Anda di halaman 1dari 15

“ KETIDAKBERDAYAAN


Kelompok 7 (4M):

Lilis Rachma Apriliyani 211030121697


Sabillah Khoirunisa 211030121685
Vira Aprilia Cahyadi 211030121676
Pengertian Ketidakberdayaan

Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa


segalat indakan akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau
kegiatan yang baru dirasakan (Pardede, 2020).

Ketidakberdayaan merupakan persepsi atau tanggapan


seseorang bahwa perilaku atau tindakan yang sudah
dilakukan nya tidaknya akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti
yang diharapkan, sehingga seseorang sulit mengendalikan
situasi yang akan terjadi (wahyudi & Burnamajaya, 2020).
Penyebab Ketidakberdayaan
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan suatu faktor resiko yang menjadi sumber utama stress dan memiliki pengaruh dalam tipe
dan umber individu untuk menghadapi stess secara biologis, psikologis dan sosial budaya, Faktor predisposisi tersebut antara
lain
b) Psikologis c) Social budaya
a) Biologis
1. Memiliki pengalaman perubahan didalam 1. Pendidikan rendah.
1. Riwayat keturunan
gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal 2. Hilangnya kemampuan dalam
2. Gaya hidup (Merokok,
2. Ketidakmampuan dalam mengambil suatu melakukan aktivitas akibat
Alkohol dan zat adiktif
keputusan serta mempunyai kempuan untuk proses penuaan (pension,
melakukan komunikasi verbal yang kurang defitit memori, defisit motoric
atau tidak mampu untuk mengekspresikan dan status finansial).
perasaan yang dirasakan terkait dengan
penyakit atau kondisi yang sedang terjadi.
2. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan suatu kondisi internal seorang pasien dimana pasien tersebut kurang dapat menerima
perubahan fisiknya dan psikologis yang telah terjadi. Kondisi eksternal biasanya dari pihak keluarga dan masyarakat
kurang mendukung (Sarani, 2021). Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presipitasi yang akan timbul
ketidakberdayaan antara lain :

a) Biologis b) Psikologis c) Social budaya


1. Seseorang menderita suatu 1. Tidak dapat melakukan 1. Kehilangan pekerjaan karena
penyakit dan harus melakukan aktivitas sendiri kemudian kondisi kesehatan sekarang.
tindakan terapi tertentu, timbullah keputusasaan. 2. Kehilangan kebsmampuan dalam
pengobatan terkait dengan 2. Perasaan malu serta melakukan aktivitas dari
penyakit (jangka panjang, sulit rendah diri karena prosespenuaan (pensiun, defisit
dan kompleks). aktivitas bergantung memori, defisit motoric dan status
2. Adanya perubahan didalam diri dengan orang lain. finansial).
(fisik).
3. Faktor Penilaian terhadap

Stressor

a) Kognitif
b) Afektif
c) Fisiologis
d) Perilaku
e) Sosial

4. Faktor Sumber Koping

a) Personal ability
b) Sosial support
c) Material asset
d) Positive belief
Tanda Gejala Ketidakberdayaan

Tanda dan gejala ketidakberdayaan terdiri dari berpikir tidak dapat mengontrol diri dan diluar diri, tidak
berdaya, tidak semangat, tidak berdaya, tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain (Nolen, 2017).

Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) Tanda dan gejala ketidakberdayaan yaitu :

 Gejala dan Tanda Mayor :  Gejala danTanda Minor :


Subjektif :
Subjektif : Menyatakan frustasi atau Objektif :
tidak mampu melaksanakan aktivitas 1. Merasa diasingkan
1. Tidak berpartisipasi dalam
sebelumnya 2. Menyatakan rasa malu
perawatan
3. Merasa tertekan (depresi)
Objektif : Bergantung pada orang 2. Pengasingan
lain
Karakteristik Ketidakberdayaan

Menurut Carpenito Moyet (2009) terdiri dari karakteristik utama (Mayor) dan karakteristik
tambahan (Minor)

a) Karakteristik Utama (Mayor) b) Karakteristik tambahan (Minor)


1. Ekspresi (Kemarahan, Aptasi) secara terbuka atau
1. Kurangnya perilaku mencari informasi
terselubung tentang ketidakpuasan karena
2. Ketergantungan yang tidak memuaskan
ketidakmampuan untuk mengendalikan situasi (Misalnya
pada orang lain
kerja, penyakit, prognosis, perawatan, tingkat pemulihan)
3. Pengunduran diri
yang secara negatif mempengaruhi pandangan, tujuan,
dan gaya hidup. 4. Kepasifan

2. Rasa tidak berharga, terjebak dalam situasi hidup yang 5. Apatis


negatif, dan penderitaan emosional 6. Anxietas
Rentang Respons Emosional (Stuart,2013)

Adaftif Maladaftif

Respons Reaksi Supresi Reaksi


Depresi
emosional berduka emosi berduka
rumit tertunda
Proses keperawatan Ketidakberdayaan

