Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENDAHULUAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RUMAH SAKIT JIWA Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG

DI SUSUN OLEH :
NAMA : RIZKA AYU ARDIYATI
NIM : 72020040014
PRODI : PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
Jln. Ganesha I, Purwosari, Kudus 59316, Telp/Fax. +62 291 437 218
Website: www.umkudus.ac.id Email: sekretariat@umkudus.ac.id
A. PENGERTIAN
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa
terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas
perawatan diri menurun.Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan
diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB)
,(Damaiyanti, 2012).

Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai
dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya ika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien gangguan jiwa.
Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015)

B. JENIS-JENIS DEFISIT PERAWATAN DIRI


Menurut Nanda-I (2012),jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan
diri untuk diri sendiri
2. Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias
untuk diri sendiri
3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri
4. Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri

C. RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

Pola Kadang Tidak


perawatan diri perawatan melakukan
seimbang diri kadang perawatan
tidak diri
Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri
Keterangan :
1. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.
2. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.

D. PENYEBAB
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Faktor –faktor
yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

E. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah sebagai berikut :
a. Mandi/Hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan
mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien memiliki kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, mengambil pakaian,
dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien memiliki ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan,
melengkapi makanan, mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, serta
mencerna cukup makanan dengan aman.
d.      Eliminasi
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.
F. AKIBAT
Akibat Akibat dari defisit perawatan diri adalah gangguan pemelihaaan kesehatan ini
bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa terjadinya infeksi kulit (scabies, panu, kurap) dan
juga gangguan yang lain seperti gastritis kronis (karena kegagalan dalam makan), penyebaran
penyakit orofecal ( karena hiegene bab/bak sembarangan) dan lain-lain.

G. PENATALAKSANAAN

a. Psikofarmaka
1. Chlorpromazine (CPZ) untuk pikiran tenang.
2. Trihexyphenidily (THP) untuk rileks dan tenang.
3. Haloperidol (HLP) untuk pikiran teratur dan rasa marah berkurang.
b. Terapi
1. Terapi keluarga

Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan
memberikan perhatian

 BHSP
 Jangan memancing emosi klien
 Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
 Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
 Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya
2. Terapi kelompok

Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah
sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.

3. Terapi musik

Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
pasien.
H. POHON MASALAH

Gangguan pemeliharaan
Effect
kesehatan(BAB/BAK,mandi,makan,minum)

Core problem Defisit perawatan diri

Kehilangan fungsi
Causa
tubuh,kurangnya motivasi

I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Data Yang Harus Dikaji
Ds:
 Pasien merasa lemah
 Malas untuk beraktivitas
 Merasa tidak berdaya

Do:

 Rambut kotor, acak- acakan


 Badan dan pakaian kotor sekaligus mengeluarkan bau yang tidak sedap
 Mulut dan gigi bau
b. Masalah Keperawatan Yang Muncul
a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
b. Isolasi Sosial
c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

c. Intervensi
a. Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan Umum :
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri
Tujuan Khusus :
 TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
 TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi
dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
 TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri
seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
 TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi : Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
 TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi : Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan
diri.
 TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami
di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan
diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

b. Diagnosa 2 : Isolasi sosial


Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi
Tujuan Khusus :
 TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan
dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.
c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
 TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Intervensi
a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
 TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan
orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan prang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
 TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Intervensi
a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
 TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain
Intervensi
a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan
orang lain
b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan
manfaat berhubungan dengan oranglain

c. Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan,


BAB/BAK
Tujuan Umum :
 Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri
Tujuan Khusus :
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
 Pasien mampu melakukan makan dengan baik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
Intervensi
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2) Melatih pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
3) Melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

c. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri : gangguan pemeliharaan kesehatan (BAB/BAK,mandi,makan,minum)

d. Strategi Pelaksanaan Individu


1. SP 1: Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri,cara merawat diri dan melatih pasien
tentang cara-cara.
2. SP 2: Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan : berpakaian ,menyisir
rambut,bercukur.
3. SP 3: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita : berpakaian, menyisir rambut
4. SP 4: Percakapan melatih pasien makan sendiri : menjelaskan cara mempersiapkan
makan,menjelaskan cara makan yang tertib, menjelaskan cara merapikan peralatan makan
setelah makan.
e. Strategi Pelaksanaan Keluarga
1. SP 1 : Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan diri
dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perrawatan diri.
2. SP 2 : Melatih keluarga cara merawat pasien.
3. SP 3 : Membuat perencanaan pulang bersama kkeluarga
DAFTAR PUSTAKA

1. Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
2. Fitria, N., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
3. Yosep, 2010, Keperawatan jiwa.(Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.
4. Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Nihayati, 2015, Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.
5. Stuart, G.W. and Laraia. 2009. Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St. Louis:
Mosby Year B
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)

SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
ORIENTASI
“Selamat pagi, kenalkan saya Deni Maslikah”
”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat T?”
“Dari tadi saya lihat Pak .... menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

KERJA
“Berapa kali bapak ... mandi dalam sehari? Apakah Pak .... sudah mandi hari ini?
Menurut Pak .... apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Pak .... sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Pak .... apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?
Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?,
badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut Pak .... yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang Pak .... lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Pak ....
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali Pak .... cukuran dalam seminggu? Kapan Pak .... cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.

“Berapa kali Pak .... makan sehari?


”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah
makan.”
“Di mana biasanya Pak .... berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya...
kita kencing dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa
membersihkan pakai air dan sabun”.
“Menurut Pak .... kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang
perlu kita persiapkan? Benar sekali.. Pak .... perlu menyiapkan pakaian ganti,
handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir”.

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Pak ....
melakukannya. Sekarang Pak .... siram seluruh tubuh Pak .... termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokkan pada kepala Pak .... sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Pak .... mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh Pak .... sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Pak .... bagus
sekali melakukannya. Selanjutnya Pak .... pakai baju dan sisir rambutnya dengan
baik.”

TERMINASI
“Bagaimana perasaan Pak .... setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Pak ....
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Pak .... lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Pak .... setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Pak .... ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali Pak .... mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya Pak ...., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan Pak .... ( tidak ) tidak melakukani?
Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak Pak ....?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah
ditandai di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ? lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang Pak .... lakukan setelah selesai mandi ?”apa Pak .... sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah Pak .... menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat
ke cermin, bagus…sekali!
“Apakah Pak .... suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya!
Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang
lain.
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias

ORIENTASI
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Ibu … hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di
tandai dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya Ibu … tampak rapi dan cantik. Mari Pak ....
kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah Ibu … biasa pakai bedak?” coba dibedakin
mukanya Ibu … yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ Ibu … , punya lipstik mari dioles
tipis. Nach…coba lihat dikaca!
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Ibu … belajar berdandan”
“ Ibu … jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian,
sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan
bersama pasien yang lain”.
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI
“Selamat siang Pak ....,”
” Wow...masih rapi dech Pak ....”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Pak .... makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Pak ....
yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat,
coba... Pak .... minta sendiri obatnya.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Pak .... setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”
” Nach... coba Pak .... lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam
10.00 disini saja ya...!”
SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

ORIENTASI
“Selamat pagi Pak .... ? Bagaimana perasaan Pak .... hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan
jadual kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya... Pak ..... dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
KERJA
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya Pak .... berak dan kencing?” “Benar Pak ...., berak atau kencing yang
baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Pak .... jelaskan kepada saya bagaimana cara Pak .... cebok?”
“Sudah bagus ya Pak ...., yang perlu diingat saat Pak .... cebok adalah Tono membersihkan
anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang
masih tersisa di tubuh Pak ....”. “Setelah Pak .... selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing
yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Pak ....
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, Pak .... ikut mencegah menyebarnya kuman yang
berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Pak .... perlu merapihkan kembali pakaian
sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi ,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”

Untuk pasien wanita:


“Cara cebok yang bersih setelah Ibu … berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah
depan ke belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah
masuknya kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
“Setelah Ibu … selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC
dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai
tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Ibu … membersihkan tinja/air kencing
seperti ini, berarti Ibu … ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada
pada kotoran/ air kencing”
“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan
dengan menggunakan sabun.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Ibu … setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang
baik?”
“Coba Ibu … jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!
“Untuk selanjutnya Ibu … bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.
“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana Ibu … bisa melakukan
jadual kegiatan

Anda mungkin juga menyukai