DI SUSUN OLEH :
NAMA : RIZKA AYU ARDIYATI
NIM : 72020040014
PRODI : PROFESI NERS
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan kesejahteraannya sesuai
dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan terganggu perawatan dirinya ika tidak dapat
melakukan perawatan dirinya (Mukhripah & Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien gangguan jiwa.
Pasien gangguan jiwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini
merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien dikucilkan baik dalam keluarga
maupun masyarakat (Yusuf, Rizky & Hanik,2015)
C. RENTANG RESPON
Adaptif Maladaptif
D. PENYEBAB
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan
ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
b. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu
sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Faktor –faktor
yang mempengaruhi personal hygiene adalah:
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus
menjaga kebersihan kakinya.
5) Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.
6) Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.
7) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
G. PENATALAKSANAAN
a. Psikofarmaka
1. Chlorpromazine (CPZ) untuk pikiran tenang.
2. Trihexyphenidily (THP) untuk rileks dan tenang.
3. Haloperidol (HLP) untuk pikiran teratur dan rasa marah berkurang.
b. Terapi
1. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan
memberikan perhatian
BHSP
Jangan memancing emosi klien
Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga
Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
Dengarkan , bantu dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya
2. Terapi kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, ketrampilan sosial, atau aktivitas lain
dengan berdiskusi dan bermain untuk mengembalikan keadaan klien karena masalah
sebagian orang merupkan perasaan dan tingkah laku pada orang lain.
3. Terapi musik
Dengan musik klien terhibur, rileks dan bermain untuk mengembalikan kesadaran
pasien.
H. POHON MASALAH
Gangguan pemeliharaan
Effect
kesehatan(BAB/BAK,mandi,makan,minum)
Kehilangan fungsi
Causa
tubuh,kurangnya motivasi
I. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Data Yang Harus Dikaji
Ds:
Pasien merasa lemah
Malas untuk beraktivitas
Merasa tidak berdaya
Do:
c. Intervensi
a. Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri
Tujuan Umum :
Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan
kebersihan diri
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
Intervensi
a. Berikan salam setiap berinteraksi.
b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.
c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.
d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.
e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.
f. Buat kontrak interaksi yang jelas.
g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.
h. Penuhi kebutuhan dasar klien.
TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.
Intervensi
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapeutik.
b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara
menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.
c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.
d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien
terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.
e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara
kebersihan diri.
f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti
kebersihan diri.
g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi
dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum
tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.
TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.
Intervensi
a. Motivasi klien untuk mandi.
b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk
mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.
c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.
d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.
e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan
kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.
f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri
seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.
TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.
Intervensi : Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,
ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju
dan pakai sandal.
TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.
Intervensi : Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan
diri.
TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.
Intervensi
a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga
kebersihan diri.
b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien
selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami
di RS.
c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap
kemajuan yang telah dialami di RS.
d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam
menjaga kebersihan diri klien.
e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan
diri.
f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga
kebersihan diri.
g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:
mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar, 2012. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
2. Fitria, N., 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.
3. Yosep, 2010, Keperawatan jiwa.(Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama.
4. Ah. Yusuf, Rizky Fitryasari PK, dan Hanik Nihayati, 2015, Buku Ajar Keperawatan
Kesehatan Jiwa, Salemba Medika, Jakarta.
5. Stuart, G.W. and Laraia. 2009. Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St. Louis:
Mosby Year B
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN (SP)
SP1 Pasien:
Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih
pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri
ORIENTASI
“Selamat pagi, kenalkan saya Deni Maslikah”
”Namanya siapa, senang dipanggil siapa?”
”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang
akan merawat T?”
“Dari tadi saya lihat Pak .... menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”
” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”
” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”
KERJA
“Berapa kali bapak ... mandi dalam sehari? Apakah Pak .... sudah mandi hari ini?
Menurut Pak .... apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Pak .... sehingga tidak bisa
merawat diri? Menurut Pak .... apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri?
Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik seperti apa ya...?,
badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut Pak .... yang bisa muncul ?” Betul ada kudis, kutu...dsb.
“Apa yang Pak .... lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Pak ....
menyisir rambut? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan
berdandan?”
(Contoh untuk pasien laki-laki)
“Berapa kali Pak .... cukuran dalam seminggu? Kapan Pak .... cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x
perminggu, dan ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya.
”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Pak ....
melakukannya. Sekarang Pak .... siram seluruh tubuh Pak .... termasuk rambut lalu
ambil shampoo gosokkan pada kepala Pak .... sampai berbusa lalu bilas sampai
bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara
merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol..
giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Pak .... mulai dari
depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi
seluruh tubuh Pak .... sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Pak .... bagus
sekali melakukannya. Selanjutnya Pak .... pakai baju dan sisir rambutnya dengan
baik.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Pak .... setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Pak ....
sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Pak .... lakukan
tadi ?”. ”Bagaimana perasaan Pak .... setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Pak .... ulangi lagi tanda-tanda
bersih dan rapi”
”Bagus sekali mau berapa kali Pak .... mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,
Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya Pak ...., dan
beri tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B
( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan Pak .... ( tidak ) tidak melakukani?
Baik besok lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.
SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak Pak ....?
“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah
ditandai di jadual hariannya?
“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang
tamu ? lebih kurang setengah jam”.
KERJA
“Apa yang Pak .... lakukan setelah selesai mandi ?”apa Pak .... sudah ganti baju?
“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih
2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.
“Apakah Pak .... menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat
ke cermin, bagus…sekali!
“Apakah Pak .... suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu
“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”
(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)
TERMINASI
“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.
“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..
“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya!
Mari kita masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?
“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang
lain.
SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
ORIENTASI
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Ibu … hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di
tandai dijadual harian ?
“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya Ibu … tampak rapi dan cantik. Mari Pak ....
kita dekat cermin dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )
KERJA
“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir
rambutnya yang rapi, bagus…! Apakah Ibu … biasa pakai bedak?” coba dibedakin
mukanya Ibu … yang rata dan tipis. Bagus sekali.” “ Ibu … , punya lipstik mari dioles
tipis. Nach…coba lihat dikaca!
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Ibu … belajar berdandan”
“ Ibu … jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian,
sama jamnya dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan
bersama pasien yang lain”.
SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri
a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan
b) Menjelaskan cara makan yang tertib
c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan
d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
ORIENTASI
“Selamat siang Pak ....,”
” Wow...masih rapi dech Pak ....”.
“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang
makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“
KERJA
“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana Pak .... makan?”
“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!
Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Pak ....
yang pimpin!. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan.
Ya, Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor.
Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat,
coba... Pak .... minta sendiri obatnya.”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan Pak .... setelah kita makan bersama-sama”.
”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil
makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”
” Nach... coba Pak .... lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam
jadual?.Besok kita ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam
10.00 disini saja ya...!”
SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak .... ? Bagaimana perasaan Pak .... hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan
jadual kegiatannya..?”
“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?
“ Kira-kira 20 menit ya... Pak ..... dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!
KERJA
Untuk pasien pria:
“Dimana biasanya Pak .... berak dan kencing?” “Benar Pak ...., berak atau kencing yang
baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran
pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Pak .... jelaskan kepada saya bagaimana cara Pak .... cebok?”
“Sudah bagus ya Pak ...., yang perlu diingat saat Pak .... cebok adalah Tono membersihkan
anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang
masih tersisa di tubuh Pak ....”. “Setelah Pak .... selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing
yang ada di kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Pak ....
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, Pak .... ikut mencegah menyebarnya kuman yang
berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Pak .... perlu merapihkan kembali pakaian
sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi ,
lalu cuci tangan dengan menggunakan sabun.”