RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur
yang sudah melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah satu
ruang rawat inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obygin, Neurologi,
Urologi, Orthopedic, THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur. Jumlah
perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi
Ners. Komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staff khusus, seperti
admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan
yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%, rata-rata kategori klien yang
dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, & hari kerja efektif
adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim,
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi
ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima. Ruang Melati telah memiliki SOP yang
cukup, namun SOP tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap
revisi. SAK yang ada diruangan juga belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan,
form-form dan media supervisi, penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum
ada. Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang tidak
lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana. Selain itu,
tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan tingkat
kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah
sakit swasta di sekitar RS Lekas sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik
dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
Pertanyaan:
Buatlah pengkajian untuk kasus diatas menggunakan Empat Pilar dalam MPKP!
JAWAB :
PILAR I
1. Perencanaan
a. Visi Rumah Sakit Lekas Sembuh
Menjadi rumah sakit umum swasta pilihan keluarga yang terkemuka dalam pelayanan
kesehatan, pendidikan, professional kerja dan terpercaya dengan ciri semangat pulih
tinggi, efektif, efisien, manusiawi dan memuaskan.
b. Misi Rumah Sakit Lekas Sembuh
1) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional dengan
mengutamakan caring dan keselamatan pasien.
2) Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang professional
dalam memberikan pelayanan kesehatan
3) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang aman, informative, efektif,
efisien dan manusiawi dengan tetap memperhatikan aspek sosial.
c. Motto Rumah Sakit Lekas Sembuh
“Professional dan mengutamakan kesehatan penderita.”
d. Visi Instalasi Rawat Inap : Ruang Melati
Mengoptimalkan kesehatan dan keselamatan penderita dengan melibatkan pelayanan
kesehatan secara professional
e. Misi Instalasi Rawat Inap : Ruang Melati
1) Meningkatkan komunikasi dan koordinasi yang baik secara menyeluruh
dengan tenaga kesehatan.
2) Optimalisasi sarana yang ada sehingga efektif dan efisien
3) Membangun sumber daya manusia yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan dalam lingkup semua spesifik penyakit.
f. Tujuan Khusus Instalasi Rawat Inap : Ruang Melati
Melakukan asuhan keperawatan kepada pasien secara professional pada kasus-kasus
semua spesifik penyakit, antara lain :
1) Interna
2) Bedah
3) Obygin
4) Neurologi
5) Urologi
6) Orthopedic
7) THT
8) Pediatrik
9) Kulit
10) Jiwa
g. Rencana Jangka Pendek di Ruang Melati
Tabel 1.1 c
Waktu Kegiatan Keterangan
07.00 - Melakukan operan (timbang terima)
dari perawat shift malam ke perawat
shift pagi.
- Pre conference dilakukan bersama
dengan 7 perawat lainnya
- Melakukan pengecekkan SDM dan
sarana-pra sarana.
08.00 - Melakukan interaksi dengan pasien
baru atau pasien yang memerlukan
perhatian khusus (Pasien total care)
- Memonitoring keadaan pasien serta
mendokumentasikan masalah prioritas
yang ditemukan saat pengkajian awal
pasien baru masuk
- Memonitoring kebersihan ruangan dan
lingkungan
- Menyusun dan mengontrol mutu yang
di terapkan di ruangan
09.00 - Memonitoring asuhan keperawatan
dan dokumentasi asuhan keperawatan
pasien
- Mengikuti visit dokter jika perawat
pelaksana atau perawat primer yang
bersangkutan sedang melakukan
tindakan
- Melakukan supervise kepada setiap
perorangan maupun tim dengan
standar yang telah ditetapkan
10.00 Melakukan supervise pada ketua tim/perawat
pelaksana.
PP 1 :
Ns. Dina dengan tindakan pemberian
Nebulizer ventolin 1 A + NaCl 1 cc dan
injeksi.
PP 2 :
Ns. Siska dengan tindakan pelaksanaan
edukasi terkait prosedur operasi SC
PP 3 :
Ns. Fauziana dengan tindakan pemberian
terapi nebulizer ventolin 1 cc = NaCl 1 cc/
8 jam dan teknik nafas dalam serta batuk
efektif
PP 4 :
Ns. Rahmawati dengan tindakan injeksi
ketorolac 30 mg untuk mengurangi nyeri
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-
rapat terstruktur
12.00 - Mengecek ulang keadaan pasien,
perawat, lingkungan yang belum
teratasi.
- Ishoma
13.00 - Mempersiapkan dan merencanakan
kegiatan asuhan keperawatan untuk
sore, malam dan esok hari sesuai
dengan tingkat ketergantungan dan
kebutuhan pasien.
- Mengobservasi post conference
14.00 Operan (timbang terima)
2. Pengorganisasian
a. Struktur Organisasi Ruang Rawat Inap : Ruang Melati
Kepala Ruangan
TIM A TIM B
3. Pengarahan
a. Kegiatan delegasi
a) Wawancara : menurut Karu, didapatkan informasi bahwa pendelegasian
diruangan sudah dilakukan secara lisan, namun dengan form-form seadanya.
b) Observasi : format pendelegasian diruangan tidak ada
c) Masalah : belum optimalnya penerapan pendelegasian dalam penerapan
metode MPKP.
b. Supervisi
a) Wawancara : supervise telah dilaksanakan secara tertib, namun dengan form
seadanya.
b) Observasi : format dan media supervisi diruangan tidak ada. Dokumentasi
supervise dilakukan secara manual.
c) Masalah : belum optimalnya penerapan supervisi dalam penerapan metode
MPKP
c. Motivasi kepada perawat
a) Wawancara : menurut Karu, didapatkan informasi bahwa peningkatan
motivasi sebenarnya telah terlaksana dengan baik oleh rumah sakit, secara
langsung maupun tidak langsung. Seperti mengadakan pelatihan dan
pembinaan.
b) Observasi : tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih
sangat rendah dan tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku
caring perawat masih kurang
c) Masalah : Motivasi yang diberikan tidak sepenuhnya ditangkap dan
diterapkan perawat
d. Komunikasi efektif
a) Wawancara : Menurut kasus, didapatkan informasi bahwa komunikasi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kurang memuaskan. Asuhan
keperawatan yang didokumentasikan, diberitahukan pada saat timbang terima
pasien dan ditindak lanjuti oleh perawat yang bertugas pada shift berikutnya.
b) Observasi : komunikasi antara staff sesuai dengan jalur. Timbang terima
dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan
validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
c) Masalah : -
4. Pengendalian
a. Program pengendalian mutu
a) Wawancara : menurut Karu, sudah terbentuk tim pengendalian mutu, tetapi
pelaksaannya masih belum optimal
b) Observasi : Belum ada sistem pelaporan dan format pengendalian di ruangan
tidak ada.
c) Masalah : sistem pengendalian mutu belum optimal
b. Pelaksanaan SOP dan SAK
a) Wawancara : menurut Karu, asuhan keperawatan yang diberikan sudah
mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang sudah ditetapkan.
Namun SAK yang ada diruangan juga belum mencangkup 8 besar penyakit
yang ada di ruangan. Lalu, diruangan telah memiliki SOP yang cukup, namun
SOP tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap
revisi.
b) Observasi : SOP sudah ada dan dalam tahap revisi, SAK di ruangan tidak
ada. Dokumentasi dilakukan secara manual.
c) Masalah : SOP dan SAK belum lengkap.
PILAR II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)
Pada kasus Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan
semua sudah berkualifikasi Ners. Sedangkan Komposisi tenaga non keperawatan di ruang
Melati tidak ada staff khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun
strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima dilakukan sebanyak 3
kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi ke ruangan pasien setiap
pelaksanaan timbang terima. Hubungan profesional terjadi antara perawat dengan
perawat atau kepala ruangan dengan perawat melalui timbang terima.
Ronde keperawatan dilakukan oleh kepala perawat, katim dan perawat pelaksana yang
semua sudah berkualifikasi ners dalam membahas masalah keperawatan pada pasien
dengan total care, partial care dan self care.
Peran Masing-masing Anggota Tim
1. Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
Menjelaskan diagnosis keperawatan.
Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
Menjelaskan hasil yang didapat.
Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji
2. Peran Perawat Konselor
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement
Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan
Mengarahkan dan koreksi
Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari