Anda di halaman 1dari 6

Skripsi

PENGARUH KOMPRES SERAI HANGAT TERHADAP INTENSITAS

NYERI REUMATOID ARTRITIS PADA LANJUT USIA

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

NAGASWIDAK PALEMBANG

INDAH BUDIARTI
21120014P

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMDIYAH PALEMBANG PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua adalah suatu proses tumbuh kembang manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua akan tetapi berkembang dari bayi, anak-anak,
dewasa dan akhirnya menjadi tua. Semua orang akan mengalami proses menjadi
tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Menjadi tua
ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala
seperti kemunduran fisik yaitu kulit mulai mengendur, timbul keriput, rambut
berubah warna putih, gigi mulai ompong, pendengaran dan pengelihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah (Ferawati
2017).
Lanjut usia (lansia) merupakan seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun ke atas. Lansia bukan penyakit namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi dengan stress lingkungan (Olviani,et al 2020).
Lansia merupakan kelompok yang rentan terkena penyakit menular ataupun
tidak menular karena dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami
penurunan atau perubahan fungsi seperti fisik, biologis, fiskis, spiritual, serta
hubungan sosialnya, dan tentunya memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek
kehidupannya, salah satunya kondisi kesehatan (Fitriani, 2018).
Seperti seluhan nyeri biasanya timbul ketika seseorang melakukan aktifitas
fisik, atau pada pagi hari ketika bangun tidur. Adapun akibat dari perubahan fisik
pada fungsi tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah yang terjadi pada lansia
antara lain yaitu: nyeri, rasa kaku pada sistem otot, pembengkakan sendi,
kelemahan otot, dan gangguan gerak (Sudoyo,et al 2016).
(Idris 2010 et al, Sri 2017), mengemukakan reumatoid artritis merupakan
penyakit yang menyebabkan peradangan dan menimbulkan kerusakan pada sendi
secara permanen sehingga penatalaksanaanya membutuhkan waktu yang cukup
panjang dimana akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada sendi
sejalan dengan mungkin meningkatnya usia. Keadaan demikian tampak pada
semua sistem (muskuloskoletal) dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
timbulnya reumatoid artritis dan Mengakibatkan perubahan otot, sehingga
fungsinya dapat menurun. Pada gejalah ini persendian yang paling sering terkait
yaitu sendi tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki dan pada sendi bahu.
Reumatoid artritis (RA) merupakan suatu penyakit autoimun secara
simetris pada persendian tangan dan kaki yang mengalami peradangan sehingga
menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri dan dapat menyebabkan kerusakan
pada bagian sendi (Junaidi,et al 2021).
Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016 sebanyak 335
juta penduduk di dunia yang mengalami Rheumatoid Arthritis (Bawarodi &
Malara, 2017). Sedangkan menurut Arthritis Foundation pada tahun 2015,
sebanyak 22% atau lebih dari 50 juta orang di Amerika Serikat berusia 18 tahun
atau lebih di diagnosis reumatoid Arthritis. Dari data tersebut, sekitar 3% atau 1,5
juta orang dewasa mengalami Arthritis Rheumatoid (Chabib, et al, 2016).
Di Indonesia estimilasi angka reumatoid artritis (RA) pada pada tahun
2011 pravelensi mencapai angka 29,35%, pada tahun 2012 prevalensi reumatoid
artritis (RA) dangan jumlah 39,47%, dan ditahun 2016 angka prevalensinya
mencapai 45,59% (Bawarodi et al, 2017). Sehingga dapat dikatakan bahwa
prevalensi penyakit reumatoid artritis (RA) di indonesia mengalami peningkatan
pada setiap tahunnya, dan didapatkan jumlah penderita reumatoid artritis (RA)
yaitu 9,3% berdasarkan laporan kesehatan dasar (kementrian kesehatan RI, 2018).
Menurut data dinas kesehatan provinsi sumatera selatan angka kejadian
arthritis rheumatoid mengalami peningkatan setiap tahunnya pada tahun 2016
sebanyak 127,673 kasus dan terjadi peningkatan kembali pada tahun 2017
sebanyak 135,216 kasus. Pada tahun 2018 sebanyak 156,231 kasus.(Dinkes
Palembang, 2018).
Reumatoid artritis seiring berjalannya waktu banyak menimbulkan berbagai
macam keluhan-keluhan yang dapat terjadi pada penderita yang mengakibatkan
fungsi tubuh menurun sehingga menganggu aktifitas (Tamer, 2011 et al, Rifda
(2015). Menurut kesepakatan ahli bidang rematologi pada reumatoid artritis
keluhan utama yang dirasakan yaitu nyeri, kekakuan dan kelemahan serta adanya
tanda yaitu pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak (Hembing,
(2007) et al, (2020).
Manajemen nyeri pada reumatoid artritis bertujuan untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit dan tidak nyaman. Secara umum manajemen nyeri
rematoid artritis ada dua yaitu: manajemen farmakologis dan manajemen non
farmakologis. Mengenai nyeri yang dialami pasien melalui intervensi
farmakologis yaitu dapat berupa non steroidal anti inflamatory drugs (NSAID),
Disease Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD) tetapi obat tersebut dapat
memperberat kondisi osteoartritis karena konsumsi dalam jangka waktu yang
lama merupakan faktor penyebab mordibilitas dan mortalitas utama, jika
kekurangan terapi obat NSAID dan DMARD pada sistem organ yang lain dapat
menyebabkan erosi muksa lambung, ruam atau erupsi kulit, menimbulkan nekrois
papiler ginjal, gangguan fungsi trombosit dan meningkatkan tekanan darah.
Sehingga terapi non farmakologis menjadi pilihan efektif untuk menurunkan
intensitas nyeri. Terapi non farmakologis dapat berupa terapi kompres hangatserai
(Sunarti 2018 et al Fitriana 2021).
Berdasarkan studi pendahuluan di wilayah puskesmas nagaswidak
palembang tercatat 75 lansia yang menderita reumatoid artritis, jumlah lansia laki-
laki 31 lansia dan jumlah perempuan 44 lansia di puskesmas nagaswidak
palembang tahun 2020.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik melakukan penelitin
mengenai“efektifitas kompres hangat serai terhadap nyeri pada penderita
reumatoid artritis di wilayah puskesmas nagaswidak palembang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “apakah ada pengaruh efektifitas kompres hangat serai terhadap nyeri
pada penderita reumatoid artritis di wilayah puskesmas nagaswidak
palembang.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya efektifitas kompres hangat serai terhadap nyeri pada penderita
reumatoid artritis di wilayah kerja puskesmas nagaswidak palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Di ketahuinya skala nyeri lansia sebelum diberikan kompres hangat serai
di wilayah kerja puskesmas nagaswidak palembang.
b. Di ketahuinya skala nyeri lansia setelah di berikan kompres hangat serai
di wilayah kerja puskesmas nagaswidak palembang.
c. Di ketahuinya perbedaan rata-rata skala nyeri lansia sebelum dan setelah
diberikan kompres hangat serai diwilayah kerjah puskesmas nagaswidak
palembang.

D.Ruang Lingkup Masalah


Penelitian ini termasuk dalam area Keperawatan Gerontik yang
dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh kompres hangat serai. pada penderita
dengan nyeri raumatoid artritis. Variabel dalam penelitian ini adalah kompres
hangat serai sebagai variabel idependen sedangkan nyeri raumatoid artritis
sebagai dependen. Sampel dalam penelitin ini yaitu pasien dengan nyeri
raumatoid artritis yang berkunjung atau berobat diwilayah puskesmas
nagaswidak palembang.
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Bagi dunia ilmu keperawatan, agar dapat meningkatkan pengetahuan
menurunkan skala nyeri terhadap pengaruh kompres hangat serai pada
pasIen dengan penderita reumatoid artritis.
2. Manfaat Praktisi
a.Bagi Penulis
Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan
penelitian khususnya dalam bidang keperawatan Gerontik, serta dapat di
gunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
b.Bagi Insitusi Pendidikan
Penelitian dalam memberikan rekomendasi yang telah di teliti dan hasil
penelitian dapat di jadikan bahan mengajar dan sumber informasi untuk
mahasiswa/i dalam penelitian yang akan datang.
c.Bagi Lahan Penelitian
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi tenaga
keperawatan demi meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya terkait
dengan implementasi keperawatan dalam memberikan pelayanan pada
pasien yang lebih profesional, berhasil guna dan berdaya guna.

Anda mungkin juga menyukai