Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEGIATAN PELATIHAN PERAWAT KECIL: PERAWATAN LUKA


SEDERHANA PADA ANAK USIA SEKOLAH

A. Latar Belakang
Undang-undang Kesehatan No.23 thn 1992 pasal 45 menyatakan
bahwa kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat
sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara
harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Kegiatan di sekolah sebaiknya diarahkan untuk memupuk kebiasaan untuk
hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam
melaksanakan prinsip hidup sehat serta aktif berpartisipasi dalam usaha
peningkatan kesehatan baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun
masyarakat. (Siregar, 2020).
Sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya
promosi kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-
19 tahun terpajan dengan lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup
lama. Jumlah usia 7-12 berjumlah 25.409.200 jiwa dan sebanyak
25.267.914 anak (99.4%) aktif dalam proses belajar. Untuk kelompok
umur 13-15 tahun berjumlah 12.070.200 jiwa dan sebanyak 10.438.667
anak (86,5%) aktif dalam sekolah (Riskesdas, 2018). Sekolah mendukung
pertumbuhan dan perkembangan alamiah seorang anak, sebab di sekolah
seorang anak dapat mempelajari berbagai pengetahuan termasuk
kesehatan. Promosi kesehatan di sekolah membantu meningkatkan
kesehatan siswa, guru, karyawan, keluarga serta masyarakat sekitar,
sehingga proses belajar mengajar berlangsung lebih produktif.
Usaha Kesehatan Sekolah merupakan upaya yang dilaksanakan
dari tingkat pelaksana UKS di sekolah-sekolah hingga tingkat pusat
sehingga diperlukan organisasi yang baik. Untuk memperlancar usaha
pembinaan dan pengembangan serta mencegah terjadinya tumpang tindih
dari berbagai kegiatan UKS sebaiknya diwujudkan dalam satu wadah atau
badan. Kerangka kerjasama pengorganisasian sistem kerja operasional
UKS harus dipahami sebaik-baiknya. Sebab, tidak sedikit sekolah atau
guru yang beranggapan bahwa UKS merupakan tugas dari petugas
kesehatan saja atau sebalikya petugas kesehatan menganggap UKS
merupakan tanggung jawab jajaran pendidikan sekolah atau guru semata-
mata. (Nuzula, 2019).
Dalam tatanan pelayanan kesehatan yang meliputi pemeliharaan
kesehatan dalam jajaran pendidikan sekolah sehingga dari layanan
kesehatan harus memperhatikan kejadian yang tidak diinginkan yaitu
terjadinya kecelakaan karena ketidaksengajaan dalam bermain yang
mengakibatkan perlukaan yang ringan sampai berat. Unicef melaporkan
bahwa remaja usia 10 sampai dengan 19 tahun berjumlah 1,2 milyar
sedunia dimana bahwa setiap tahun rata-rata 1,4 juta remaja mengalami
kecelakaan (Saputro, 2017). Kecelakaan bisa saja menimpa seseorang atau
sekelompok orang dalam menjalani kehidupan sehari-harinya, termasuk
anak usia sekolah yang mengakibatkan mereka wajib memiliki
pengetahuan tentang perawatan luka dasar sebagai pertolongan pertama
(Khatatbeh, 2018).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan pada saat terjadi kecelakaan
yang mengakibatkan cidera adalah dengan memberikan pertolongan
pertama dalam perawatan luka (P3K) sebelum dilakukan perawatan luka
lebih lanjut oleh tenanga Kesehatan. Pemberian pelatihan pada siswa yang
tergabung di UKS juga menjadi salah satu bentuk pencegahan terjadinya
resiko yang lebih buruk karena akibat kecelakaan (Amelia, 2020).
Pemberian dan Pembentukan Percil (perawat cilik) juga dibutuhkan karena
bertujuan untuk memberikan pelatihan dalam bentuk penyuluhan,
pembinaan dan pendampingan mengenai masalah keperawatan pada siswa,
sehingga diharapkan anak-anak akan lebih peduli pada masalah kesehatan
sejak dini dan bagaimana cara menjaga kesehatan baik pada diri sendiri
maupun temannya (Haswita, 2018).
Kegiatan Percil ini untuk membiasakan anak menjadi mandiri dan
mampu mengatasi masalah tanpa bergantung kepada orang lain, mengingat
pada anak usia prasekolah tingkat aktivitas yang tinggi sedangkan
kematangan dan keseimbangan fisik yang belum sempurna mengakibatkan
anak lebih gampang jatuh dan terluka. Serta dapat memupuk kebiasaan
hidup sehat pada anak sejak usia dini agar pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melakukan prinsip hidup sehat serta mampu ikut
berperan secara aktif dalam upaya peningkatan kesehatan baik di sekolah,
di rumah maupun di masyarakat (Haswita, 2018).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh
mahasiswa/i profesi ners Universitas Syiah Kuala didapatkan Kepala
sekolah mengungkapkan bahwa terdapat ruang UKS (unit keseatan
sekolah) tetapi tidak berfungsi dengan selayaknya. Wawancara dengan
penanggungjawab UKS diperoleh bahwa disekolah terdapat pembentukan
program dokter kecil, namun dokter kecil belum pernah mendapatkan
pelatihan dari pihak puskesmas. Pihak UKS juga menyebutkan bahwa
obat-obatan yang tersedia di UKS seperti minyak kayu putih, balsem dan
betadine, tetapi ada yang sudah kadaluarsa. Wawancara dengan dokter
kecil diperoleh bahwa mereka belum pernah mendapatkan pelatihan dokter
kecil yang bertugas di UKS seperti perawatan luka. Dokter kecil
mengungkapkan bahwa ada beberapa program yang dijalankan oleh
mereka, yaitu pemeriksaan kebersihan kuku setiap hari sabtu, serta
membawa siswa-siswi yang lain ke UKS jika ada yang sedang sakit.
Bersarkan hasil wawancara diatas didapatkan masalah keperawatan pada
sekolah adalah pemeliharaan kesehatan tidak efektif terkait
ketidakcukupan sumberdaya UKS.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Pemeliharaan Kesehatan Tidak efektif terkait ketidakcukupan sumber
daya UKS
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan kesehatan komunitas mengenai pengetahuan dan
kemampuan anak sebagai perawat kecil di UKS
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pemahaman anak terkait tugas perawat kecil
2) Meningkatkan pengetahuan anak terkait perawatan luka
sederhana yang baik dan benar
3) Meningkatkan keterampilan anak terkait penerapan perawatan
luka sederhana

A. Rencana Kegiatan
1. Nama Kegiatan
Pelatihan Perawat Kecil: Perawatan Luka Sederhana Pada Anak Usia
Sekolah
2. Metode
Diskusi, tanya jawab, demonstrasi
3. Media
Power point, video, alat P3K
4. Waktu
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Februari 2022
Pukul : 09.00 WIB
5. Tempat : MIN 26 Aceh Besar
6. Strategi Pelaksanaan
a. Penyuluhan

Pukul Agenda Pelaksanaan

08.30 – 09.00 Persiapan Mahasiswa

09.00 – 09.05 Pembukaan Moderator:


- Perkenalan Rahmi Safitri, S.Kep
- Menjelaskan
tujuan
- Kontrak waktu

09.05 – 09.15 Pemaparan materi Pemateri:


tentang perawatan luka Ersa Maulia, S.Kep
sederhana

09.15 – 09.20 Sesi Tanya Jawab Moderator:


- Memberikan Rahmi Safitri, S.Kep
kesempatan
bertanya
- Mengevaluasi
peserta

09.20 – 09.50 - Demonstrasi cara Demonstrator:


merawat luka Hanni Syahyani, S.Kep
sederhana yang
baik dan benar

09.50 – 10.00 - Penyerahan Moderator:


sertifikat sekaligus Rahmi Safitri, S.Kep
penobatan perawat
kecil MIN 26 Aceh
Besar

10.00 – 10.05 Penutupan dan Moderator:


dokumentasi Rahmi Safitri, S.Kep

B. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Laporan pendahuluhan telah dikonsulkan kepada pembimbing
b. Kegiatan telah disepakati oleh pihak sekolah
c. Media telah tersedia
d. Tempat kegiatan telah tersedia
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan diharapkan dapat terlaksana selama 60 menit
b. Peserta kegiatan berperan aktif selama kegiatan berlangsung
c. Tidak ada gangguan selama kegiatan
d. Media yang digunakan dapat dipahami oleh peserta kegiatan
3. Evaluasi Hasil
a. 80% perawat kecil dapat meningkatkan pengetahuan terkait
perawatan luka sederhana
b. 80% perawat kecil dapat mendemonstrasikan cara merawat luka
dengan baik dan benar

C. Pengorganisasian Kelompok
1. Penanggung Jawab Umum : Ersa Maulia, S.Kep
2. Supervisor : Ns. Farah Diba, MScPH
3. Pemateri : Fachryza Oesi, S.Kep
4. Moderator : Rahmi Safitri, S.Kep
5. Demonstrator: Hanni Syahyani S.Kep
6. Dokumentasi : Desri Maulizani, S.Kep
7. Konsumsi : Evi Purnama Sari, S.Kep
8. Fasilitator : Adzimi Loveta Ginting Suka, S.Kep
9. Perlengkapan : M. Ridho, R. S, S.Kep
D. Lampiran Materi

1. Perawat Kecil
a. Definisi Perawat Kecil
Perawat kecil adalah siswa-siswi yang memiliki kriteria dan
telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan
dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, dan
lingkungannya.
b. Tujuan
Tujuan diciptakannya perawat kecil ialah agar meningkatnya
partisipasi peserta didik dalam program UKS
Adapun Khusu adalah sebagai berikut:
1) Agar peserta didik dapat menjadi penggerak hidup sehat di
sekolah, di rumah, dan lingkungannya
2) Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri, sesama dan
orang lain untuk hidup sehat
c. Tugas dan Kewajiban Perawat Kecil
1) Selalu dapat bersikap dan berperilaku sehat
2) Dapat menggerakkan sesama teman siswa untuk bersama-sama
menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya masing-masing.
3) Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan yang baik di
sekolah maupun dirumah
4) Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu
pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah
5) Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan di sekolah

2. Luka
a. Definisi Luka
Luka adalah rusaknya kontinuitas dari jaringan tubuh. Ada
beberapa istilah yang digunakan untuk menjelaskan luka. Luka
dimana tidak terjadi kerusakan pada permukaan kulit disebut luka
tertutup. Dan luka dimana terjadi kerusakan pada kulit atau
membran mukosa disebut luka terbuka. Luka intensional
disebabkan secara sengaja, seperti pada operasi atau pada waktu
memasukkan infus intravena. Luka yang tidak intensional juga
disebut luka kecelakaan, terjadi karena kecelakaan seperti
robeknya kulit karena terjatuh dari sepeda.
b. Perawatan Luka
Perawatan luka secara umum bertujuan untuk:
1) Menjaga luka dari trauma
2) Mengimobilisasi daerah luka
3) Mencegah perdarahan
4) Mencegah kontaminasi oleh kuman
5) Mengarbsorbsi drainase
6) Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
7) Debridemen sel nekrotik
c. Prosedur Perawatan Luka Sederhana
Alat:
1) Bak instrumen steril berisi: pinset anatomis, pinset sirugis,
sarung tangan, gunting jaringan
2) Gunting perban
3) Plester
4) Kom kecil
5) Nierbeken
6) Perlak/handuk
7) Tempat sampah

Bahan:
1) Larutan NaCl 0,9 %
2) Betadine
3) Salep antiseptik
4) Perban
5) Kasa steril

d. Cara kerja:
1) Jelaskan prosedur kepada pasien
2) Cuci tangan dengan sabun
3) Siapkan peralatan dan dekatkan dengan pasien
4) Letakkan pasien senyaman mungkin di tempat tidur atau di
kursi
5) Tutup ruangan dengan tirai
6) Angkat atau lepaskan perekat plester dengan kapas alkohol
7) Pasang perlak/handuk dibawah luka yang akan diganti balutan
8) Pakai sarung tangan untuk memulai mengganti balutan, angkat
balutan dengan memakai pinset anatomis dan letakkan balutan
di tempat sampah, perhatikan keadaan luka
9) Buka balutan steril, tempatkan dalam bak instrumen, buka
larutan antiseptik (Betadine) dan tuangkan ke dalam kom kecil
10) Bersihkan luka dengan memakai pinset sirugis, luka
dibersihkan dengan kasa yang dibasahi antiseptik dari dalam ke
luar, ulangi sampai bersih. Jika terlalu kotor, cuci dengan NaCl
0,9 % disiram secara perlahan sampai bersih dan air siraman
ditampung dalam nierbeken
11) Gunakan kasa terpisah untuk setiap usapan dalam
membersihkan, gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka
12) Berikan salep antiseptik atau kompres dengan antiseptik
(Betadine, NaCl 0,9 %). Hindari kasa yang terlalu basah
13) Balut atau tutup semua area luka sampai permukaannya
tertutup
14) Buka sarung tangan
15) Balutan diplester dan alat-alat dirapikan
16) Cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, R. F. (2021). Pelatihan Perawatan Luka Bagi Siswa Anggota UKS di

SMP N 5 Padang Panjang. Jurnal Abdimas Saintika, 3(1), 89-93

Haswita, Nuzula, F. (2018). Pembentukan Percil (Perawat Cilik) Sebagai Pionir

Terdepan Guna Pencapaian Program Indonesia Sehat Cerdas. Warta

Pengabdian, Volume 12, Issue 4, pp. 409416 doi: 10.19184/wrtp.v12i4.8720

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Khatatbeh M. First aid knowledge among University students in Jordan. Int J Prev

Med (2016).

Riskesdas. RISET KESEHATAN DASAR. Riset Kesehatan Dasar 2013. 2013;

Saputro. 2017. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Simulasi

Terhadap Pengetahuan dan Sikap Tentang Pertolongan Pertama Pada

Kecelakaan di SMK Negeri 1 Mojosongo Boyolali

Siregar, F. L. S. (2020). Empowering Elementary School Students to Become

Young Nurses as Movers and Supervisors of Healthy Living Behaviour in

SDIT Tahfizil Qur’an Islamic Centre Sumatera Utara. ABDIMAS TALENTA:

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 19-25.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan.


Wawan, H., & Nuzula, F. (2019). Pembentukan Perawat Cilik (PERCIL) sebagai

Pionir Terdepan Guna Pencapaian Program Indonesia Sehat Cerdas. Warta

Pengabdian, 12(4), 409-416.

Anda mungkin juga menyukai