Waktu: 2 x 60 menit
1. Diagnosis Keperawatan Jiwa (Halusinasi, HDR, Isos, PK, RPK, RBD, waham, DPD)
2. SP jiwa
3. Obat-obatan jiwa
4. Fase berduka
5. TAK jiwa
6. Gangguan proses pikir
1. Pengertian
Ansietas (kecemasan) adalah perasaan was-was, khawatir, takut yang tidak jelas atau tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang mengancam (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016).
Ansietas juga merupakan keadaan emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang
tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman (SDKI, 2016).
Tingkatan Ansietas :
a. Ansietas ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan
menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya (Videbeck,
2011). Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Selama
tahap ini, seseorang menjadi lebih waspada dan kesadarannya menjadi lebih tajam terhadap
lingkungan. Jenis ansietas ini dapat memberikan motivasi pembelajaran dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini, individu berfokus pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Ansietas ini mempersempit lapang persepsi individu. Individu tidak mempunyai perhatian yang
selektif, kemampuan penglihatan, pendengaran, dan penciuman menurun (Stuart, Keliat, &
Pasaribu, 2016). Jika diarahkan untuk melakukan sesuatu, individu dapat berfokus pada
perhatian yang lebih banyak.
c. Ansietas Berat
Lapang persepsi individu sangat menyempit (Videbeck, 2011). Individu cenderung berfokus pada
sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berpikir tentang hal yang lain. Semua perilaku
ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk
berfokus pada area yang lain. Kemampuan persepsi seseorang menjadi menurun secara
menyolok dan perhatiannya pun terpecah-pecah. Pikirannya hanya fokus pada satu hal dan tidak
memikirkan yang lain.
d. Tingkat Panik
Panik adalah kehilangan kendali, individu tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan
arahan. Panik mengakibatkan disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas
motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang
menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini jika berlangsung terus
dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan kematian (Videbeck, 2011). Gejala yang
terjadi adalah palpitasi, nyeri dada, mual atau muntah, ketakutan kehilangan kontrol, parestesia,
tubuh merasa panas atau dingin (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2013)
1. Pengertian
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap tubuhnya yang diakibatkan
oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan (Stuart, Keliat, & Pasaribu, 2016). Gangguan citra tubuh juga merupakan perubahan
persepsi tentang fisik individu (SDKI, 2016).
2. Penyebab
Perubahan fungsi tubuh (misal: anomali, penyakit, obat-obatan, kehamilan, radiasi, pembedahan,
trauma, dll), perubahan fungsi kognitif, ketidaksesuaian budaya, transisi perkembangan, proses
penyakit, gangguan psikososial, ketidaksesuaian agama, trauma, dan tindakan pengobatan.
1. Pengertian
Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif dan keterampilan psikomotorik yang berhubungan
dengan topik tertentu yang dibutuhkan oleh pasien yang meliputi informasi tentang kondisi
kesehatan, penanganan, dan perubahan gaya hidup.
2. Penyebab
Keterbatasan kognitif, gangguan fungsi kognitif, kekeliruan mengikuti anjuran, kurang terpapar
informasi, kurang minat dalam belajar, kurang mampu mengingat, dan ketidaktahuan menemukan
sumber informasi.
1. Pengertian
Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam
waktu lama dan terus-menerus yang berhubungan dengan perasaan tidak berharga, tidak berdaya,
putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, serta tidak berarti.
2. Penyebab
Sering disalahkan, kurang mendapatkan kesempatan mengembangkan diri, kurang dihargai
keluarga maupun orang lain, sering mengalami kegagalan, dikucilkan oleh lingkungan.
1. Pengertian
Risiko harga diri rendah situasional adalah berisiko mengalami evaluasi atau perasaan negatif
terhadap diri sendiri atau kemampuan pasien sebagai respon terhadap situasi saat ini.
2. Penyebab
Gangguan gambaran diri, gangguan fungsi, gangguan peran sosial, harapan diri tidak realistis,
pemahaman terhadap situasi kurang, penyakit fisik, kegagalan, ketidakberdayaan, riwayat
kehilangan, riwayat pengabaian, riwayat penolakan, dan transisi perkembangan.
1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respon panca indera, yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak jelas.
2. Penyebab
a. Orang dengan gangguan jiwa
b. Sering mengurung diri
c. Tidak mau bicara dengan orang lain
d. Kurangnya kegiatan sosial di lingkungan tempat tinggal
e. Berpikir jelek tentang diri
2) Perilaku Pasien:
a) Tersenyum, tertawa sendiri.
b) Menggerakkan bibir tanpa suara.
c) Pergerakan mata yang cepat.
d) Respon verbal yang lambat
e) Diam dan berkonsentrasi.
2) Perilaku Pasien :
a) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan darah.
b) Perhatian pada lingkungan berkurang.
c) Konsentrasi terhadap pengalaman sensorinya.
d) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas.
2) Perilaku Pasien :
a) Perintah halusinasi ditaati
2) Perilaku Klien
a) Perilaku panik
b) Resiko tinggi mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
c) Tindak kekerasan agitasi, menarik atau katatonik
d) Tidak mampu berespon terhadap lingkungan
1. Pengertian
Waham adalah keyakinan pribadi berdasarkan kesimpulan yang salah dari realitas
ekstrenal).Waham juga diartikan sebagai keyakinan yang salah yang dipertahankan secara
kuat/terus menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Jenis Waham
Jenis Waham Pengertian Perilaku Klien
1. Waham Kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa “Saya ini pejabat di Kementerian
dirinya memiliki kekuatan khusus atau Semarang!”
kelebihan yang berbeda dengan orang lain,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak “Saya punya perusahan paling
sesuai kenyataan. besar lho!”
2. Waham Agama Keyakinan terhadap suatu agama secara “Saya adalah Tuhan yang bisa
berlebihan, diucapkan berulang-ulang menguasai dan mengendalikan
tetapi tidak sesuai kenyataan. semua makhluk!”
3. Waham Curiga Keyakinan terhadap seseorang atau “Saya tahu mereka mau
sekelompok orang yang mau merugikan menghancurkan saya, karena iri
atau mencederai diri klien, diucapkan dengan kesuksesan saya.”
berulang-ulang tetapi tidak sesuai
kenyataan.
4. Waham Somatik Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau “Saya menderita kanker.”
sebagian tubuhnya terserang penyakit,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak (Padahal hasil pemeriksa-an
sesuai kenyataan. lab/penunjang tidak
menunjukkan ada sel kanker
pada tubuh klien)
5. Waham Nihlistik Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah “Ini saya berada di alam kubur
meninggal dunia, diucapkan berulang- ya, semua yang ada di sini
ulang tetapi tidak sesuai kenyataan. adalah roh-roh.”
3. Penyebab
Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik, Neurotransmitter dopamin berlebihan, tidak
seimbang dengan kadar serotonin, Riwayat tinggal di lingkungan yang dapat mempengaruhi moral
individu, Kepribadian: mudah kecewa, kecemasan tinggi, mudah putus asa dan menutup diri,
Konsep diri yang negatif, Adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi.
b. Objektif b. Objektif
1) Inkoheren 1) Bingung
2) Flight of idea 2) Perubahan pola
3) Sirkumtansial tidur
4) Sangat waspada 3) Kehilangan selera
5) Khawatir makan
6) Sedih berlebihan atau gembira berlebihan
7) Wajah tegang
8) Perilaku sesuai isi waham
9) Banyak bicara
10) Menentang atau permusuhan
11) Hiperaktif
12) Menarik diri
13) Tidak bisa merawat diri
14) Defensive
Psikofarmaka adalah berbagai jenis obat yang bekerja pada susunan saraf pusat. Efek
utamanya pada aktivitas mental dan perilaku, yang biasanya digunakan untuk pengobatan
gangguan kejiwaan. Terdapat banyak jenis obat psikofarmaka dengan farmako kinetik khusus
untuk mengontrol dan mengendalikan perilaku pasien gangguan jiwa. Golongan dan jenis
psikofarmaka ini perlu diketahui perawat dapat mengembangkan upaya kolaborasi pemberian
psikofarmaka, mengidentifikasi dan mengantisipasi terjadinya efek samping, serta
memadukan dengan berbagai alternatif terapi lainnya. Berdasarkan efek klinik, obat
psikotropika dibagi menjadi golongan antipsikotik, antidepresan, antiansietas, dan antimanik
(mood stabilizer).
A. Antipsikotik
Obat ini dahulu disebut neuroleptika atau major tranqullizer. Indikasi utama obat
golonganini adalah untuk penderita gangguan psikotik (skizofrenia atau psikotik
lainnya). Klasifikasinya antara lain sebagai berikut.
1. Derivat fenotiazin
Rantai samping alifatik Rantai samping piperazin Rantai samping piperidin
Contoh : Contoh : Contoh:
1) Chlorpromazine 1) Trifluoperazin Thioridazin (Melleril)
(Largatil, ethibernal) (Stelazine)
2) 2) Levomepromazine 2) Perfenazin (Trilafon)
(Nozinan) 3) Flufenazin (Anatensol)
2. Derivat butirofenon
Contoh: Haloperidol (Haldol, Serenace)
3. Derivat thioxanten
Contoh: Klorprotixen (Taractan)
4. Derivat dibenzoxasepin
Contoh: Loksapin
5. Derivat difenilbutilpiperidin
Contoh Pimozide (Orap)
6. Derivat benzamide
Contoh: Sulpirid (dogmatil)
7. Derivat benzisoxazole
Contoh: Risperidon (Risperdal)
8. Derivat dibenzoxasepin (antipsikotik atipikal)
Contoh: Clozapin (Leponex)
2. Gangguan otonom
a. Hipotensi ortostatik/postural
Penurunan tekanan darah pada perubahan posisi, misalnya dari keadaan
berbaring kemudian tiba-tiba berdiri, sehingga dapat terjatuh atau
syok/kesadaran menurun.
b. Gangguan sistem gastrointestinal
Mulut kering, obstipasi, hipersalivasi, dan diare.
c. Gangguan sistem urogenital
Inkontinensia urine.
3. Gangguan hormonal
a. Hiperprolaktinemia
b. Galactorrhoea
c. Amenorrhoea
d. Gynecomastia pada laki-laki
4. Gangguan hematologi
a. Agranulositosis
b. Thrombosis
c. Neutropenia
5. Lain-lain
Dapat terjadi ikterus obstruktif, impotensia/disfungsi seksual, alergi, pigmentasi
retina,dermatosis.
B. Antidepresan
Merupakan golongan obat-obatan yang mempunyai khasiat mengurangi atau
menghilangkangejala depresif.Pada umumnya bekerja meningkatkan neurotransmitter
norepinefrin dan serotonin.
Hal yang penting untuk diperhatikan pada pemberian obat golongan ini adalahkadarnya
dalam plasma. Misalnya pada pemberian lithium karbonat, dosis efektif antara0,8–1,2
meq/L. Hal ini perlu selalu dimonitor karena obat ini bersifat toksik terutamaterhadap
ginjal.Efek samping yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut.
1. Tremor halus
2. Vertigo dan rasa lelah
3. Diare dan muntah-muntah
4. Oliguria dan anuria
5. Konvulsi
6. Kesadaran menurun
7. Edema
8. Ataksia dan tremor kasar
Berbagai obat yang sering digunakan di rumah sakit jiwa dan tindakan keperawatanyang
dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Golongan Butirofenon (Haloperidol, Serenace)
a. Efek
b. Efek samping
Efek ekstrapiramidal, spasme otot, dan parkinson.
c. Tindakan keperawatan
Observasi ketat tingkah laku pasien, beri dukungan dan rasa aman kepada
pasien,berada dekat pasien. Selain itu, lakukan tindakan kolaboratif dengan
pemberianobat-obat antikolinergik untuk mengatasi spasme otot dan
dopamin agonis untukmengatasi parkinson.
d. Cara pemberian: per oral
Kata Kunci
Obat yang biasa diberikan pada pasien halusinasi yaitu:
1. CPZ (Chlorpromazine)
Obat CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara yang selalu mengganggu pikiran
pasien.Efek samping obat CPZ adalah sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk, hipotensi
orthostatik,mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenorrhae pada wanita. Warna
obat orange.
