A. Pengertian Ketidakberdayaan
a. Ketidakberdayaan
Ketidakberdayaan adalah persepsi atau tanggapan klien bahwa perilaku atau tindakan
yang sudah dilakukannya tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan
membawa perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehingga klien sulit mengendalikan
situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yang akan terjadi (NANDA, 2011).
B. Penyebab
a.ketidakberdayaan
1. kurangnya pengetahuan
Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan kontrol terhadap terapi.
1) Fisiologis :
tidur bertambah
2) emosional :
individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan perasaannya tapi dapat
merasakan
2) Emosional: Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain, Merasa
berada diujung tanduk, Tegang, Muak ( merasa ia tidak bisa), Kehilangan kepuasan terhadap
peran dan hubungan yang ia jalani, Rapuh
D. Jenis-jenis Ketidakberdayaan
a. Ketidakberdayaan situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan mungkin berlangsung
singkat.
b. Ketidakberdayaan dasar (trait powerlessness)
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya
hidup, dan hubungan.
E. Fakfor-faktor ketidakberdayaan
a. Ketidakberdayan
Faktor Predisposisi
a. Biologis
- Status nutrisi: berat badan pasien sangat menurun karena pasien tidak berolahraga
sejak terkena penyakit stroke. Massa otot berkurang
b. Psikologis
Psikologis pasien sedikit terguncang sejak terkena penyakit stroke tersebut, sehari-hari
yang dilakukannya hanya diam tanpa melakukan latihan apa-apa, terkadang istrinya juga
merasa sedih melihat keadaaan suaminya seperti itu.
c. Sosiokultural
Hubungan pasien selama mengalami penyakit stroke mengalami hambatan selain tidak
mampu untuk berinteraksi dengan orang luar. Juga komunikasi yang kurang jelas karena
pelo
d. Spiritual
Spiritual Pasien terganggu karena pasien tidak mampu melakukan ibadah sholat
Faktor presipitasi (waktu<6 bulan/ saat mulai tmbulnya gejala s/d saat dikaji)
a. Nature
Status nutrisi pasien berkurang
b. Origin
- Internal: Persepsi individu yang tidak baik tentang dirinya, orang lain dan
lingkungannya.
- Eksternal: Kurangnya dukungan keluarga, kurang dukungan masyarakat, kurang
dukungan kelompok/teman sebaya
c. Timing
Stres terjadi dalam waktu dekat, stress terjadi secara berulang-ulang/ terus menerus.
d. Number
Sumber stres lebih dari satu, stres dirasakan sebagai masalah yang sangat berat.
Respon terhadap stress/ tanda gejala/ penilaian terhadap respon
a. Kognitif: kurang konsentrasi, ambivalensi, kebingungan, berkurangnya kreatifitas,
pandangan suram, pesimis, sulit untuk membuat keputusan, mimpi buruk, produktivitas
menurun, pelupa, ketidakpastian.
b. Afektif: sedih, rasa bersalah, bingung, gelisah, apatis/pasif, kesepian, rasa tidak berharga,
penyangkalan perasaan, kesal, khawatir, perasaan gagal.
c. Fisiologis: pasien biasnya mengeluh pusing. Suhu tubuh biasanya panas, penuruanan
berat badan
d. Perilaku: agitasi, perubahan tingkat aktivitas, mudah tersinggung, kurang spontanitas,
sangat tergantung, kebersihan diri yang kurang, mudah menangis
e. Respon sosial: patisipasi sosial berkurang.
Kemampuan mengatasi masalah/ sumber koping
a. Personal ability; kurang komunikatif, hubungan interpersonal yang kurang baik, kurang
memiliki kecerdasan dan bakat tertentu, mengalami gangguan fisik, perawatan diri yang
kurang baik, tidak kreatif.
b. Sosial support; hubungan yang kurang baik dengan individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, kurang terlibat dalam organisasi sosial/kelompok sebaya, ada konflik nilai
budaya.
c. Material asset; penghasilan kurang
d. Positive belief; tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi,
kurang berorientasi pada pencegahan (lebih senang melakukan pengobatan)
Mekanisme koping yang dapat terjadi pada ketidakberdayaan antara lain:
- Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat, tidak mempunyai hubungan akrab, ketidakmampuan untuk mencari
informasi tentan perawatan, tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat
diberikan.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN / KETIDAKMAMPUAN
1. PENGKAJIAN
Data-data yang biasa ditampilkan pada pasien dengan ketidakberdayaan adalah mengatakan
secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau memengaruhi situasi.
e. Apatis, pasif.
i. Tidur berlebihan.
2. DIAGNOSA
Karena ketidakberdayaan dapat menyebabkan gangguan harga diri maka diagnose keperawatan
dapat dirumuskan:
3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya salah satu anggota badan akibat
amputasi.
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tujuan umum:
Pasien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif untuk mengendalikan situasi
kehidupannya dengan demikian menurunkan perasaan rendah diri.
Tujuan khusus:
Tindakan:
a. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya dan bersifat empati.
b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya
rasa marah, frustasi dan simpati).
c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya sportif.
Tindakan:
d. Bantu pasien mengidentifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam
kemampuannya untuk mengontrol.
Tindakan:
d. Evaluasi ketepatan persepsi, logika dan kesimpulan yang dibuat pasien. Identifikasi
persepsi pasien yang tidak lengkap, penyimpangan dan pendapatnya yang tidak rasional.
f. Bantu pasien untuk menyadari nilai yang dimilikinya atau perilakunya dan perubahan yang
terjadi.
Pasien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatnya.
Tindakan:
e. Beri pujian jika klien berhasil melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus.
Tindakan:
a. Bantu pasien untuk menetapkan tujuan-tujuan yang realistik. Foskuskan kegiatan pada saat
ini bukan pada kegiatan masa lalu.
c. Identifikasi cara-cara yang dapat dicapai oleh pasien. Dorong untuk berpartisipasi dalam
aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penilaian positif untuk berpartisipasi dan pencapaiannya.
d. Motivasi keluarga untuk berperan aktif falam membantu pasien menurunkan perasaan
ketidakberdayaan.
2) Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan perioperatif.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan pasien mampu mengontrol
tingkat ansietasnya serta mampu mengkomunikasikan perasaan dengan tepat dengan kriteria
hasil:
- TTV normal
Intervensi:
3. Mengatur waktu khusus dengan klien untuk berdiskusi tentang kecemasan klien.
3) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan hilangnya salah satu anggota badan akibat
amputasi.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan pasien dapat menerima
keadaan tubuhnya yang sekarang dengan kriteria hasil:
Intervensi:
1. Diskusikan persepsi pasien tentang citra tubuhnya yang dulu dan saat ini, perasaan dan
harapan yang dulu dan saat ini terhadap citra tubuhnya.
8. Dorong melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam keluarga dan social.
9. Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti atau mempunyai peran
penting baginya.
DAFTAR PUSTAKA