BANDA ACEH
NIM : 22010155
JURUSAN : KEPERAWATAN
MEULABOH
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Kondisi kronis memiliki penyebab yang kompleks dan multipel, umumnya bersifat
jangka panjang dan terus-menerus, dan sering menyebabkan kemerosotan dan penurunan
kesehatan, meskipun biasanya tidak segera mengancam jiwa, namun kondisi kronis adalah
orang Indonesia (50%) memiliki setidaknya satu yang menonjol (yaitu radang sendi, asma,
sakit punggung, kanker, penyakit kardiovaskular, penyakit paru obstruktif kronik, diabetes
atau mental kondisi kesehatan. Penyakit menahun juga dikenal sebagai penyakit kronis
yang biasanya diderita ketika seseorang sudah dalam tahap usia lanjut. 1
0,40% untuk Asia Tenggara, 0,37% untuk Mediterania Timur, 0,62% untuk Eropa, 1,25%
untuk Amerika dan 0,42% untuk wilayah Pasifik Barat. Meta-analisis formal tidak dapat
Penyakit rematik terdiri lebih dari seratus jenis, tetapi bagi orang awam, setiap gejala
nyeri, kaku, bengkak, pegal-pegal, atau kesemutan itu semua sering disebut rematik dan
dianggap sama saja. Penyakit Rematik yang paling banyak ditemukan pada golongan usia
lanjut di lndonesia adaiah osteoarkitis (OA) i50-60)%. Yang kedua adalah kelompok
rematik luar sendi (gangguan pada peradangan' penggunaan berlebihan, dan sebagainya).
Yang ketiga adalah asam urat (gout) sekitar 6%. Sementara penyakit rheumatoid arthritis
kecil tubuh. Ini adalah salah satu penyebab utama morbiditas kronis di negara-negara
berpenghasilan tinggi, namun sedikit yang diketahui tentang penyakit ini di negara-negara
Arthritis adalah penyebab kecacatan yang paling umum 4 dari 54 juta orang dewasa
yang menderita radang sendi yang didiagnosis oleh dokter, lebih dari 23 juta orang
mengatakan bahwa mereka memiliki masalah dengan aktivitas mereka yang biasa karena
arthritis.1
Nyeri merupakan kondisi tidak nyaman yang dapat diperlihatkan baik secara verbal
maupun nonverbal. Respon seseorang dalam memperlihatkan nyeri dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal misalnya emosi, tingkat kesadaran, dan pengalaman masa lalu tentang nyeri.
Nyeri merupakan hal yang mengganggu seseorang dalam beristirahat, konsentrasi, maupun
menganggu kegiatan-kegiatan yang sebenarnya biasa dilalukan oleh karena itu nyeri dapat
Rasa nyeri pada penderita rheumathoid arthritis didapatkan skala nyeri rata-rata enam
atau nyeri sedang. Untuk mengurangi rasa nyeri biasanya menggunakan terapi analgetik
dan terapi relaksasi. Terapi relaksasi dapat menurunkan emosi dan fisik individu dari
kecemasan, ketegangan dan stres. Salah satu terapi relaksasi adalah dengan menggunakan
terapi guide imagery. Guide imagery merupakan tehnik relaksasi yang bertujuan agar
seseorang dapat mencapai suatu efek positif tertentu dengan cara mengosongkan pikiran
dan memenuhi pikiran mereka dengan menggunakan hal-hal yang membuatnya merasa
Semakin meningkatnya usia manusia maka akan berubah pula fungsi organ maupun
jaringan tubuh manusia. Antara 2015 dan 2050, proporsi dari lansia diperkirakan dua kali
lipat dari 16% sampai 32%. Permasalahan yang dihadapi lansia adalah permasalahan
kesehatan fisik dan mental khusus. Terdapat 335 juta orang dengan usia 80 tahun bahkan
lebih. Salah satunya adalah rheumatoid artritis atau masalah dalam persendian.5
pada tahun 2017 prevalensi penyakit sendi yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan
adalah 23,6 persen dan berdasarkan diagnosis atau gejala 33,3 persen. Propinsi Aceh
termasuk dalam daftar provinsi dengan jumlah penderita penyakit Rheumathoid arthritis
98.680 orang atau sekitar 21,3 persen dari total penduduk di provinsi Aceh. Secara umum,
Penyakit rematik dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat
tetapi ada kalanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan
sendi secara menetap. Rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi, dan biasanya
nyeri di daerah pergelangan tangan dan jari-jari. Keluhan yang biasa diungkapkan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 26 Januari
2019 Jumlah penderita rheumathoid arthritis di Puskesmas wiliyah kerja jeulingke terdapat
110 penderita yang terbagi menjadi 5 kelurahan. Dalam 1 tahun terakhir kasus tertinggi
berada didesa jeulingke dengan jumlah 42 penderita dengan prosentase 41,6%, kampong
15,6%, tibang 13 penderita dengan persentase 13,52% dan alue naga 13 penderita dengan
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 27 Januari pada 7 orang klien
mengeluh nyeri sendi, akan tetapi tindakan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri sendi
setiap orang menggunakan cara yang berbeda-beda, tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri 1 orang minum obat secara teratur, 4 orang dibiarkan saja, dan 2 orang
lainnya kadang dibawa kerumah sakit dan dari keterangan yang diberikan klien bahwa
klien tidak pernah melakukan terapi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri yang klien
rasakan.Untuk itu peneliti tertarik untuk meneliti “Apakah ada pengaruh terapi guided
Jeulingke”.
Terapi nonfarmakologis untuk menurunkan intensitas nyeri terdiri dari berbagai macam
salah satunya adalah guided imagery. Oleh karena itu penting untuk diteliti apakah ada
pengaruh terapi guided imagery terhadap respon nyeri pada penderita rheumatoid arthritis
Untuk mengetahui pengaruh terapi guided imagery terhadap respon nyeri pada penderita
imagery.
imagery
Memberikan informasi yang bermanfaat bagi perawat tentang terapi guided imagery
2. Bagi responden
penting, khususnya pada pasien tentang terapi guided imagery terhadap respon nyeri
rheumathoid arthritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan bacaan bagi masasiswa/i program
ilmu keperawatan Universitas Abulyatama Aceh Besar.
4. Bagi peneliti
melaksanakan penelitian tentang terapi guided imagery terhadap respon nyeri pada
TINJAUAN PUSTAKA
dengan macam-macam manifestasi klinis dan sering dikuluhkan adalah nyeri pada
persendian, penyakit rhemathoid arthritis sering ditemukan pada usia 40-50 tahun. Arthritis
rhemadthoid (AR) adalah suatu istilah yang diberikan pada kelompok penyakit dengan
manifestasi klinis yang sering dirasakan yaitu nyeri yang menahun pada sistem
muskuluskeletal, kekauan sendi, serta pembengkakan jaringan sekitar sendi dan tendon. 7
Rheumathoid arthritis adalah penyakit kronis yang menyebabkan beberapa tanda dan
gejala seperti nyeri, kekakuan, serta fungsi banyak sendi dan gerak mengalami
keterbatasan.8
Rheumathoid arthritis adalah penyakit randang sendi yang sering diderita pada usia 40-
50 tahun.9
1. Faktor penyebab
Penyebab rheumathoid arthritis tidak diketahui akan tetapi faktor genetik, lingkungan,
imunologi, dan faktor-faktor infeksi memainkan peran penting, sementara faktor sosial
ekonomi, psikologis, dan gaya hidup dapat mempengaruhi progresivitas dari penyakit
rheumathoid arthritis.7
Faktor yang diduga sebagai penyebab rheumathoid arthritis adalah jenis kelamin,
keturunan, lingkungan, dan infeksi. Akan tetapi karena penelitian sebelumnya belum
spesifik dlaam menentukan penyebab pasti rheumathoid arthritis maka masih sangat
reaksi imunologi (antigen asing yang berfukos pada jaringan synovial, reaksi inflamasi
pada sendi dan tendon, faktor rheumathoid dalam darah dan cairan synovial, proses
2. Patofisiologi
edema, poliferasi membrane synovial, dan akhirnya membentuk panus. Panus akan
permukaan sendi yang akan menggangu gerak sendi. Otot pun akan ikut terkena
sendi synovial yang membuat edema, kongesti vascular dengan terbentuknya pembuluh
darah baru, eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradangan yang terus- menerus akan
membuat sinovial menjadi tebal, terutama pada kartilago. Persendian yang meradanag
akan terbentuk jaringan granulasi yang disebut pannus. Pannus lama kelamaan akan
meluas dan masuk ketulang subkondrial. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago. Kondisi ini akan membuat kartilago
menjadi nekrosis.9
Pathway
Persendian
meradang
Jaringan granulasi
(pannus)
Pannus meluas
ketulang
3. Manifestasi klinis
Gejala yang sering dikeluhkan pada pasien rheumathoid arthritis adalah nyeri,
b. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, biasanya yang terserang sendi
didaerah tangan
c. Kekakuan dipagi hari selama kurang lebih satu jam yang terutama menyerang
sendi-sendi
d. Peradangan sendi yang menggakibatkan erosi ditepi tulang dan dapat dilihat pada
radiogram.9
Tanda dan gejala rheumathoid arthritis dibagi menjadi 2 yaitu local dan sistemik.9
2.2 Nyeri
Nyeri adalah pengalaman personal dan respon subjektif yang berbeda-beda antara
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang dapat
nyeri merupakan pengalaman sensori yang tidak menyenangkan, unsur utama yang
harus ada untuk disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak menyenangkan.14
1. Penyebab
d. Psikogonek, nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik, bersifat psikologik.
Menyatakan oleh kerusakan suatu organ tubuh seperti cidera, penyakit, atau pemdedahan
organ :
Nyeri fisiologis biasanya disebabkan oleh kerusakan suatu organ tubuh seperti
b) Nyeri psikogenik
Nyeri psikogenik biasanya disebabkan oleh beberapa faktor psikologis seperti cemas
dan takut.14
2. Klasifikasi nyeri
waktu yang singkat (kurang dari 6 bulan). Nyeri akut biasanya disertai respon fisik
yang dapat diobservasi seperti peningkatan atau penurunan tekanan darah, takikardi,
diaphoresis, takipnea, fokus pada nyeri, melindungi bagian tubuh yang nyeri
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang biasanya terjadi dalam jangka waktu yang lama
(lebih dari 6 bulan ) dan tidak diketahui kapan nyeri akan berakhir.12
a. Nyeri akut adalah nyeri yang tiba-tiba dan umumnya disebabkan karena cedera
spesifik dan berlansung dalam beberapa detik hingga enam bulan. Nyeri yang
disebabkan karena cedera atau penyakit dapat sembuh secara spontan dan ada pula
b. Nyeri kronis adalah nyeri yang terus menerus dan berlangsung dalam jangka waktu
yang lama yang tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera fisik. Nyeri
kronis juga dapat menyebabkan masalah lain seperti depresi dan ketidakmampuan.13
3. Penatalaksanaan nyeri
a. Intervensi farmakologis
dilakukan dalam kolaborasi dengan dokter atau pemberian perawatan utama lainnya
dan pasien.
b. Intervensi nonfarmakologis
Penatalaksanaan nyeri dengan tidak menggunakan obat, sering disebut juga dengan
berikut :
a. Intensitas nyeri. Individu diminta menyebut tingkat nyeri yang dirasakan secara
verbal. Misalnya menyebutkan rentang menyebutkan rentang nyeri dari 0-10 (0 tidak
b. Karakteristik nyeri. Individu diminta menyatakan dimana letak nyeri, durasi nyeri,
c. Faktor-faktor yang meredakan nyeri. Indivudu diminta menyebutkan hal apa atau
aktivitas apa yang dapat membuat individu menjadi lebih nyaman sehinggga nyeri
apakah nyeri yang dirasakan dapat menimbulkan masalah lain seperti menggangu
f. Skala analogi visual. Skala analogi visual ini sangat penting dalam mengkaji
intensitas nyeri. Skala ini berbentuk garis horizontal dengan ujung kiri menandakan
tridak nyeri dan ujung kanan menandakan nyeri berat atau nyeri yang paling buruk.13
pemicu nyeri, kualitas nyeri, lokasi nyeri, intensitas nyeri, dan waktu serangan. Biasa
P : Provoking atau pemicu, yaitu faktor yang menimbulkan nyeri dan mempengaruhi
T : Time, atau waktu, yaitu jangka waktu serangan dan frekuensi nyeri.,
a. 0 : tidak nyeri
d. 7-9 : sangat nyeri tetapi dapat dikendalikan dengan aktivitas yang biasanya
dilakukan
Pada penggukuran ini individu diminta menyebutkan rentang nyeri antara 0-5
b. 1 : nyeri ringan
c. 2 : nyeri sedang
f. 5 : nyeri hebat
wajah individu, umumnya diberikan pada individu yang tidak bisa menggambarkan
Reaksi nyeri dalam merespon nyeri sangat personal dan bervariasi dalam
memberikan respon dari pengalaman nyeri yang sudah dialami antar individi.
a. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri atau interpretasi nyeri adalah komponen paling penting dalam
pada nyeri. Aspek lain yang dapat mengubah persepsi individu terhadap nyeri
adalah pengalaman masa lalu dengan nyeri. Oleh karena itu penting bagi perawat
dalam untuk membantu menurunkan intensitas nyeri klien agar merasa lebih baik.
terhadap nyeri.
c. Usia
Usia dapat mengubah pesepsi nyeri dan pengalaman nyeri. Individu lansia mungkin
akan menjadikan nyeri sebagai asumsi yang berbeda seperti manifestasi alami
penuaan.
d. Jenis kelamin
Jenis kelamin dapat menjadi faktor yang signifikan dalam merespon nyeri, biasanya
7. Arti nyeri
seseorang yang sudah mengetahui apa penyebab nyeri dapat menginterpretasikan nyeri
dan bereaksi menjadi lebih baik terkait dengan pengalaman tersebut, akan tetapi jika
seseorang tidak mengetahui apa penyebab nyeri maka mereka akan berasumsi sesuka
mereka dan mempengaruhi faktor psikologis yang membuat derajat nyeri menjadi
meningkat
8. Ansietas
nyeri. Ansietas meningkatkan persepsi nyeri. Ansietas juga sering dikaitkan dengan
pengertian nyeri. Jika penyebab nyeri tidak diketahui ansietas cenderung meningkat dan
saat ini. Individu yang mengalami pengalaman nyeri yang buruk dimasa lalu maka akan
untuk mengurangi kecemasan dan salah satu upaya untuk menenagkan seseorang saat
dalam kondisi sulit. Guided imagery atau imajinasi terbimbing adalah suatu tehnik untuk
mengkaji kekuatan pikiran saat sadar maupun tidak sadar untuk mengimajinasikan
seseorang menjadi lebih nyaman. Guided imagery therapy merupakan tehnik antara
pikiran dengan tubuh yang dianggap sebagai suatu bentuk hipnotis yang dipandu dengan
yang dirancang secara khusus untuk mencapai suatu efek tertentu. Imajinasi terbimbing
merupakan suatu cara membantu seseorang dengan mendistraksi diri mereka sendiri dari
e. Mengurangi nyeri
Terapi yang menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang
secara khusus untuk mencapai suatu efek positif disebut dengan guided imagery. Guided
Guided imagery adalah tehnik relaksasi yang diberikan kepada seseorang denagan
yang mereka sukai. Bayangan yang terbentuk tersebutkan dijalankan kebatang otak
menuju sensor thalamus. Dithalamus rangsangan diformat sesuai dengan bahasa otak,
korteks serebri terjadilah proses asosiasi pengindraan dimana rangsanagan dianalisis dan
disusun menjadi sesuatu yang nyata sehingga otak mengenali objek dan arti kehadiran
tersebut. Hipokkampus berperan sebagai penentu sinyal yang dianggap penting atau
tidak sehingga jika hipokampus memutuskan sinyal yang masuk adalah penting maka
Hal-hal yang disukai dianggap sebagi sinyal penting oleh hipokampus kemudian
diproses menjadi memori. Ketika terdapat rangsangan berupa banyangan tentang hal-hal
yang disukai tersebut, memori yang telah tersimpan akan muncul kembali dan
pengaruh /akibat yang timbul hanyalah suatu memori dari suatu sensasi. 17
Amigdala adalah perilaku kesadaran yang berkerja pada tingkat bawah sadar.
Amigrada berproyeksi dijalur system limbic seseorang dalam hubungan dengan alam
sekitar dan pikiran. Berlandasan informasi ini amigdala dianggap membantu menentukan
pola respon perilaku seseorang sehingga dapat menyesuikan diri dengan setiap keadaan.
Amigdala memilik serangkain tonjolan dengan reseptor yang disiagakan untuk berbagai
terbentuk pola respon perilaku yang sesuai dengan makna rangsangan yang diterima. 17
nafas dalam dan membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Dengan mata
membuat lebih nyaman dan rileks. Setiap menarik nafas disertai disertai dengan
membayangkan bahwa pasien sedang menghirup suatu energi yang masuk kedalam
pembuluh darahdan mengalir kedalam bagian yang tidak nyaman. Setiap nafas yang
adalah 5 menit, dan dilakukan 3 kali dalam sehari. Akan tetapi, harus diinformasikan
juga kepada pasien bahwa imajinasi terbimbing hanya akan berfungsi pada beberapa
pembimbing terapi
1. Memulai dengan proses relaksasi pada umumnya meminta kepada klien untuk
pengunungan, pantai, air terjun, atau tempat yang menyenangkan), tempat yang
dapat membuat klien merasa lebih nyaman dan bebas dari segala gangguan.
pada apa yang terlihat, terdengan dan mencium dimanapun mereka berada
berikut:17
a. Memejamkan mata
c. Relakkan otot
d. Kosongkan pikiran dan penuhi dengan bayangan yang membuat damai dan tenang
pengecapan). Contoh : bayangkan pantai yang indah, gemeruh ombak yang lembut,
air terjun, lereng peggunungan. Dalam tehnik ini juga dapat ditambahkan audio
tape, dengan music yang lembut atau dengan suara-suara alam sebagai background
dipilih. Bawa ketempat special dalam imajinasi mereka agar merasa aman dan bebas
dari segala macam gangguan pendenfaran difokuskan pada semua detail semua
pendengaran tersebut, pada apa yang terlihat, terdengar ,dan terancam dimana mereka
dalam suatu proyek pelatihan peningkatan praktek perawat (vokasional). Pekerjaan ini
menstimulasi Orem untuk membuat suatu pertanyaan:“Kondisi apa dan kapan seseorang
perawat itu adalah “Diri sendiri”. Ide inilah yang kemudian dikembangkan dalam konsep
Tahun 1965 Orem bekerjasama dengan beberapa anggota fakultas dari Universitasdi
Commitee). Tahun 1968 bagian dari Nursing Model Commitee termasuk Orem
(NDCG). Kelompok ini kemudian dibentuk untuk menghasilkan suatu kerangka kerja
mengembangkan konsep keperawatanya “self care” dan pada tahun 1971 dipublikasikan
Pada edisi pertama fokusnya terhadap individu, sedangkan edisi kedua (1980),
menjadi lebih luas lagi meliputi multi person unit (keluarga, kelompok dan masyarakat).
Edisi ketiga (1985) Orem menghadirkan General Theory Keperawatan dan pada edisi
keempat (1991) Orem memberikan penekanan yang lebih besar terhadap anak-anak,
Orem mengembangkan teori Self Care Deficit meliputi 3 teori yang berkaitan
yaitu : 1). Self Care, 2). Self care defisit dan 3) nursing system. Ketiga teori tersebut
dihubungkan oleh enam konsep sentral yaitu; self care, self care agency, kebutuhan self
care therapeutik, self care defisit, nursing agency, dan nursing system, serta satu konsep
perifer yaitu basic conditioning factor (faktor kondisi dasar). Postulat self care teori
mengatakan bahwa selfcare tergantung dari prilaku yang telah dipelajari, individu
kesejahteraannya.18
konsep self care, self care agency, basic conditioning factor dan kebutuhan self care
therapeutik. Self care adalah performance atau praktek kegiatan individu untuk
dan kesejahteraan. Jika self care dibentuk dengan efektif maka hal tersebut akan
membantu membentuk integritas struktur dan fungsi manusia dan erat kaitannya
dengan perkembangan manusia. Self care agency adalah kemampuan manusia atau
ketersediaan sumber. Kebutuhan self care therapeutik (Therapeutic self acre demand)
adalah merupakan totalitas dari tindakan self care yang diinisiatif dan dibentuk
untuk memenuhi kebutuhan self care dengan menggunakan metode yang valid yang
berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. Konsep lain yang berhubungan
dengan teori self care adalah self care requisite. Orem mengidentifikasikan tiga
a. Universal meliputi; udara, air makanan dan eliminasi, aktifitas dan istirahat,
perubahan struktur normal dan kerusakan integritas individu untuk melakukan self
Merupakan hal utama dari teori general keperawatan menurut Orem. Dalam teori ini
keperawatan diberikan jika seorang dewasa (atau pada kasus ketergantungan) tidak
mampu atau terbatas dalam melakukan self care secara efektif. Keperawatan
diberikan jika kemampuan merawat berkurang atau tidak dapat terpenuhi atau adanya
personal.
e. Pendidikan.
keperawatan.
bentuk keperawatan.
pelayanan sosial dan edukasional yang dibutuhkan atau yang akan diterima.
Nursing system didesain oleh perawat didasarkan pada kebutuhan self care dan
kemampuan pasien melakukan self care. Jika ada self care defisit, self care agency
dan kebutuhan self care therapeutik maka keperawatan akan diberikan. Nursing
agency adalah suatu properti atau atribut yang lengkap diberikan untuk orang-orang
yang telah didik dan dilatih sebagai perawat yang dapat melakukan, mengetahui dan
care
self care
Suatu situasi dimana individu tidak dapat melakukan tindakan self care, dan
menerima self care secara langsung serta ambulasi harus dikontrol dan pergerakan
dimanipulatif atau adanya alasan-alasan medis tertentu. Ada tiga kondisi yang
termasuk dalam kategori ini yaitu; tidak dapat melakukan tindakan self care
misalnya koma, dapat membuat keputusan, observasi atau pilihan tentang self
care tetapi tidak dapat melakukan ambulasi dan pergerakan manipulatif, tidak
Suatu situasi dimana antara perawat dan klien melakukan perawatan atau tindakan
lain dan perawat atau pasien mempunyai peran yang besar untuk mengukur
Pada sistem ini orang dapat membentuk atau dapat belajar membentuk internal
atau external self care tetapi tidak dapat melakukannya tanpa bantuan. Hal ini juga
Penelitian yang dilakukan oleh noverenta, affan (2013) dengan judul guided
imagery untuk mengurangi rasa nyeri saat menstruasi, dalam jurnal ilmiah psikologi
jumlah responden 3 orang dan penelitian ini dilakukan selama 7 hari. Metode
pengumpulan data menggunakan skala numeric pain distress scale yaitu mengukur nyeri
sesudah dilakukan guided imagery dengan standart skala nyeri 0-10 dengan kata-kata
penjelas. Untuk metode scoring membandingkan skala pre test dan post test serta
disimpulkan bahwa guided imagery dapat mengurangi rasa nyeri menstruasi. Dari ketiga
subjek, pada saat Post Test satu subjek menurunkan intensitas nyeri pada skor 2 yang
berarti nyeri ringan. Dua subjek lainnya mengalami penurunan nyeri pada skor 0 yang
berarti tidak ada nyeri sama sekali. Perbedaan dengan penelitian ini adalah responden
dengan judul pengaruh terapi hypoanalgesia pada nyeri post operasi fraktur di rumah
sakit karima utama. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
group design dan penelitian ini dilakukan selama 10 hari . Populasi yang digunakan
berupa pasien post operasi fraktur dengan sampel berjumlah 20 orang, 10 responden
kelompok kontrrol dan 10 responden kelompok intervensi, pada penelitian ini tehnik
yang digunakan adalah kuesioner yaitu numeric rating scale. Hasil uji statistic
menggunakan uji wilxocon rank test skala nyeri pre test dan post test yang didapatkan
hasil signifikansinya 0,004 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terapi
hypoanalgesia pada post operasi fraktur di rumah sakit karima utama Surakarta.
Perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan adalah waktu, tempat, variabel
rheumatoid arthritis
pada tinjuan pustaka yaitu pengaruh terapi guided imagery terhadap respon nyeri
rheumathoid arthritis. Untuk lebih jelasnya kerangka konsep dalam penelitian ini dapat
Ha : Ada Pengaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Respon Nyeri Pada Penderita
2 Dependen: nyeri Nyeri adalah suatu Observasi Numeric 0 :tidak nyeri interval
merupakan respon subjektif dan Rating
Intensitas rasa tidak nyaman wawancara 1-3 : nyeri
pengalaman Scale
nyeri pada dan tidak ringan
sensori yang
pasien mengenakkan yang 4-6 : nyeri
rheumatoid tidak diukur
menyenangkan sedang
arthritis menggunakan
sebelum , unsur utama NRS. (numeric 7-9 : nyeri berat
diberikan yang harus ada rating scale).
terapi untuk disebut Intensitas nyeri 10 : nyeri hebat.
sebagai nyeri diukur dua kali
adalah rasa yaitu saat klien
tidak belum diberikan
menyenangkan terapi guided
( Ana 2015). imagery dan setelah
klien diberikan
terapi guided
imagery.
Pengukuran nyeri
akan dilakukan
oleh peneliti
3 Dependen: Nyeri adalah Nyeri adalah suatu Observasi Numeric 0 :tidak nyeri interval
pengalaman respon subjektif dan Rating
Intensitas rasa tidak nyaman wawancara 1-3 : nyeri
personal dan Scale
nyeri pada dan tidak ringan
respon
pasien mengenakkan yang 4-6 : nyeri
rheumatoid subjektif yang diukur
berbeda-beda sedang
arthritis menggunakan
sesudah antara individu NRS. (numeric 7-9 : nyeri berat
diberikan satu dengan rating scale).
terapi yang lain ( Intensitas nyeri 10 : nyeri hebat.
Black Hawks diukur dua kali
and Jane, yaitu saat klien
2014) belum diberikan
terapi guided
imagery dan setelah
klien diberikan
terapi guided
imagery.
Pengukuran nyeri
akan dilakukan
oleh peneliti
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu, dengan one grup
desain (Quasi Experiment Design) artinya desain ini tidak mempunyai pembatasan yang
ketat terhadap randomisasi, dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancaman-
ancaman validitas. Dalam hal ini kecuali, penelitian mempunyai keuntungan dengan
Rancangan one group pre test-post test menggunakan satu kelompok subjek.
tertentu kemudian dilakukan pengukuran kedua kali nya. Bentuk rancangan penelitian ini
sebagai berikut:
O1 x O2
Keterangan :
O1-O2: Perbedaan respon nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi guided
imagery.
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah objek yang diteliti. 22. Populasi dalam penelitian ini adalah
2. Sampel
Menurut.22 menyebutkan bahwa sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili populasi penelitian. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling. Total sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana jumlah
22.
sampel sama dengan populasi Alasan pengambilan total sampling karena menurut
sugiono jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh popolasi dijadikan sampel
penelitian semuanya. Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan
sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah
mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20. Jadi sampel
penelitian ini berjumlah 10 orang yang dijadikan sebagai sampel pada penelitian.
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili dari keseluruhan populasi yang ada.22. Sample yang diambil dalam penelitian
ini berjumlah 10 orang dengan satu kelompok yang akan diberikan terapi guide imagery.
Kriteria sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menggukur suatu fenomena
alam maupun sosial yang diamati23. Intrumen pengumpulan data dalam penelitian ini
berupa kuesionel semi terbuka yang telah di uji validitasnya dalam pengukuran intensitas
nyeri mengunkan skala nyeri numeric rating scale dari Smeltzer and Bare tahun 2013.
Peneliti akan mengukur intensitas nyeri dengan skala 0-10 untuk menentukan tingkat
akhir nyeri. Responden diberikan pilihan pada nomor berapa nyeri yang dirasakan
kemudian disimpulkan oleh peneliti ada pada tingkat mana nyeri yang dirasakan pasien.
Skor untuk skala nyeri menggunakan ketentuan dari Bruner & Sudart (2013) sebagai
berikut:
Keterangan :
0: tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan secara obyektif responden dapat berkomunikasi dengan baik
4-6 : nyeri sedang secara obyektif responden mendesis, menyerngai dapat menunjukkan
lokasi nyeri
7-9 : nyeri berat secara obyektif responden tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
10 : nyeri hebat secara obyektif rsponden kadang tidak dapat mengikuti perintah tapi
T : menanyakan waktu kapan terjadinya nyeri dan berapa lama nyeri itu muncul
c. Hp
dilakukan selama lebih kurang 2 minggu , peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
nyeri dengan menilai intensitas nyeri, sebelum dan sesudah terapi diberikan , dalam
pengumpulan data penelitian ini,peneliti menggunakan teknik non probality sampling .24
Langkah yang dilakukan peneliti untuk pengumpulan data tentang pengaruh terapi
guided imagery terhadap respon nyeri pada penderita reumathoid arthritis di gampong
Persiapan Dimulai Dari Proses Administrasi Dengan Cara Mendapatkan Izin Dari
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama Dan
Izin dari puskesmas jeulingke, Selanjutnya Peneliti Meminta Ijin Kepada Kepala Desa
Gampong jeulingke Untuk Melakukan Penelitian Digampong jeulingke Kota Banda Aceh
tahun 2019.
Peneliti memberikan surat dari kampus kepada kepala puskesmas, untuk perihal
arthritis. Kemudian penelitian melakukan kunjungan ke posbindu intan boh hate bersama
petugas puskesmas untuk mencari sampel penelitian. bersama perawat puskesmas peneliti
bertemu sama responden yang dijadikan sampel penelitian dan rumah responden untuk
gampong jeulingke tentang tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Setalah
Memperoleh izin dari kepala desa gampong jeulingke tentang tujuan penelitian, kemudian
berpartisipasi dalam penelitian ini serta menjamin kerahasian jawaban yang diberikan.
penelitian. dan Peneliti menyebarkan data demografi yang berisi pertanyaan dan lembar
yang telah diisi dan dikumpulkan kembali. Peneliti akan memeriksa kembali jawaban dari
demografi tersebut.
Setelah data demografi diisi dengan lengkap oleh responden, barulah peneliti
melakukan penelitian dan Sebelum melakukan terapi guided imagery peneliti menjelaskan
kepada responden pengukuran kadar nyeri dengan skala nyeri numeric rating scale
PQRST pada responden sebelum dilakukan terapi guided imagery. Selanjutnya Peneliti
memberikan terapi guided imagery kepada responden agar responden mengikuti arahan
penelitian inipada hari pertama peneliti langsung melakukan penelitian pada 10 responden
mengukur kadar nyeri responden untuk mengetahui respon nyeri setelah terapi guided
imagery diberikan .
a. Informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi
kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subyek
menolak maka penelitian tidak memaksakan dan tetap menghormati hak-hak subyek.
Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama respon, tetapi
c. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti hanya kelompok data tertentu yang
subjek penelitian dengan menjalin komunikasi yang baik, rasa saling percaya antara
peneliti dan subjek penelitian. Penelitian ini mengunakan lembaran observasi dan
lembaran daftar tilik. Penelitian ini tidak akan merugikan responden dan di harapkan
rhemathoid arthritis
gambaran yang diharapkan. Oleh itu perlu di olah untuk mendapatkan hasil yang
dinginkan. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data yang telah di ambil adalah:
a. Editing
Yaitu mengoreksi kesalahan dalam pengisian atau pengambilan data. Pada tahap ini
data yang telah dikumpulkan di lakukan pengecekan nama dan identitas responden,
b. Coding
Setelah melakukan data, penulis memberikan kode tertentu pada tiap data sehingga
c. Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan dari responden pertama sampai
d. Tabulating
Yaitu penyajian data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi di sertai dengan analisis
1. Analisa Univariat
Salah satu analisa pada penelitian ini adalah analisa univariat. Analisa univariat
dependen dalam bentuk distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagi berikut:
P= f1 x 100%
Keterangan
n
P : Persentase
fi : Frekuensi teramati
Dilakukan untuk mengetahui dan dalam bentuk tabel silang dengan melihat
pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen, menggunakan uji statistik
T (paired t test), dalam menggunakan uji T (paired t test) merupakan uji beda dua
mengalami perlakuan yang berbeda. Uji paired sampel t test merupakan salah satu
teknik statistika parametrik. Terdapat syarat yang harus dipenuhi yaitu data harus
𝑥̅ − 𝜇0
𝜏=
𝑆/√𝑛
Sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka peneliti menggunkan uji statistik
non parametrik yaitu uji wilcoxon signed rank test. wilcoxon signed rank test adalah
untuk membandingkan dua sampel berhubungan, Hal ini dapat digunakan sebagai
alternatif untuk paired t test ketika data tidak memnuhi asumsi normal. Rumus uji
wilcoxon adalah:
1
𝑇−[ ]
4𝑁 (𝑁−1)
𝑍= 1
√24𝑁 (𝑁−1) (2𝑁−1)
Selanjutnya dilakukan uji T (paired t test) untuk menemukan nilai rerata perbandingan.
1) Jika p Value ≤ α (0,05) berarti Ho ditolak dan Ha diterima yang artiya ada pengaruh
terapi guided imagery terhadap respon nyeri pada penderita rhemathoid arthritis di
2) Jika p Value > α (0,05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artiya tidak ada
pengaruh terapi guided imagery terhadap respon nyeri pada penderita rhemathoid