Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN

“KETIDAKBERDAYAAN”
Ns. Kurnia Laksana. S.Kep., M.Kep.

Kurnia Laksana mr_Kurnia Laksana Kurnia Laksana mr.kurnialaksana@stikesmaharani.ac.id


PENGERTIAN

 Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa segala tindakannya tidak


akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana individu kurang dapat
mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru dirasakan.
 Ketidakberdayaan → persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau
tindakan yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang
diharapkan atau tidak akan membawa perubahan hasil seperti yang
diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan situasi yang terjadi atau
mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2016).
PENYEBAB

 Kurangnya pengetahuan
 Ketidak adekuatan koping sebelumnya (seperti : depresi)
 Kurangnya kesempatan untuk membuat keputusan
 Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
 Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang kasar.
 Penyakit yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang melemahkan
kondisi.
 Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan ketergantungan.
KETIDAKBERDAYAAN YANG DIALAMI KLIEN DAPAT TERDIRI
DARI TIGA TINGKATAN ANTARA LAIN:

Rendah
Klien mengungkapakan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energi dan bersikap pasif.
Sedang
Klien mengalami ketergantungan pada orang lain yang dapat mengakibatkan ititabilitas, ketidaksukaan, marah dan
rasa bersalah. Klien tidak melakukan praktik perawatan diri ketika ditantang. Klien tidak ikut memantau kemajuan
pengobatan. Klien menunjukkan ekspresi ketidakpuasan terhadap ketidakmampuan melakukan aktivitas atau
tugas sebelumnya. Klien menujukkan ekspresi keraguan tentang performa peran.
Berat
Klien menunjukkan sikap apatis, depresi terhadap perburukan fisik yang terjadi dengan mengabaikan kepatuhan
pasien terhadap program pengobatan dan menyatakan tidak memiliki kendali (terhadap perawatan diri, situasi, dan
hasil). Pada klien NAPZA biasanya klien cenderung jatuh pada kondisi ketidakberdayaan berat karena tidak
memiliki kendali atas situasi yang memepngaruhinya untuk menggunakan NAPZA atau ketidakmampuan
mempertahankan situasi bebas NAPZA.
FAKTOR PRESDISPOSISI
Biologis
1. Tidak ada riwayat keturunan (salah satu atau kedua orang tua menderita gangguan jiwa)
2.Gaya hidup (tidak merokok, alkhohol, obat dan zat adiktif) dan Pengalaman penggunaan zat terlarang
3.Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general chek up, tanggal terakhir periksa)
4.Ada riwayat menderita penjakit jantung, paru-paru, yang mengganggu pelaksana aktivitas harian pasien
5.Adanya riwayat sakit panas lama saat perkembangan balita sampai kejang- kejang atau pernah mengalami
riwayat trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic.
6.Riwayat menderita penyakit yang secara progresif menimbulkan ketidakmampuan, misalnya: sklerosis
multipel, kanker terminal atau AIDS
FAKTOR PRESDISPOSISI SECARA
PSIKOLOGIS
1) Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
2) Ketidaknmampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan komunikasi verbal yang kurang atau
kurang dapat mengekspresikan perasaan terkait dengan penyakitnya atau kondisi dirinya
3) Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit yang secara progresif menimbulkan ketidakmampuan,
misalnya: sklerosis multipel, kanker terminal atau AIDS
4) Kurang puas dengan kehidupannya (tujuan hidup yang sudah dicapai)
5) Merasa frustasi dengan kondisi kesehatannya dan kehidupannya yang sekarang
6) Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu otoriter atau terlalu melindungi/menyayangi
7) Motivasi: penerimaan umpan balik negatif yang konsisten selama tahap perkembangan balita hingga remaja,
kurang minat dalam mengembangkan hobi dan aktivitas sehari-hari
8) Pengalaman aniaya fisik, baik sebagai pelaku, korban maupun sebagai saksi
9) Self kontrol: tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi, mudah cemas, rasa takut akan tidak diakui, gaya
hidup tidak berdaya
10) Kepribadian: mudah marah, pasif dan cenderung tertutup.
FAKTOR PRESDISPOSISI SECARA
SOSIAL BUDAYA
1) Usia 30-meninggal berpotensi mengalami ketidakberdayaan
2) Jenis kelamin laki-laki ataupun perempuan mempunyai kecenderungan yang sama untuk mengalami
ketidakberdayaan tergantung dari peran yang dijalankan dalam kehidupannya
3) Pendidikan rendah
4) Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori,
defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung lebih dari 6 bulan)
5) Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai kontrol (misalnya kontrol lokus internal).
6) Dalam kehidupan sosial, cenderung ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berpartisipasi
dalam sosial kemasyarakatan secara aktif, enggan bergaul dan kadang menghindar dari orang lain
7) Pengalaman sosial, kurang aktif dalam kegiatan di masyarakat
8) Kurang terlibat dalam kegiatan politik baik secara aktif maupun secara pasif.
FAKTOR PRESIPITASI SECARA BIOLOGIS

1) Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan yang
terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit dan kompeks) (proses
intoksifikasi dan rehabilitasi).
2) Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir
3) Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang atau trauma
kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic
4) Terdapat gangguan sistem endokrin
5) Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau
6) Mengalami gangguan tidur atau istirahat
7) Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender
8) Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan
FAKTOR PRESIPITASI SECARA
PSIKOLOGIS
1) Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
2) Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial
yang berdampak pada keputusasaan.
3) Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.
4) Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan
melakukan tanggungjawab peran.
5) Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.
FAKTOR PRESIPITASI SECARA
SOSIAL BUDAYA
1) Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau kehidupannya yang sekarang.
2) Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam lingkungan perawatan kesehatan).
3) Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang lain
4) Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya: pensiun, defisit memori, defisit
motorik, status finansial atau orang terdekat yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir)
5) Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.

6) Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam
kegiatan sosial di masyarakat.
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA KOGNITIF

1) Mengungkapkan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energi.

2) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustrasi terhadap kemampuan untuk melakukan


tugas atau aktivitas sebelumnya.
3) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.

4) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kendali atau


pengaruh terhadap situasi, perawatan diri atau hasil.
5) Mengungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan orang lain.

6) Kurang dapat berkonsentrasi.


PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA AFEKTIF

1) Merasa tertekan atau depresi terhadap penurunan fisik yang terjadi dengan
mengabaikan kepatuhan klien terhadap program pengobatan
2) Marah
3) Iritabilitas, ketidaksukaan
4) Perasaan bersalah
5) Takut terhadap pengasingan oleh pemberian perawatan
6) Perasaan cemas atau ansietas
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA FISIOLOGIS

1) Perubahan tekanan darah


2) Perubahan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
3) Muka tegang
4) Dada berdebar-debar dan keluar keringat dingin
5) Gangguan tidur, terutama kalau disertai dengan ansietas
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA PERILAKU

1) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan


iritabilitas
2) Tidak ada pertahanan pada praktik perawatan diri ketika ditantang
3) Tidak memantau kemajuan pengobatan
4) Tidak berpartisipasi dalam perawatan atau mengambil
keputusan pada saat diberikan kesempatan.
5) Kepasifan hingga apatis
6) Perilaku menyerang
7) Menarik diri
8) Perilaku mencari perhatian
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA SOSIAL

1) Enggan untuk mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya


2) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
3) Tidak mampu bersosialisasi dengan orang lain
MEKANISME KOPING SECARA KONSTRUKTIF

1) Menilai pencapaian hidup yang realistis


2) Mempunyai penilaian yang yang nyaman dengan perubahan fisik dan peran yang
dialami akibat penyakitnya
3) Dapat menjalankan tugas perkembangannya sesuai dengan keterbatasan yang terjadi akibat
perubahan status kesehatannya
4) Kreatif: pasien secara kreaktif mencari informasi terkait perubahan status kesehatannya
sehingga dapat beradaptasi secara normal
5) Di tengah keterbatasan akibat perubahan status kesehatan dan peran dalam kehidupan
sehari-hari, pasien amsih tetap produktif menghasilkan sesuatu
6) Mampu mengembangkan minat dan hobi baru sesuai dengan perubahan status kesehatan
dan peran yang telah dialami
7) Peduli terhadap orang lain disekitarnya walaupun mengalami perubahan
kondisi kesehatan
MEKANISME KOPING SECARA DEKTRUKTIF

1) Tidak kreatif/kurang memiliki keinginan dan minat melakukan aktivitas harian (pasif)
2) Perasaan menolak kondisi perubahan fisik dan status kesehatan yang dialami dan
marah-marah dengan situasi tersebut
3) Tidak mampu mengekspresikan perasaan terkait dengan perubahan kondisi
kesehatannya dan menjadi merasa tertekan atau depresi
4) Kurang atau tidak mempunyai hubungan akrab dengan orang lain, kurang minat
dalam interaksi sosial sehingga mengalami menarik diri dan isolasi sosial
5) Tidak mampu mencari informasi kesehatan dan kurang mampu berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan yang dapat berakhir pada penyerangan terhadap orang lain
6) Ketergantungan terhadap orang lain (regresi)
7) Enggan mengungkapkan perasaan yang sebenarnya (represi/supresi).
DIAGNOSA KEPERAWATAN POHON MASALAH

 Ketidakberdayaan (Single diagnosis) Harga diri rendah

ketidakberdayaan

Disfungsi Proses Berduka


TUJUAN UMUM TINDAKAN KEPERAWATAN

Klien Menunjukkan kepercayaan kesehatan dengan kriteria: merasa


mampu melakukan, merasa dapat mengendalikan dan merasakan ada
sumber-sumber
TUJUAN KHUSUS

Klien menunjukkan partisipasi: keputusan perawatan kesehatan ditandai dengan


1) Mengungkapkan dengan kata-kata tentang segala perasaan ketidakberdayaan.
2) Mengidentifikasi tindakan yang berada dalam kendalinya
3) menghubungkan tidak adanya penghalang untuk bertindak
4) Mengungkapkan dengan kata-kata kemampuan untuk melakukan tindakan yang
diperlukan
5) Melaporkan dukungan yang adekuat dari oramg terdekat, termasuk teman dan
tetangga
6) Melaporkan waktu, keuangan pribadi dan ansuransi kesehatan yang memadai
7) Melaporkan ketersediaan alat, bahan, pelayanan dan transportasi
TINDAKAN KEPERAWATAN
• Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh pada
ketidakberdayaan (misalnya: pekerjaan, aktivitas hiburan, tanggung jawab peran,
hubungan antar pribadi).
• Diskusikan dengan pasien pilihan yang realistis dalam perawatan, berikan
penjelasan untuk pilihan tersebut.
• Libatkan pasien dalam pembuatan keputusan tentang rutinitas perawatan/rencana

terapi
• Jelaskan alasan setiap perubahan perencanaan perawatan kepada pasien (jelaskan
semua prosedur, peraturan dan pilihan untuk pasien, berikan waktu untuk
menjawab pertanyaan dan minta individu untuk menuliskan pertanyaan sehingga
tidak terlupakan)
• Bantu pasien mengidentifikasi situasi kehidupannya yang dapat dikendalikan
(perasaan cemas, gelisah, ketakutan).
Continue…

TINDAKAN KEPERAWATAN
• Bantu klien mengidentifikasi situasi kehidupan yang tidak dapat ia kendalikan (adiksi),
Disukusikan dan ajarkan cara melakukan manipulasi menghadapi kondisi- kondisi yang
sulit dikendalikan, misalnya afirmasi.
• Bantu pasien mengidentifikasi faktor pendukung, kekuatankekuatan diri (misalnya
kekuat an baik itu berasal dari diri sendiri, keluarga, orang terdekat, atau teman).
• Sampaikan kepercayaan diri terhadap kemampuan pasien untuk menangani keadaan dan
sampaikan perubahan positif dan kemajuan yang dialami pasien setiap hari.
• Biarkan pasien mengemban tanggung jawab sebanyak mungkin atas praktik
perawatan dirinya. Dorong kemandirian pasien, tetapi bantu pasien jika tidak dapat
melakukannya.
• Berikan umpan balik positif untuk keputusan yang telah dibuatnya.
TINDAKAN KEPERAWATAN SPESIALIS
a. Terapi Individu dapat dilakukan : Terapi kognitif
b. Terapi Keluarga : Terapi komunikasi, family psikoedukasi
c. Terapi Kelompok : Supportif terapi
d. Terapi Komunitas : Multisistemik terapi
ASUHAN KEPERAWATAN
“KEPUTUSASAAN”
Ns. Kurnia Laksana. S.Kep., M.Kep.

Kurnia Laksana mr_Kurnia Laksana Kurnia Laksana mr.kurnialaksana@stikesmaharani.ac.id


PENGERTIAN

Keputusasaan merupakan kondisi subyektif yang ditandai dengan


individu memandang hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada
alternatif atau pilihan pribadi dan tidak mampu memobilisasi energi
demi kepentingannya sendiri {Nanda, 2016}

Keputusasaan (Hopelessness) → seseorang yang melihat tidak


ada jalan keluar atau alternatif dalam menyelesaikan masalah.
PENYEBAB

 Perasaan terbuang
 Adanya penurunan kondisi fisiologis
 Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
 Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
 Stress jangka panjang
 Pembatasan aktivitas jangka panjang
FAKTOR PREDISPOSISI

Biologis
Riwayat keluarga menderita depresi, status nutrisi, ststus kesehatan secara umum,
pembatasan aktivitas jangka panjang.
Psikologis
Stres jangka panjang, Retardasi mental, kemampuan komunikasi verbal kurang,
pengalaman masa lalu kurang menyenangkan dan konsep diri kurang baik.
Sosial kultural
Perpisahan dengan anggota keluarga, kegagalan mencapai tugas perkembangan,
pendidikan, pekerjaan kurang baik. Kegagalan menjalankan peran, pengalaman
sosial
FAKTOR PREDISPOSISI

 Faktor predisposisi secara sosial


Agama dan keyakinan
keikutsertaan dalam kelompok
sering mengalami penolakan
FAKTOR PRESIPITASI

Biologis
 Penurunan kondisi fisiologis
 Pembatasan aktivitas akibat penyakit kronis selama 6 bulan terakhir.
 Status nutrisi : tidak ada perbaikan nutrisi dan berat badan tidak ideal.
 Status kesehatan secara umum, menderita penyakit kronis atau terminal, kehilangan
salah satu anggota badan.
 Sensitifitas biologis, ketidakseimbangan elektrolit, gangguan pada sistem limbik,
thalamus, kortek frontal, GABA, noneprinepin dan serotonin.
FAKTOR PRESIPITASI SECARA PSIKOLOGIS

 Mengalami stress psikologis dalam 6 bulan terakhir


 Adanya perasaan terisolasi atau terbuang dari lingkungannya
 Menjatuhkan atau merendahkan kondisi fisik
 Mempunyai intelegensi yang rendah/ RM ringan (IQ 50-70) atau RM sedang (IQ 35-50)
 Kemampuan verbal: buta, tuli, gagap, pelo, adanya pembatasan kontak sosial (infus,
kateter, imobilisasi, NGT, oksigen), lokasi tempat tinggal yang terisolasi
 Moral: melanggar mormal dan nilai di masyarakat
 Kepribadian: menghindar
 Pengalaman tidak menyenangkan
FAKTOR PRESIPITASI SECARA SOSIAL BUDAYA

 Adanya hambatan pelaksanaan interaksi sosial


 Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
 Kehilangan kepercayaan pada nilai penting
 Kurang dukungan sosial
 Putus sekolah dan pemutusan hubungan kerja
ORIGIN

Internal: persepsi klien yang tidak baik tentang dirinya, orang lain
dan lingkungan

Eksternal: Keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau


mengakui keberadaannya yang sekarang terkait dengan
perubahan fisik dan perannya
PENILAIAN TERHADAP STRESOR

Kognitif
 Mengungkapkan isi pembicaraan yang pesimis “Saya tidak bisa”
 Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustrasi terhadap kemampuan untuk melakukan
tugas Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
 Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kendali terhadap situasi,
perawatan diri atau hasil
 Mengungkapkan ketidakpuasan karena ketergantungan dengan orang lain
 Kurang dapat berkonsentrasi
Continue…
PENILAIN TERHADAP STRESOR SECARA KOGNITIF

 Ambivalensi dan bingung


 Fokus perhatian menyempit
 Bloking
 Mimpi buruk
 Ketidakpastian
 Sulit membuat keputusan
 Berkurangnya kreatifitas
 Pandangan suram dan pesimis
Continue…

PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA KOGNITIF

 Penurunan respon terhadap stimulus (afek datar hingga tumpul)


 Kurang optimis menghadapi hidup
 Merasa sedih
 Merasa bersalah, bingung
 Apatis dan kadang pasif
 Merasa kesepian , kesal dan merasa gagal
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA FISIOLOGIS

 Menutup mata
 Penurunan selera makan
 Perubahan denyut jantung dan frekuensi pernapasan
 Muka tegang
 Dada berdebar-debar dan keluar keringat dingin
 Gangguan pola tidur, penurunan/peningkatan tidur
Continue…
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA FISIOLOGIS

 Kelemahan dan keletihan


 Pusing/sakit kepala
 Badan terasa lesu, mual dan muntah
 Pergerakan lambat
 Kurang nafsu makan atau makan dan minum secara berlebihan
 Penurunan berat badan atau peningkatan berat badan
 Konstipasi/diare, retensi urine
PENILAIN TERHADAP STRESOR SECARA PERILAKU

 Kurang keterlibatan dalam asuhan


 Pasif terhadap apa yang dilakukan oleh perawat
 Kurang inisiatif/menarik diri
 Meninggalkan orang yang mengajak berbicara
 Menghindari kontak mata, mudah menangis
PENILAIAN TERHADAP STRESOR SECARA SOSIAL

 Penurunan pengungkapan secara verbal


 Isolasi sosial
 Ketidakpedulian terhadap orang lain
 Isyarat verbal (misal isi, putus asa, saya tidak dapat, menghela napas)
 Partisipasi sosial kurang
MEKANISME KOPING SECARA KONSTRUKTIF

Kemampuan mengidentifikasi kekuatan pribadi


 Melakukan perubahan perilaku yang menurunkan keputusasaan
 Beradaptasi dengan lingkungannya
 Membangun kepercayaan diri dan bersikap optimis
 Memanfaatkan dukungan keluarga/orang terdekat
 Fokus pada masalah
MEKANISME KOPING SECARA DEKTRUKTIF

Menghindar
Amuk
Penggunaan zat
Tidak mampu menyesuaikan
DIAGNOSA KEPERAWATAN POHON MASALAH

 Keputusasaan (Single diagnosis) Ketidakberdayaaan

Keputusasaan

Gangguan Konsep diri: Harga


diri rendah kronis
TUJUAN UMUM TINDAKAN KEPERAWATAN

 Klien menunjukan keputusasaan akan berkurang yang ditandai dengan


konsisten dalam membuat keputusan, adanya harapan. Keseimbangan mood,
status gizi yang adekuat, asupan makanan dan minuman yang adekuat, tidur
yang adekuat, dan mengungkapkan kepuasan dalam kualitas hidup.
TUJUAN KHUSUS

 Mengidentifikasi kekuatan pribadi


 Melakukan perilaku yang dapat menurunkan keputuaasaan
 Melaporkan keberadaan dan pola tidur yang adekuat
 Mendemostrasikan mood dan afek yang sesuai
 Mempertahankan kebersihan diri
 Memakan makanan dan minuman yang cukup untuk mempertahankan berat
badan yang stabil
 Mendemonstrasikan minat dalam hubungan sosial dan pribadi
 Menampakkan ketertarikan atau kepuasan dengan pencapaian tujuan hidup
TINDAKAN KEPERAWATAN

 Kaji dan dokumentasikan kemungkinan bunuh diri


 Pantau afek dan kemampuan membuat keputusan
 Pantau nutrisi ( asupan dan berat badan )
 Kaji kebutuhan spiritual
 Tentukan keadekuatan hubungan dan dukungan sosial lain
 Bantu klien melakukan aktifitas positif
 Dukung partisipasi aktif dalam aktifitas kelompok
 Gali faktor yang berkontribusi terhadap perasaan keputusasaan dengan pasien
 Beri penguatan positif.
Continue…

TINDAKAN KEPERAWATAN
 Jadwalkan waktu bersama pasien untuk memberikan kesempatan menggali
tindakan koping alternatif
 Bantu klien untuk mengidnetifikasi area harapan dalam kehidupan
 Demosntrasikan harapan dengan mengenalkan penilaian intrinsik dan memandang
penyakitnya hanya dari sudut pandang individu
 Bantu pasien memperluas spiritual diri
 Arahkan mengingat kembali kenangan
 Hindari menutupi kebenaran
 Libatkan pasien secara aktif untuk merawat dirinya
 Dukung hubungan terapeutik dengan orang yang berarti
KERJAKAN SOAL DIBAWAH INI
1) Jelaskan Perbedaan Ketidakberdayaan dan Keputusasaan menurut pendapat kalian!
2) Ny A berusia 28 Th kehilangan suami dan anaknya dalam bencana alam di NTT 2 minggu
yang lalu. Saat di posko pengungsian Ny A Nampak tidak nafsu makan dan sulit tidur. Klien
mengatakan pada perawat jika saat ini klien tidak dapat mengatasi masalah yang ada di
hidupnya karena sudah tidak memiliki anak dan suami yang mendukungnya. Saat
berkomunikasi klien Nampak menundukan kepala dan sering menggenggam tangan.
Apakah masalah psikososial yang cocok menggambarkan situasi klien diatas?
3) Tn E berusia 36 Th datang ke klinik Permata Hati dengan keluhan sakit kepala dan nafsu
makan menurun. Tn E mengatakan Lelah dengan hidupnya karena saat ini rumah tangganya
yang baru dibina 1bulan diambang perceraian. Klien merasa tidak mendapatkan dukungan
dari keluarga dan sahabat dekatnyanya, klien semenjak menikah belum pernah menjamah
istrinya karena klien menikah atas dasar keterpaksaan serta untuk menutupi jati dirinya
yang sebenarnya dari keluarganya. Tn E mengatakan jika saat ini memiliki kekasih pria dan
kekasihnya juga tidak memahami kondisinya yang sudah menikah. Selama komunikasi
dengan perawat Jiwa di Klinik Permata Hati Klien terlihat menundukan kepala dan sesekali
terlihat melamun. Apakah masalah psikososial yang tepat pada kasus diatas?
4) Jelaskan prinsip dari terapi Individu!
5) Jelaskan tanda dan gejala ketidakberdayaan dan keputusasaaan!
6) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakberdayaan dan keputusasaan!
7) Jelaskan rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan harga diri rendah
8) Jelaskan tahapan halusinasi!
9) Nn. B (4o tahun) di diagnosa menderita Ca. Payudara. Seminggu yang lalu, Pasien
menjalani mastektomi pada payudara kirinya. Sejak saat itu Pasien tampak lebih
pendiam dan jarang berbicara. Pandangan Pasien selalu terarah ke sebelah kanan.
Pasien tidak mau menoleh ke sebelah kiri karena tidak mau melihat payudaranya yang
telah diangkat. Pasien mengatakan ia merasa menjadi orang yang tidak sempurna dan
Pasien merasa malu.
Tugas Anda adalah:
a) Lakukan pengkajian pada kasus diatas
b) Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
c) Buatlah pohon masalah!
d) Tetapkanlah tindakan keperawatan
e) Lakukanlah evaluasi keperawatan
10) Ny Z 47 tahun mengatakan tidak dapat tidur, tidak napsu makan dan tidak memiliki
semangat hidup. Pasien mengatakan dulu sejak suaminya masih hidup pasien aktif di
kegiatan kemasyarakatan seperti posyandu lansia maupun mengikuti kegiatan
keagamaan di masjid. Pasien juga mengatakan saat ini yang difikirkan hanya mendiang
suaminya pasien mengatakan setiap hari mengunjungi makam suaminya karena
dengan mengunjungi makan perasaannya menjadi tenang karena dapat mencurahkan
semua yang dirasakan sejak ditinggal suami. Bila teringat suami pasien hanya bisa
menangis Penampilan bersih dan rapih ekspresi wajah pasien tampak sedih, kelopak
mata menghitam dan pada saat bercerita suaminya pasien menangis dengan suara
lirih.
Berdasarkan kasus diatas tugas Anda adalah
a. Buatlah pengkajian pada kasus diatas
b. Lakukanlah analisis data dan masalah keperawatan!
c. Buatlah pohon masalah!
d. Tetapkanlah tindakan keperawatan
e. Lakukanlah evaluasi keperawatan
PETUNJUK PENGERJAAN TUGAS INDIVIDU

Kerjakan tugas di kertas HVS dan di tulis tangan kemudian scan tugas
tersebut dan kirim ke Sipen Matakuliah dan Sipen mengumpulkan
secara kolektif ke dosen dalam bentuk folder Rar dan dikirim ke email
Dosen mr.kurnialaksana@stikesmaharani.ac.id paling lambat hari
Kamis tanggal 22 April 2021 pukul 16.00 WIB keterlambatan tugas
tidak akan saya terima dan nilai 0.
MENJADI PERAWAT ITU SEBUAH PILIHAN. SAAT KAMU TELAH MEMILIH, ARTINYA
SUDAH SIAP MENAHAN AIR MATAMU UNTUK MELUKISKAN SENYUMAN PENUH
KEBAHAGIAN PADA ORANG LAIN.
PERAWAT SEJATI YANG SEBENARNYA, DIALAH YANG MAMPU MENUNJUKKAN HATI
YANG IKHLAS DALAM SEMUA TINDAKAN.

Jadilah jiwa profesional dalam segala hal, karena kita tidak main-main dengan profesi
kita.

Anda mungkin juga menyukai