Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN JIWA DI RS DR. SOEHARTO HERDJAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Oleh :

Mega Amelia (18.036)

PRODI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS CENDEKIA ABDITAMA

Tahun Ajaran 2020/2021

Jl. Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang 15810

Telepon / Fax : 021-5462852, Website : https://www.cendekia.ac.id

LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (masalah utama)
Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan seseorang mengalai kelainan
dalam kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan
sehari hari secara mandiri. Tidak ada keinginan untuk mandi secara teratur,
tidak menyisir rambut, pakaian kotor, bau badan, bau napas, dan penampilan
tidak rapi.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri,
makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air besar atau kecil
sendiri (toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami
ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif
dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun
masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015:154)

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kurang perawatan diri adalah,
Perkembangan. Dalam perkembangan, keluarga yang terlalu melindungi dan
memanjakan klien dapat menimbulkan perkembangan inisiatif dan keterampilan.
Lalu faktor predisposisi selanjutnya adalah Faktor Biologis, beberapa penyakit
kronis dapat menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri. Faktor selanjutnya adalah kemampuan realitas yang menurun. Klien
dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga
menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan
diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan
dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa

B. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya
atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Sedangkan menurut Depkes tahun 2000 faktor yang mempengaruhi
personal hygiene adalah body Image, praktik social, status sosial ekonomi,
pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik.
Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam
kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sikat gigi,
shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya.
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus
menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian
masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan
seseorang yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal
sabun, shampoo, dll.
Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan nya.

C. Jenis
Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi / toileting
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

D. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai
berikut :
1) Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,memperoleh atau
mendapatkan sumber air,mengatur suhu atau aliran air mandi,mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi
2) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian
,menanggalkan pakaian,serta memperoleh atau menukar pakaian.Klien juga
memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,memilih
pakaian,mengambil pakaian dan mengenakan sepatu
3) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,mempersiapkan
makanan,melengkapi makanan,mencerna makanan menurut cara yang diterima
masyarakat,serta mencerna cukup makanan dengan aman
4) Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban
atau kamar kecil,duduk atau bangkit dari jamban,memanipulasi pakaian untuk
toileting,membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat,dan menyiram toilet
atau kamar kecil.

D. Rentang Respons
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan tidak melakukan perawatan


seimbang diri tidak seimbang diri

Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.

E. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen,
2000), yaitu :
1. Mekanisme Koping Adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi, pertumbuhan,
belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme Koping Mal Adaptif
Mekanisme koping yang menghambat, fungsi integrasi, memecah
pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai
lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.
III. A. Pohon Masalah

Effect Gangguan pemeliharaan


Kesehatan (BAB/BAK,
mandi, makan, minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Causa Menurunnya motivasi dalam


Perawatan diri

Isolasi sosial : menarik diri

Gambar 2: Pohon Masalah Defisit Perawatan Diri


(Sumber : Keliat, 2006)

B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji


Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan Diri, SP
1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias)
Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri
adalah :
a) Data Subjektif :
Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya
b) Data Objektif :
Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan
gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku panjang dan tidak terawat.
c) Mekanisme Koping :
Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi.
Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah
(causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung.
a) Effect
b) Core Problem
c) Causa
d) Defisit Perawatan Diri.

IV. Diagnosa Keperawatan


1. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan merawat kebersihan diri
2. Menurunnya motivasi dalam merawat diri

V. Rencana tindakan keperawatan


Tgl No Dx. Perencanaan
.D Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi
x
I Defisit TUM :
Perawatan Klien dapat1.   Setelah …x 1.      Bina hubungan
Diri : melakukan interaksi klien saling percaya
Merawat perawatan menunjukkan dengan :
Kebersihan diri secara tanda – tanda          Beri salam setiap
Diri mandiri percaya pada berinteraksi
perawat :          Perkenalkan nama,
TUK 1 :          Wajah cerah, nama panggilan
Klien dapat tersenyum perawat, dan tujuan
membina          Mau berkenalan perawat
hubungan          Ada kontak berinteraksi.
saling mata          Tanyakan dan
percaya          Bersedia panggil nama
menceritakan kesukaan klien
perasaan          Tunjukkan sikap
         Bersedia empati, jujur dan
mengungkapkan menepati janji
masalahnya setiap kali
berinteraksi.
         Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
         Buat kontrak
interaksi yang jelas
         Dengarkan dengan
empati
         Penuhi kebutuhan
dasar klien

TUK 2 : 2.    Dalam…x 2. diskusikan


Klien interaksi klien dengan klien :
mengetahui menyebutkan :          Penyebab klien
pentingnya          Penyebab tidak tidak merawat diri
perawatan merawat diri          Manfaat menjaga
diri          Manfaat perawatan diri
menjaga untuk keadaan
perawatan diri fisik, mental dan
         Tanda-tanda sosial
bersih dan rapi          Tanda-tanda
         Gangguan yang perawatan diri yang
dialami jika baik
perawatan diri          Penyakit atau
tidak gangguan
diperhatikan kesehatan yang bisa
dialami oleh klien
bila perawatan diri
tidak adekuat

TUK 3 : 3.1 Dalam …x 3.1 diskusika frekuensi


Klien interaksi klien menjaga perawatan
mengetahui menyebutkan diri selama ini
cara-cara frekuensi         Mandi
melakukan menjaga         Gosok gigi
perawatan perawatan diri :         Keramas
diri          Frekuensi        Berpakain
mandi         Berhias
         Frekuensi
VI. Daftar Pustaka
Herdman Ade. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika.

Iqbal Wahit, dkk. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN
(Basic Course).Yogyakarta: EGC.
Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2.
Jakarta: EGC.
Mukhripah & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.
Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta:
Momedia.
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Medika.
Yusuf, Rizky, & Hanik. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai