PROPOSAL
DISUSUN OLEH
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses seseorang dari usia dewasa menjadi usia tua merupakan suatu proses
yang harus dijalani dan disyukuri. Proses ini biasanya menimbulkan suatu beban
kualitas hidup seseorang. Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya
bertahan terhadap infesksi dan kerusakan yang terjadi. Salah satu penyakit yang
sering terjadi pada lansia akibat dari penurunan fungsi organ tubuh adalah
hidup) sebanyak 5003 wanita dan 2664 pria (masing-masing 19,9% dan 14,1%),
sementara 1.220 wanita dan 594 pria memiliki artritis berbasis gejala saat ini
1
2
dimana pada tahun 2013 sebesar 11,9% dan pada tahun 2018 sebesar 7,3%.
Sedangkan prevalensi rhematoid artitis pada umur55-64 sebesar 15.5%, Umur 65-
74 sebesar 18.65% dan pada usia 75+ sebesar 18,9%. Keaadaan ini menunjukkan
bahwa angka kejadian rhematoid artitis akan meningkat pada usia lansia
Berdasarkan data jumlah lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha
Provinsi Bengkulu tahun 2019 diketahui bahwa jumlah lansia sebanyak 83 lansia.
Berdasarkan data tahun 2019 ini juga diketahui bahwa 21 lansia yang mengalami
Hal ini dapat terjadi karena kadar asam urat pada laki-laki sejak lahir
sampai usia remaja pada umumnya rendah. Setelah pubertas kadar asam urat
pada laki-laki akan meningkat dan akan selalu lebih tinggi pada perempuan
sebayanya. Sebab itu pada laki-laki usia pertengahan lebih sering terkena
rheumatoid atritis. Sedangkan pada wanita pada umumnya kadar asam urat tetap
rendah dan akan baru meningkat setelah menopaouse. Hal ini dapat disebabkan
asam urat melalui urin. Pada wanita usia menopause, kadar asam urat di dalam
darah meningkat sehingga mendekati kadar pada pria. Dengan demikian risiko
terkena rheumatoid atritis lebih besar setelah wanita memasuki masa menopause
(Misnadiarly, 2010).
3
rematik adalah penyakit sepele karena tidak menimbulkan kematian padahal jika
tidak segera ditangani rematik bisa membuat anggota tubuh berfungsi tidak
normal mulai dari benjol-benjol, sendi kaku, sulit berjalan, bahkan kecacatan
seumur hidup. Rasa sakit yang timbul bisa sangat mengganggu dan membatasi
badan secara stabil, menjaga asupan makanan selalau seimbang sesuai kebutuhan
2016).
menimbulkan rasa nyeri hebat, peradangan tersebut lambat laun akan merusak
gangguan citra tubuh, defisit pengetahuan dan resiko cidera, resiko cedera
karena RA ini disertai rasa lelah yang hebat. Melakukan latihan, pada pasien
tidak terasa lelah atau atau inflamasi berkurang, ini bertujuan untuk
dan kolaborasi dalam pemberian obat-obatan baik onbat anti inflasmi non
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Bengkulu.
Provinsi Bengkulu.
6
Provinsi Bengkulu
Bengkulu
Provinsi Bengkulu
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pasien
3. Penulis
pada lansia.
terhadap:
menjelaskan apa yang kurang dimengerti oleh pasien dan keluarga dari segi
rujukan).
rematoid artitis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Asuhan Keperawatan Pada Pasien Rheumatoid Artritis
a. Pengertian
9
10
b. Insiden
populasi telah mencapai angka 355 juta, yang berarti 1 dari 6 jiwa
Umur 65-74 sebesar 18.65% dan pada usia 75+ sebesar 18,9%.
Berdasarkan data jumlah lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha
penyakit rematik.
c. Etiologi
2) Endokrin
3) Autoimun
4) Metabolic
autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor
infeksi mungkin disebabkan oleh virus dan organime mikro plasma atau
group difterioid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan
pada sendi penderita. Kelainan yang dapat terjadi pada suatu atritis
rheumatoid yaitu:
adalah:
b) Nodul subkutan
d) Kelenjar limfe: terjadi pembersaran limfe yang berasal dari aliran limfe
f) Visera.
12
dan otot. Beberapa tulang penting berkaitan dengan proses reproduksi yang
harus anda hafal betul adalah; tulang tengkorak karena berkaitan dengan
pemeriksaan fisik kepala bayi baru lahir, tulang belakang, tulang iga dan
tulang dada, tulang gelang panggul, tulang gelang bahu dan tulang anggota
1) Tulang (osteon)
Struktur tulang terdiri atas dua macam yaitu; tulang padat (compact)
biasanya terdapat pada bagian luar semua tulang dan tulang berongga
13
tipis/pipih (flat bone), tulang tidak teratur (irreguler bone) dan tulang
sesamoid.
2) Sendi (Artikulasio)
diharapkan anda mampu memahami sekaligus hafal betul apa yang sudah
SMA dulu apa fungsi dari sendi dan macam-macam sendi. Klasifikasi
sendi secara fungsional ada tiga yaitu sendi yang tidak dapat bergerak
sinovial.
sinovial dapat digolongkan menjadi; sendi datar, sendi engsel, sendi poros,
Setelah anda belajar sendi, berikut ini anda juga harus memehami
anatomi otot dan fungsi otot. Anda tentu tidak asing lagi dengan istilah
ligamen, otot, tendon dan fascia karena sewaktu pelajaran Biologi di SMA
yaitu : otot skelet, otot jantung dan otot polos. Perbedaan ketiga otot
dengan karakter:
(1) Terdapat pada rangka dan dinamai sesuai dengan tulang yang
berhubungan
(2) Bergaris
b) Otot jantung
(2) Bergaris
otot), yaitu bagian tengah dari otot (di antara ujung proksimal dan
pada rangka.
dll.)
(1) Stimulus datang dan diterima oleh sel saraf (neuron sensorik) yang
neuron motorik dan otot. Pada tempat ini terdapat sinapsis, tempat
otot.
16
5) Fungsi Tendon
6) Fungsi Tulang
Tulang matur terdiri dari 30% materi organik dan 70% deposit
garam. Materi organic terdiri dari 90% serabut kolagen dan 10%
e. Patofisiologi
MK : Defisit
Pengetahuan
Nodul Infiltrasi dalam os.
subcondria
Deformlitas sendi
Hambatan nutrisi pada
kartilago artikularis Kartilago nekrosis
Ankilosis fibrosa
MK: Resiko cidera Hilangnya kekuatan otot
Sumber :Nurarif(2015).
19
f. Klasifikasi
Pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini arus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
Pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
a) Nyeri persendian
c) Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
d) Terbatasnya pergerakan
f) Demam (pireksia)
g) Anemi
i) Kekuatan berkurang
2) Pada tahap yang lanjut akan ditemukan tanda dan gejala seperti :
d) Kelemahan
e) Depresi
3) Gejala Extraartikular :
reumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang
bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat
2) Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam: dapat bersifat generalisata
3) Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik.
Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini
tangan yang sering dijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi
ekstensi.
22
h. Diagnostik
1) Pemeriksaan Fisik
boutonniere).
2) Manifestasi ekstraartikular:
penekanan, vaskulitis.
shoulder.
luas.
kardiomiopati.
d) CRP.
Diagnosis Klinis
5) Nodul rheumatoid.
RA.
i. Penatalaksanaan
harus dilakukan adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik
yang merawat.
pasien
2) OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid), diberikan sejak dini untuk
mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering dijumpai. OAINS yang
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat arthritis
akan mengalami remisi sempurna). Pada pihak lain sebagian besar pasien
oleh bebrapa masa remisi yang singkat (jenis polisiklik). Sebagian kecil
Sampai saat ini belum berhasil dijumpai obat yang bersifat sebagai
5) Rehabilitasi
lain
j. Pencegahan
1) Melakukan olahraga teratur, istirahat cukup dan ketahui tanda dan gejala
penyakit.
meredakan nyeri.
buah beri untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi.
Jika asam lemak tetentu seperti minyak ikan salmon dan minyak zaitun.
5) Banyak minum air untuk mengencerkan asam urat yang terdapat dalam
normal
dengan mengubah gaya hidup, menghindari pantang makan tinggi purin dan
mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi
beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga. Indonesia
sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak menular dan
penyakit menular sekaligus. Oleh karena itu melakukan upaya aksi dengan
pada tahun 2011 Posbindu PTM pada tahun 2015 telah berkembang menjadi
pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk biopsiokososial dan
dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
29
merupakan suatu proses atau metode ilmiah karena merupakan suatu upaya
keperawatan ini tidak hanya ditujukan untuk kepentingan klien, tetapi juga
penyakit.
antara lain :
30
1) Pengkajian
data dasar klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan
(Asmadi, 2010)
2) Diagnosa Keperawatan
keperawatan meliputi:
31
a) Masalah (problem)
b) Penyebab (etiology)
data
3) Intervensi Keperawatan
memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan,
4) Implementasi Keperawatan
5) Evaluasi Keperawatan
hasilakhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada
timbulmasalah baru.
Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan ilmiah yang
keperawatan serta evaluasi (Asmadi, 2010). Pengkajian pada lansia antara lain
1. Pengkajian
Agama :
Status Perkawinan :
Pendidikan :
Alamat :
Orang Yang Paling Dekat Dihubungi :
b. Riwayat Keluarga
Pasangan
Hidup :
Status Kesehatan :
Umur :
Pekerjaan :
Kematian :
Tahun Meninggal :
Penyebab Kematian :
Anak-anak
Hidup :
Nama dan Alamat :
Kematian :
Tahun Meninggal :
Penyebab Kematian :
c. Riwayat Pekerjaan
Status Pekerjaan Saat Ini :
Pekerjaan Sebelumnya :
Sumber-Sumber Pendapatan dan :
Kecukupan Terhadap Kebutuhan :
e. Riwayat Rekreasi
Hobby/Minat :
Keanggotaan Organisasi :
Liburan/Pekerjaan :
36
Obat-obatan :
Nama :
Dosis :
Bagaimana/Kapan Menggunakannya :
Dokter Yang Mengintruksikan :
Tanggal Resep :
Nutrisi :
Diit Khusus :
Riwayat Peningkatan/Penurunan BB :
Pola Konsumsi Makanan :
Masalah-masalah Yang Mempengaruhi Masukan Makanan:
Kebiasaan Makanan :
l. Tinjauan Sistem
Umum Ya Tidak
Kelelahan : √
Perubahan BB 1 tahun yang lalu : √
Perubahan Nafsu Makan : √
Demam : √
Keringat Malam : √
Kesulitan Tidur :
Sering Pilek dan Infeksi :
Penilaian Diri Terhadap Seluruh Status Kesehatan : √
Kemampuan Untuk Melakukan Aktivitas : √
Vital Sign :
TD : Hipotensi (Normal = 110-120/70/80 mmHg)
Nadi : Takikardi (>100x/menit) (Normal = 60-100x/menit)
RR : Takipneu (>24 x/menit) (Normal = 16-24x/menit)
Suhu : Bisa naik (> 40˚C) (normal = 360-370C)
Integumen Ya Tidak
Pruritus : √
Perubahan Pigmentasi : √
Perubahan Tekstur : √
Perubahan Nevi : √
Sering Memar : √
Perubahan Rambut : √
Perubahan Kuku : √
Kalus : √
Pemajanan Lama Terhadap Matahari : √
Pola Penyembuhan Lesi/Memar : √
Hemopoetik Ya Tidak
Pendaharan/Memar Abnormal : √
Pembengkakan Kelenjar Limfe : √
Anemia : √
Riwayat Tranfusi Darah : √
Kepala Ya Tidak
Sakit Kepala : √
Trauma Masa Lalu :
38
Pusing :
Gatal Pada Kulit Kepala :
Mata Ya Tidak
Perubahan Penglihatan : √
Kaca Mata / Kontak Lensa :
Nyeri :
Airmata Berlebihan :
Pruritus :
Bengkak Pada Sekitar Mata :
Kabur :
Fotophobia :
Riwayat Infeksi :
Tanggal Pemeriksaan Paling Akhir :
Dampak Pada Penampilan ADL : √
Telinga Ya Tidak
Perubahan Pendengaran : √
Tinnitus :
Vartigo :
Sensitivitas Pendengaran :
