Disusun Oleh:
Maryati
1714201041
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
penduduk lansia tidak hanya dialami Indonesia tetapi juga Negara lain di
dunia. Abad 21 akan menjadi “ Era Lanjut Usia” dan Indonesia salah satu
gerontik, 2016)
tiga kali lipatnya dari laki – laki. Di Indonesia jumlah penderita reumatik
sebanyak 45,59%.
sebesar 7,56 % dari total penduduk atau setara dengan 18,96 juta.
2014, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia menjadi 18,781 juta jiwa
sangat serius karena secara garis besar lansia menalami penurunan baik
dari segi fisik, biologi maupun mentalnya dan hal ini tidak terlepas dari
karena factor resiko sebesar 60% wanita lebih sering terkena osteoarthritis
lutut dan sendi sedangkan laki – laki lebih seing terkena osteoarthritis
merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua
dapat menyerang siapa saja yang rentan terkena penyakit reumatik. Oleh
karena itu kita harus mendapatkan perhatian yang serius karena penyakit
menahun, bisa terjadinya kerusakan pada tulang rawan sendi dan tulang
kekakuan sendi pada pagi hari dan hambatan gerak persendian. Masih
banyak penderita rematik yang masih belum mengetahui tanda gejala dan
factor lingkungan, kepribadian, konsep diri, factor social dan lain – lain
koping ini bertujuan untuk mengatasi situasi atau tuntutan yang dapat
berbagai permasalahan.
hanya focus pada strategi koping lansia tetapi riwayat penyakit lansia dan
konstruktif.
5 orang penderita reumatik yang berusia kurang lebih sekitar 50-60 tahun,
ngilu atau nyeri pada persendian kaki, tangan dan jari. Kadang susah
kedua orang ini ada 1 yang sering memomong cucunya dikarenakan kedua
anak beliau kerja di salah satu pabrik daerah Pasar Kemis. 1 orang
untuk melakukan aktivitas seperti berjalan dan sulit untuk berdiri dan
beliau juga memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas. 2 orang
mengatakan jika nyerinya kumat disebabkan oleh suhu yang terlalu dingin,
terasa nyeri dibagian persendian tulang kaki sehingga beliau seing
menggunakan kaos kaki pada malam hari dan diantanya tidak mengetahui
tanda/gejala serta cara mengatasi penyakit tersebut. Dari kedua orang ini
dan pola makan pada lansia. Sedangkan dari 5 responden ini ada 2 orang
ilmiah sesuai ilmu yang didapat dibangku kuliah dan sebagai bahan
TINJAUAN PUSTAKA
proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Semua
bertahap.
lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia
(elderly) berusia antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia
75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.
ke atas.
old).
2.1.1.3. Tipe Lansia
rendah hati.
2. Tipe mandiri
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung
menyesal.
berikut:
1. Jenis Kelamin
perempuan.
2. Status Perkawinan
kawin ada 82,84%. Hal ini disebabkan oleh angka harapan hidup
3. Living Arrangement
tahun)
4. Kondisi Kesehatan
5. Keadaan Ekonomi
sebagai masyarakat.
usia
1. Mudah jatuh
perifer.
4) Gangguan penglihatan.
5) Gangguan psikologis.
6) Infeksi telinga.
5) Tali sepatu.
2. Mudah lelah
Disebabkan karena:
depresi).
Disebabkan karena:
makanan terganggu.
d. Faktor – faktor sosioekonimis (pension)
Disebabkan karena:
b. Keadaan diare.
Disebabkan karena:
a. Presbiop.
yaitu:
dan ginjal.
3. Gangguan metabolisme hormonal, misalnya seperti diabetes
1) Depresi mental.
2) Gangguan pendengaran.
3) Bronchitis kronis
6) Anemia.
7) Demensia.
8) Gangguan penglihatan.
9) Ansietas/kecemasan.
2.1.1.7.1. Pensiun
2. Kehilangan status
fasilitasnya.
2.1.2. Reumatik
2.1.2.1. Pengertian
tanda.
kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama
terjadi pada semua umur dari anak – anak sampai usia lanjut atau
4 atau lebih kriteria seperti kaku pada pagi hari selama paling sedikit 1
(suddarth, 2002).
2.1.2.4. Penatalaksanaan
2002).
hanya sendi saja yang harus ditangani tetapi juga factor nutrisi dan
2.1.3.1 Pengertian
yaitu:
pengambilan resiko.
yang menekan.
b. Distancing
cukup besar.
masyarakat.
bimbingan.
Strategi yang cendrung digunakan oleh lansia dalam
tidur, 2 responden
(25%) memiliki
kolestrol dan 1
responden (25%)
mengeluh pusing.
-Semua responden
munculnya banyak
penyakit dan
– anaknya. Selaian
diantaranya merasakan
tinggal dengan
pasangannya.
2. Astuti Yuni Koping lanjut Deskriptif -Sebagian besar
mengubah situasi
menggunakan koping
hanya 21,7 %
responden yang
menggunakan
dukungan social.
-Penggunaan koping
berdasarkan status
yang adaptif
pengingkaran yang
maladaptive sebanyak
6,52%. Sementara
menunjukkan pilihan
dalam penelitian
digunakan oleh
responden dan
konfrontasi merupakan
(30,43%). Sebaliknya
penggulangan peristiwa
lansia.
hidup dengan
pasangannya tanpak
lebih optimal
menghadapi keadaan
melakukan berbagai
pensnggulsngsn
peristiwa yang
malaadaptif hanya
lansia.
kecemasan yang
bersamaan. Penilaian
mencakup evaluasi
fungsi psikologis
kemanjuran diri,
keterampilan mengatasi
nyeri, ketidakberdayaan
berhubungan dengan
nyeri. Instrument
tervalidasi lainnya
termasuk skala
penilaian depresi
pada demensia.
Konseling, terapi
kelompok suportif,
psikoaktif dapat
diindikasikan untuk
pasien dengan
harus dirujuk ke
layanan ini.
melarikan
diri/menghindari
sebagian besar
partisipan
menggunakan koping
adaftif, sedangkang
koping maladaptive
digunakan
pengendalian diri
sebesar 30,43%,
63,04% untuk
diri/menghindari.
Sebaliknya gender
menunjukkan
perbedaanyang signitif.
mengatasi keterbatasan
keterbatasan mobilitas
merela. Mereka
menggunakan
konfronlatif (47,83%)
menggunakan
konfrontatif (21,7%)
social (36,96%).
sebanyak 28 orang
(73,7%). Karakteristik
responden berdasarkan
banyak responden
berjenis kelamin
perempuan sebanyak 26
orang (68,4%).
Karakteristik responden
berdasarkan agama
paling banyak
responden beragama
islam sebanyak 35
orang (92.1%).
Karakteristik responden
banyak responden
15 orang (39,5%).
Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan
paling banyak
responden
berpendidikan sd
sebanyak 21 responden
(55,3%). Karakteristik
responden responden
berdasarkan status
perkawinan paling
banyak responden
dengan status
perkawinan menikah
sebanyak 26 responden
(68,4%).
pertanyaan dalam
kuesioner, maka
didapatkan strategi
penderita reumatik
adaptif sebanyak 32
orang (86,8%).
2.3. Kerangka Teori
Lansia
Merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan
Yang Maha Esa yang akan mengalami proses menjadi tua
atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya antara
variable yang satu dengan yang lain dari masalah yang diteliti.
Lansia
Reumatik
Strategi Koping
2.5. Hipotesis
penelitian. Setiap hipotesis terdiri atas suatu unit atau bagian dari
permasalahan.
Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: