Anda di halaman 1dari 21

11/12/2019

DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN


PSIKOSOSIAL (DKJPS) PADA BENCANA

Ns. Emi Wuri Wuryaningsih, M.Kep., Sp.Kep.J/emiwuryaningsih.unej@gmail.com


Departemen Keperawatan Jiwa
Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2019

12/11/2019 2

Tujuan pembelajaran

Mahasiswa dapat mengembangkan upaya pelayanan kesehatan jiwa

meliputi:

a. Upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada masyarakat;

b. Asuhan keperawatan pada kelompok khusus dengan masalah

kesehatan jiwa ebagai dampak bencana seperti: psikotik akut, ansietas,

depresi, stres pasca trauma, gangguan penyesuaian, somatoform, dan

gangguan jiwa lainnya.

1
11/12/2019

12/11/2019 3

Pendahuluan
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU No 24
Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana).

12/11/2019 4

Mitigasi Bencana: ...penyelenggaraan pendidikan, penyuluhan, dan pelatihan


baik secara konvensional maupun modern...(Pasal 47, UU No 24 tahun
2007)
Pemenuhan kebutuhan dasar pada saat tanggap bencana: ....pelayanan
kesehatan & pelayanan psikososial....(Pasal 54, UU No 24 tahun 2007).
Penanggulangan pasca bencana: ...rehabilitasi: ....pemulihan sosial
psikologis....

2
11/12/2019

12/11/2019 5

Pendahuluan

Bencana Alam : gempa bumi, tsunami, gunung


meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor

Bencana Non Alam: gagal teknologi, gagal


modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

Bencana Sosial : konflik sosial antarkelompok atau


antarkomunitas masyarakat, dan teror

UU No. 24 Tahun 2007

12/11/2019 6

Peran Tenaga Kesehatan Jiwa Pada Kebencanaan

Prabencana
Persiapan [Desa Siaga Bencana]
Tujuan Peningkatan Koping Individu

Saat Bencana
Bertahan Hidup & Komunikasi (0-48 Jam); Penyesuaian
Tujuan (0-1 minggu); Appraisal/Planing (1-4 minggu)

Pascabencana
Tujuan Reintegrasi (1-4 minggu)

3
11/12/2019

12/11/2019 7

a. Role of Mental Health Professionals (Prabencana)


 Prepare
 Train
 Gain Knowledge
 Collaborate with Public officials
 Inform and influence policy
 Set structures for rapid assistance
Pahami Konsep: Desa Siaga Bencana

12/11/2019 8

b. Role of Mental Health Professionals (0-48 Jam)


 Pemenuhan kebutuhan dasar*
 Pemenuhan kebutuhan keamanan/ keselamatan/ bertahan,
 Pemenuhan kebutuhan makan dan tempat tinggal;
 Bantu orientasi lingkungan dan orang baru,
 Fasilitasi komunikasi dgn keluarga, teman, dan komunitas,
 Kaji lingkungan yang berpotensi memberikan paparan ancaman terhadap
keselamatan dan kesehatan,
 Psychological first aid*
 Hubungkan dgn: organisasi yang terkait, relawan, ketua/ leaders komunitas,

4
11/12/2019

12/11/2019 9

c. Role of Mental Health Professionals (0-1 minggu)


 Pemenuhan kebutuhan dasar*
 Pemenuhan kebutuhan keamanan/ keselamatan/ bertahan,
 Pemenuhan kebutuhan makan dan tempat tinggal;
 Kaji status/ kondisi sekaranng,
 Triase,
 Kaji lingkungan yang berpotensi memberikan paparan ancaman terhadap keselamatan
dan kesehatan,
 Psychological first aid*
 Fasilitasi interaksi sosial;
 Latihan coping skills;
 Group and family support;
 Fostering natural social support;
 Education: stress response; traumatic reminders, coping, normal vs abnormal
functioning;
 Spiritual Support
 Looking a9ter the bereaved;

12/11/2019 10

d. Role of Mental Health Professionals (1-4 minggu)

 Monitor the recovery environment;


 Observe and listen to those most affected;
 Monitor the environment for toxins;
 Monitor past and ongoing threats;
 Monitor services that are being provided;

5
11/12/2019

12/11/2019 11

RESPON INDIVIDU TIAP TAHAP BENCANA

12/11/2019 12

a. Reaksi individu segera setelah bencana (24 jam saat bencana)


 Tegang, cemas, panik
 Terpaku, linglung, syok, tidak percaya
 Gembira atau eforia, tidak terlalu merasa menderita
 Lelah, bingung
 Gelisah, menangis, menarik diri
 Merasa bersalah

6
11/12/2019

12/11/2019 13

b. Reaksi individu minggu 1 s.d 3 setelah bencana


 Ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, sulit tidur
 Khawatir, sangat sedih
 Mengulang-ulang kembali (flashback) kejadian
 Bersedih
 Reaksi positif yang masih dimiliki : berharap atau berpikir tentang masa
depan, terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan
 Menerima bencana sebagai takdir

12/11/2019 14

c. Reaksi individu lebih dari minggu ke-3 setelah bencana


 Kelelahan
 Merasa panik
 Kesedihan terus berlanjut, pesimis dan berpikir tidak realistis
 Tidak beraktivitas, isolasi dan menarik diri
 Kecemasan; yang dimanifestasikan dengan : palpitasi, pusing, letih,
mual, sakit kepala, dll.

7
11/12/2019

12/11/2019 15

DAMPAK PSIKOSOSIAL PADA KELOMPOK RENTAN

Bayi, Balita, Anak-anak, Ibu hamil & menyusui, penyandang disabilitas, lansia

12/11/2019 16

a. Reaksi umum pada anak dalam bencana


 Sulit mengungkapkan apa yang dirasakan/ dipikirkan secara lisan;
 Masih tergantung pada orang tua;
 Terkadang belum paham apa yang terjadi (yang mati tidak akan
kembali lagi, tidak punya rumah lagi);
 Sangat terpengaruh oleh reaksi orang yang lebih dewasa;
 Takut ditinggal sendirian;
 Magical thinking

8
11/12/2019

12/11/2019 17

b. Reaksi umum pada perempuan dalam bencana


 Harus menjadi tulang punggung keluarga;
 Sangat rentan mengalami kekerasan. Contoh: perkosaan, KDRT
 Malu/ tidak berani lapor pada yang berwenang;
 Trauma berulang sehingga berisiko terkena penyakit menular seksual;
hamil di luar nikah dsb;
 Perempuan rentan terhadap depresi, kecemasan, dan psikosomatis;
 Perempuan memiliki kekuatan dan kemampuan untuk membantu orang
lain;

12/11/2019 18

c. Reaksi umum pada lansia dalam bencana


 Perasaan takut yang diikuti dengan rasa marah dan frustasi;
 Merasa gelisah, sendiri, dan putus asa
 Meningkatnya ketergantungan pada keluarga dan menolak bantuan dari
pihak yang berwenang;
 Menarik diri, sering menangis, dan depresi

9
11/12/2019

12/11/2019 19

d. Reaksi umum pada Penyandang Disabilitas dalam bencana


 Memiliki kebutuhan berbeda dari orang normal;
 Akibat bencana kehilangan perawatan dan pelayanan yang biasa
diperoleeh;
 Lebih diacuhkan oleh orang lain;
 Tidak berdaya, tidak bisa minta tolong;
 Terpinggirkan, terisolasi, menjadi korban untuk kedua kali;
 Berisiko mengalami malnutrisi, penyakit menular, dan masalah
kesehatan lainnya;

12/11/2019 20

UPAYA PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA


MASALAH BENCANA

Promotif, Preventif, Kuratif, & Rehabilitasi

10
11/12/2019

12/11/2019 21

UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF


Dapat dilaksanakan pada tahap mitigasi bencana;
Sasaran : seluruh lapisan masyarakat dan kelompok rentan yaitu bayi, balita &
anak-anak; ibu hamil dan menyusui; penyandang disabilitas; dan lansia