1. Pengkajian
d. Pola Kesehatan e. Pemeriksaan Fisik
a. Identitas Pasien
• Pola nutrisi • Keadaan umum
b. Keluhan Utama
• Pola eliminasi • Kesadaran
c. Riwayat kesehatan
• Pola aktivitas dan istirahat • Tanda-tanda vital
 Riwayat kesehatan sekarang
• Pola hubungan dan peran • Pemeriksaan head to
 Riwayat kesehatan dahulu
• Pola persepsi dan konsep diri toe
 Riwayat kesehatan psikologi
• Pola sensori dan kognitif
 Riwayat kesehatan keluarga
• Pola produksi seksual
• Pola penanggulan stress
• Pola tata nilai kepercayaan
Diagnosa Menurut
2. Diagnosa Keperawatan
Ns.Sutejo,M.Kep., Sp.Kep.J.
a. Ketidakberdayaan b.d program
perawatan/pengobatan yang kompleks Harga Diri Rendah
atau jangka panjang
b. Ketidakberdayaan b.d lingkungan tidak
mendukung perawatan atau pengobatan
Ketidakberdayaan
c. Ketidakberdayaan b.d interaksi
interpersonal tidak memuaskan

Disfungsi Proses
Berduka
3. Intervensi Keperawatan

a. Bina hubungan saling percayan dengan mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik


 Rasional: kepercayaan dari pasien merupakan hal yang akan memudahkan perawat dalam
melakukan pendekatan keperawatan atau intervensi selanjutnya terhadap pasien
b. Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor maupun situasi yang dapat berpengaruh
pada ketidakberdayaan
 Rasional : faktor-faktor tersebut dapat digunakan untuk mengindentifikasi hal yang berpotensi
dapat dikendalikan dan dapat digunakan sebagai sumber kekuatan bagi pasien
c. Libatkan keluarga dan orang penting lainnya dalam rencana keperawatan. Dorong pasien untuk
menghabiskan waktu atau pikiran dengan orang yang dicintai dalam hubungan yang sehat
 Rasional : Mempertahankan tanggung jawab peran keluarga serta penting untuk menimbulkan
harapan dan penangganan. Selain itu, harapan sangat penting bagi pihak keluarga orang sakit
kritis untuk mempasilitasi penangganan dan penyesuaian
d. Ajarkan dan bantu teknik relaksasi sebelum mengatisipasi kejadian stress
 Rasional : Berikan terapi musik, aromaterapi, dan pijt dengan minyak esensial ditemukan dapat membantu
pasien belajar melepaskan stress dan mengekspresikan persaan untuk beradaptasi dengan kehidupan saat ini
dan menghadapi dampak penyakit dengan sikap positif
e. Menghormati pasien sebagai pembuat keputusan yang kompeten : perlakukan keputusan dan keinginannya
dengan hormat dan dorong verbalisasi untuk menentukan persepsi pilihan pasien
 Rasional : Memotivasi sangat penting untuk memulihkan pasien dalam ketidakberdayaan
f. Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan
 Rasional : Mendorong pasien untuk mengungkapakan rasa yang berhubungan dengan ketidakmampuan
sebagai upaya mengatasi masalah yang tidak dapat terselesaikan
g. Dengarkan pegungkapan perasaan pasien secara aktif, perlakukan pasien sebagai individu dan terima
perasaanya. Sampaikan empati atas pengakuan verbal pasien mengenai keraguan, ketakutan, dan
kekhawatiran
 Rasional : memberikan izin kepada pasien untuk berbicara dan mengekspolrasi hidunya
4. Implementasi Keperawatan

a. Membina hubungan saling percayan dengan mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik


b. Membatu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor maupun situasi yang dapat berpengaruh pada
ketidakberdayaan
c. Melibatkan keluarga dan orang penting lainnya dalam rencana keperawatan. Dorong pasien untuk
menghabiskan waktu atau pikiran dengan orang yang dicintai dalam hubungan yang sehat
d. Mengajarkan dan bantu teknik relaksasi sebelum mengatisipasi kejadian stress
e. Menghormati pasien sebagai pembuat keputusan yang kompeten : perlakukan keputusan dan keinginannya
dengan hormat dan dorong verbalisasi untuk menentukan persepsi pilihan pasien
f. Membantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan
g. Mendengarkan pegungkapan perasaan pasien secara aktif, perlakukan pasien sebagai individu dan terima
perasaanya. Sampaikan empati atas pengakuan verbal pasien mengenai keraguan, ketakutan, dan kekhawatiran
5. Evaluasi Keperawatan
a. Pasien menunjukan tanda-tanda percaya kepada perawat melalui :
 Ekspresi wajah cerah, tersenyum
 Mau berkenalan
 Ada kontak mata
 Bersedia menceritakan perasaannya
 Bersedia mengungkapkan masalahya
b. Pasien dapat mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan yang berhubungan dengan perasaan
ketidakberdayaan.
c. Pasien menyebutkan aspek positif yang dimiliki pasien dan tindakan yang berada dalam kendali pasien
d. Pasien dapat menyebutkan tindakan yang berada diluar kendalinya
e. Pasien dapat menunjukan inisiaif, pengarahan diri sendiri, otonomi dalam pengambilan keputusan, serta
strategi pemecah masalah yang efektif
f. Pasien dapat mengatasi ketidakberdayaan dengan koping yang adaptif
g. Pasien dapat memanfaatkan seumber daya ekstrenal atau sistem pendukung yang ada
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai