.
~ Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap masalahnya.
R/ Respon koping adaptif sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah secara
konstruktif.
Tujuan khusus
:1. Klien dapat mandi sendiri tanpa paksaan.
2. Klien dapat berpakaian sendiri dengan rapi dan bersih.
3. Klien dapat menyikat giginya sendiri dengan bersih.
4. Klien dapat merawat kukunya sendiri.
Intervensi:
1. Libatkan klien untuk makan bersama diruang makan.
R/ Sosialisasi bagi klien sangat diperlukan dalam proses menyembuhkannya.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.2.
Suseno, Tutu April. 2004.Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia: Kehilangan, Kematian dan
Berduka dan Proses keperawatan. Jakarta: Sagung Seto
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
Berduka disfungsional
3. Tujuan khusus
4. Tindakan keperawatan
B. Strategi pelaksanaan
1. Tahap orientasi
a. Salam terapeutik:
“Assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu M. Saya Ayub Buchori Alrasyid, Ibu bisa
memanggil saya Ayub. Saya perawat yang dinas pagi ini dari
pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat Ibu.
Nama Ibu siapa? Ibu senangnya dipanggil apa?”
b. Evaluasi / validasi:
“Baiklah bu, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?”
c. Kontrak:
1) Topik :
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar
tentang keadaan ibu?
Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang bu dalam menghadapi
keadaan ini, dengan ibu mau berbagi cerita dengan saya,
kesedihan ibu mungkin bisa berkurang
2) Waktu :
3) Tempat :
2. Tahap kerja
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi:
(Subjektif):
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?”
(Objektif) : “Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi
yang telah kita lakukan.”
b. Tindak Lanjut :
“Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat
melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima
dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita
hari ini.
Bu, ini ada buku kegiatan untuk ibu
Bagaimana kalau kegiatan teknik rileksasi ibu masukkan kedalam jadwal kegiatan ibu?
Ibu setuju?
Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan keterangan
Ibu bisa mengisi kegiatan tenik rileksasi pada kolom kegiatan
Kira-kira jam berapa ibu nanti melakukan teknik rileksasi bu?
Cara mengisi buku kegiatan ini: jika ibu melakukannya tanpa
dibantu atau diingatkan oleh orang lain ibu tulis “M” disini, jika
ibu di bantu atau diingatkan ibu tulis “B” dan jika ibu tidak
melakukannya ibu tulis “T” Ibu paham Bu?”
Nanti ibu jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya
1. Kondisi Klien
2. Diagnosa Keperawatan
Berduka disfungsional
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat dan
klien dapat merasa aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat
b. Klien mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya
c. Klien merasa lebih tenang
4. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan
salam terapeutik, memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan
dengan klien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya.
Dengarkan setiap perkataan klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat
menghakimi
c. Ajarkan klien teknik relaksasi
B. Strategi pelaksanaan
1. Tahap orientasi
a. Salam terapeutik:
b. Evaluasi / validasi:
“Baiklah bu, bagaimana keadaan Ibu M hari ini?”
c. Kontrak:
1) Topik :
“Kalau begitu, bagaimana jika kita berbincang-bincang sebentar
tentang keadaan ibu?
Tujuannya supaya ibu bisa lebih tenang bu dalam menghadapi
keadaan ini, dengan ibu mau berbagi cerita dengan saya,
kesedihan ibu mungkin bisa berkurang
2) Waktu :
Ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?
3) Tempat :
“Ibu mau kita berbincang-bincang dimana? Di sini saja? Baiklah.”
2. Tahap kerja
“Baiklah Ibu M, bisa Ibu jelaskan kepada saya bagaimana perasaan
Ibu M saat ini?”
“Saya mengerti Ibu sangat sulit menerima kenyataan ini. Tapi kondisi
sebenarnya memang suami Ibu telah meninggal. Sabar ya, Bu ”
“Saya tidak bermaksud untuk tidak mendukung Ibu. Tapi coba Ibu pikir, jika Ibu pulang
ke rumah nanti, Ibu tidak akan bertemu dengan suami Ibu karena beliau memang sudah
meninggal. Itu sudah menjadi kehendak Tuhan, Bu. Ibu harus berusaha menerima
kenyataan ini.”
“Ibu, hidup matinya seseorang semua sudah diatur oleh Tuhan. Meninggalnya suami Ibu
juga merupakan kehendak-Nya sebagai Maha Pemilik Hidup. Tidak ada satu orang pun
yang dapat mencegahnya, termasuk saya ataupun Ibu sendiri.”
“Ibu sudah bisa memahaminya?”
“Ibu tidak perlu cemas. Umur Ibu masih muda, Ibu bisa mencoba mencari pekerjaan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga Ibu. Saya percaya Ibu mempunyai keahlian yang
bisa digunakan. Ibu juga tidak akan hidup sendiri. Ibu masih punya saudara-saudara,
anak-anak dan orang lain yang sayang dan peduli sama Ibu.”
“Untuk mengurangi rasa cemas Ibu, sekarang Ibu ikuti teknik relaksasi yang saya
lakukan. Coba sekarang Ibu tarik napas yang dalam, tahan sebentar, kemudian
hembuskan perlahanlahan.”
“Ya, bagus sekali Bu, seperti itu.”
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi:
(Subjektif):
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?”
(Objektif) :
“Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi
yang telah kita lakukan.”
b. Tindak Lanjut :
“Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat
melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima
dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita
hari ini.
Bu, ini ada buku kegiatan untuk ibu
Bagaimana kalau kegiatan teknik rileksasi ibu masukkan kedalam
jadwal kegiatan ibu?
Ibu setuju?
Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan keterangan
Ibu bisa mengisi kegiatan tenik rileksasi pada kolom kegiatan
Kira-kira jam berapa ibu nanti melakukan teknik rileksasi bu?
Cara mengisi buku kegiatan ini: jika ibu melakukannya tanpa dibantu atau diingatkan
oleh orang lain ibu tulis “M” disini, jika ibu di bantu atau diingatkan ibu tulis “B” dan
jika ibu tidak melakukannya ibu tulis “T”
Ibu paham Bu?”
Nanti ibu jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya
Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan sekarang
sudah 30 menit bu!
Bu, kapan ibu mau kita melanjutkan perbincangan kita?
Bagaimana kalau kita besok membicarakan tentang hobi ibu
Ibu maunya dimana?
Nah, sekarang ibu istirahat dulu
Sebelum saya permisi apak ada yang mau ibu tanyakan?
Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu.
Assalamu’alaikum.”
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
GANGGUA PISIKOSOSIAL KEHILANGAN SP KE-3
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka
dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan ataupun
senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun tersenyum
padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia akan tidur.
Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulit tidur.
2. Diagnosa Keperawatan
Berduka disfungsional
3. Tujuan khusus
Klien tidak menarik diri lagi dan dapat membina hubungan baik kembali
dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang di sekitarnya
4.Tindakan keperawatan
ia sukai
b. Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan benar
B. Strategi pelaksanaan
1. Tahap orientasi
a) Salam terapeutik:
Bu? Ya, betul sekali. Saya suster diah, Bu. Seperti kemarin, pagi ini
dari pukul 07.00 sampai 14.00 nanti dan saya yang akan merawat
Ibu.”
b) Evaluasi validasi:
“Bagaimana keadaan Ibu hari ini? Apa sudah lebih baik dari
c) Kontrak:
Topik:
“Sesuai janji yang kita sepakati kemarin ya, Bu. Hari ini kita
bertemu untuk membicarakan hobi Ibu tujuannya supaya ibu dapat
melakukan aktifitas yang sukai dan ibu dapat berinteraksi dengan
orang-orang disekeliling ibu
Waktu:
ibu maunya berapa lama kita berbincang-bincang?
Tempat:
ibu maunya dimana? Bagaimana ditaman depan, ibu setuju?
2. Tahap kerja
“Nah, Bu. Apakah Ibu sudah memikirkan hobi yang Ibu senangi?”
“Ternyata Ibu hobi bermain voli ya? Tidak semua orang bisa bermain voli lho, Bu.”
“Selain bermain voli, apa Ibu mempunyai hobi yang lain lagi?”
“Wah, ternyata Ibu juga hobi menyanyi, pasti suara Ibu bagus. Bisa Ibu menunjukkan
sedikit bakat menyanyi Ibu pada saya?”