2. THP (Trihexiphenidyl)
Obat THP gunanya untuk merileksasikan pikiran dan otot agar tidak kaku. Efek samping
obat THP adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih,gelisah. Warna obat putih.
3. HLP (Haloperidol)
Obat HLP gunanya untuk membuat pikiran menjadi tenang.Efek samping ekstrapiramidal:
gejala fisik, termasuk tremor , bicara cadel, akatisia, distonia , kecemasan, kesedihan,
paranoia.Warna obat merah jambu.
Tipe-tipe kehilangan:
1. Actual Loss adalah kehilangan yang dapat dikenali atau diidentifikasi oleh orang lain
sama dengan individu yang mengalami kehilangan
2. Perceived Loss adalah kehilangan yang dirasakan oleh ybs, tetapi tidak diketahui orang
lain
3. Anticipatory Loss adalah perasaan kehilangan yang dialami sebelum kehilangan itu
terjadi
Sedangkan tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap pasien agar tujuan berhasil
adalah:
a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien
b. Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini (kondisi pikiran, persaan, fisik, sosial, dan
spritual sebelum/sesuda mengalami peristiwa kehilangan dan hubungan anara kondisi
saat ini dengan peristiwa kehilangan yang terjadi).
c. Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
1) Cara verbal (mengungkapkan perasaan)
2) Cara fisik (memberi kesempatan aktivitas fisik)
3) Cara sosial (sharing melalui kelompok)
4) Cara spiritual (berdoa, berserah diri)
2. Waham
Pasien dengan waham diberikan terapi aktivitas kelompok (TAK) orientasi realita, yang
merupakan upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada pasien, yaitu diri sendiri,
orang lain, lingkungan atau tempat dan waktu.
TAK orientasi realita terdiri dari 3 sesi di antaranya:
- Sesi 1: Pengenalan orang
- Sesi 2: Pengenalan tempat
- Sesi 3: Pengenalan waktu
3. Halusinasi
Pasien dengan halusinasi diberikan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi.
Yang terdiri dari 5 sesi di antaranya:
- Sesi 1: Mengenal halusinasi
- Sesi 2: Mengontrol halusinasi dengan menghardik
- Sesi 3: Mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan
- Sesi 4: Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
- Sesi 5: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
4. Isolasi sosial
Pasien dengan isolasi sosial diberikan TAK sosialisasi, yang merupakan upaya memfasilitasi
kemampuan pasien dalam meningkatkan sosialisasi.
Terdiri dari 7 sesi, di antaranya:
- Sesi 1: Kemampuan memperkenalkan diri
7. Isolasi sosial, menarik diri, harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya komunikasi
verbal
Terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua panca indra
(sensori) agar memberi responss yang adekuat. Dalam terapi aktivitas kelompok ini
terdapat 3 sesi yaitu:
- Sesi 1: Mendengarkan musik
- Sesi 2: Menggambar
- Sesi 3: Menonton TV/Video
1. Sirkumtansial
Pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai dengan tujuan pembicaraan.
2. Tangensial
Pembicaraan yang berbelit-belit tetapi tidak sampai dengan tujuan pembicaraan.
3. Kehilangan asosiasi
Pembicaraan tidak ada hubungannya antara satu kalimat satu dengan kalimat lainnya dan
pasien tidak menyadarinya.
4. Flight of ideas
Pembicaraan meloncat dari satu topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak
logis, dan tidak sampai pada tujuan.
5. Blocking
Pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan eksternal kemudian dilanjutkan kembali.
6. Perseverasi
Pembicaraan yang diulang berkali-kali