OLEH :
NENES SETYOWATI
NIM 1920103
MALANG 2020
RESUME PERAWATAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL PADA KORBAN
BENCANA DAN KELOMPOK RENTAN
1. DEFINISI BENCANA
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang di sebabkan, baik oleh faktor alam atau faktor
non-alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,
kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU. No 24 Tahun
2007).
Konsep proactive coping diarahkan oleh sikap yang proaktif. Sikap tersebut merupakan
kepercayaan yang relative terus menerus ada pada setiap individu. Dimana apabila terjadi
perubahan-perubahan yang berpotensi mengganggu keseimbangan emosional individu.
Dimana apabila terjadi perubahan-perubahan yang berpotensi mengganggu keseimbangan
emosional individu, maka sikap tersebut mampu memperbaiki diri dan lingkungannya.
Terapi psiko-spritual ini terdiri dari 3 tahapan,
1. tahapan penyadaran diri (self awareness),
2. Pengenalan jati diri dan citra diri (self identification), dan
3. Tahapan pengembangan (self development)
Pada Lansia
Menurut Ida Farida (2013) keperawatan lansia saat bencana adalah :
1. Memberikan Tempat yang aman
2. Rasa setia
3. Penyelamatan darurat
Pasca Bencana
1. Program inter-generasional untuk mendukung sosialisasi komunitas dengan lansia dan
mencegah isolasi sosial lansia, di antaranya:
a. Libatkan remaja dalam pusat perawatan lansia dan kegiatan-kegiatan sosial
Bersama lansia untuk memfasilitasi empati dan interaksi orang muda dan lansia
(community awareness).
b. Libatkan lansia sebagai storytellers dan animator dalam kegiatan Bersama anak-
anak yang di organisir oleh agency perlindungan anak di posko perlindungan
korban bencana.
2. Menyediakan dukungan sosial melalui pengembangan jaringan sosial yang sehat di lokasi
penampungan korban bencana.
3. Sediakan kesempatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan skill lansia.
4. Ciptakan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan secara mandiri.
5. Berikan konseling untuk meningkatkan semangat hidup dan kemandirian lansia.
Tindakan yang sesuai untuk kelompok berisiko pada orang dengan kecacatan /
disabilitas dan penyakit kronik
Saat Bencana
Sediakan alat-alat emergency dan evakuasi yang khusus untuk orang cacat dan berpenyakit
kronis (HIV/AIDS dan penyakit infeksi lainnya), alat bantu berjalan untuk korban dengan
kecacatan, alat-alat BHD sekali pakai dan lain-lain.
Tetap menjaga dan meningkatkan kewaspadaan universal (universal precaution ) untuk
petugas dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan.
Menurut Ida Farida (2013) Keperawatan bencana pada penyandang cacat yakni :
1. Bantuan evakuasi. Saat terjadi bencana, penyandang cacat membutuhkan waktu yang
lama untuk mengevakuasi diri sehingga supaya tidak terlambat dalam mengambil
keputusan untuk melakukan evakuasi, maka informasi persiapan evakuasi dan lain-lain
perlu di beritahukan kepada penyandang cacat dan penolong evakuasi.
2. Informasi. Dalam penyampaian informasi di gunakan bermacam-macam alat di
sesuaikan dengan ciri-ciri penyandang cacat, misalnya internet (email, sms, dan lain-
lain ) dan siaran televisi untuk Tuna rungu, handphone yang dapat membaca pesan masuk
untuk tuna netra, HP yang di lenkapi dengan alat handsfree untuk tuna daksa dan
sebagainya.
Berdasarkan perubahan struktur penyakit itu sendiri, timbulnya penyakit kronis di sebabkan
oleh perubahan gaya hidup sehari-hari. Bagi orang-orang yang memiliki resiko penyakit
kronis, perubahan kehidupan yang di sebabkan oleh bencana akan menjadi pemicu
meningkatnya penyakit kronis seperti diabetes melitus dan gangguan pernapasan.
Keperawatan bagi pasien diabetes :
1. Mengkonfirmasi apakah pasien yang bersangkutan harus minum obat untuk menurunkan
kandungan gula darah ( contoh : insulin dan lain-lain ) atau tidak, dan identifikasi obat
apa yang di miliki pasien tersebut.
2. Mengkonfirmasi apakah pasien memiliki penyakit luka fisik atau infeksi, dan jika ada,
perlu pengamatan dan perawatan pada gejala infeksi (untuk mencegah komplikasi kedua
dari penyakit diabetes).
3. Memahami situasi manajemen diri (self-management) melalui kartu penyakit diabetes
(catatan pribadi).
4. Memberikan instruksi tertentu mengenai konsumsi obat, makanan yang tepat dan
memberikan pedoman mengenai manajemen makanan.
5. Mengatur olahraga dan relaksasi yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Farida, Ida. 2013. Manajemen Penanggulangan Bencana Kegiatan Belajar Iv: Keperawatan
Bencana Pada Penyakit Kronik, Disabilitas, Bayi, Ibu Dan Lansia. Jakarta: Badan
Pengembangan Dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Pusat Pendidikan Dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan.