PENDAHULUAN
Kedua unsur ini saling berhubungan dalam konteks keadaan darurat yang
kompleks dimana penyediaan dukungan psikososial merupakan bagian dari
bantuan kemanusiaan dan upaya pemulihan awal. Salah satu fondasi
kesejahteraan psikososial adalah akses ke kebutuhan dasar (makanan, tempat
tinggal, mata pencaharian, kesehatan, pelayanan pendidikan) bersama-sama
dengan rasa aman yang berasal dari hidup di lingkungan yang aman dan
mendukung. Itu manfaat dari intervensi dukungan psikososial harus
menghasilkan dampak positif pada kesejahteraan anak-anak, dan mengatasi
kebutuhan psikologis dasar kompetensi dan keterkaitan (ARC Resourch Pack.
2009).
a. Citra yang mengalami distorsi, melihat diri sebagai gemuk, meskipun pada
keadaan berat badan normal atau angat kurus.
b. Penolakan bahwa adanya masalah dengan berat badan yang rendah.
c. Kesulitan menerima penguatan positif.
d. Kegagalan untuk mengambil tanggung jawab menurut diri sendiri.
e. Tidak berpartisipasi terhadap terapi.
f. Perilaku merusak diri sendiri, muntah yang dibuat sendiri; penyalahgunaan
obat-obatan pencahar dan diuretik, penolakan untuk makan.
g. Kontak mata hilang.
h. Alam peraaan yang tertekan dan pikiran-pikiran yang mencela diri sendiri
setelah episode dari pesta dan memicu perut.
i. Perenungan yang mendalam tentang penampilan diri dan bagaimana orang-
orang lain melihat diri mereka.
2. Kecemasan (ansietas)
Ansietas adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidak nyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
suatu perasaan takutkan terjadi sesuatu yang diebabkan oleh antisipasi
bahaya. Hal ini merupakan sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan
tentang bahaya yang akan datang dan memperkuat individu dengan
mengambil tindakan menghadapi ancaman (NANDA, 2009, dalam Fitria
dkk, 2013).
Tingkat ansietas menurut Stuart dan Sundeen (2007) dalam Fitria,dkk
(2013) adalah sebagai berikut :
1) Ansietas Ringan.
Tingkat ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari dan menyebabkan seseorang waspada dan meningkatkan
lahan persepsinya. Ansietas memotivasi belajar dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
2) Ansietas Sedang
Tingkat sedang memungkinkan seeorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah.
3) Ansietas Berat
Tingkat berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang
cenderung untuk memusatkan pada suatu yang terinci, spesifik, dan
tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak
pengarahan untuk dapat memusatkan pada area lain.
3. Tingkat Panik
Tingkat ini berhubungan degan terperangah, ketakutan dan teror. Rincian
terpecah dari proporsinya, tidak mampu melakukan sesuatu walaupun
dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian. Terjadi
peningkatkan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan
dengan orang lain, persepsi menyimpang, dan kehilangan pemikiran
rasional.
Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (2007) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai berikut (Fitria dkk, 2013):
a. Pandangan Psikoanalitik.
Teori ini beranggapan bahwa ansietas terjadi apabila konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian, yaitu id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan superego
mencermikan hati nurani dan dikendalikan oleh norma-norma budaya
seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari kedua elemenyang
bertentangan, sedangkan fungsi ansietas adalah mengingatkan ego
bahwa ada bahaya.
b. Pandangan Interpersonal
Teori ini beranggapan bahwa ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas
berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan dan
kehilangan yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang yang mengalami
harga diri rendah mudah mengalami perkembangan ansietas yang tepat.
c. Pandangan Perilaku.
Teori ini beranggapan bahwa ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Pakar perilaku menganggap bahwa sebagai
dorongan belajar berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari
kepedihan. Individu yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada
ketakutan berlebihan, lebih sering menujukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
d. Kajian Keluarga.
Teori ini beranggapan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam
keluarga. Ada tumpang tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan
ansietas dengan depresi.
e. Kajian Biologis.
Menurut kajian secara biologis, otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiapine. Reseptor ini membantu mengatur ansietas. Penghambat
GABA juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endofrin. Ansietas mungkin
disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.