Anda di halaman 1dari 12

UNIVERSITAS INDONESIA

Laporan Pendahuluan (LP)

Kelompok Diagnosis Risiko:


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH: KOPING KELUARGA
TIDAK EFEKTIF

Oleh:

ABDUL JALIL
NPM 1106042542

Program Studi Pascasarjana Peminatan Keperawatan Jiwa


Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
2011

1
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH : KOPING KELUARGA
TIDAK EFEKTIF

A. Pengertian
Koping keluarga tidak efektif terbagi menjadi dua yaitu gangguan koping
keluarga dan ketidakmampuan koping keluarga. Gangguan koping keluarga merupakan
keadaan ketika biasanya orang yang memberi dukungan utama (anggota keluarga atau
teman dekat), memberi bantuan dukungan, kenyamanan yang tidak mencukupi, tidak
efektif, atau melemah atau memberikan dorongan yang tidak mencukupi yang mungkin
diperlukan oleh klien untuk mengatur atau menguasai tugas-tugas yang berhubungan
dengan tantangan kesehatannya (Carpenito-Moyet, 2007). Sedangkan ketidakmampuan
koping keluarga merupakan keadaanm ketika sebuah keluarga memperlihatkan perilaku
destruktif dalam berespons terhadap ketidakmampuan untuk menangani stressor internal
maupun eksternal karena sumber-sumber yang tidak adekuat (fisik, psikologis atau
kognitif). Koping keluarga tidak efektif merupakan perilaku orang terdekat (anggota
keliuarga atau orang penting lainnya) yang membatasi kapasitas/kemampuannya dan
kemampuan klien untuk secara efektif menangani tugas penting mengenai adaptasi
keduanya terhadap masalah kesehatan (NANDA, 2011). Menurut Wilkinson (2007)
koping keluarga tidak efektif merupakan orang pendukung utama (anggota keluarga atau
teman dekat) memberikan dukungan, kenyamanan, bantuan, atau dorongan yang tidak
cukup, tidak efektif atau mengganggu dan mungkin dibutuhkan oleh klien untuk
mengelola serta menguasai tugas perkembangan yang terkait dengan perubahan
kesehatannya

B. Penyebab
Menurut NANDA (2011) koping keluarga tidak efektif dapat disebabkan karena
adanya:
1. Penanganan resistensi keluarga terhadap pengobatan yang berubah-berubah
2. Gaya koping yang tidak sesuai antara orang terdekat dan klien untuk menangani
tugas adaptif
3. Gaya koping yang tidak sesuai diantara orang terdekat
4. Hubungan keluarga yang sangat ambivalen
5. Orang terdekat lama tidak mengungkapkan perasaan (misalnya: rasa bersalah,
cemas, bermusuhan dan putus asa)
Menurut Keliat et.al (2010) penyebab dari koping keluarga tidak efektif antara lain:
1. Orang yang penting atau berpengaruh dalam keluarga tidak mampu mengekpresikan
perasaan seperti memendam rasa bersalah, kecemasan, permusuhan dan
keputusasaan
2. Pola pengambilan keputusam keluarga yang sewenang-wenang (otoriter)
3. Hubungan antar anggota keluarga yang penuh keragu-raguan

C. Karakteristik Koping Keluarga Tidak Efektif


2
Menurut Carpenito-Moyet (2007) koping keluarga tidak efektif sering ditunjukkan dengan:
1. Mayor
a. Menyiksa atau mengabaikan perawatan individu
b. Keputusan/tindakan yang merusak kesahteraan individu
c. Kelalaian dalam membina hubungan dengan anggota keluarga yang lain
2. Minor
a. Penyimpangan realitas berkenaan dengan masalah kesehatan klien
b. Intoleransi
c. Penolakan dan pengabaian
d. Pengabaian
e. Pengkhianatan dan permusuhan
f. Mengakui tanda-tanda penyakit klien\
g. Agitasi dan agresi
h. Depresi dan psikosomatisme
i. Kerusakan dalam membina hubungan yang berarti untuk diri
j. Keprihatinan yang berkepanjangan terhadap klien
k. Klien mengalami ketidakberdayaan, ketergantungan tak aktif

D. Proses terjadinya
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
1) Adanya riwayat depresi dan konflik dalam keluarga
2) Ada riwayat gangguan status nutrisi (kurus, obesitas) atau anoreksia dan
tidak ada perbaikan nutrisi, BB tidak ideal
3) Paparan terhadap racun, sindrom alkhohol saat janin dalam kandungan.
4) Riwayat kesehatan secara umum, misalnya kanker, epilepsi, trauma kepala,
riwayat gangguan penyakit jantung, penyakit neurologis
5) Menderita penyakit kronis yang mempengaruhi kemampuan untuk
memenuhi keb utuhan atau tanggung jawab peran terhadap klien
6) Penanganan medik jangka panjang (kemoterapi dan radiasi)
7) Maturasi normal: pertumbuhan dan perkembangan masa bayi, anak dan
remaja
8) Perubahan fisiologis pada kehamilan dan penuaan
9) Penyalahgunaan obat, nikotin, alkhohol, narkotik dan sedatif-hipnotik
b. Psikologis
1) Self kontrol rendah, ketidak sesuaian gaya koping untuk menghadapi tugas
adaptif oleh orang terdekat dan pasien atau diantara orang-orang penting
2) Orang terdekat secara kronis tidak mampu berkomunikasi secara efektif
untuk mengungkapkan perasaan bersalah, ansietas, bermusuhan dan
menarik diri
3) Mengalami gangguan penglihatan dan pendegaran yang menyulitkan untuk
melakukan interaksi atau komunikasi dengan orang lain atau membantu
anggota keluarga yang sakit

3
4) Pengalaman masa lalu tidak menyenangkan: kecanduan, alkhoholisme,
permodelan peran yang negatif, adanya riwayat tentang hubungan tidak
efektif dengan orang tua sendiri, riwayat tentang hubungan yang kasar
dengan orang tua
5) Motivasi: kurangnya pernghargaan dari orang lain pada masa
perkembangan yang terjadi secara berulang, kurangnya dukungan sosial
dan dari dukungan diri sendiri.
6) Mempunyai konsep diri negatif: harga diri rendah, harapan yang tidak
realistis keluarga terhadap klien, tidak terpenuhinya kebutuhan psikososial
keluarga dari klien
7) Kepribadian: mudah cemas. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan
dengan cara yang memadai cenderung menguatkan pertahanan sehingga
keluarga melakukan penolakan pada klien dan terhadap pengobatan
8) Riwayat kesulitan mengambil keputusan, tidak mampu berkonsentrasi
c. Sosial budaya
1) Usia: Tidak dapat menjalankan tugas perkembangan dengan baik.
2) Gender/jenis kelamin: Jenis kelamin laki-laki lebih berisiko mengalami koping
keluarga tidak efektif ketika anggota keluarganya yang lain sakit
3) Pekerjaan: bekerjan dengan waktu minimal di rumah
4) Penghasilan/pendapatan: kurang mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari
5) Mengalami perubahan status atau prestise
6) Pengalaman berpisah dari orang terdekat, misalnya karena perceraian,
kematian, tekanan budaya, perpindahan dan perpisahan sementara atau
permaenen
7) Perubahan status sosial dan ekonomi akibat pensiun
8) Tinggal di lingkungan yang terdapat bahaya keamanan maupun polutan
lingkungan
9) Kondisi pasien yang tidak mempunyai pekerjaan, pengangguran, ada
pekerjaan baru maupun promosi)
10) Peran sosial: kurang mampu menjalankan perannya untuk berpartisipasi
lingkungan tempat tinggal dan kesulitan membina hubungan interpersonal
dengan orang lain:
11) Agama dan keyakinan: kurang menjalankan kegiatan keagamaan sesuai
dengan agama dan kepercayaan atau ada nilai budaya dan norma yang
mengharuskan melakukan pembatasan kontak sosial dengan orang lain
(misalnya laki-laki dengan perempuan).
2. Faktor Presipitasi
a) Nature
1) Biologis

