LP Dan SP Isolasi Sosial - Assa Farikha
LP Dan SP Isolasi Sosial - Assa Farikha
NIM : 222311101081
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2023
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi Sosial
2. TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
atau merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan
dengan orang lain tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito,
2006:467). Suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang
lain menyatakan sikap yang negatif ataupun mengancam juga disebut sebagai
isolasi sosial (Townsend, 1998). Pada pasien skizofrenia isolasi sosial adalah
bentuk gejala negatif yang digunakan untuk menghindar dari orang lain agar
pengalaman yang tidak menyenangkan dalam berhubungan dengan orang lain
tidak terulang lagi (Surtiningrum, 2011). Stuart & Laraia (2005) menyatakan
perilaku isolasi sosial sebagai perilaku yang sering muncul pada scizofrenia.
Patofisiologis
Takut penolakan sekunder akibat: obesitas, kanker (kecacatan
karena pembedahan kepala/leher, bertahayul tentang orang
lain), kecacatan fisik (paraplegia, amputasi, artritis,
hemiplegia), kecacatan emosional (ansietas ekstrem, depresi,
paranoid, fobia, inkontinen (rasa malu, bau), penyakit menular
(AIDS, hepatitis), penyakit psikiatrik (scizhofrenia, gangguan
Gangguan
afektif bipolar, gangguan kepribadian)
persepsi
Maturasional
Anak-anak
1. Isolasi perlindungan atau penyakit menular
Lansia
1. Kehilangan kontak sosial biasanya
Pertemuan 1
Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
b. Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya
c. Klien merasa orang lain tidak selevel.
d. Klien tampak menyendiri
e. Klien terlihat mengurung diri
f. Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi social
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan
orang lain
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan social
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang
lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi
Salam Terapeutik:
“Selamat Pagi Bu! Perkenalkan nama saya Assa Farikha, biasa di panggil
Assa. Bagaimana keadaan ibu hari ini? Ibu terlihat segar.”
Evaluasi/validasi :
“Senang ya bisa berkenalan dengan ibu hari ini, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang untuk lebih saling mengenal sekaligus agar ibu dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian berinteraksi dengan orang lain?”
Kontrak:
“Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya sudah, di ruangan
ini saja kita berbincang-bincang. Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya? Bagaimana kalau 15 menit saja?
Fase Kerja
“Ibu, kalau boleh saya tau orang yang paling dekat dengan ibu siapa?
Menurut ibu apa keuntungann berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak
berinteraksi dengan orang lain? Kalau ibu tidak tahu saya akan memberitahukan
keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain yaitu bapak punya banyak teman,
saling menolong, saling bercerita, dan tidak selalu sendirian. Sekarang saya akan
mengajarkan ibu berkenalan. Bagus, ibu dapat mempraktekkan apa yang saya
ajarkan tadi. Bagaiman kalau kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain di
masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
Fase Terminasi
Evaluasi Subyektif :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Coba ibu
ceritakan kembali keuntungan berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain?”
Evaluasi Obyektif :
“Nah, sekarang coba sebutkan lagi siapa nama saya? Bagus sekali. Mulai
sekarang kalau ketemu saya jangan lupa panggil saya dengan? Bagus.”
Tindak Lanjut :
“Tadi saya sudah menjelaskan keuntungan dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain dan cara berkenalan yang benar. Saya harap ibu dapat
mencobanya bagaimana berinteraksi dengan orang lain!“
Kontrak yang akan datang :
“Baiklah... pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan berbincang-
bincang lagi tentang jadwal yang telah kita buat dan mempraktekkan cara
berkenalan dengan orang lain? Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 15 menit saja? Dimana ibu mau
berbincang-bincang dengan saya besok? Ya sudah... bagaimana kalau besok kita
melakukannya di teras depan saja?”
Pertemuan 2
Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan malas berinteraksi
b. Klien mengatakan cepat lelah kalau banyak jalan
c. Klien menyendiri di kamar
d. Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar
e. Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3. Tujuan
a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain
b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang
dengan orang lain
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang
c. Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian
Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi
“Selamat Pagi Bu! Masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya perawat Assa .
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin saya
ajarkan?”
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini kita akan mempraktekkan
bagaimana cara berkenalan dengan satu. Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin,
kita akan melakukannya selama 15 menit, bagaimana menurut ibu? Kesepakatan
kita kemarin! Kita akan melakukannya di teras depan... apakah ibu setuju?”
Fase Kerja
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada
saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat...ibu dapat
melakukannya dengan baik.Sekarang, mari kita melakukannya dengan satu orang
yang ibu belum kenal!! Bagus... ibu dapat mempraktekkan dengan baik dan sesuai
dengan apa yang saya ajarkan. Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan
orang lain yang baru dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa nama
orang yang ibu ajak berkenalan tadi? Klien terlihat berkenalan dengan orang yang
baru di kenalnya sebanyak 1 orang”
“Ibu, saat saya tidak ada ibu dapat melakukan hal seperti yang ibu lakukan
tadi dengan orang yang belum ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang pernah
ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat berkenalan.”
“Baiklah...pertemuan kita cukup sampai disini. Besok kita akan melakukan
interaksi/berkenalan dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih? Berapa lama
ibu punya waktu untuk interaksi dengan orang lain? Bagaimana kalau besok kita
melakukannya selama 15 menit? Dimana ibu bisa melakukannya besok? Ya
sudah...bagaimana kalau besok kita melakukannya di tempat ini lagi?...
selamat siang ibu!!!”
Pertemuan 3
Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
a. Klien mengatakan sudah dapat berinteraksi dengan orang lain
b. Klien mengatakan sudah mengajak beberapa untuk berkenalan
c. Klien tampak sudah mau keluar kamar
d. Klien dapat melakukan aktivitas di ruangan
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial : Menarik diri
3. Tujuan
a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih
b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian
4. Tindakan Keperawatan
a. Mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien
b. Memberikan kesempatan pada klien berkenalan
c. Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
Strategi Pelaksanaan
Fase Orentasi
“Selamat Pagi Bu! Masih ingat dengan saya? Benar ibu! saya perawat Assa .
Bagaimana perasaan ibu hari ini ? masih ingat dengan yang kemarin ibu
lakukan?”
“Sesuai dengan janji kita kemarin, hari ini ibu akan melakukan interaksi
dengan orang lain sebanyak 2 orang atau lebih pada orang yang tidak ibu kenal
atau orang baru...”
“Sesuai dengan kesepakatan kita kemarin, kita akan melakukannya selama
15 menit... bagaimana menurut ibu? Kesepakatan kita kemarin!! Kita akan
melakukannya di teras... apakah ibu setuju?”
Fase Kerja
“Sebelum kita berkenalan dengan orang lain, coba ibu perlihatkan kepada
saya bagaimana cara berkenalan dengan orang lain? Hebat... ibu dapat
melakukannya dengan baik... sekarang, mari kita melakukannya dengan orang
lain yang ibu tidak kenal sebanyak 2 orang atau lebih!! Bagus... ibu dapat
mempraktekkan dengan baik dan mulai berkembang dalam berinteraksi dengan
orang lain. Bagaimana kalau kegiatan berkenalan dengan orang lain yang baru
dikenal di masukkan kedalam jadwal kegiatan harian?
Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Siapa-siapa
saja nama orang yang ibu ajak berkenalan tadi? Klien terlihat berkenalan dengan
orang yang baru di kenalnya sebanyak 3 orang”
“Nah..saat saya tidak ada, ibu dapat melakukannya hal seperti yang ibu
lakukan tadi dengan orang yang baru ibu kenal... kemudian ibu ingat nama yang
pernah ibu ajak kenalan atau bisa ibu catat di buku saat berkenalan.”
“Baiklah... pertemuan hari ini kita akhiri. Besok kita ulangi apa yang telah
kita pelajari dari kemarin ya bu.. apakah ibu bersedia? Berapa lama ibu mau
melakukannya? Bagaimana kalau besok kita melakukannya selama 15 menit?
Dimana ibu bisa melakukannya besok? Baiklah kita melakukannya di sini saja....
selamat siang ibu!!!”