Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

LAPORAN

KEPERAWATAN JIWA

SEMESTER IV

Dosen Pembimbing :

Ns. Hj. Dwi Heppy. R, M. Kep., Sp. Kep J

Disusun Oleh :

M. Saiqul Ulum 30901800116

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG


YAYASAN BADAN WAKAF SULTAN AGUNG
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN

2020
A. Masalah utama
Gangguan konsep diri : harga diri rendah

B. Pengertian
Harga diri rendah adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu
lama dan terus menerus (NANDA, 2012). Stuart (2013) menyatakan harga diri
rendah adalah evaluasi diri negatif yang berhubungan dengan perasaan yang
lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak berharga, dan
tidak memadai. Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap
diri sendiri dan kemampuan diri (Keliat dkk, 2011). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terjadi penurunan gejala dan peningkatan kemampuan
klien harga diri rendah kronis secara signifikan setelah diberikan tindakan
keperawatan (Pardede, Keliat, dan Wardani, 2013).

C. Tanda dan Gejala


1. Data Subjektif
a. Sulit tidur
b. Merasa tidak berarti dan Merasa tidak berguna
c. Merasa tidak mempuanyai kemampuan positif
d. Merasa menilai diri negatif
e. Kurang konsentrasi dan Merasa tidak mampu melakukan apapun
f. Merasa malu
2. Data Objektif
a. Kontak mata berkurang dan Murung
b. Berjalan menunduk dan Postur tubuh menunduk
c. Menghindari orang lain
d. Bicara pelan dan Lebih banyak diam
e. Lebih senang menyendiri dan Aktivitas menurun
f. Mengkritik orang lain
D. Etiologi
Menurut Nurarif dan Hardhi (2016) faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi
penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistik, kurangnya pujian dan
kurangnya pengakuan dari orang-orang atau orang tua, serta ideal diri yang tidak
realistik.
Stressor pencetus dari munculnya harga diri rendah adalah, gangguan fisik dan
mental salah satu anggota keluarga, pengalaman tarumatik berulang seperti
penganiayaan seksual dan psikologis, aniaya fisik, kecelakaan, bencana alam, dan
perampokan.

E. Akibat
Klien yang mengalami gangguan harga diri rendah bisa mengakibatkan gangguan
interaksi sosial : menarik diri, dan memicu munculnya perilaku kekerasan yang beresiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.Tanda dan gejala:
Data Subyektif :
1. Klien mengatakan kesepian
2. Klien mengatakan tidak mempunyai teman
3. Klien mengatakan lebih sering di rumah, sendiri
4. Klien mengatakan tidak dapat berhubungan social

Data Obyektif :
1) Menyendiri
2) Diam
3) Ekspresi wajah murung, sedih
4) Sering larut dalam pikiranya sendiri

Sedangkan perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan


tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan. Tanda dan gejala :

Data subyektif :

a. Mengungkapkan mendengar suara-suara yang mengancam, menyuruh


melakukan pencederaan pada diri sendiri, orang lain atau lingkungan
b. Mengatakan takut, cemas atau khawatir.

Data Obyektif :

a. Wajah tegang dan merah


b. Mondar-mandir
c. Mata melotot, rahang menutup
d. Tangan mengepal
e. Keluar keringat banyak
f. Mata merah

F. Pohon Masalah
Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Core Problem

Gangguan citra tubuh

G. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


a. Masalah keperawatan
1) Isolasi sosial : menarik diri
2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah
3) Berduka disfungsional
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan harga diri rendah
1) Data Subyektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-
apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu
terhadap diri sendiri.
2) Data Obyektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup.

H. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah
I. Rencana tindakan keperawatan
Tujuan umum : Klien tidak terjadi gangguan interaksi sosial, bisa berhubungan
dengan orang lain dan lingkungan.
Tujuan khusus :
1. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan :
a. Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri,
b. Jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang,
c. Buat kontrak yang jelas (waktu, tempat dan topik pembicaraan)
d. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
e. Sediakan waktu untuk mendengarkan klien
f. Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga
dan bertanggung jawab serta mampu menolong dirinya sendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
Tindakan :
a) Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b) Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien,
c) Utamakan memberi pujian yang realistis
d) Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan :
a. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
b. Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah
pulang ke rumah.
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki
Tindakan :
a) Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap
hari sesuai kemampuan
b) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien
c) Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dan kemampuan
Tindakan :
1) Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telah direncanakan
2) Beri pujian atas keberhasilan klien
3) Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah

6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada


Tindakan :
a) Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien
b) Bantu keluarga memberi dukungan selama klien dirawat
c) Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah

Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga


E. STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 Pasien:

1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar
kegiatan).
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar
kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini.
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih.
4. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
5. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.

ORIENTASI :
“Selamat pagi”
“Perkenalkan nama saya Firda Vinanda, Saya senang dipanggil Firda, saya
mahasiswa STIKES TELOGOREJO SEMARANG yang akan merawat bapak.”
“Siapa nama Bapak?Senang dipanggil siapa?”
”Bagaimana keadaan bapak hari ini ?.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih
dapat bapak dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
KERJA :

” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.

” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa
dikerjakan di rumah sakit ini.

”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur
bapak Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”

“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil
bantal, rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”

” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”

“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau
bapak lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan,
dan bapak bapak (tidak) melakukan.

TERMINASI :

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan


merapihkan tempat tidur ?
“Coba bapak lakukan kembali tadi latihan merapihkan tempat tidur”Yah,
ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini.
Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan
baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”

”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali
sehari merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ?
Lalu sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat
kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat
tidur? Ya bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok
jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

SP 2 Pasien:

1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian


2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing2 dua kali per
hari

ORIENTASI :

“Selamat pagi”

“Masih ingat dengan saya pak?”

“Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”

”Kemarin kita sudah janjian kan pak untuk bertemu hari ini, kita akan latihan mencuci
piring di dapur”

”Bapak mau berapa lama waktunya!”

“oh yaa nanti kita akan melakukan 15 menit ya pak di dapur”


KERJA :

”oh ya pak, bapak sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin atau tadi pagi?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”

“Sekarang, coba bapak lakukan kembali merapikan tempat tidurnya” ..wah..bagus


bapak sudah bisa.

“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air
untuk membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya
jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.

“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”

“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang
dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak
bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan
sabun pencuci piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada
busa sabun sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring
yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…

“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”

“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya

TERMINASI :

”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”

“Coba bapak lakukan kembali tadi latihan cuci piringnya”

“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari

Bapak Mau berapa kali mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”

”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur
dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”

”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

SP 3 Pasien:
1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian.
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan dilatih .
3. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara).
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua
kali per hari

SP 4 Pasien:

1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian.
2. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih .
3. Latih kegiatan keempat (alat dan cara).
4. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-masing dua
kali per hari.

SP 5 Pasien:

1. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian.


2. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga.
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri.
4. Nilai apakah harga diri pasien meningkat

Tindakan keperawatan pada keluarga

Keluarga diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah
dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
Tujuan :

1) Keluarga membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki


pasien
2) Keluarga memfasilitasi pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
dan memberikan pujian atas keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien

6. Tindakan keperawatan :

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien


2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien dan memuji
pasien atas kemampuannya

4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri rendah


5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat demonstrasikan
sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah

SP 1 Keluarga :

1. Diskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien


2. Jelaskan pengertian, tanda & gejala, dan proses terjadinya harga diri rendah (gunakan
booklet)
3. Diskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki sebelum dan
setelah sakit
4. Jelaskan cara merawat harga diri rendah terutama memberikan pujian semua hal
yang positif pada pasien
5. Latih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien:
bimbing dan beri pujian
6. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian

ORIENTASI :

“Selamat pagi !”

“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”

“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Bapak? Berapa
lama waktu Bapak/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”

KERJA :

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Bapak”


“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Bapak itu memang terlihat tidak percaya diri dan
sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya pada Bapak, sering menyalahkan dirinya
dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak
Bapak/Ibu memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-
pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan Bapak ini terus menerus
seperti itu, Bapak bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya t jadi malu
bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”

“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”

“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”

“Setelah kita mengerti bahwa masalah t dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk Bapak”

”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Bapak? Ya benar, dia juga mengatakan hal
yang sama(kalau sama dengan kemampuan yang dikatakan Bapak)

” Bapak itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring.
Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat
mengingatkan Bapak untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. tolong bantu
menyiapkan alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga
dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.

”Selain itu, bila Bapak sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu
memantau perkembangan Bapak. Jika masalah harga dirinya kembali muncul dan tidak
tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Bapak ke rumah sakit”

”Nah bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada
Bapak”

”temui Bapak dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang
yang mengatakan: Bagus sekali Bapak, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”

”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”

TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”

“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi dan bagaimana cara
merawatnya?”

“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu
kemari lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi
pujian langsung kepada Bapak”

“Jam berapa Bp/Ibu datang? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”

SP 2 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama yang dipilih dan dilatih pasien. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien dalam melakukan kegiatan kedua yang dipilih
pasien
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberi pujian

ORIENTASI:

“Selamat pagi Pak/Bu”

” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”

”Bapak/IBu masih ingat latihan merawat keluarga BapakIbu seperti yang kita pelajari
dua hari yang lalu?”

“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Bapak.”

”Waktunya 20 menit”.

”Sekarang mari kita temui Bapak”

KERJA:

”Selamat pagi Bapak. Bagaimana perasaan Bapak hari ini?”

”Hari ini saya datang bersama keluarga Bapak. Seperti yang sudah saya katakan
sebelumnya, keluarga Bapak juga ingin merawat Bapak agar Bapak cepat pulih.”

(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)


”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan
beberapa hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan keluarga
Bapak/Ibu”

(Saudara mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang


telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).

”Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang-bincang dengan keluarga?”

”Baiklah, sekarang saya dan orang tua Bapak ke ruang perawat dulu”

(Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan


keluarga)

TERMINASI:

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”

«  «Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada Bapak»

«  tiga hari lagi kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu
melakukan cara merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti
sekarang Pak/Bu  »

«  Sampai jumpa  »

SP 3 Keluarga :
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan
pertama dan kedua yang telah dilatih. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan ketiga yang dipilih
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan berikan pujian

SP 4 Keluarga:

1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien melaksanakan kegiatan


pertama, kedua dan ketiga. Beri pujian
2. Bersama keluarga melatih pasien melakukan kegiatan keempat yang dipilih.
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh, rujukan.
4. Anjurkan membantu pasien sesuai jadual dan memberikan pujian.
SP 5 Keluarga:

1. Membimbing pasien melakukan kegiatan yang dipilih oleh pasien. Beri pujian.
2. Nilai kemampuan keluarga mmbimbing pasien.
3. Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM.
DAFTAR PUSTAKA

Rinawati, F., Mustikasari, & Setiawan, A. (2014). Pengaruh Self Help Group terhadap
Harga Diri pada Pasien Kusta di Rumah Sakit Kusta Kediri Jawa Timur. FIK UI :
Depok
Rahayuningsih, Atih., Hamid, A. Y., & Mulyono., S. (2007). Pengaruh terapi kognitif
terhadap tingkat harga diri dan kemandirian klien dengan kanker payudara. FIK
UI : Depok
Rochdiat, Daulima, & Nuraini. (2011). Pengaruh Tindakan Keperawatan Generalis dan
Terapi Kelompok Suportif Terhadap Perubahan Harga Diri Klien Diabetes
Melitus di RS Panembahan Senopati Bantul. FIK UI : Depok
Sasmita, Keliat, B, A., & Budiharto. (2007). Efektifitas Cognitive Behaviour Therapy
Pada Klien Harga Diri Rendah Di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor Tahun
2007. FIK UI : Depok
Stuart, Gail W. (2013). Principles & Practice of Psychiatric Nursing (9th ed)
Philadelphia: Elsevier Mosby
Wahyuni, S., Keliat, B.A., & Budiharto. (2007). Pengaruh Logoterapi Terhadap
Peningkatan Kemampuan Kognitif dan Perilaku Pada lansia Dengan Harga Diri
Rendah di Panti Wredha Pekanbaru Riau. FIK UI : Depok 100
Keliat, B.A. dkk. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN Basic
Course. Jakarta: EGC
Lelon, S. K., Keliat, B., A., & Besral. (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy
(CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT) Terhadap Klien Perilaku
Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi
Bogor. FIK UI : Depok
Maryatun,S., Hamid, A.Y., & Mustikasari. (2011). Pengaruh Logoterapi terhadap
Perubahan Harga Diri Narapidana Perempuan dengan Narkotika di Lembaga
Pemasyarakatan Kelas IIA Palembang. FIK UI : Depok
NANDA. (2012). Nursing Diagnosis : Definitions & Classification 2012-2014.
Philadelphia: NANDA international
Nurwiyono, A., Keliat, B., A., & Daulima, N., H., C. (2013). Pengaruh Terapi Kognitif
Dan Reminiscence Terhadap Depresi Psikotik Lansia di Rumah Sakit Jiwa Propinsi
Jawa Timur. FIK UI : Depok

Anda mungkin juga menyukai