4
a) Adanya penyakit akut yang mempengaruhi fungsi tubuh sehingga
mengalami gangguan kemampuan untuk memenuhi tanggung jawab
peran, kehilangan salah satu anggota tubuhnya
b) Adanya efek samping pengobatan kemoterapi dan radiasi
c) Status gizi, misalnya BB tidak ideal atau kurus sehingga kurang kuat
membantu anggota keluarga yang sakit atau terlalu gemuk/obesitas
sehingga menyulitkan untuk bergerak
d) Adanya kelainan kongenital: tuli atau buta
e) Sensitifitas biologi: ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem
limbik, thalamus, kortek frontal, GABA, norefrinefrin dan serotonin
2) Psikologis
a) Pengalaman yang tidak menyenangkan karena anggota keluarga
menderitan penyakit kronis atau akut dengan program pengobatan yang
berubah-berubah sehingga keluarga menjadi resistensi terhadap
pengobatan
b) Di antara orang terdekat dalam keluarga ada ketidakmampuan
komunikasi verbal untuk mengungkapkan perasaan (rasa bersalah,
cemas, bermusuhan atau putus asa)
c) Pengalaman yang kurang baik dalam mendapatkan informasi
kesehatan: ketidaktepatan atau ketidakadekuatan informasi atau
pemahaman orang yang utama
d) Ancaman konsep diri : yang terjadi akibat progresi penyakit kronis yang
menyebabkan ketidakmampuan yang melelahkan kapasitas dukungan
orang terdekat
e) Ancaman konsep diri: kekacauan dan perubahan peran keluarga yang
bersifat sementara
f) Kepribadian: mudah cemas. Ketidakmampuan mengatasi kecemasan
dengan cara yang memadai cenderung menguatkan pertahanan
sehingga keluarga melakukan penolakan pada klien dan terhadap
pengobatan
g) Moral: nilai atau moral masyarakat sekitar tidak sesuai dengan nilai dan
moral yang dianut oleh keluarga
h) Pengalaman yang tidak menyenangkan: perceraian, KDRT, diturunkan
dari jabatan, konflik dengan rekan kerja, perpisahan dengan orang yang
berarti
i) Motivasi : kurangnya dukungan sosial orang sekitar dan tidak pernah
mendapatkan penghargaan dari luar
j) Self kontrol:
 Keluarga mempunyai gaya koping yang berbeda dengan pada
umumnya ketika menghadapi atau mengatasi masalah kesehatan

5
 Perhatian sementara oleh orang terdekat yang berusaha mengelola
konflik emosi serta penderita personal dan yang tidak mampu
memperoleh atau bertindak efektif sesuai kebutuhan klien
k) Adanya pembatasan kontak sosial dengan keluarga & teman akibat
perbedaan budaya, lokasi tempat tinggal yang terisolasi, proses
pengobatan yang menyebabkan gangguan bicara
3) Sosial budaya
a) Usia: Krisis perkembangan dari orang-orang terdekat (sebutkan)
b) Pembatasan yang dilakukan oleh rumah sakit akibat hospitalisasi
c) Gender: jenis kelamin perempuan lebih berisiko mengalami kegagalan
menjalankan peran
d) Pendapatan rendah atau kurang dari UMR
e) Pekerjaan: tidak tetap, penggangguran atau baru terkena PHK, turun
jabatan
f) Status sosial : hubungan keluarga yang sangat ambivalen, kurang
baiknya hubungan antara anggota keluarga yang dapat menyebabkan
keluarga memberikan dukungan yang sedikit pada anggota keluarganya
yang sakit
g) Latar belakang budaya: nilai budaya dan keyakinan yang diyakini salah
h) Keikutsertaan partai politik dan organisasi: aktif mengikuti kegiatan
politik dan organisasi
i) Pengalaman sosial: krisis situasi yang terjadi akibat perawatan keluarga
yang sakit sebelumnya sehingga menurunkan kualitas dukungan yang
diberikan
j) Peran sosial: tidak dapat menjalankan peran sosialnya akibat harus
merawat anggota keluarga yang sakit.
b) Origin
1) Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya
2) Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga dan orang sekitar/masyarakat
serta peer group
c) Timing: Stres dapat terjadi dalam waktu yang berdekatan, stress dapat
berlangsung lama atau stres dapat berlangsung secara berulang-ulang atau
terus menerus
d) Number: Sumber stres dapat lebih dari satu dan terjadi selama usia
perkembangan dan pertumbuhan dan biasanya stressor dinilai sebagai masalah
yang sangat berat

E. Penilaian Terhadap Stressor


1. Kognitif

6
a. Klien mengungkapkan atau mengkonfirmasi perhatian dan keluhan tentang
respon orang yang berarti terhadap masalah kesehatannya
b. Orang yang berarti menmggambarkan atau mengkorfimasi pemahaman yang
tidak adekuat/dasar pengetahuan yang tidak adekuat dan mempengaruhi
bantuan efektif atau perilaku suportif
c. Mengungkapkan peningkatan ketergantungan klien
d. Mengungkapkan ketidak hormatan pada kebutuhan klien, klien misalnya klien
selalu merepotkan keluarga
e. Mengungkapkan tidak mampu membangun kembali kehidupan yang bermakna
untuk diri sendiri setelah anggota keluarganya sakit
f. Mengungkapkan perawatan yang mengabaikan klien dalam hal kebutuhan dasar
manusia
g. Mengungkapkan perawatan yang mengabaikan klien dalam hal pengobatan
penyakit
h. Pengambilan keputusan atau tindakan keluarga yang menyimpang dari
kesejahteraan ekonomi dan sosial klien
i. Mengungkapkan penyimpangan realitas mengenai masalah kesehatan,
termasuk menyangkal secara ekstrem tentang keberadaan atau keparahan
penyakit
j. Distorsi realitas berkenaan dengan masalah kesehatan perorangan
k. Penolakan terhadap realitas
2. Afektif
a. Merasa depresi
b. Merasa khawatir yang terus menerus
c. Merasa tidak sanggup membantu klien (intoleransi)
d. Keluarga mempunyai emosi yang labil
e. Terlalu memikirkan pasien dalam waktu yang lama
f. Tidak berdaya dan sedih, bingung
g. Perasaan tidak berguna
h. Perasaan negatif tentang dirinya
i. Perasaan tidak mampu
3. Fisiologis
a. Psikosomatis
b. Merasakan tanda-tanda penyakit klien
c. Intoleransi dan kelemahan
d. Peningkatan tekanan darah, pusing
e. Sakit kepala
f. Kurang napsu makan
g. Penurunan berat badan
h. Konstipasi/diare
i. Gangguan tidur/insomnia
7
j. Mual/muntah
4. Perilaku
a. Pengabaian dan penurunan produkstivitas dalam merawat klien
b. Agresi dan agitasi
c. Menjalankan rutnitas biasa tanpa menghormati kebutuhan klien
d. Perilaku keluarga yang mengganggu kesejahteraan klien
e. Orang yang berarti menggambarkan tidak nyaman dengan reaksi personal
(misalnya takut, antisipasi berduka, perasaan bersalah dan ansietas) terhadap
penyakit, ketidakmampuan, atau krisis situasi dan perkembangan lainnya dari
klien.
f. Keluarga menunjukkan batasan peran yang kaku
g. Anggota keluarga mengganggu tindakan medis/keperawatan yang dibutuhkan
h. Orang yang berarti menunjukkan perilaku melindungi dan tidak proporsional
(terlalu sedikit atau terlalu banyak) terhadap kemampuan atau kebutuhan klien
untuk autonomi
i. Orang yang berarti berusaha untuk memberikan perlakukan bantuan atau
dukungan dengan hasil yang kurang dari memuaskan
j. Perawatan individu secara menyiksa atau mengabaikan
k. Pengambilan keputusan /tindakan yang merusak keharmonisan keluarga
l. Penyalahgunaan obat, alkhohol, rokok, menyalahkan diri sendiri
5. Sosial
a. Gangguan individualisasi
b. Penolakan dan cederung isolasi sosial
c. Melalikan hubungan dengan anggota keluarga lain
d. Tidak suka dekat-dekat atau bersama klien /bermusuhan dengan klien
e. Acuh terhadap lingkungan terutama klien dan kurang berpartisipasi dalam
lingkungan sosial
f. Anggota keluarga berpisah atau membentuk koalisi yang tidak mendukung
g. Interaksi dengan kata-kata antara keluarga dan pasien tidak ada atau menurun
h. Orang yang berarti menarik diri atau memasuki komunikasi personal dengan
klien secara temporer atau terbatas pada saat dibutuhkan
i. Hubungan yang kejam dan melalaikan anggota keluarga lain

F. Sumber Koping
1. Personal ability
a. Kemampuan dalam berkomunikasi secara verbal dan non verbal
b. Kemampuan dalam memecahkan masalah: mengidentifikasi masalah yang
dihadapi, mengidentifikasi penyebab dari masalah tersebut, menguraikan
alternatif pemecahan yang dapat digunakan dan kemampuan mencari sumber
pendukung yang dapat digunakan untuk mengatasi masalahnya
c. Hubungan interpersonal dengan orang lain di sekitarnya
8
d. Pengetahuan klien tentang tindakan atau cara yang dapat digunakan untuk
membantu merawat anggota keluarga yang sakit/membutuhkan pertolongan
e. Adanya gangguan fisik (kesehatan secara umum) yang menghambat upaya
membantu anggota keluarganya yang sakit.
2. Sosial support
a. Hubungan yang baik atau kurang baik antar individu, keluarga kelompok dan
masyarakat.
b. keterlibatan dalam organisasi social/kelompok sebaya atau adanya komitmen
organisasi kemasyarakatan yang ada disekitarnya
c. Adanya kader kesehatan jiwa yang dapat membantu menguraikan atau
membantu masalah kesehatan yang dihadapi oleh anggota keluarganya
3. Material asset
a. Penghasilan secara individu : cukup atau tidak
b. Keberadaan asset harta benda pendukung pengobatan yang dimiliki (tanah,
rumah, tabungan) untuk melakukan perawatan anggota keluarganya yang sakit
c. Mempunyai fasilitas Jamkesmas, SKTM, ASKES yang dapat digunakan untuk
mendukung pengobatan anggota keluarganya.
d. Pekerjaan/vokasi/posisi : memiliki atau tidak
e. Akses pelayanan kesehatan terdekat yang dapat didatangi oleh anggota
keluarganya
4. Positive belief
a. Kenyakinan dan nilai positif tentang dirinya sendiri dan keluarga yang menderita
sakit
b. Memiliki motivasi atau tidak dalam membantu anggota keluarga yang mengalami
masalah kesehatan
c. Orientasi klien terhadap kesehatan terutama dalam hal pencegahan terjadinya
penyakit yang lebih parah pada keluarganya dari pada mengobati

G. Mekanisme Koping
1. Konstruktif
a. Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri
b. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara
c. Aktivitas sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak
menentu
d. Membangun kepercayaan diri dan optimis
e. Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat
f. Komunikasi terbuka
g. Pemenuhan peran yang signifikan
h. Mengungkapkan penerimaan diri
i. Menerima kritikan dari orang lain
j. Mengidentifikasi alternatif dan kemungkinan yang akan timbul
9
k. Mengidentifikasi sumber-sumber yang diperlukan untuk mendukung setiap
alternatif
l. Fokus pada masalah: negosiasi, konfrontasi, advice
m. Kognitif : perbandingan positif, pengabaian selektif, substitusi reward,
mengurangi objek yang diharapkan
n. Emosi: mekanisme pertahanan diri (denial, supresi)
2. Destruktif
a. Penggunaan fantasi
b. Proyeksi
c. Disosiasi
d. Displacement
e. Isolasi sosial
f. Identitas negatif
g. Amuk
h. Penyalahgunaan obat
i. Berbalik marah/benci terhadap diri sendiri
j. Splitting

H. Diagnosa Keperawatan
Koping Keluarga Tidak Efektif

I. Tindakan keperawatan (Keliat et.al, 2011)


Ditujukan pada keluarga:
1. Tujuan:
Tujuan umum: Individu mengekspresikan pandangan positif untuk masa datang dan
memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya.
Tujuan Khusus:
a. Mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh keluarga.
b. Mengidentifikasi koping yang dimiliki keluarga.
c. Mendiskusikan tindakan atau koping yang dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah.
d. Mendiskusikan alternatif koping atau cara penyelesaian masalah yang baru
e. Melatih kemampuan koping atau cara mengatasi masalah yang baru
f. Mengevaluasi kemampuan keluarga menggunakan koping yang efektif
2. Tindakan keperawatan:
a. Bina hubungan saling percaya. Dalam membina hubungan saling percaya, perlu
dipertimbangkan rasa aman dan nyaman keluarga saat berinteraksi. Tindakan ini
yang dapat dilakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah:
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Berjabatan tangan sambil mengenalkan nama
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak, waktu, tempat setiap kali pertemuan dengan keluarga
b. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh keluarga, meliputi asal masalah, jumlah,
sifat dan waktunya
c. Diskusikan koping atau upaya yang biasa dilakukan keluarga:
10
1) Mekanisme koping yang selalu digunakan menghadapi masalah
2) Mengungkapkan perasaan setelah menggunakan koping yang biasa
digunakan.
d. Diskusikan alternatif koping
1) Keterbukaan dalam keluarga, membahas masalah yang dihadapi dalam
keluarga, membahas cara-cara menyelesaikan masalah dan membagi tugas
penyelesaian masalah.
2) Melakukan kegiatan yang disukai (olah raga, jalan-jalan) untuk
mengembalikan energi dan semangat (break sesaat).
3) Mencari dukungan sosial yang lain.
4) Memohon pertolongan pada Tuhan.
5) Melatih keluarga menggunakan koping yang efektif
6) Mengevaluasi kemampuan keluarga menggunakan koping yang efektif

11
Daftar Pustaka
Keliat, B.A, Wiyono, Akemat. P.W dan Susanti, H. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa
CMHN (Intermediate Course). Cetakan I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, L.J dan Moyet. (2007). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 10. Jakarta : Penebit
Buku Kedokteran EGC
NANDA International. (2011). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Cetakan I.
Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil
NOC. Edisi 7. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana Asuhan & Medikasi
Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Carpenito, L. J.C (2004). Hanndbook of nursing diagnosis ed.10. USA: Lippincott Williams & Wilkins
Doenges,M., Townsend, M., (2008) Nursing Diagnosis Manual ed.2. F.A Davis Company:
Philadelphia.
Stuart, Gail W. (2009). Principles & Practice of Psychiatric Nursing ed.8. Philadelphia: Elsevier Mosby
Townsend, Mary C. (2008). Essentials of psychiatric mental health nursing _4th ed. F. A.
Davis Company: Philadelphia
Varcarolis, Elizabeth M & Margareth Jordan Halter. (2010). Foundations of psychiatric mental
health nursing: a clinical approach. Canada: Saunders

12

Anda mungkin juga menyukai