Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Dosen Pengampu :
Ns. Dwi Suratmini, M.Kep

Disusun Oleh
Vernanda Erlita Vebyana 2210721031

PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2023
Penilaian terhadap stresor dari seseorang sangat penting. Rasa sakit akibat
kehilangan dapat begitu besar ketika orang tersebut menghindari terlibat
dalam hubungan masa depan dan resiko nya akan lebih menyakitkan.
Respons ini lebih mungkin terjadi jiks orang mengalami kesulitan dengan
mencapai tugas perkembangan yang berkaitan dengan hubungan (Stuart,
2016).
a. Respon Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik
yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan
fisik pada kuku
b. Respon Pisikologis
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
c. Respon Sosial
Respon sosial merupakan hasil dari perpaduan dari respon kognitif,
afektif, fisiologis dan perilaku yang akan mempengaruhi hubungan
atau interaksi dengan orang lain. Respon ini memperlihatkan bahwa
klien dengan DPD lebih banyak memberikan respon menghindar
terhadap interaksi sosial dan kegiatan sosal. Selain itu, klien dengan
DPD memiliki cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang
tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

5. Sumber Koping
a. Personal ability: kemampuan untuk mencapai informasi terkait
masalah, kemampuan mengidentifikasi masalah, mempunyai
pengetahuan dalam memecahkan masalah secara asertif, intelegensi
kurang dalam menghadapi stressor dan identitas ego tidak adekuat.
b. Sosial support: meliputi dukungan dari keluarga dan masyarakat,
keterlibatan atau perkumpulan di masyarakat dan pertentangan nilai
budaya.
c. Material aset: penghasilan yang layak, tidak ada benda atau barang
yang biasa dijadikan aset, tidak mempunyai tabungan untuk
mengantisipasi hidup, tidak mampu menjangkau pelayanan
kesehatan.
d. Postif belief: distress sipritual, adanya motivasi, penilaian terhadap
kesehatan

6. Mekanisme Koping
a. Regresi, menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku
kembali, seperti pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan
dengan masalah proses informasi dan upaya untuk mengulangi
ansietas.
b. Penyangkalan ( Denial ), melindungi diri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan dengan menolak menghadapi hal itu, yang sering
dilakukan dengan cara melarikan diri seperti menjadi “sakit” atau
kesibukan lain serta tidak berani melihat dan mengakui kenyataan
yang menakutkan.
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik
maupun psikologis, reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari
menghindar sumber stresor, misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas
beracun dan lain-lain. Reaksi psikologis individu menunjukkan
perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa
takut dan bermusuhan.
d. Intelektualisasi, suatu bentuk penyekatan emosional karena beban
emosi dalam suatu keadaan yang menyakitkan, diputuskan, atau
diubah (distorsi) misalnya rasa sedih karena kematian orang dekat,
maka mengatakan “sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak
menderita lagi”.
C. POHON MASLAH dan DAFTAR MASALAH
1. Pohon Masalah

Isolasi Sosial Effect

Defsit Perawatan Core Problem


diri

Cause
Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah
2. Daftar Masalah Keperawatan dan Data yang Dikaji
a. Defisit perawatan diri:
Gejala dan tanda gejala :
Mayor
Subjektif Objektif
1. Menolak melakukan 1. Tidak mampu
perawatan diri mandi/mengenakan
pakaian/makan/ke
toilet/berhias secara mandiri
2. Minat melakukan perawatan
diri kurang

b. Harga Diri Rendah


Mayor
Subjektif Objektif
1. Menilai diri negatf 1. Berbicara pelan dan lirih
2. Merasa malu/bersalah 2. Menolak berinteraksi
dengan orang lain
3. Berjalan menunduk
3. Melebih – lebihkan 4. Postur tubuh menunduk
penilaian negative tentang
diri sendiri
4. Menolak penilaian positif
tentang diri sendiri
Minor
Subjektif Objektif
1. Sulit berkonsentrasi 1. Kontak mata kurang
2. Lesu dan tidak bergairah
3. Pasif
4. Tidak mampu membuat
keputusan

c. Isolasi Sosial
Mayor
Subjektif Objektif
1. Merasa ingin sendirian 1. Menarik diri
2. Merasa tidak aman di 2. Tidak berminat / menolak
tempat umum berinteraksi dengan orang
lainatau lingkungan
Minor
Subjektif Objektif
1. Merasa ingin sendirian 1. Afek datar
2. Merasa asyik dengan 2. Afek sedih
pikiran sendiri 3. Riwayat ditolak
3. Merasa tidak mempunyai 4. Tidak ada kontak mata
tujuan yang jelas 5. Tidak bergairah / lesu