Alat Bantu :
Riwayat Infeksi :
Tanggal Pemeriksaan Paling Akhir :
Kebiasan Perawatan Telingga :
Dampak Pada Penampilan ADL :
Hidung Ya Tidak
Epistaksis :
Obstruksi :
Mendengkur :
Sinusitis :
Nyeri Pada Sinus :
Alergi :
Riwayat Infeksi :
Penilaian Dari Pada Kemampuan Olfaktori :
Perdarahan Gusi :
Caries :
Penggunaan Alat Bantu :
Riwayat Infeksi :
Tanggal Pemeriksaan Gigi Paling Akhir :
Pola Menggosok Gigi :
Leher Ya Tidak
Kekakuan : √
Nyeri/Nyeri Tekan :
Benjolan / Massa :
Keterbatasan Gerak :
:
Payudara Ya Tidak
Benjolan / Massa :
Nyeri / Nyeri Tekan :
Bengkak :
Keluar Cairan pada Puting Susu :
Pola Pemeriksaan Payudara Sendiri :
Pernafasan Ya Tidak
Batuk :
Sesak Nafas :
Hemoptisis :
Sputum :
Mengi :
Asma / Alergi Pernafasan :
Tanggal dan Hasil Pemeriksaan Rontgen :
Kardiovaskuler Ya Tidak
Nyeri / Ketidaknyamanan :
Palpitasi :
Sesak Nafas :
Dispneu Pada Aktivitas :
Ortopneu :
Murmur :
Edema :
Varises :
Parestesia :
Perubahan Warna Kaki :
40
Gastrointesinal Ya Tidak
Disfagia :
Tidak Dapat Mencerna :
Nyeri Epigastrium :
Mual :
Muntah :
Hematemesis :
Perubahan Nafsu Makan :
Intoleran Makanan :
Ulkus :
Nyeri :
Ikterik :
Benjolan / Massa :
Perubahan Kebiasaan Defekasi :
Diare :
Konstipasi :
Melena :
Hemoroid :
Perdarahan Rectum :
Pola Defekasi Biasanya :
Perkemihan Ya Tidak
Disuria :
Frekuensi :
Menetes :
Ragu-ragu :
Dorongan :
Hematuria :
Poliuria :
Oliguria :
Nokturia :
Inkontinensia :
Nyeri Saat Berkemih :
Batu Infeksi :
Genitroproduksi-Wanita Ya Tidak
Lesi :
Rabas :
Dispareunia :
Perdarahan Pasca Senggama :
Nyeri Pelvis :
Sistokel / Rektokel / Prolaps :
Penyakit Kelamin :
41
Infeksi :
Masalah Aktivitas Seksual :
Riwayat Menstruasi :
Riwayat Menopause :
Genitroproduksi-Pria Ya Tidak
Lesi :
Rabas :
Nyeri Testikuler :
Massa Testikuler :
Masalah Prostate :
Penyakit Kelamin :
Perubahan Hasrat Seksual :
Impotensi :
Masalah Aktivitas Seksual :
Musculoskeletal Ya Tidak
Nyeri Persendian : √
Kekakuan : √
Pembengkakan Sendi : √
Deformitas : √
Spasme :
Kram :
Kelemahan Otot : √
Masalah Cara Berjalan : √
Nyeri Punggung : √
Pola Kebiasaan Latihan : √
Perubahan Rambut :
Polifagia :
Polidipsia :
Poliuria :
Psikososial Ya Tidak
Cemas : √
Depresi :
Insomnia :
Menangis :
Gugup :
Takut :
Masalah Dalam Mengambil Keputusan :
Kesulitan Berkonsentrasi :
Pernyataan Perasaan Umum Mengenai Kepuasan/Frustasi :
Stress Saat Ini :
Masalah Tentang Kematian :
Dampak Penampilan ADL :
INDEKS KATZ
SKORE KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian dan mandi
B Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali satu
dari fungsi tersebut
C Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi dan satu fungsi tambahan
D Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi dan berpakaian dan satu fungsi tambahan
E Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, dan satu fungsi tambahan
F Kemandirian dalam semua aktivitas hidup sehari-hari, kecuali
mandi, berpakaian, berpindah dan satu fungsi tambahan
G Ketergantungan pada enam fungsi tersebut
Lain- Ketergantungan pada sedikitnya dua fungsi, tetapi tidak dapat
lain diklasifikasikan sebagai C, D, E, F, dan G
Penilaian SPMSQ
a) Kesalahan 0 -2 : fungsi intelektual utuh
b) Kesalahan 3 – 4 : fungsi intelektual ringan
c) Kesalahan 5 – 7 : fungsi intelektual sedang
d) Kesalahan 8 – 10 : fungsi intelektual berat
a. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subjek hanya
berpendidikan sekolah dasar.
b. Bisa dimaklumi bila kurang dari satu kesalahan bila subjek mempunyai
pendidikan diatas sekolah menengah atas.
c. Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan untuk subjek kulit hitam
dengan menggunakan criteria pendidikan yang sama.
kemungkinan paling tinggi adalah 30, nilai dari 21 atau kurang menunjukkan
Ikuti perintah 3- langkah : “ambil kertas di tangan kanan anda, lipat dua, dan tarus
dilantai” (3 pooint).
serius yang mempengaruhi fungs-fungsi dari suasana hati rendah umum pada
banyak orang. Depresi adalah umum pada lansia dan sering dihubungkan dengan
kacau mental dan disorientasi, sehingga seorang lansia depresi sering disalah
membedakan antara depresi dan dimensia, sehingga pengkajian afektif adalah alat
Inventaris Depresi Beck berisi 13 hal yang menggambarkan berbagai gejala dan
Penilaian :
0–4 : Depresi tidak ada atau minimal
5–7 : Depresi ringan
8 – 15 : Depresi sedang
> 16 : Depresi berat
48
Selain itu, depresi lansia dapat diukur dengan menggunakan Skala Depresi
dinilai 1 poin (nilai1 poin untuk setiap respon yang cocok dengan jawaban ya atau
29. Apakah mudah bagi anda untuk membuat suatu keputusan? (tidak)
30. Apakah pemikiran atau benak anda sejernih masa-masa lampau? (tidak)
Nilai 1 poin untuk setiap respons yang cocok dengan jawaban “ya” “tidak”
berat (23±5).
APGAR KELUARGA
No Fungsi Uraian Skore
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali pada
keluarga (teman-teman) saya untuk membantu
pada waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Hubungan Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah dengan saya
3 Pertumbuhan Saya puas bahwa keluarga (teman-teman) saya
menerima dan mendukung keinginan saya untuk
melakukan aktifitas atau arah baru
4 Afeksi Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek dan berespon terhadap
emosi-emosi saya, seperti marah, sedih atau
mencintai
5 Pemecahan Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu bersama-sama
50
2. Analisa Data
Tabel 2.5 Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
sendi)
4. Rencanatindakan
kebutuhan pasien adapun perencanaan pada kasus fraktur tulang antara lain
5. Pelaksanaan Keperawatan
6. Evaluasi Keperawatan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Secara
belum dan mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
Evaluasi terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi formatif dan evaluasi
meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif
(data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan), analisis data
proses keperawatan selesai dilakukan. Evalusi sumatif ini bertujuan menilai dan
dapat digunakan pada evaluasi jenis ini adalah melakukan wawancara pada
57
(Asmadi, 2010).
b. Tujuan tercapai sebagian atau klien masih dalam proses pencapaian tujuan
ditetapkan.
c.Tujuan tidak tercapai jika klien hanya menunjukkan sedikit perubahan dan
tidak ada kemajauan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.
7. Dokumentasi Keperawatan
Data harus didokumentasikan secara tepat dan benar. Pada dasarnya ada
2 jenis data dari pasien, yaitu data subjektif yang merupakan data riwayat
kesehatan yang diperoleh dari wawancara serta data objektif yang diperoleh
dari pengkajian fisik pasien data ditulis setelah melakukan pengkajian fisik
yang meliputi keadaan normal maupun keadaan tidak normal. Penulisan harus
A. Kerangka Konseptual
merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang belandaskan ilmu dan
kiat keperawatan bebrbentuk layanan, bio, psiko, sosial, dan spiritual yang
berikut:
58
59
lansia dengan
Diagnosa
rematoid Pengkajian Intervensi Implementasi
keperawatan
Artitis
A. Desain penelitian
Jenis studi kasus ini adalah studi kasus dengan menggunakan metode
deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan untuk menerangkan
Kriteria sampel:
2. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik tidak cacat (tuna rungu/Tuna netra)
3. Pasien dengan yang di diagnosa baru atau pasien ulangan dilihat dari rekam
C. Fokus Studi
keperawatan pada lansia yang yang mengalami Rhematoid Artritisdi Panti Sosial
60
61
1. Data primer
a. Wawancara
b. Observasi
melihat, mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu yang ada hubungannya
penunjang.
c. Pemeriksaan fisik.
sampai ujung kaki (head to toe) dan pendekatan berdasarkan system tubuh.
1) Inspeksi
2) Auskultasi
3) Perkusi
lainnya.
4) Palpasi
kulit.
2. Data sekunder
di dalam kartu klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen di
bawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi, catatan harian.
64
Lokasi studi kasus ini akan dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha
Provinsi Bengkulu Waktu studi kasus ini direncanakan dilakukan pada bulan April
klien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih, sehingga
I. Etika penelitian
instansi tempat penelitian dalam hal ini diajukan kepada kepala Puskesmas atau
a. Informed consent
Lembar persetujuan yang akan diberikan responden yang akan diteliti dan
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian
65
dengan memberi penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian yang akan
tertentu pada lembar pengumpulan data yang diisi oleh responden sehingga
c. Confidential (Kerahasiaan)
Dalimartha. 2014. Tumbuhan Sakti Atasi Asam Urat. Penebar Swadaya: Jakarta
Dwi & Fitrah. 2010. “Memahami Kesehatan Pada Lansia”. Trans Info Media: Jakarta
Tedampa, 2016. Hubungan Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Artritis Reumatoid di
Puskesmas Kampung Baru Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai. e-journal
keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus
IDI. 2013. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer. Edisi I. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta.
Kemenkes RI. 2013. Buletin Jendela Data & Informasi Kesehatan Lanjut Usia di
Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS 2018). Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Jakarta
Misnadiarly. 2010. Rematik: asam urat –hiperusemia, atrhitis gout. Pustaka obor :
Jakarta
Nasrullah. 2016. Buku Ajar Keperawatan Gerontik jili 1, dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan NANDA NIC dan NOC. Trans Info Media : Jakarta
Nurarif. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis &
NANDA (North American Nursing Diagnostik Association) NIC-NOC.
Panduan Penyusunan Keperawatan Profesional. Edisi Revisi. Media Hardi:
Yogyakarta.
Purwanto, 2016. Keperawatan medikal bedah II. Modul Keperawatan. Pusdik SDM
Kesehata. Kemenkes RI. Jakarta
Sharon. 2017. Prevalence of arthritis according to age, sex and socioeconomic status
in six low and middle income countries: analysis of data from the World
Health Organization study on global AGEing and adult health (SAGE) Wave
1. Jurnal BMC Musculoskeletal Disorders (2017). Diakses dari
https://bmcmusculoskeletdisord.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/s12891
-017-1624-z pada tanggal 27 Februari 2020
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Lansia
Di-
Tempat
Dengan hormat
Perkenalkan nama saya Ayu Nepa Kiranti, Mahasiswi Program Studi
Keperawatan (DIII)Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Dehasen
Bengkulubermaksud mengadakan penelitian dengan judul penelitian “Asuhan
Keperawatan Pada Lansia Dengan Rheumatoid Arthritis di Panti Sosial Tresna
Werdha Provinsi Bengkulu”. Penelitian ini saya lakukan sebagai salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan Program Studi Keperawatan (DIII) Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Dehasen Bengkulu.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon kesediaan saudara untuk
ikut berpatisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan saudara dalam penelitian
bersifat sukarela dan tidak berpengaruh pada nilai apapun, karena jawaban yang
saudara berikan kepada saya akan saya jamin kerahasiaannya serta hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian saja. Jika saudara setuju untuk berpatisipasi dalam
penelitian ini diharapkan menandatangani surat persetujuan mengikuti penelitian.
Atas kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.
Bengkulu, 2020
Pemohon
Bengkulu,......./......./2020
Responden
(....................................)
KARTU BIMBINGAN PROPOSAL
Npm : 172426002 DP
Npm : 172426002 DP