Anda di halaman 1dari 8

STASE KEPERAWATAN JIWA

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGAWAS MINUM OBAT OLEH


KELUARGA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Disusun oleh:

Tika Sari Dewi, S.Kep

183203069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XIII

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2019

Jl. Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta

Telp (0274) 4342000


STASE KEPERAWATAN JIWA

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENGAWAS MINUM OBAT OLEH


KELUARGA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Jiwa

Telah disetujui pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Mahasiswa

( ) (..................................................) (TIKA SARI DEWI)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

A. Topik
Pokok Bahasan : Minum Obat
Sub Pokok Bahasan : Pengawas Minum Obat oleh Keluarga pada Pasien
dengan Gangguan Jiwa
B. Latar Belakang
Menurut (Kaplan, 2010) mengemukakan bahwa, skizofrenia
merupakan penyakit gangguan jiwa terberat yang dialami manusia, bahkan
bisa dinilai lebih buruk dibanding penderita Human Immunodeficiency
Virus (HIV), bukan karena tidak bisa diobati, tetapi penyembuhannya
yang membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan menurut Siswono,
(2013) mengemukakan bahwa, Sekitar 1% sampai 2% dari seluruh
penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu waktu dalam
hidupnya.
Ada beberapa hal yang bisa memicu kekambuhan skizofrenia,
antara lain penderita tidak minum obat dan tidak kontrol ke dokter secara
teratur, menghentikan sendiri obat tanpa persetujuan dari dokter,
kurangnya dukungan dari keluarga dan masyarakat, serta adanya masalah
kehidupan yang berat yang membuat stress, sehingga penderita kambuh
dan perlu dirawat di rumah sakit. Oleh karena itu pengawasan minum obat
oleh keluarga dengan gangguan jiwa sangat penting demi kesembuhan
pasien gangguan jiwa (Siswono, 2013).

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan penyuluhan tentang “Pengawas Minum Obat
oleh Keluarga pada Pasien dengan Gangguan Jiwa” selama 20 menit
diharapkan keluarga mampu memahami tentang pemberian obat.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan jiwa selama 20 menit
diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menyebutkan obat-obat yang sering digunakan untuk pasien
gangguan jiwa
b. Menyebutkan manfaat obat pada pasien dengan gangguan jiwa
c. Menyebutkan reaksi yang efektif setelah minum obat
d. Menyebutkan akibat jika putus obat pada pasien dengan gangguan
jiwa (tanda-tanda kekambuhan)

D. Waktu Pelaksanaan
1. Hari/ Tanggal : 15 April 2019
2. Pukul :10.00 WIB

E. Tempat
Poli Rawat Jalan RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Klaten

F. Sasaran dan target


Keluarga klien gangguan jiwa

G. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab.

H. Media
Leaflet
I. Pelaksanaan Kegiatan

KEGIATAN
N
WAKTU
NO PENYULUH PESERTA

1. 5 Menit Pembukaan
a. Salam pembukaan - Menjawab salam
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Apersepsi - Berpartisipasi aktif
d. Mengkomunikasikan tujuan - Memperhatikan

2. 15 Menit Kegiatan inti penyuluhan - Memperhatikan dan


mencatat penjelasan
a. Menyebutkan obat-obat penyuluh dengan
yang sering digunakan cermat
untuk pasien gangguan - Menanyakan hal-
jiwa hal yang belum
b. Menyebutkan manfaat jelas.
obat pada pasien dengan - Memperhatikan
gangguan jiwa
c. Menyebutkan reaksi yang
efektif setelah minum
obat
d. Menyebutkan akibat jika
putus obat (tanda-tanda
kekambuhan)

3. 5 Menit - Memperhatikan.
Penutup - Menjawab
a. Menyimpulkan materi yang - Menjawab salam
telah disampaikan.
b. Evaluasi penyuluhan dengan
pertanyaan secara lisan.
c. Salam.

J. Evaluasi
1. Sebutkan manfaat obat pada pasien dengan gangguan jiwa
2. Sebutkan reaksi yang efektif setelah minum obat
3. Sebutkan akibat jika putus obat pada pasien dengan gangguan jiwa
K. Lampiran materi dan Leaflet

Pengawas minum obat adalah orang yang ditunjuk untuk


mengawasi dan mengingatkan pasien untuk minum obat untuk menjamin
seseorang menyelesaikan pengobatan. PMO sebaiknya adalah seseorang
yang dekat dan dipercaya oleh klien sehingga klien akan menuruti ketika
minum obat (Kaplan, 2014).

1. Obat-obatan yang sering digunakan untuk pasien gangguan jiwa


(Kaplan, 2014)
a. Anti psikotik
Fungsi obat :Sebagai penenang, menurunkan aktivitas motorik,
mengurangi insomnia, sangat efektif untuk mengatasi delusi,
halusinasi, ilusi dan gangguan proses berpikir.
b. Anti depresi
Fungsi obat :Mengurangi gejala depresi, penenang
Efek samping :Mulut kering, penglihatan kabur, susah buang air
besar.
c. Anti maniak
Fungsi obat :Mengurangi hiperaktivitas, tidak menimbulkan
efek sulit tidur, mengontrol pola tidur dan perasaan mudah
tersinggung
d. Anti cemas
e. Anti insomnia
f. Anti panik

2. Manfaat Obat pada pasien dengan gangguan jiwa (Kaplan, 2014)


a. Membantu istirahat
b. Membantu mengendalikan emosi
c. Membantu mengendalikan perilaku
d. Membantu proses pikir (konsentrasi)
3. Reaksi yang efektif setelah minum obat (Kaplan, 2014)
a. Emosional stabil
b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
c. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri menurun
d. Perilaku mudah diarahkan
e. Proses berpikir ke arah logika
f. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal

4. Akibat jika putus obat (tanda-tanda kekambuhan) (Stuart, 2013)


a. Ada penawaran minum obat (menolak minum obat)
b. Sulit tidur dan mondar-mandir
c. Malas berbicara dengan orang lain
d. Banyak menyendiri dan melamun
e. Malas melakukan aktivitas harian
f. Malas perawatan diri
g. Malas cemas dan khawatir yang berlebihan
h. Cepat marah dan mudah tersinggung
i. Keluyuran/pergi tanpa tujuan
j. Merusak tanaman dan mengganggu lingkungan
k. Merusak alat-alat rumah tangga
l. Memukul atau melukai orang lain
m. Melukai diri sendiri (mencoba bunuh diri)
n. Mengatakan keinginan untuk mati/bunuh diri
o. Mengancam orang lain
p. Teriak-teriak
q. Bicara dan tertawa sendiri
L. Daftar Pustaka

Keliat, Budi A. (2010). Model Praktik Keperawatan Profesional


Jiwa. Jakarta: EGC

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A (2010). Sinopsis Psikiatri Jilid
2. Terjemahan Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kaplan, Harold I. (2014). Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta :


Widya Medika.
Siswono. (2013). Sangat Besar, Beban Akibat Gangguan Jiwa.
diakses 06 November 2017; http://www.gizi.net/cgi-
bin/berita/fullnews.cgi?newsid1002779805,55571. diakses 06 November
2017.

Stuart, Gail W. (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5.


Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai