Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTA HEERDJAN

Dosen pembimbing : Ns. Duma. L. Tobing, M.Kep Sp. Kep.J

Disusun oleh :

Devi Agustina (2010701060)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM DILPOMA KEPERAWATAN

2022
I. Pengertian
Menurut SDKI (2017) Defisit Perawatan Diri adalah tidak mampu melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami
hambatan ataupun gangguan dalam kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, makan, dan
eliminasi untuk dirinya sendiri (Tumanduk, Messakh, & Sukardi, 2018)

II. Proses Terjadinya Masalah


a. Faktor predisposisi (Nurhalimah, 2016)
1. Aspek biologis
Defisit perawatan diri disebabkan oleh adanya penyakit fisik dan mental
yang disebabkan klien tidak mampu melakukan kperawatan diri dan
dikarenakan adanya faktor herediter dimana terdapat anggota keluarga
yang mengalami gangguan jiwa
2. Aspek psikologis
Klien yang mengalami defisit perawatan diri dikarenakan kemampuan
realitas yang kurang yang menyebabkan klien tidak peduli terhadap diri
dan lingkungannya termasuk perawatan diri.
3. Aspek sosial
Kurangnya dukungan social dan situasi lingkungan yang mengakibatkan
penurunan kemampuan dalam merawat diri
.
b. Faktor presipitasi
Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya defisit perawatan diri adalah:
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang
baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita
diabetes melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya

c. Mekanisme koping
Mekanisme koping pada pasien dengan defisit perawatan diri adalah sebagai
berikut:
1. Regresi
Menghindari stress, kecemasan dan menampilkan perilaku kembali, seperti
pada perilaku perkembangan anak atau berhubungan dengan masalah
proses informasi dan upaya untuk mengulangi ansietas (Dermawan, 2013).
2. Penyangkalan ( Denial )
Melindungi diri terhadap kenyataan yang tak menyenangkan dengan
menolak menghadapi hal itu, yang sering dilakukan dengan cara melarikan
diri seperti menjadi “sakit” atau kesibukan lain serta tidak berani melihat
dan mengakui kenyataan yang menakutkan (Yusuf dkk, 2015).
3. Menarik diri
Reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis,
reaksi fisk yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stresor,
misalnya: menjauhi, sumber infeksi, gas beracun dan lain-lain. Reaksi
psikologis individu menunjukkan perilaku apatis, mengisolasi diri, tidak
berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan (Dermawan, 2013).

d. Rentang respon (Keliat,2014)

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan saat stress

Keterangan
1. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor dan mampu
untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan stressor kadang-
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak peduli dan
tidak bisa melakukan perawatan saat stressor.

e. Klasifikasi jenis
Menurut Nanda (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
2. Defisit perawatan diri : berhias
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Defiit perawatan diri : makan/minum
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
makan dan minum secara mandiri.
4. Defisit perawatan diri : BAB/BAK
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas
eliminasi sendiri.

III. A. Pohon masalah (Fitria,2012)


Isolasi Sosial
(Effect)

Defisit Perawatan Diri


(Core Problem)

Harga Diri Rendah Kronis


(Causa)

B. Data yang perlu dikaji


1. Defisit perawatan diri (Dermawan,2013)
a. Data subjektif
1) Pasien merasa lemah.
2) Malas untuk beraktivitas.
3) Merasa tidak berdaya.
b. Data objektif
1) Rambut kotor, acak-acakan.
2) Badan dan pakaian kotor dan bau.
3) Mulut dan gigi bau.
4) Kulit kusam dan kotor.
5) Kuku panjang dan tidak terawat
2. Isolasi sosial (Suciati,2019)
a. Data subjektif
1) Perasaan sendirian
2) Merasa tidak aman /terancam
3) Merasa bosan
4) Merasa ditolak keberadaannya
b. Data objektif
1) Tidak banyak berbicara
2) Menolak berbicara
3) Menyendiri
4) Menolak berinteraksi
5) Raut wajah sedih
3. Harga diri rendah kronis (SDKI,2017)
a. Data subjektif
1) Menilai diri negatif (mis.tidak berrguna, tidak tertolong)
2) Merasa malu/bersalah
3) Merasa tidak mampu melakukan apapun
4) Meremehkan kemampuan mengatassi masalah
5) Merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan posistif
6) Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
7) Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
b. Data objektif
1) Enggan mencoba hal baru
2) Berjalan menunduk
3) Postur tubuh menunduk

IV. Diagnosa keperawatan


Menurut Fitria (2012), diagnosa keperawatan yang akan muncul pada pasien
deficit perawatan adalah :
1. Isolasi sosial
2. Defisit perawatan diri
3. Harga diri rendah kronis

V. Rencana Tindakan keperawatan (Megawati, 2019)

N Dx Perencanaan
o Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Dx
Defisit TUM : Klien Klien dapat Bina hubungan saling
perawatan dapat mandiri menunjukkan tanda- percaya :
diri dalam tanda percaya kepada 1. Beri salam setiap
perawatan diri perawat: berinteraksi.
1. Wajah cerah, 2. Perkenalkan nama,
TUK 1 : tersenyum nama panggilan
Klien dapat 2. Mau perawat dan tujuan
membina berkenalan perawat berkenalan
hubungan 3. Ada kontak 3. Tanyakan nama dan
saling percaya mata panggilan kesukaan
dengan 4. Menerima klien
perawa kehadiran 4. Tunjukkan sikap
perawat jujur dan menepati
5. Bersedia janji setiap kali
menceritakan berinteraksi
perasaannya 5. Tanyakan perasaan
dan masalah yang
dihadapi klien
6. Buat kontrak
interaksi yang jelas
7. Dengarkan ungkapan
perasaan klien
dengan empati
8. Penuhi kebutuhan
dasar klien
TUK 2 : Klien Klien dapat Diskusikan dengan klien:
mengetahui menyebutkan: 1. Penyebab klien tidak
pentingnya 1. Penyebab merawat diri
perawatan diri tidak merawat 2. Manfaat menjaga
diri perawatan diri untuk
2. Manfaat keadaan fisik,
menjaga mental, dan sosial.
perawatan diri 3. Tanda-tanda
3. Tanda-tanda perawatan diri yang
bersih dan rapi baik
4. Gangguan 4. Penyakit atau
yang dialami gangguan kesehatan
jika perawatan yang bisa dialami
diri tidak oleh klien bila
diperhatikan perawatan diri tidak
adekuat
TUK 3 : Klien 1. Klien dapat 1. .Diskusikan frekuensi
mengetahui menyebutkan menjaga perawatan
cara-cara frekuensi diri selama ini
melakukan menjaga 1) Mandi
perawatan diri perawatan diri 2) Gosok gigi
: 3) Keramas
1) Frekuensi 4) Berpakaian
mandi 5) Berhias
2) Frekuensi 6) Gunting kuku
gosok gigi 2. Diskusikan cara
3) Frekuensi praktek perawatan
keramas diri yang baik dan
4) Frekuensi benar :
ganti 1) Mandi
pakaian 2) Gosok gigi
5) Frekuensi 3) Keramas
berhias 4) Berpakaian
6) Frekuensi 5) Berhias
gunting 6) Gunting kuku
kuku
2. Klien dapat 3. Berikan pujian untuk
menjelaskan setiap respon klien
cara menjaga yang positif
perawatan diri
:
1) Cara
mandi
2) Cara
gosok gigi
3) Cara
keramas
4) Cara
berpakaian
5) Cara
berhias
6) Cara
gunting
kuku
TUK 4 : Klien dapat 1. Bantu klien saat
Klien dapat mempraktekkan perawatan diri
melaksanakan perawatan diri dengan 1) Mandi
perawatan diri dibantu oleh perawat 2) Gosok gigi
dengan 1) Mandi 3) Keramas
bantuan 2) Gosok gigi 4) Ganti pakaian
perawat 3) Keramas 5) Berhias
4) Ganti pakaian 6) Gunting kuku
5) Berhias 2. Beri pujian setelah
6) Gunting kuku klien selesai
melaksanakan
perawatan diri
TUK 5 : Klien dapat 1. Pantau klien dalam
Klien dapat melaksanakan praktek melaksanakan
melaksanakan perawatan diri secara perawatan diri:
perawatan diri mandiri 1) Mandi
secara mandiri 1) Mandi 2 X 2) Gosok gigi
sehari 3) Keramas
2) Gosok gigi 4) Ganti pakaian
sehabis makan 5) Berhias
3) Keramas 2 X 6) Gunting kuku
seminggu 2. Beri pujian saat klien
4) Ganti pakaian melaksanakan
1 X sehari perawatan diri secara
5) Berhias mandiri.
sehabis mandi
6) Gunting kuku
setelah mulai
panjang
TUK 6 : 1. Keluarga 4. Diskusikan dengan
Klien dapat keluarga:
mendapatkan menjelaskan 1) Penyebab klien
dukungan cara-cara tidak
keluarga membantu melaksanakan
untuk klien dalam perawatan diri
meningkatkan memenuhi 2) Tindakan yang
perawatan dir kebutuhan telah dilakukan
perawatan klien selama di
dirinya rumah sakit
2. Keluarga dalam menjaga
dapat perawatan diri
menyiapkan dan kemajuan
sarana yang telah
perawatan diri dialami oleh klien
klien: sabun 3) Dukungan yang
mandi, pasta bisa diberikan
gigi, sikat oleh keluarga
gigi, shampoo, untuk
handuk, meningkatkan
pakaian kemampuan klien
bersih, sandal, dalam perawatan
dan alat diri
berhias 5. Diskusikan dengan
3. Keluarga keluarga tentang:
dapat 1) Sarana yang
mempraktekan diperlukan untuk
perawatan diri menjaga
pada klien perawatan diri
klien
2) Anjurkan kepada
keluarga
menyiapkan
sarana tersebut
6. Diskusikan dengan
keluarga hal-hal yang
perlu dilakukan
keluarga dalam
perawatan diri :
1) Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekkan
perawatan diri
(mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti baju,
berhias dan
gunting kuku)
2) Ingatkan klien
waktu mandi,
gosok gigi,
keramas, ganti
baju, berhias, dan
gunting kuku.
3) Bantu jika klien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
4) Berikan pujian
atas keberhasilan
klien

VI. Referensi

Dermawan, D. (2013). Keperawatan Jiwa; Konsep Kerangka Kerja Asuhan

Fitria, Nita. 2012. Prinsip dasar dan aplikasi penulisan laporan pendahuluan dan
strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (LP dan SP) untuk 7 diagnosis
keperawatan jiwa berat, Jakarta : Salemba Medika.

Dermawan. 2013. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing 

Keliat, B. A. (2014). Keperawatan Jiwa; Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :


EGC

Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan, 162-170

Suciati, N. M. A. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemberian Tak


Sosialisasi Sesi 2: Kemampuan Berkenalan Untuk Mengatasi Isolasi Sosial
Pada Pasien Skizofrenia Tahun 2019. Politeknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Jurusan Keperawatan.
Http://Repository.Poltekkes-Denpasar.Ac.Id/Id/Eprint/2369

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Tumanduk, F. M. E., Messakh, S. T., & Sukardi, H. (2018). Hubungan Tingkat


Kemampuan Perawatan Diri Dengan Tingat Depresi Pada Pasien Depresi Di
Bangsal Rumah Sakit Jiwa 32 Daerah Surakarta. Jurnal Ilmu Keperawatan dan
Kebidanan, 9(1), 10-20

Anda mungkin juga menyukai