Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN: DEFISIT PERAWATAN DIRI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2019-2020
I. PENGERTIAN

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai


kelainan dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan
untuk mandi secara teratur, tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau
badan, bau napas, dan penampilan tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam :
kebersihan diri, makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang
air besar atau kecil sendiri (toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada
pasien gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku
negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154)
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian
atau berhias, makan, dan BAB atau BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri diantaranya mandi,
makan dan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting.

II. ETIOLOGI
Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan
diri adalah sebagai berikut :
1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran
Menurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor prediposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan
lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan dir

2. Faktor presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri
adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau
perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya
memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan
lain – lain.
g. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
h. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik,
gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
i. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan
gangguan interaksi sosial.
III. TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut :
1. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan
badan,memperoleh atau mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau
aliran air mandi,mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh,
serta masuk dan keluar kamar mandi
2. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian ,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar
pakaian.Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam,memilih pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
3. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan
makanan,mempersiapkan makanan,melengkapi makanan,mencerna
makanan menurut cara yang diterima masyarakat,serta mencerna cukup
makanan dengan aman
4. Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi
pakaian untuk toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat,dan menyiram toilet atau kamar kecil.

IV. JENIS DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :


1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

V. RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

Pola Kadang Tidak


perawatan diri perawatan diri melakukan
seimbang tidak seimbang perawatan diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
VI. MEKANISME KOPING

Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart &


Sundeen, 2000), yaitu :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.

VII. POHON MASALAH

Gangguan pemeliharaan kesehatan Efek


(BAB/BAK, makan,minum mandi)

Defisit perawatan diri Core Problem

Causa
Menurunnya motivasi dalam perawatn diri

Isolasi sosial : menarik diri

(Sumber : Keliat, 2006)


VIII. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1


Kebersihan Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri :
Kebersihan Diri adalah :
1. Data Subjektif
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak
berdaya.
2. Data Objektif
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau,
mulut dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak
terawat.
3. Mekanisme Koping
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.

Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen


pohon masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah
pendukung.
1. Effect
2. Core Problem
3. Causa
4. Defisit Perawatan Diri.

IX. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri
3. Isolasi Sosial

X. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No Diagnosa Tujuan Kriteria Intervensi
Dx Keperawatan Hasil

I Defisit TUM : Setelah …x Bina hubungan saling


Perawatan Klien dapat interaksi klien percaya dengan :
Diri : melakukan menunjukkan 1. Beri salam setiap
Ketidakma perawatan diri tanda-tanda berinteraksi
mpuan secara mandiri. percaya pada 2. Perkenalkan nama, nama
merawat perawat : panggilan perawat, dan
kebersihan TUK 1 : 1. Wajah cerah, tujuan perawat
diri Klien dapat tersenyum berinteraksi.
membina 2. Mau 3. Tanyakan dan panggil
hubungan saling berkenalan nama kesukaan klien
percaya 3. Ada kontak 4. Tunjukkan sikap empati,
mata jujur dan menepati janji
4. Bersedia setiap kali berinteraksi.
menceritakan 5. Tanyakan perasaan klien
perasaan dan masalah yang
5. Bersedia dihadapi klien
mengungkapk 6. Buat kontrak interaksi
an masalahnya yang jelas
7. Dengarkan dengan
empati
8. Penuhi kebutuhan dasar
klien

TUK 2 : Dalam…x Diskusikan dengan klien :


Klien mengetahui interaksi klien 1. Penyebab klien tidak
pentingnya menyebutkan : merawat diri
perawatan diri 1. Penyebab 2. Manfaat menjaga
tidak merawat perawatan diri untuk
diri keadaan fisik, mental dan
2. Manfaat sosial
menjaga 3. Tanda-tanda perawatan
perawatan diri diri yang baik
3. Tanda-tanda 4. Penyakit atau gangguan
bersih dan rapi kesehatan yang bisa
4. Gangguan dialami oleh klien bila
yang dialami perawatan diri tidak
jika perawatan adekuat
diri tidak
diperhatikan

TUK 3 : Dalam …x Diskusika frekuensi menjaga


Klien mengetahui interaksi klien perawatan diri selama ini :
cara-cara menyebutkan 1. Mandi
melakukan frekuensi menjaga 2. Gosok gigi
perawatan diri perawatan diri : 3. Keramas
1. Frekuensi 4. Berpakain
mandi 5. Berhias
2. Frekuensi 6. Gunting kuku
gosok gigi
3. Frekuensi
keramas Diskusikan cara praktek
4. Frekuensi perawatan diri yang baik dan
ganti pakaian benar
5. Frekuensi 1. Mandi
berhias 2. Gosok gigi
6. Frekuensi 3. Keramas
gunting kuku 4. Berpakain
5. Berhias
6. Gunting kuku
Dalam …x
interaksi klien Berikan pujian untuk setiap
menjelaskan cara respon kliken yang positif.
menjaga
perawatan diri :
1. Cara mandi
2. Cara gosok
gigi
3. Cara keramas
4. Cara
berpakaian
5. Cara berhias
6. Cara gunting
kuku

TUK 4 : Dalam …x Bantu klien saat perawatan


Klien dapat interaksi klien diri :
melaksanakan mempraktekan 1. Mandi
perawatan diri perawatan diri 2. Gosok gigi
dengan bantuan dengan dibantu 3. Keramas
perawat oleh perawat : 4. Berpakain
1. Mandi 5. Berhias
2. Gosok gigi 6. Gunting kuku
3. Keramas
4. Berpakain Beri pujian setelah klien
5. Berhias selesai melaksanakan
6. Gunting kuku perawatan diri.

TUK 5 : Dalam …x Pantau klien dalam


Klien dapat interaksi klien melaksanakan perawatan
melaksanakan melaksanakan diri :
perawatan secara praktek perawatan 1. Mandi
mandiri diri secara 2. Gosok gigi
mandiri : 3. Keramas
1. Mandi 2x 4. Berpakain
sehari 5. Berhias
2. Gosok gigi 6. Gunting kuku
sehabis makan
3. Keramas 2x Beri pujian saat klien
seminggu melaksanakan perawatan
4. Ganti pakaian diri secara mandiri
1x sehari
5. Berhias
sehabis mandi
6. Gunting kuku
setelah mulai
panjang

TUK 6 : Dalam …x Diskusikan dengan


Klien interaksi keluarga keluarga :
mendapatkan menjelaskan cara- 1. Penyebab klien tidak
dukungan cara membantu melaksanakan perawatan
keluarga untuk klien dalam diri
meningkatkan memenuhi 2. Tindakan yang telah
perawatan diri kebutuhan dilakukan klien selama di
perawatan Rumah Sakit dalam
dirinya. menjaga perawatan diri
dan kemajuan yang telah
Dalam …x dialami oleh klien
interaksi keluarga 3. Dukungan yang bisa
menyiapakan diberika oleh keluarga
sarana perawatan untuk meningkatkan
diri klien : sabun kemempuan klien dalam
mandi, pasta gigi, perawatan diri
sikat gigi, sampo,
handuk, pakaian Diskusikan denagn keluarga
bersih, sandal dan tentang :
alat berhias. 1. Sarana yang diperlukan
untuk menjaga perawatan
Keluarga diri klien
mempraktekan 2. Anjurkan kepada
perawatan diri keluarga menyiapkan
kepada klien sarana tersebut

Diskusikan dengan keluarga


hal-hal yang perlu dilakukan
keluarga dalam perawatan
diri :
1. Anjurkan keluarga untuk
mempraktekan perawatan
diri (mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias dan gunting
kuku)
2. Ingatkan klien waktu
mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias dan gunting kuku
3. Bantu jika klien
mengalami hambatan
dalam perawatan diri
4. Berikan pujian atas
keberhasilan klien

XI. DAFTAR PUSTKA

Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha


Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika.

Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas :


CMHN (Basic Course).Yogyakarta: EGC.

Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.

Jakarta: EGC.

Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT


Refika Aditama.

Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.


Yogyakarta: Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.

Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai