Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PSIKOSOSIAL

DI KECAMATAN BLANG BINTANG KABUPETEN ACEH BESAR

LAPORAN PENDAHULUAN

Diajukan Sebagai Syarat Praktik Stase Keperawatan Jiwa


Pada Program Studi Profesi Ners

Oleh

ERSA MAULIA, S.Kep


NPM. 2112501010027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PSIKOSOSIAL DENGAN


KETIDAKBERDAYAAN DI KECAMATAN KUTA BARO
KABUPETEN ACEH BESAR

Oleh

ERSA MAULIA, S.Kep


NPM. 2112501010027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2022

KETIDAKBERDAYAAN
A. Pengertian
Ketidakberdayaan merupakan sebuah persepsi bahwa suatu tindakan
seseorang tidak akan mempengaruhi hasil yang secara signifikan dan
merupakan persepsi kurangnya kontrol pada situasi saat ini atau yang akan
datang (Tim Pokja, SDKI DPP PPNI, 2017). Ketidakberdayaan adalah
persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan yang sudah
dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan
membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan
terjadi (NANDA, 2011).

B. Etiologi

Etiologi dari ketidakberdayaan menurut Tim Pokja SDKI PPNI


(2017) ialah program pengobatan yang mempunyai jangka panjang,
lingkungan yang tidak mendukung dalam pengobatan/perawatan serta
interaksi interpersonal yang tidak memuaskan. Faktor terkait
ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M, (2013) yaitu:
1. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol
terhadap terapi
2. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang
kasar
3. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi.
4. Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan
ketergantungan.

C. Manifestasi Klinis

Mayor (harus ada) Minor (mungkin ada)


1. Memperlihatkan atau 1. Apatis dan pasif
menutupi (marah, apatis) 2. Ansietas dan depresi
2. Ekspresi ketidakpuasan atas 3. Marah dan perilaku
kekerasan
ketidakmampuan
4. Perilaku buruk dan
mengontrol situasi/stressor
kebergantungan yang tidak
(pekerjaan, penyakit,
memuaskan orang lain
perawatan) yang
5. Gelisah dan cenderung
mengganggu pandangan,
menarik
tujuan
diri
dan gaya hidup

D. Batasan Karakteristik

Menurut NANDA (2011) dan Wilkinson (2010)


ketidakberdayaan yang dialami klien dapat terdiri dari tiga tingkatan antara
lain:
1. Rendah: Klien mengungkapakan ketidakpastian tentang fluktuasi
tingkat energi dan bersikap pasif
2. Sedang: Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang
dapat mengakibatkan iritabilitas, ketidaksukaan, marah dan rasa
bersalah. Klien tidak melakukan praktik perawatan diri ketika
ditantang. Klien tidak ikut memantau kemajuan pengobatan. Klien
menunjukkan ekspresi ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan
melakukan aktivitas atau tugas sebelumnya. Klien menujukkan
ekspresi keraguan tentang performa peran.
3. Berat: Klien menunjukkan sikap apatis, depresi terhadap perburukan
fisik yang terjadi dengan mengabaikan kepatuhan pasien terhadap
program pengobatan dan menyatakan tidak memiliki kendali
(terhadap perawatan diri, situasi, dan hasil). Pada klien NAPZA
biasanya klien cenderung jatuh pada kondisi ketidakberdayaan berat
karena tidak memiliki kendali atas situasi yang memepngaruhinya
untuk menggunakan NAPZA atau ketidakmampuan mempertahankan
situasi bebas NAPZA.

E. Patofisiologis
1. Faktor predisposisi’
a. Biologis
1) Riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua menderita
gangguan jiwa)
2) Gaya hidup (tidak merokok, alkhohol, obat dan zat adiktif) dan
Pengalaman penggunaan zat terlarang
3) Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek
up, tanggal terakhir periksa)
4) Ada riwayat menderita penjakit jantung, paru-paru, yang
mengganggu pelaksana aktivitas harian pasien
5) Adanya riwayat sakit panas lama saat perkembangan balita
sampai kejangkejang atau pernah mengalami riwayat trauma
kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal
dan limbic.
6) Riwayat menderita penyakit yang secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis multipel,
kanker terminal atau AIDS

b. Psikologis
1) Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat
tinggal
2) Ketidakmampuan mengambil keputusan dan mempunyai
kemampuan komunikasi verbal yang kurang atau kurang
dapat mengekspresikan perasaan terkait dengan penyakitnya
atau kondisi dirinya

3) Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang


secara progresif menimbulkan ketidakmampuan, misalnya:
sklerosis multipel, kanker terminal atau AIDS
4) Kurang puas dengan kehidupannya (tujuan hidup yang sudah
dicapai)
5) Merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan
kehidupannya yang sekarang
6) Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang
terlalu otoriter atau terlalu melindungi/menyayangi
7) Motivasi: penerimaan umpan balik negatif yang konsisten
selama tahap perkembangan balita hingga remaja, kurang
minat dalam mengembangkan hobi dan aktivitas sehari-hari
8) Pengalaman aniaya fisik, baik sebagai pelaku, korban
maupun sebagai saksi
9) Self kontrol: tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi,
mudah cemas, rasa takut akan tidak diakui, gaya hidup tidak
berdaya
10) Kepribadian: mudah marah, pasif dan cenderung tertutup.

c. Sosial budaya
1) Usia 30-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan
2) Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai
kecenderungan yang sama untuk mengalami ketidakberdayaan
tergantung dari peran yang dijalankan dalam kehidupannya
3) Pendidikan rendah
4) Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses
penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik,
status finansial atau orang terdekat yang berlangsung lebih
dari 6 bulan)
5) Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai
kontrol (misalnya kontrol lokus internal).
6) Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan
orang lain, tidak mampu berpartisipasi dalam sosial
kemasyarakatan secara aktif, enggan bergaul dan kadang
menghindar dari orang lain
7) Pengalaman sosial, kurang aktif dalam kegiatan di
masyarakat
8) Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif
maupun secara pasif.
2. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi
timbulnya ketidakberdayaan adalah sebagai berikut:
a. Biologis
1) Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu,
Program pengobatan yang terkait dengan penyakitnya
(misalnya jangka panjang, sulit dan kompeks) (proses
intoksifikasi dan rehabilitasi).
2) Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
3) Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang
menimbulkan kejang atau trauma kepala yang menimbulkan
lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic
4) Terdapat gangguan sistem endokrin
5) Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau
6) Mengalami gangguan tidur atau istirahat
7) Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras,
etnik dan gender
8) Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan
keseimbangan

b. Psikologis
1) Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
2) Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan
aktivitas sosial yang berdampak pada keputusasaan

3) Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan


melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari akibat tremor,
nyeri, kehilangan pekerjaan.
4) Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena
ketidakmampuan melakukan tanggungjawab peran.
5) Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan
dengan orang lain.

c. Sosial budaya
1) Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi
kesehatan atau kehidupannya yang sekarang.
2) Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga
(berada dalam lingkungan perawatan kesehatan).
3) Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun
penyebab yang lain
4) Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses
penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik,
status finansial atau orang terdekat yang berlangsung dalam 6
bulan terakhir)
5) Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.
6) Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya
dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di
masyarakat.

3. Faktor penilaian terhadap stressor (Wilkinson, 2010)


a. Kognitif
1) Mengungkapkan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat
energy
2) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustrasi terhadap
kemampuan untuk melakukan tugas atau aktivitas
sebelumnya
3) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
4) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai
kendali atau pengaruh terhadap situasi, perawatan diri atau
hasil
5) Mengungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan
orang lain.
6) Kurang dapat berkonsentrasi

b. Afektif
1) Merasa tertekan atau depresi terhadap penurunan fisik yang
terjadi dengan mengabaikan kepatuhan klien terhadap
program pengobatan

2) Marah
3) Iritabilitas, ketidaksukaan
4) Perasaan bersalah
5) Takut terhadap pengasingan oleh pemberian perawatan
6) Perasaan cemas atau ansietas

c. Fisiologis
1) Perubahan tekanan darah
2) Perubahan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
3) Muka tegang
4) Dada berdebar-debar dan keluar keringat dingin
5) Gangguan tidur, terutama kalau disertai dengan ansietas

d. Perilaku
1) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat
mengakibatkan iritabilitas
2) Tidak ada pertahanan pada praktik perawatan diri ketika
ditantang
3) Tidak memantau kemajuan pengobatan
4) Tidak berpartisipasi dalam perawatan atau mengambil
keputusan pada saat diberikan kesempatan
5) Kepasifan hingga apatis
6) Perilaku menyerang
7) Menarik diri
8) Perilaku mencari perhatian
9) Gelisah atau tidak bisa tenang
Intervensi Keperawatan Diagnosa Ketidakberdayaan

1. Tujuan Intervensi Keperawatan


a. Tujuan Umum:
Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan criteria: merasa
mampu melakukan, merasa dapat mengendalikan dan merasakan ada
sumber-sumber
b. Tujuan Khusus:
Klien menunjukkan partisipasi keputusan perawatan kesehatan
ditandai dengan:
1) Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan
ketidakberdayaan.
2) Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya
3) Menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak
4) Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk
melakukan tindakan yang diperlukan
5) Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat,
termasuk teman dan tetangga
6) Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan
yang memadai
7) Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan
transportasi

2. Rencana Intervensi keperawatan


a. Strategi pelaksanaan pada klien
1) SP 1: Kaji ketidakberdayaan yang dialami pasien dan latihan
berfikir positif
2) SP 2: Evaluasi ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan
harapan positif dan latihan mengontrol perasaan
ketidakberdayaan

b. Strategi pelaksanaan pada keluarga


1) SP 1: menjelaskan kondisi pasien dan cara merawat pasien
dengan ketidakberdayaan
2) SP 2: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan
mengontrol perasaan ketidakberdayaan dan follow up
DAFTAR PUSTAKA

Kartono R. Ketidakberdayaan (Powerlessness) Orang Dengan Hiv/Aids (Odha)


Di Kota Malang. Sosio Konsepsia. 2017 May 17;16(3):295-313.
Keliat BA, Akemat S, Daulima NH, Nurhaeni H. Keperawatan kesehatan jiwa
komunitas: CMHN (Basic Course). Jakarta: EGC. 2011.
PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi & Tindakan
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: EGC

Wilkinson K. The concept of hope in life-threatening illness. Professional nurse


(London, England). 2010 Jul;11(10):659.
White RG, McCleery M, Gumley AI, Mulholland C. Hopelessness in
schizophrenia: the impact of symptoms andbeliefs about illness. The
Journal of nervous andmental disease. 2017 Dec 1;195
Silitonga RS, Pardede JA. Parenting Patterns Related To Emotional
Development of Adolescents. Indonesian Journal of Nursing.
2018;5(2):470.
Townsend MC. Psychiatric mental health nursing: Concepts of care. FA Davis
Company; 2013.
Townsend MC. Essentials of psychiatric mental health nursing: Concepts of
care in evidence-based practice. FA Davis; 2013 Aug 16.
Valentina TD, Helmi AF. Ketidakberdayaan dan perilaku bunuh diri: Meta-
analisis. Buletin Psikologi. 2016 Dec 1;24(2):123-35.
Stuart GW. Principles and practice of psychiatric nursing-e-book. Elsevier
Health Sciences; 2014 Apr 14.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN PSIKOSOSIAL DENGAN
GANGGUAN CITRA TUBUH DI KECAMATAN KUTA BARO
KABUPETEN ACEH BESAR

Oleh

ERSA MAULIA, S.Kep


NPM. 2112501010027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2022
GANGGUAN CITRA TUBUH
A. Pengertian
Citra tubuh merupakan sikap individu tubuhnya, baik secara sadar maupun
tidak sadar, meliputi performa, potensi tubuh, fungsi tubuh, serta persepsi
perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh (Hamud, Waliyo, &
Mustikasari, 2017). Menurut Laia (2021), citra tubuh adalah persepsi individu
yang dapat menerima dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas
dan harga dirinya pun meningkat.
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas terhadap perubahan
struktur, bentuk dan fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang di inginkan
(Keliat dkk, 2016). Gangguan citra tubuh merupakan sikap sadar dan diba-
wah sadar seseorang terhadap tubuhnya sendiri (Stuart, 2016). Gangguan
Citra tubuh ialah perspsi negatif tentang tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek
yang sering berhubungan dengan tubuh (Laia, 2021).

B. Etiologi
Kondisi patofisiologi dan psikopatologis serta prosedur terapeutik yang
dapat menimbulkan gangguan citra tubuh :
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh (Enterostomi, Mastaktomi,
Histerektomi, pembedahan kardiovaskuler, pembedahan leher radikal,
laringektomi)
2. Amputasi pembedahan atau traumatic
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan (anoreksia nervosa dan bulimia)
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal (atritis)
8. Gangguan integument (psoriasis dan skar sekunder akibat trauma atau
pembedahan)
9. Lesi otak (cerebrovaskular accident, demensia dan penyakit Parkinson)
10. Gangguan afektif (depresi dan skizofrenia)
11. Gangguan endokrin (akromegali dan sindroma chusing)
12. Penyalahgunaan bahan kimia
13. Prosedur diagnostic
14. Kehilangan atau pengurangan fungsi (impotensi, pergerakan/kendali,
sensori/persepsi dan memori).
15. Terapi modalitas: Teknologi tinggi (misalnya implan defibrilator, prostesis
sendi, dialisis) dan Kemoterapi
16. Nyeri
17. Perubahan psikososial atau kehilangan: Perubahan volunter atau
dipaksakan dalam peran bekerja atau social, dukungan orang terdekat,
perceraian, kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga,
keuangan), translokasi/relokasi.
18. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim): Umpan balik
interpersonal negative dan Penekanan pada produktivitas
19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)

C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala gangguan citra tubuh menurut NANDA (2018) adalah
sebagai berikut :
1. Berfokus pada fungsi, kekuatan, dan penampilan masa lalu
2. Depersonalisasi bagian tubuhdan kehilangan melalui penggunaan kata
ganti impersonal
3. Gangguan fungsi dan struktur tubuh
4. Gangguan pandangan tentang tubuh seseorang (mis. penampilan,
struktur, fungsi)
5. Menekankan pada kekuatan yang tersisa
6. Persepsi yang merefleksikan perubahan pandangan tentang penampilan
tubuh seseorang
7. Menghindari melihat dan menyentuh tubuh
8. Menolak menerima perubahan
9. Menyembunyikan bagian tubuh
10. Perasaan negatif tentang tubuh
11. Perilaku memantau tubuh
12. Perilaku mengenali tubuh
13. Perubahan gaya hidup
14. Perubahan lingkungan sosial
15. Respon nonverbal pada perubahan tubuh (mis. penampilan, struktur,
fungsi)
16. Respon nonverbal pada perubahan yang dirasakan (mis. penampilan,
struktur, fungsi)
17. Takut reaksi orang lain
18. Terlalu terbuka tentang bagian tubuh
19. Tidak ada bagian tubuh
20. Trauma terhadap bagiaan tubuh yang tidak berfungsi

D. Faktor yang Mempengaruhi Citra Tubuh


Menurut Sriwahyuningsih, Dahrianis, & Askar (2012) berikut ini merupakan
faktor yang mempengaruhi citra tubuh :
1. Jenis Kelamin
Ketidakpuasaan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada wanita daripada
laki-laki. Pada umumnya wanita lebih kurang puas dengan tubuhnya dan
memiliki citra tubuh yang negatif, dibandingkan dengan laki-laki.
2. Usia
Tahap perkembangan dewasa madya terjadi proses penuaan seperti
kerutan dan kendur dari kulit, hilangnya tinggi badan, dan redistribusi
lemak tubuh dari kaki dan tangan ke seluruh tubuh, bersifat universal
3. Media Massa
Media yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal mengenai
fitur perempuan yang dapat mempengaruhi gambaran tubuh
seseorang. Citra tubuh dapat dipengaruhi oleh pengaruh luar, seperti
media televisi, internet dan majalah sering menggambarkan orang lebih
dekat dengan tipe tubuh yang ideal umum diterima daripada citra tubuh
rata-rata untuk menjual produk mereka.
4. Keluarga
Orang tua merupakan model yang penting dalam proses sosialisasi
sehingga mempengaruhi citra tubuh anak-anaknya melalui umpan balik,
dan instruksi
5. Hubungan Interpersonal
Seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain dan
umpan balik yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk
bagaimana perasaannya terhadap penampilan fisik. Hal ini yang sering
membuat seseorang cemas terhadap penampilan dan gugup ketika orang
lain melakukan evaluasi terhadap dirinya.
6. Kepribadian
Harga diri tinggi dapat meningkatkan evalusi tubuh seseorang ke arah
positif dan berfungsi sebagai pelindung terhadap peristi-wa yang
mengancam citra tubuh seseorang.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Pengkajian
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain.
Setelah diagnosa, tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera
tampak respon pasien terhadap perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu
mengkaji kemampuan pasien untuk mengintegrasikan perubahan citra tubuh
secara efektif (Keliat, 2016).

Analisa Data
1. Data Subjektif  :
a. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puas
dengan hasil operasi.
b. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak
berfungsi.
c. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
d. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagian tubuh
yang terganggu.
e. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
f. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.

2. Data objektif  :
a. Hilangnya bagian tubuh.
b. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
c. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yang terganggu.
d. Menolak melihat bagian tubuh
e. Menolak menyentuh bagian tubuh
f. Aktifitas sosial menurun.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh

C. Strategi Pelaksaan (SP)


1. Pasien
SP 1
a. Membina hubungan saling percaya
b. Diskusi tentang citra tubuh
c. Penerimaan terhadap citra tubuh
d. Diskusikan aspek positif dan cara meningkatkan citra tubuh
SP 2 :
a. Mengevaluasi kegiatan yang sudah dilakukan
b. Mengidentifikasi dan melakukan cara meningkatkan citra tubuh
c. Melatih interaksi secara bertahap

2. Keluarga
SP 1
a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga
b. Menjelaskan gangguan citra tubuh dan cara mengatasinya

SP 2 : Melatih cara merawat dan menyusun rencana tindakan klien


DAFTAR PUSTAKA
Hamud, Waliyo & Mustikasari. (2017). Peran pasien dan suami tentang pengaruh
mastektomi terhadap citra tubuh. Jurnal Keperawatan, 1(2).
Herdman, T.H., & Kamitsuru, S. (2018). Diagnosis keperawatan: definisi &
klasifikasi 2018-2020. Ed. 11. Jakarta:EGC

Keliat, B.A.(2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Edisi
Indonesia : Elsevier Singapore Pte Ltd
Laia, K. A. (2021). Asuhan Keperawatan Psikososial Pada Ny. M dengan Masalah
Keperawatan Gangguan Citra Tubuh.
Pramita, D. H., Wulandari, I. S., Mustikarani, I. K., &Suparmanto, G. (2017).
Dukungan keluarga dengan citra tubuh pada pasien pasca stroke di
Poliklinik Syaraf RSUD Pandan Arang Boyolali. Adi Husada Nursing
Journal. 3(2)
Sriwahyuningsih, Dahrianis, & Askar, M. (2012). Faktor yang berhubungan
dengan gangguan citra tubuh (Body Image) pada pasien post operasi
mastektomi di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Stikes Nani
Hasanuddin Makassar. Vol 1 (3).
Stuart, G.W., (2016). Prinsip dan praktik : keperawatan dan kesehatan jiwa Edisi
Indonesia, Singapore : Elsevier Singapore Pte Ltd.

Anda mungkin juga menyukai