Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KETIDAKBERDAYAAN

A. Kasus (Masalah Utama)

Ketidakberdayaan

B. Pengertian
Ketidakberdayaan adalah persepsi yang menggambarkan perilaku seseorang
yang tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil; suatu keadaan di mana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (Stuart, 2016)
Ketidakberdayaan adalah persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan
mempengaruhi hasil secara signifikan; persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini
atau yang akan datang (SDKI, 2017).
Ketidakberdayaan juga didefinisikan sebagai kondisi ketika individu atau
kelompok merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau
situasi tertentu akan mempengaruhi tujuan dan gaya hidupnya (Carpenito, 2009).
C. Etiologi
1. Kemungkinan Etiologi :
a). Disfungsi proses berduka.
b). Kurangnya umpan balik positif.
c). Umpan balik negatif yang konsisten.
2. Faktor yang berhubungan
a). Patofisiologis
Setiap penyakit baik akut maupun kronik dapat menyebabkan
ketidakberdayaan atau berperan menyebabkan ketidakberdayaan.

Beberapa sumber diantaranya :


Berhbungan dengn ketidakmampuan berkomunikasi sekunder akibat trauma
servikal,infark miokard dan nyeri.

D. Tanda Dan Gejala


Menurut SDKI, 2017:
 Gejala dan Tanda Mayor
a. Data Subyektif
1. Menyatakan frustasi atau tidak mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya
b. Data Obyektif
1. Bergantung pada orang lain
 Gejala dan Tanda Minor
a. Data Subyektif
1. Merasa diasingkan
2. Menyatakan keraguan tentang kinerja peran
3. Menyatakan kurang adanya kontrol
4. Menyatakan rasa malu
5. Merasa Tertekan
b. Data Obyektif
1. Tidak berpartisipasi dalam perawatan
2. Pengasingan
E. Faktor Predisposisi
Menurut SDKI, 2017 adapun penyebab ketidakberdayaan adalah:
a. Program perawatan atau pengobatan yang kompleks atau jangka panjang
b. Lingkungan yang tidak mendukung perawatan atau pengobatan
(disfungsional)
c. Interaksi interpersonal tidak memuaskan

F. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dapat menstimulasi klien jatuh pada kondisi ketidakberdyaan
dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dimana pasien
kurang dapat menerima perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. Kondisi
eksternal biasanya keluarga dan masyarakat kurang mendukung atau mengakui
keberadaannya yang sekarang terkait dengan perubahan fisik dan perannya.
Sedangkan durasi stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir, dan waktu
terjadinya dapat bersamaan, silih berganti atau hampir bersamaan, dengan jumlah
stressor lebih dari satu dan mempunyai kualitas yang berat. Hal tersebut dapat
menstimulasi ketidakberdayaan bahkan memperberat kondisi ketidakberdayaan
yang dialami oleh klien.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi timbulnya


ketidakberdayaan adalah sebagai berikut :

a. Biologis :
1. Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program
pengobatan yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang,
sulit dan kompeks) (proses intoksifikasi dan rehabilitasi).

2. Kambuh dari penyakit kronis dalam 6 bulan terakhir

3. Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan


kejang atau trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal,
temporal dan limbic

4 Terdapat gangguan sistem endokrin

5. Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau

6. Mengalami gangguan tidur atau istirahat

7. Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender

8. Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan.

b. Psikologis :

1. Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis

2. Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas


sosial yang berdampak pada keputusasaan.
3. Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan
aktivitas kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.

4. Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan


melakukan tanggungjawab peran.

5. Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.

c. Sosial budaya :
1. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau

kehidupannya yang sekarang.

2. Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam

lingkungan perawatan kesehatan).

3. Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab

yang lain.
4. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan

(misalnya: pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau


orang terdekat yang berlangsung dalam 6 bulan terakhir)

5. Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.

6. Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya dan


ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat.

G. Pohon Masalah (Clinical Pathway)

 Harga Diri Rendah Effect

Core Problem
Ketidakberdayaan

Perawatan/Pengobatan Causa
jangka panjang
H. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji

Data yang perlu dikaji Masalah Keperawatan


Subjektif : Ketidakberdayaan

a. Mengatakan secara verbal ketidakmampuan


mengendalikan atau memepengaruhi situasi.

b. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu.

c. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri

Objektif :

a.Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat


keesempatan di berikan.

b. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya.

c. Apatis,Pasif.

d. Ekspresi muka murung.

e. Bicara dan gerakan lambat.

f. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.

g.Tidur berlebihan.

h. Menghindari orang lain.

I. Diagnosa Keperawatan

Ketidakberdayaan

J. Rencana Tindakan Keperawatan


a. Tujuan umum pasien :

1) Pasien mampu membina hubungan saling percaya

2) Pasien mampu mengenali dan mengekspresikan emosinya.

3) Pasien mampu memodifikasi pola kognitif yang negatif

4) Pasien mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang


berkenaan dengan perawatannya sendiri.
5) Pasien mampu termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis.
b. Tujuan umum keluarga:
1) Keluarga mampu mengenal masalah ketidakberdayaan pada anggota
keluarganya
2) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan
3) Keluarga mampu memfollow up anggota keluarga yang mengalami
ketidakberdayaan.

Strategi tindakan keperawatan untuk pasien ketidakberdayaan yaitu:

NO STRATEGI PELAKSANAAN KETERANGAN


SP 1 PASIEN: Assesmen ketidakberdayaan dan latihan berpikir positif.
1. Bina hubungan saling percaya Mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri, panggil pasien
sesuai nama panggilan yang disukai

Menjelaskan tujuan interaksi: melatih


pengendalian ketidakberdayaan agar
proses penyembuhan lebih cepat

2. Membuat kontrak (Inform Consent) dua kali


pertemuan latihan pengendalian

ketidakberdayaan

3. Bantu pasien mengenal ketidakberdayaan Bantu pasien untuk mengidentifikasi


dan menguraikan perasaannya.
. Bantu pasien mengenal penyebab
ketidakberdayaan

Bantu klien menyadari perilaku akibat


ketidakberdayaan
. Bantu Bantu klien untuk
mengekspresikan perasaannya dan
identifikasiarea-area situasi
kehidupannya yang tidak berada
dalam kemampuannya untuk
mengontrol

Bantu klien untuk mengidentifikasi


faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap ketidak berdayaannya

Diskusikan tentang masalah yang


dihadapi klien tanpa memintanya
untuk menyimpulkan

. Identifikasi pemikiran yang negatif dan


bantu untuk menurunkan melalui

interupsi atau subtitusi


. Bantu pasien untuk meningkatkan
pemikiran yang positif

Evaluasi ketepatan persepsi, logika


dan kesimpulan yang dibuat pasien
Identifikasi persepsi klien yang tidak
tepat, penyimpangan dan pendapatnya
yang tidak rasional

4. Latih mengembangkan harapan positif


(afirmasi positif)

SP 2 PASIEN: Evaluasi asesmen ketidakberdayaan, manfaat mengembangkan harapan


positif dan latihan mengontrol perasaan ketidakber dayaan

1. Pertahankan rasa percaya pasien Mengucapkan salam dan memberi


motivasi
Asesmen ulang ketidakberdayaan dan
kemampuan mengembangkan pikiran
postif

2. Membuat kontrak ulang: latihan mengontrol


perasaan ketidakberdayaan

3. Latihan mengontrol perasaan


ketidakberdayaan melalui peningkatan
kemampuan mengendalikan situasi yang
masih bisa dilakukan pasien (Bantu klien
mengidentifikasi area-area situasi kehidupan
yang dapat dikontrolnya. Dukung kekuatan–
kekuatan diri yang dapat di identifikasi oleh
klien) misalnya klien masih mampu
menjalankan peran sebagai ibu meskipun
sedang sakit.

SP 1 KELUARGA: Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat


1. Bina hubungan saling percaya Mengucapkan salam terapeutik,
memperkenalkan diri
. Menjelaskan tujuan interaksi:
menjelaskan ketidakberdayaan pasien
dan cara merawat agar proses
penyembuhan lebih cepat

2. Membuat kontrak (inform consent) dua kali


pertemuan latihan cara merawat pasien
dengan keputusasaan

3. Bantu keluarga mengenal ketidakberdayaan Menjelaskan ansietas, penyebab,


proses terjadi, tanda dan gejala, serta
akibatnya
. Menjelaskan cara merawat
ketidakberdayaan pasien: membantu
mengembangkan motivasi bahwa
pasien dapat mengendalikan situasi
dan memotivasi cara afirmasi positif
yang telah dilatih perawat pada pasien

4. Sertakan keluarga saat melatih afirmasi


positif

SP 2 KELUARGA : Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara latihan mengontrol


perasaan ketidakberdayaan dan follow up

1. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan


mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien

2. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara


merawat dan follow up

3. Menyertakan keluarga saat melatih pasien


latihan mengontrol perasaan tidak berdaya

4. Diskusikan dengan keluarga follow up dan


kondisi pasien yang perlu dirujuk (klien tidak
mau terlibat dalam perawatan di Rumah
Sakit) dan cara merujuk pasien
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Sutejo, M,Kep.,Sp.Kep.J. 2017. Keperawatan Jiwa : Konsep dan Praktik Asuhan
Keperawatan Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta :
Pustaka Baru Press

SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Videbeck, S.J., (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Angreni. 2010. Askep Gangguan Alam Perasaan Depresi. Diambil dari
http://anggreniniluhputu.blogspot.com/2010/12/askep-gangguan-
alamperasaandepresi.html pada 04 Februari 2020.
Carpenito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada Praktik Klinis. Ed.9.
Jakarta: EGC.
Muhaj, K.2009. Terapi Okupasi dan Rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai