Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. MASALAH UTAMA
Defisit Perawatan Diri

B. Definisi
Defisit keperawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa merupakan
defisit perawatan diri yang terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
( Keliat dan Akemat, 2007)
Menurut Potter, Perry (2005), personal hygiene adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis.
Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien
dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir
sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara
mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
C. Tanda Gejala
Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit
perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur
e. BAK dan BAB di sembarang tempat

D. Klasifikasi
1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan
Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.
Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.
3. Kurang perawatan diri : Makan
Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk
menunjukkan aktivitas makan.
4. Kurang perawatan diri : Toileting
Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah :
2004, 79 ).

E. Rentan Respon
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan Tidak melakukan


seimbang diri kadang tidak perawatan diri pada
saat stres

1. Pola perawatan diri seimbang: saat pasien mendapatkan stressor dan


mampu ntuk berperilaku adatif maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak: saat pasien mendapatan
stressor kadang-kadang pasien tidak menperhatikan perawatan dirinya
3. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak perduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresso (Ade, 2011)

F. Faktor Predisposisi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri
adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000),
penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu
2. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
4. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.

G. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang
penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah:
1. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.

2. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya

H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan di bagi menjadi 2 yaitu:
5. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
6. Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau merawat diri (Damaiyanti,
2012)
I. PROSES TERJADINYA MASALAH
Defisit perawatan diri atau kurang perawatan diri menurut damaiyanti
dan iskandar, 2012 yaitu berawal dari kurangnya atau penurunan motivasi,
kerusakan kognisi (kepercayaan seseorang tentang yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu), cemas, lelah atau lemas yang
menyebabkan defisit perawatan diri sehingga menimbulkan gangguan pada
diri, seperti gangguan integritas kulit, gangguan mukosa mulut, gangguan
kebutuhan rasa nyaman, gangguan kebutuhan harga diri dan gangguan
interaksi sosial

II. KEMUNGKINAN DATA FOKUS PENGKAJIAN


1. Status mental
a. Penampilan tidak rapih, penggunaan pakaian tidak sesuai, cara pakai
tidak seperti biasanya
b. Kebutuhan sehari-hari
1) Makan
2) Mandi
3) Defekasi/berkemih
4) Berpakaian/berhias

III. MASALAH KEPERAWATAN


Defisit perawatan diri
IV. ANALISA DATA
NO DATA SUBYEKTIF DAN OBYEKTIF MASALAH
1 Data Subyektif: Deficit perawatan diri
1. Mayor
- Menyatakan malas mandi
- Tidak tahu cara makan yang baik
- Tidak tahu cara dandan yang baik
- Tidak tahu cara eliminasi yang baik
2. Minor
- Merasa tak berguna
- Merasa tak perlu mengubah
penampilan
- Merasa tidak ada yang peduli
Data Obyektif
1. Mayor
- Badan kotor
- dandanan tidak rapi
- makan berantakan
- bab/bak sembarang tempat
2. minor
- tidak tersedia alat kebersihan
- tidak tersedia alat makan
- tidak tersedia alat toileting

V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kurang perawatan diri
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
PERENCANAAN
DX TUJUAN KRITERIA INTERVENSI
KEP HASIL
Defisit Pasien mampu : Setelah.....pertem SP 1 (tanggal......)
perawata  Melakuka uan pasien pasien  Identifikasi
n diri n dapat  Kebersihan
kebersihan menjelaskan diri
diri secara pentingnya :  Berdandan
mandiri  Kebersihan  Makan
 Melakuka diri  BAB/BAK
n  Berdandan/  Jelaskan
berhias/be berhias pentingnya
rdandan  Makan kebersihan diri
secara  BAB/BAK  Masukan dalam
baik  Mampu jadwal harian
 Melakuka melakukan pasien
n makan cara merawat SP 2 (tanggal ....)
dengan diri  Evaluasi kegiatan
baik Setelah..... lalu (SP 1)
 Melakuka pertemua pasien  Jelaskan
n mampu : pentingnya
BAB/BA  Menyebutkan berdandan
K secara kegiatan yang  Latih cara
mandiri sudah berdandan
dilakukan  Untuk pasien
 Memperagaka laki-laki
n cara meliputi
social/verbal 1. Berpakain
untuk 2. Menyisir
mengontrol rambut
perilaku 3. Bercukur
kekerasan  Untuk pasien
perempuan
1. Berpakain
2. Menyisir
rambu
3. berhias
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 3 (tanggal...)
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP1 &
2)
 Jelaskan cara dan
alat makan yang
benar
 Jelaskan cara
mempersiapka
n makan
 Jelaskan cara
merapihkan
peralatan
makan setelah
makan
 Praktek makan
sesuai dengan
tahapan
makan yang
baik
 Latih kegiatan
makan
 Masukan dalam
jadwal kegiatan
pasien
SP 4 (tanggal ....)
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP1,2
&3)
 Latih cara
BAB/BAK yang
baik
 Menjelaskan
tempat
BAB/BAK
yang sesuai
 Menjelaskan
cara
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK
Keluarga Setelah .... SP 1 (tanggal.....)
mampu : pertemuan  Identifikasi
Merawat anggota keluarga mampu : masalah keluarga
keluarga yang meneruskan dalam merawat
mengalami melatih pasien pasien dengan
masalah kurang dan mendukung masalah :
perawatan diri agar kemampuan  Kebersiahan
pasien dakam diri’berdandan
merawat dirinya  Makan
meningkat  BAB/BAK
 Jelaskan defisit
perawatan diri
 Jelaskan cara
merawat :
 Kebersiahan
diri’berdandan
 Makan
 BAB/BAK
 Bermain peran
cara merawat
 RTL keluarga/
jadwal merawat
pasien
SP 2 (tanggal .....)
 Evaluasi kegiatan
yang lalu (SP 1)
 Latih keluarga
merawat ;angsung
ke pasien
kebersihan diri
dan berdandan
 RTL keluarga /
jawal keluarga
untuk merawat
pasien
SP 3 (tanggal.....)
 Evaluasi SP1 & 2
 Latih keluarga
langsung ke
pasien cara makan
 RTL keluarga /
jawal keluarga
untuk merawat
pasien
SP4 (tanggal...)
 Evalusi
kemampuan
keluarga
 Evaluasi
kemampuan
pasien
 RTL keluarga :
 Follow up
 rujukan

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, F,dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang: RSJD Dr. Amino

Gondhoutomo.2003

Keliat, B.A. 2007. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Perry, Potter.2005. Buku Ajar FundamentalbKeperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai