Anda di halaman 1dari 6

FORMAT KERANGKA TOPIK PENELITIAN

UNTUK PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
TAHUN 2019

Nama : Siti Romlah


NPM : 173112420120120
Judul yang Diajukan : Hubungan Status Gizi dan Aktivitas Fisik dengan
Kejadian Osteoarthritis di Puskesmas Sumur
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten Tahun 2019
1. Latar Belakang

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2016,

diketahui bahwa osteoarthritis diderita oleh 151 juta jiwa di seluruh dunia dan

mencapai 24 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara. Di Inggris, sekitar 1,3-1,75 juta

mengalami gejala osteoarthritis sementara di Amerika Syarikat, 1 dari 7 orang

dewasa menderita osteoarthritis. Osteoarthritis menempati tempat urutan kedua

setelah penyakit kardiovaskular sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik di dunia

barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 sampai 15% orang dewasa yang berusia di

atas 60 tahun menderita osteoarthritis (WHO, 2016).

Prevalensi osteoarthritis total di Indonesia 34,3 juta orang pada tahun 2015

dan mencapai 36,5 juta orang pada tahun 2016. Diperkirakan 40% dari populasi

usia diatas 70 tahun menderita osteoarthritis, dan 80% pasien osteoarthritis

mempunyai keterbatasan gerak dalam berbagai derajat dari ringan sampai berat

yang berakibat mengurangi kualitas hidupnya karena prevalensi yang cukup tinggi.

Oleh karena sifatnya yang kronik-progresif, osteoarthritis mempunyai dampak

sosio-ekonomi yang besar, baik di Negara maju maupun di negara berkembang.

Diperkirakan 1 sampai 2 juta orang lanjut usia di Indonesia menderita cacat karena
osteoarthritis. Prevalensi osteoarthritis lutut pada pasien wanita berumur 75 tahun

ke atas dapat mencapai 35% dari jumlah kasus yang ada (Kemenkes RI, 2017).

Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Banten tahun 2018 menunjukkan bahwa

kejadian penyakit osteoarthritis pada tahun 2017 sebesar 5,1% dari semua

penduduk (Dinkes Provinsi Banten, 2018). Data Dinas Kabupaten Pandeglang

ditemukan prevalensi osteoarthritis pada tahun 2017 sebesar 4,3% dari seluruh

pasien lansia yang mengeluhkan nyeri sendi (Dinkes Kabupaten Pandeglang, 2018).

Sedangkan data Puskesmas Sumur tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat 694

penderita osteoarthritis (Puskesmas Sumur, 2018).

Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif atau kelainan sendi yang

merupakan salah satu penyebab dari ketidakmampuan (disability) di dunia.

Ketidakmampuan itu ditunjukkan dengan adanya nyeri yang mengganggu dalam

aktivitas (Marlene, 2011). Osteoarthritis merupakan gangguan ketidakseimbangan

antara kerusakan dan perbaikan dari tulang rawan di sendi dan terjadi akibat

beberapa faktor resiko termasuk obesitas, aktivitas fisik, trauma, dan predisposisi

genetic (Jevsevar, 2013).

Faktor-faktor yang mempengaruhi progresivitas atau keparahan pada

osteoarthritis adalah salah satunya status gizi. Status gizi dihitung berdasarkan

Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Grade osteoarthritis lutut. Indeks Masa Tubuh

(IMT) diperoleh dari berat badan dalam kilo gram (Kg) dibagi dengan tinggi badan

kuadrat dalam meter (m) dan dibagi menjadi tiga kategori menurut batas ambang

IMT untuk Indonesia yaitu kurus (<17,0-18,5), normal (>18,5-25,0), dan gemuk

(>25,0) (Listyani, 2013). Berkurang nya berat badan minimum 2 kilogram akan

menurun kan resiko osteoarthritis sendi lutut hingga 50% pada beberapa wanita

(Felsson, 2011). Kontrol berat badan sangat penting untuk pencegahan dan untuk

memperlambat pertumbuhan Osteoarthritis menjadi parah (grade IV). Hal ini akan
mempengaruhi beban bantalan sendi (lutut dan pangul) dan nyeri punggung

(Listyani, 2013).

Selain status gizi, faktor risiko osteoarthritis diantaranya adalah aktivitas fisik

yang berlebih. Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran

atau pembatasan aktivitas fisik. Salah satu faktor yang dapat meningkatkan

osteoarthritis adalah aktivitas fisik. Rasa sakit yang tiba-tiba biasanya disebabkan

oleh aktivitas fisik berat atau tidak biasa. Keluhan nyeri pada sendi akan lebih hebat

sesudah mengadakan gerak badan atau bertambah dengan aktivitas dan bisa

membaik dengan istirahat. Aktivitas fisik yang tidak tepat akan memperparah rasa

sakit pada osteoarthritis sedangkan aktivitas fisik yang teratur membantu

mengurangi penyakit osteoarthritis dengan mengurangi rasa sakit itu sendiri dan

jumlah sendi yang menimbulkan rasa sakit tersebut (Gordon, 2012).

Puskesmas Sumur adalah sarana pelayanan kesehatan masyarakat rawat jalan

yang berada di wilayah Kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten

yang didukung oleh dua buah pustu (Puskesmas Pembantu) dan satu Polindes.

Puskesmas Sumur mempunyai 10 desa binaan dengan didukung oleh 57 pegawai

dari latar belakang yang berbeda, dan melayani masyarakat selalin didalam gedung

juga kegiatan diluar gedung. Adapun pelayanan yang disediakan adalah BP Umum,

BP Gigi dan KIA. Untuk meningkatkan pelayanan pada masyarakat secara bertahap

Puskesmas Sumur melakukan upaya peningkatan pelayanan baik dari segi tenaga,

sarana dan prasarana. Semua upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kepuasan

pasien dalam menerima pelayanan kesehatan di Puskesmas Sumur Kabupaten

Pandeglang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas Sumur

Kabupaten Pandeglang didapatkan hasil kunjungan lansia ke Puskesmas pada bulan

Januari-Maret tahun 2019 adalah 327 orang lansia. Laki-laki berjumlah 153 orang
lansia dan perempuan berjumlah 174 orang lansia. Dari 327 lansia yang melakukan

pelayanan di Puskesmas, 113 lansia (14,80%) menderita osteoarthritis. Melalui

wawancara peneliti dengan 10 penderita osteoarthritis, bahwa 8 orang penderita

osteoarthritis mengeluhkan nyeri, kekakuan dan terjadi perubahan pada sendi, yang

mengakibatkan penurunan kemampuan aktifitas sehari-hari, serta mengganggu

pekerjaan sehari-hari dan 2 penderita osteoarthritis masih mampu melakukan

aktivitas sehari-hari secara normal. Rata-rata klien merasakan nyeri pada pagi hari

dengan durasi 30 menit.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di atas, maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan status gizi dan aktivitas fisik

dengan kejadian osteoarthritis di Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten tahun 2019”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu “Apakah ada hubungan

antara status gizi dan aktivitas fisik dengan kejadian osteoarthritis di Puskesmas

Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019”.

3. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan status gizi dan aktivitas fisik dengan kejadian

osteoarthritis di Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun

2019.

b. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi dan aktivitas fisik di Puskesmas

Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten tahun 2019.


2) Diketahuinya hubungan antara status gizi dan aktivitas fisik dengan kejadian

osteoarthritis di Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten


tahun 2019.
4. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan. Berdasarkan kerangka pemikiran dan tinjauan pustaka, maka penulis

mengambil beberapa variabel yang akan diteliti digambarkan dalam kerangka

sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Kejadian Osteoarthritis
1. Status Gizi Gambar. Kerangka Konsep Penelitian
2. Aktivitas Fisik
5. Metode Penelitian
5.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian studi analitik observasional dengan

desain studi kasus kelola (Case Control Study) dengan memilih kasus (responden

dengan osteoarthritis) dan kontrol (responden tidak osteoarthritis). Peneliti

kemudian mengukur paparan yang dialami subyek pada waktu yang lalu

(retrospektif) dengan cara mengkaji data yang dikumpulkan melalui responden.


5.2. Populasi

Populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh pasien osteoarthritis yang berkunjung ke Puskesmas Sumur pada

bulan Januari-Maret tahun 2019 yaitu sebanyak 113 orang.


5.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Sumur Kabupaten Pandeglang

Provinsi Banten. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah:

a. Masih tingginya prevalensi kasus osteoarthritis di Puskesmas Sumur.

b. Lokasi penelitian mudah dijangkau.

c. Jumlah responden yang mencukupi untuk target penelitian.

5.4. Variabel Penelitian


Variabel terdiri dari variabel bebas (independent variable), variabel terikat

(dependent variabel), dan variabel pengganggu (counfounding variable). Variabel

bebas dalam penelitian ini yaitu status gizi dan aktivitas fisik. Sedangkan variabel

terikat dalam penelitian ini adalah kejadian osteoarthritis.


5.5. Rencana Analisis Data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Analisis Univariat
Analisa data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi

tiap variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan

proporsinya. Analisa univariat ditujukan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam

analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
b. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat dengan menggunakan chi square (X2). Apabila

didapatkan nilai p ≤ α (p ≤ 0,05) artinya, ada hubungan antara variabel bebas dan

variabel terikat, apabila nilai p > α ( p > 0,05) berarti tidak ada hubungan antara

variabel bebas dan variabel terikat.

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Milla Evelianti Saputri, S.Kep.,MKM) (Ns. Dwi Rohyani, M.Kep)

Anda mungkin juga menyukai