Petugas Kesehatan:
1. Identifikasi kebijakan-kebijakan pendukung;
2. Identifikasi wilayah rentan bencana;
3. Edukasi: kegiatan antisipastif kehilangan pada bencana;
4. Kolaborasi lintas sektor dan sosialisasi program antisipatif kebencanaan;
5. Simulasi kebencanaan multisektor dan multiprogram;
6. Edukasi: tanda dan gejala masalah kejiwaan yang mungkin muncul pada saat
bencana dan pasca bencana dan penatalaksanaan di awal;
7. Latihan coping skill dan social skill,
8. Latihan manajemen stres/ emosi,

22

3 Persiapan Utama Menghadapi Bencana


1. Miliki sebuah rencana darurat keluarga. Rencana ini mencakup
a. Kapasitas ancaman di sekitar
b. Identifikasi titik kumpul
c. Nomor kontak penting
d. Ketahui rute evakuasi
e. Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas, listrik
f. Identifikasi titik aman di dalam bangunan atau rumah.
g. Identifikasi anggota keluarga yang rentan

11
11/12/2019

23

2. Menyimpan benda yang akan dibutuhkan saat bencana yaitu:


a. Air minum untuk 3-10 hari,
b. Makanan untuk 3-10 hari,
c. Obat P3K,
d. Obat-obatan pribadi,
e. Lampu senter (ekstra baterai),
f. Sejumlah uang dan dokumen penting (sertifkat kelahiran, sertifkat
tanah/rumah, ijazah, dokumen asuransi, surat kepemilikan asset).
g. Pakaian, jaket, sepatu,
h. Peralatan (peluit, sarung tangan, selotip, pisau serbaguna, masker, pelindung
kepala).
i. Pembersih higienis (tisu basah, hand sanitizer, perlengkapan mandi).

24

3. Menyimak informasi dari berbagai media, seperti radio, televisi, media


online, maupun sumber lain yang resmi.

Anda dapat memperoleh informasi resmi terhadap penanganan darurat


dari BPBD, BNPB, dan kementerian/lembaga terkait. Apabila sudah
terbentuk posko, informasi lanjutan akan diberikan oleh posko setemp

12
11/12/2019

12/11/2019 25

UPAYA REHABILITATIF (Pasca Bencana)


Pertimbangkan: lakukan dengan metode terapi kelompok
Tindakan-tindakan yang dapat dilakukan:
1. Terapi bermain & social skill pada anak
2. Modifikasi lingkungan
3. Terapi kelompok/ Group discussion: manajemen stres (ROP, Guided
Imagery, dll, latihan koping, dan social skill)
4. Terapi spiritual
5. Live review atau reminiscene therapy pada lansia
6. Dinamika kelompok
7. Upaya rehabilitasi untuk produktifitas,

Kriteria kasus yang perlu dirujuk

Kasus-kasus gangguan mental yang telah diketahui sebelumnya


Korban dengan gejala-gejala psikologis yang tidak memperlihatkan perubahan setelah 3
minggu dilakukan tindakan oleh perawat

Korban yang mengalami disfungsi

Korban yang berniat bunuh diri

Penyalahgunaan alkohol / obat-obatan

Kekerasan fisik dalam keluarga

Kelompok resiko tinggi

13
11/12/2019

12/11/2019 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS


MASALAH KESEHATAN JIWA SEBAGAI DAMPAK BENCANA

1. Gangguan Jiwa
Orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) adalah orang yang mengalami
gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang
termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau perubahan
perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU
RI No.18 Tahun 2014).

Beberapa gangguan jiwa yang banyak terjadi di masyarakat antara lain:


depresi, ganggua ansietas, skizofrenia, bipolar, gangguan
kepribadian, dan sebagainya.

14
11/12/2019

Gangguan Jiwa ......

Hal yang perlu diperhatikan :


1. Pendataan dan pencarian [Puskesmas; Dinas Kesehatan; & Dinas
Sosial);
2. Penuhi kebutuhan dasar;
3. Penyediaan psikofarmaka dan pencegahan ketidakpatuhan
pegobatan;
4. Pemantauan kondisi lebih lanjut;

1a. Psikotik Akut


• Psikotik adalah gangguan jiwa berat yang ditandai oleh adanya:
Halusinasi; waham/delusi; pembicaraan yang kacau; perilaku katatonik;
gejala negatif lainnya
• Dibagi menjadi PSIKOTIK ORGANIK dan PSIKOTIK FUNGSIONAL
• PSIKOTIK ORGANIK: timbulnya gejala psikotik disebabkan oleh adanya
kondisi medis umum yang mempengaruhi fungsi otak
• PSIKOTIK FUNGSIONAL: timbulnya gejala psikotik lebih disebabkan oleh
adanya stresor psikologis dan pada pemeriksaan fisik dan laboratorium
konvensional tidak ditemukan adanya kelainan yang secara patofisiologi
mempengaruhi fungsi otak

15
11/12/2019

1a. Psikotik Akut


Penatalaksanaan .......

Perlu observasi ketat di RS


• Perbaiki semua gangguan fisik yang mendasari.
• Terapi psikofarmaka terhadap manifestasi gejala psikiatri yang muncul
• Manipulasi lingkungan
Ruang tenang, penerangan cukup, nyaman
Suasana dikenal oleh pasien,
Ditunggui oleh anggota keluarga yg dikenal pasien
Perlu dijaga agar tidak melukai diri sendiri

2. Depresi
Gejala Utama :
1. Afek depresif,
2. Kehilangan minat dan kegembiraan, dan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan yang mudah lelah (rasa lelah
yang nyata sesudah kerja sedikit) dan menurunnya aktifitas.

Gejala lainnya:
(a) Konsentrasi dan perhatian berkurang
(b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
(c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna,
(d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
(e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri,
(f) Tidur terganggu
(g) Nafsu makan berkurang

16
11/12/2019

3. Gangguan Cemas
Gangguan Panik :
• Dalam masa satu bulan ditemukan beberapa kali serangan cemas yg berat,
mendadak, berkembang dengan cepat dan hanya beberapa menit,
• Timbulnya serangan tidak dapat diduga dan pada keadaan dimana
sebenarnya tidak ada bahaya
• Di antara serangan pasien tampak relatif bebas dari kecemasan
• Disertai palpitasi, nyeri dada, rasa tercekik, mual, pusing, perasaan bahwa
keadaan menjadi tak realistik, takut akan terjadi bencana terhadap diri
(hilang kendali diri, menjadi gila, serangan jantung dan mati mendadak)

3. Gangguan Cemas
Gangguan Panik .....
Penanganan:
• Informasikan: panik adalah gangguan yang lazim dan dapat diobati.
• Cemas sering menghasilkan sensasi fisik dan pikiran yang menakutkan. Semua itu
akan berlalu bila ansietas diatasi.
• Pemusatan perhatian terhadap gejala fisik  menambah rasa takut
• Identifikasi rasa takut yg berlebihan selama serangan panik (misalnya takut
serangan jantung)
• Diskusikan cara menghadapi rasa takut selama serangan panik
• Latihan relaksasi
• Hindari pemeriksaan penunjang atau medikasi yang tak perlu
• Kolaborasi dengan dokter pemberian medikasi,

17
11/12/2019

3. Gangguan Cemas
Gangguan Cemas Menyeluruh
• Adanya perasaan cemas yg berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa
minggu sampai beberapa bulan yang tidak terbatas pada situasi tertentu
saja
• Gejala yg ditemukaan berupa
– Perasaan cemas, khawatir akan nasip buruk, sulit konsentrasi
– Ketegangan motorik: gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai
– Overaktifitas otonomik: kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar, sesak
nafas, keluhan lambung, pusing, mulut kering
• Penanganan mirip dengan penanganan gangguan panik

4. Gangguan Penyesuaian
Penegakkan diagnostik tidak hanya pada simtomatologi dan perjalanan
penyakit, tetapi faktor pencetus:
 Reaksi stres akut: disebabkan oleh suatu stres kehidupan yang luar
biasa;
 Gangguan penyesuaian: disebabkan oleh perubahan penting dalam
kehidupan yang menimbulkan situasi tidak nyaman berkelanjutan.

Keduanya sebagai direct cosequence

18
11/12/2019

5. Gangguan Stres Pasca Trauma / PTSD F43.1

Diagnosis baru ditegakkan jika gejala muncul dalam kurun


waktu 6 bulan setelah kejadian traumatik berat (masa
laten yang berkisar beberapa minggu sampai beberapa
bulan).
Kriteria:
1. Mengalami bayang-bayang atau mimpi-mimpi dari
kejadian traumatik tersebut secara berulang-ulang
(flashback); mimpi buruk, imajinasi-imajinasi
mengerikan, mengingat-ingat kembali peristiwa
tersebut, respons emosional kuat terhadap pengingat
peristiwa traumatik.

5. Gangguan Stres Pasca Trauma / PTSD


F43.1

Kriteria:
2. Menghindari pikiran, percakapan, perasaan, tempat, dan orang-orang
yang mengingatkan akan kejadian tersebut; kehilangan minat; disosiasi;
apatis.
3. Hiperarousal: Masalah tidur, mudah tersinggung, impulsif, sulit
berkonsentrasi, serangan panik, serangan kecemasan, mudah kaget,
gelisah, selalu terlihat bersikap siaga seakan-akan sedang mengalami
bahaya (hypervigilance), mudah merasakan rasa sakit atau nyeri.

19
11/12/2019

6. Somatoform
Ciri utama gangguan ini :
a) Adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang disertai dengan
pemeriksaan medik (meskipun hasilnya negatif & telah mendapat
kejelasan dari dokter) dan berlangsung sedikitnya selama 2 tahun.
Gangguan Somatisasi (F45) dengan gejala utama:
a) s.d.a
b) Penderita menyangkal dan menolak untuk mendiskusikan keterkaitan
antara keluhan fisik dengan problem atau konflik dalam kehidupan yang
dialaminya.
c) Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan keluarga terkait
dengan keluhannya,

7. Gangguan Disosiatif (Reaksi Konversi)


Gejala utama:
Adanya kehilangan (sebagian atau seluruh) dari integrasi normal (di bawah
kendali kesadaran) antara: ingatan masa lalu, kesadaran identitas dan
penginderaan segera, kontrol terhadap gerakan tubuh,
F 44.3 Gangguan Trans & Kesurupan
Menunjukkan adanya kehilangan sementara aspek penghayatan akan
identitas diri dan kesadaran terhadap lingkungannya; dalam beberapa
kejadian, individu tersebut berperilaku seolah-olah dikuasai oleh kepribadian
lain, kekuatan gaib, malaikat atau “kekuatan lain”.
Hanya gangguan trans “involunter” (di luar kemauan individu) dan bukan
merupakan aktivitas yang biasa

20
11/12/2019

Referensi
1. Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana Alam
2. Maslim, R. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III Dan
DSM 5. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya
3. BNPB. 2017. Tanggap, Tangkas, Tangguh: Menghadapi Bencana. Jakarta: Pusat
Data, Informasi Dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana
4. Stuart, G.W. (2013). Principles And Practice Of Psychiatric Nursing, 10th Edition.
Elsevier: Missouri USA
5. Wuryaningsih, dkk. 2018. Buku ajar keperawatan Jiwa 1. Jember: UNEJ Press

42

Terima Kasih

21

Anda mungkin juga menyukai