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis masalah utama : Defisit Perawatan Diri (SDKI, D.0109, Hlm.
240)
E. RENCANA TINDAK LANJUT
a. Tujuan Keperawatan Jiwa pada Pasien
1) Pasien mampu menjelaskan pentingnya kebersihan diri
2) Pasien mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara menjaga
kebersihan diri, kemudian memasukkannya kedalam jadwal
kegiatan harian
3) Pasien mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara mandi, gosok
gigi, keramas, berdandan, makan yang baik, eliminasi yang baik,
kemudian memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
b. Tujuan Keperawatan Jiwa pada Keluarga
1) Keluarga mampu mengungkapkan masalah yang dirasakan dalam
merawat pasien
2) Keluarga mampu menjelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit
perawatan diri, jenis defisit perawatan diri yang dialami pasien
beserta proses terjadinya.
3) Keluarga mampu menjelaskan dan mempraktekkan cara merawat
pasien defisit perawatan diri
4) Keluarga mampu membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
c. Tindakan Keperawatan Jiwa pada Pasien
1) Jelaskan pentingnya kebersihan diri
2) Jelaskan cara menjaga kebersihan diri
3) Latih cara menjaga kebersihan diri, kemudian bimbing untuk
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
4) Jelaskan cara mandi, gosok gigi, keramas, berdandan, makan yang
baik, eliminasi yang baik
5) Latih cara mandi, gosok gigi, keramas, berdandan, makan yang baik,
eliminasi yang baik, kemudian bimbing untuk memasukkannya
kedalam jadwal kegiatan harian
d. Tindakan Keperawatan Jiwa pada Keluarga
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala defisit perawatan diri, jenis
defisit perawatan diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya.
3) Jelaskan cara merawat pasien defisit perawatan diri
4) Latih cara merawat pasien defisit perawatan diri
5) Bantu keluarga mmembuat jadwal aktivitas di rumah termasuk
minum obat (discharge planning)
6) Jelaskan follow up pasien sesudah pulang
F. STRATEGI PELAKSANA
Defisit Pasien Keluarga
Perawata
n Diri SP I SP I
1. Menjelaskan pentingnya 1. Mendiskusikan masalah yang
kebersihan diri dirasakan keluarga dalam
2. Menjelaskan cara menjaga merawat pasien
kebersihan diri 2. Menjelaskan pengertian, tanda
3. Membantu pasien dan gejala defisit perawatan
mempraktekkan cara menjaga diri, dan jenis defisit perawatan
kebersihan diri diri yang dialami pasien
4. Menganjurkan pasien beserta proses terjadinya
memasukkan dalam jadwal 3. Menjelaskan cara-cara
kegiatan harian merawat pasien defisit
perawatan diri
SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan SP II
harian pasien 1. Melatih keluarga
2. Menjelaskan cara makan yang mempraktekkan cara merawat
baik pasien dengan defisit
3. Membantu pasien perawatan diri
mempraktekkan cara makan 2. Melatih keluarga melakukan
yang baik cara merawat langsung kepada
4. Menganjurkan pasien pasien defisit perawatan diri
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian SP III
1. Membantu keluarga membuat
SP III jadual aktivitas di rumah
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan termasuk minum obat
harian pasien (discharge planning)
2. Menjelaskan cara eliminasi 2. Menjelaskan follow up pasien
yang baik setelah pulang
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara eliminasi
yang baik dan memasukkan
dalam jadual
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

SP IV
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien
mempraktekkan cara berdandan
4. Menganjurkan pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian

G. DAFTAR PUSTAKA
Keliat , Budi Anna. 2019. Ashan Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nurhalimah. 2016. Keperawatan Jiwa. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Stuart, Gail W. 2016. Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa .
Edisi 11. Jakarta : EGC
Tim Dosen Keperawatan Jiwa UPNVJ. 2020. MODUL PEMBELAJARAN
KEPERAWATAN JIWA. Jakarta : Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jakarta
Tim Pokja SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).
Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai