PERAWATAN DIRI
Disusun Oleh:
SUSILO HARTONO
22020121210021
Kelompok VII
2. Rentang Respon
Menurut Dermawan (2013), adapun rentang respon defisit perawatan diri
sebagai berikut:
Adaptif Maladaptif
Tidak
Pola Kadang melakukan
Perawatan perawatan diri perawatan diri
Diri kadang tidak saat stress
Seimbang
a. Pola perawatan diri seimbang: saat klien mendapatkan stresor dan mampu
untuk berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak: saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri: klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan
diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.
Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan
diri.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan
diri. Menurut Depkes (2000, dalam Dermawan, 2013), faktor-faktor yang
mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien menderita diabetes
melitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan
diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain-lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
4. Psikodinamika Terjadinya Defisit Perawatan Diri
Stress
Menghindari interaksi
dengan orang lain
Kesepian
Dermawan, Deden dan Rusdi. 2013. Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Kperawatan
Jiwa. Yogyakarta, Gosyan Publishing.
Direja, Ade Herman surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta:
Nuha Medika.
Yusuf, AH, dkk. 2015. Buku Ajar Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (SP) 1
Masalah: Defisit Perawatan Diri
Pertemuan ke I (Pertama)
I. Proses Keperawatan
a. Kondisi Klien.
• Data Subyektif: Klien mngatakan malas mandi, tidak ingin ganti pakaian
• Data Obyektif: Klien terlihat kotor (badan dan gigi), rambut tidak disisir,
pakaian tampak kotor, bau dan menolak diajak mandi.
b. Diagnosa Keperawatan.
Defisit Keperawatan Diri
c. Tujuan Tindakan Keperawatan.
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2) Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.
3) Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.
4) Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.
5) Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.
d. Tindakan Keperawatan.
1) Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.
2) Menjelaskan kebersihan yang baik.
3) Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.
4) Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Perawat : Sudah berapa hari ya Pak Agung tidak mandi dan menggosok
gigi?
Pasien : Saya sih terserah Mas Susilo saja, asalkan jangan terlalu lama.
Perawat : Jadi baik, kita berdiskusinya 30 menit saja, apakah Pak Agung
merasa terlalu lama dengan waktu tersebut? Apakah kita nanti
ngobrolnya disini atau mau di taman dekat ruangan Mas?
Pasien : Tidak Mas. Saya rasa waktu tersebut cukup Mas. Kita
ngobrolnya disini saja Mas...
Perawat : Baiklah, kita mulai ya bu....
Pasien : Ya Mas.....
b. Tahap Kerja
Pelaksanaan rencana tindakan sesuai dengan tujuan SP yang akan dicapai.
Perawat : Apa yang membuat Pak Agung tidak mandi dan
menggosok gigi?
Perawat : (sambil bertepuk tangan) Bagus sekali Pak, Pak Agung sudah
dapat menyebutkan dengan benar manfaat mandi, menggosok
ggi, mencuci rambut, dan mengganti pakaian. Nah sekarang
saya akan mengajarkan pada Pak Agung cara menggosok gigi
yang baik dan benar. Yang pertama harus siapkan sikat gigi
dan odol, lalu gunakan odol secukupnya pada bulu sikat gigi,
berkumur, lalu menyikat gigi yang dimulai dari sisi depan,
dengan gerakan melingkar berlawanan jarum jam selama 20
detik, setelah itu sisi belakang, atas dan bawah dengan
gerakan maju mundur perlahan-lahan, pastikan semua
permukaan gigi sudah tersikat. Nanti saya minta Pak Agung
untuk mempraktekan di wastafel yang ada di kamar mandi
ya....
c. Tahap terminasi
1) Evaluasi Subjektif
Perawat menanyakan perasaan klien setelah melakukan SP
Perawat : Bagaimana perasaan Pak Agung setelah kita berbincang
bincang dan berdiskusi tadi Pak?
Pasien : Siap mb.... nanti saya akan lakukan setiap hari Mas....
3) Rencana Tindak Lanjut
Perawat : Baik Pak, kali ini kita sudah belajar bersama tentang
manfaat mandi, menggosok gigi, mengganti pakaian. Tapi
Pak Agung kelihatan belum menyisir rambut.
Nanti kita buatkan bersama jadwalnya untuk mandi. Nanti
pada pagi hari Pak Agung mandinya jam 7, sore jam 5, jadwal
menggosok gigi pagi setelah mandi, malam sebelum tidur
ya...dan Pak Agung harus tempelkan di dinding jadwal untuk
mandi dan menggosok gigi serta dapat melakukan sesuai
dengan jadwal yang sudah ditetapkan ya.....
Pasien : Iya Mas...., terima kasih Mas.. nanti saya akan tempelkan
jadwal
tersebut di dinding dan akan melakukan sesuai dengan jadwal
yang sudah ditetapkan Mas....
4) Kontrak: waktu, tempat dan tujuan untuk pertemuan berikutnya.
Menyepakati kontrak waktu baru yang akan datang.
Menyepakati tempat SP yang berikutnya serta tujuan
Perawat : Baik Pak Agung, saya rasa karena sudah 30 menit malah
lewat sekitar 10 menitan ya karena Pak Agung masih mandi
dan mengganti pakaian tadi, maka pertemuan kita kali ini
saya cukupkan, Rencana besok kita bertemu lagi untuk
membahas berdandan atau berhias ya?