“Wah ternyata Ibu memang berbakat menyanyi, suara Ibu juga cukup
bagus.”
“Ngomong-ngomong tentang hobi Ibu bermain voli, berapa sering Ibu biasanya bermain
voli dalam seminggu?”
“Cukup sering juga ya Bu. Pasti kemampuan Ibu dalam bermain voli sudah terlatih.”
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi:
(Subjektif):
“Bagaimana perasaan Ibu sekarang? Apa Ibu sudah mulai
memahami kondisi yang sebenarnya terjadi?”
(Objektif) :
“Kalau begitu, coba Ibu jelaskan lagi, hal-hal yang Ibu
dapatkan dari perbincangan kita tadi dan coba Ibu ulangi teknik relaksasi
yang telah kita lakukan.”
b. Tindak Lanjut :
“Ya, bagus sekali Bu. Nah, setiap kali Ibu merasa cemas, Ibu dapat
melakukan teknik tersebut. Dan setiap kali Ibu merasa Ibu tidak terima
dengan kenyataan ini, Ibu dapat mengingat kembali perbincangan kita
hari ini.
Bu, ini ada buku kegiatan untuk ibu
Bagaimana kalau kegiatan teknik rileksasi ibu masukkan kedalam
jadwal kegiatan ibu?
Ibu setuju?
Nah, Disini ada kolom kegiatan, tanggal, waktu dan keterangan
Ibu bisa mengisi kegiatan tenik rileksasi pada kolom kegiatan
Kira-kira jam berapa ibu nanti melakukan teknik rileksasi bu?
Cara mengisi buku kegiatan ini: jika ibu melakukannya tanpa dibantu atau diingatkan
oleh orang lain ibu tulis “M” disini, jika ibu di bantu atau diingatkan ibu tulis “B” dan
jika ibu tidak melakukannya ibu tulis “T”
Ibu paham Bu?”
Nanti ibu jangan lupa mengisi buku kegiatannya ya
Sesuai dengan kontrak kita tadi kita berbincang-bincang selama 30 menit dan sekarang
sudah 30 menit bu!
Bu, kapan ibu mau kita melanjutkan perbincangan kita?
Bagaimana kalau kita besok membicarakan tentang hobi ibu
Ibu maunya dimana?
Nah, sekarang ibu istirahat dulu
Sebelum saya permisi apak ada yang mau ibu tanyakan?
Baiklah, kalau tidak ada, saya permisi dulu ya Bu.
Assalamu’alaikum.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. IDENTITAS
Nama pasien : Ny. M
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SMA
Diagnosa medik :
1. Pasien :
2. Keluarga :
Kuarga pasien mengatakan jika Ny. M memiliki kegelisahan yang berlebihan semenjak
ditinggal meninggal oleh suaminya, keluarag klien mengatakan bahwa ia tidak
mengetahui mengapa berubah menjadi seperti itu, harapan keluarga pasien adalah
semoga Ny.M kembali seperti dahulu lagi mau bergaul dengan tetangga dan menjalani
hidupnya seperti dulu lagi.
3. STATUS MENTAL
1. Emosi :
Semnjak suaminya meninnggal klien mudah sekali menyendiri dan menangis, gelisa dan
sulit untuk tidur karena terbayang-bayang oleh suaminya, klien juga mengatakan malas-
mau beraktivitas dan menjalani kehidupan sehari-hari karena sudah tidak ada lagi
penyemangat didalam hidupnya, klien juga susah tidur durasi tidur hanya 4-5 jam karena
selalu terbayang-bayang suaminya.
2. Konsep Diri :
Klien mengatakan semnjak sakit jadi malas beraktivitas, malas untuk membersihkan diri,
bahkan klien mengatakan tidak nafsu makan.
3. Pola Interaksi :
Menurut keluarga klien lebih sering terdiam jika ditanya, pasien tidak pernah lagi
berinteraksi dengan tetangga-tetangga dan mengikuti kegiatan sosial laiinya, pasien mau
menjawab atau mengobrol hanya pada saat pasien merasa dirinya membutuhkan bantuan.
Dan tiba-tiba menangis.
4. Gaya Komunikasi
Dalam berkomunikasi, klien lebih sering diam dan menangis
E. Sosio-budaya
Menurut keluarga klien, klien semenjak sakit tidak lagi mau bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar dan tidak pernah mengikuti kegiatan yang rutin berada di
lingkungannya.
F. Gaya Hidup
Sebelum suaminya meninggal, klien selalu memperhitungkan penampilannya selalu
terlihat rapih dan bersih, namun semejak sakit klien hanya mandi 1 kali sehari dan
berpenampilan seadanya
5. RIWAYAT KELUARGA
1. Genogram :
Ny.
M
1.
2. Masalah Keluarga dan Krisis
Menurut keluarga klien, tidak masalah dalam keluarganya dan tidak ada permasalahan
perekonomian dalam keluarganya, namun hanya saja klien merasa kaget ditinggal
suaminya secara-tiba-tiba
3. Merokok
Klien tidak pernah merokok
4. Alkohol/Obat-obatan
Klien tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, maupun obat-obatan tertentu.
7. ANALISA DATA
NO DATA MASALAH
1. DS : Ansietas
gelisah
untuk beraktivitas
Do :
diri.
Do :
sederhana
semangat lagi.
Do :
sosial
meninggal
Do :
tinggalnya.
5 Ds :
Do :
8. POHON MASALAH
Isolasi sosial
Gangguan pola tidur Cemas
a. Ansietas (kecemasan)
c. Isolasi sosial
1. Data
Ny. M, usia 33 tahun mempunyai seorang suami yang bekerja di suatu perusahaan sebagai
tulang punggung keluarga. Seminggu yang lalu, suami Ibu M meninggal karena kecelakaan.
Sejak kejadian tersebut, Ibu M sering melamun dan selalu mengatakan jika suaminya belum
meninggal. Ibu M terlihat sering mengingkari kehilangan, dan menangis Selain itu, Ibu M
juga tidak mau berinteraksi dengan orang lain dan merasa gelisah sehingga susah tidur.
2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan klien dengan cara mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri perawat sambil berjabat tangan dengan klien
b. Dorong klien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Dengarkan setiap perkataan
klien. Beri respon, tetapi tidak bersifat menghakimi
3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan sedih kehilangan suaminya
Do :
1. Klien tidak mau berinteraksi dengan orang lain
2. Klien mengingkari kehilangan
3. Klien sering menangis
1. Data
Pada pertemuan kedua, Ibu M sudah mulai menunjukkan rasa penerimaan terhadap
kehilangan. Namun, ia masih menarik diri dari lingkungan dan orang-orang sekitarnya. Ia
juga masih melamun dan merasa gelisah sehingga tidurnya tidak nyenyak.
2. Tindakan keperawatan
a. Libatkan klien dalam setiap aktivitas kelompok, terutama aktivitas yang
ia sukai
b. Berikan klien pujian setiap kali klien melakukan kegiatan dengan bena
3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan sudah mulai menerima kehilangan
2. Klien mengatakan masih gelisah
3. Klien mengatakan sush tidur
Do :
Tanda tangan : ……
CATATAN KEPERAWATAN HOME VISITE
1. Data
Pada pertemuan ketiga, Ibu M sudah mulai tidak banyak melamun dan mulai membuka
dirinya kepada orang-orang sekitarnya. Ibu M juga mau membalas sapaan ataupun
senyuman jika ada perawat ataupun orang lain yang menyapanya ataupun tersenyum
padanya. Namun, Ibu M mengaku ia masih terbayang akan suaminya saat ia akan tidur.
Hal tersebut membuat Ibu M merasa gelisah, tidur tidak nyenyak, bahkan sulit tidur.
2. Tindakan keperawatan
a. Ajarkan klien cara meminum obat dengan benar
b. Awasi klien saat minum obat
3. Evaluasi
Ds :
1. Klien mengatakan masih terbayang-bayang suaminya
2. Ibu p masih merasa gelisah
3. Klien mengatakan tidur tidak nyenyak
Do :
4. Tindakan lanjutan
1. Evaluasi tindakan sp 1 sampai 3
Nama : Ayub Buchori Alrasyid
Tanda tangan : ……