Anda di halaman 1dari 94

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit infeksi merupakan ancaman yang mengintai seluruh umat

manusia di muka bumi, salah satunya yaitu tonsilitis.Tonsilitis adalah radang

tonsil yang dapat mengenai semua umur tetapi utamanya terjadi pada anak-

anak. Tonsilitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Salah satu

jenis penyakit tonsilitis yang paling sering terjadi pada tenggorokan terutama

pada usia muda ialah tonsilitis kronis. Penyakit ini terjadi disebabkan

peradangan pada tonsil oleh karena kegagalan atau ketidaksesuaian pemberian

antibiotik pada penderita tonsilitis akut (Rahmadan, 2017).

Tonsillitis Kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai

akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang.Ukuran tonsil membesar

akibat hiperplasiaparenkim atau degenerasifibrionoid dengan obstruksi kripta

tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang relative kecil akibat

pembentukan sikatrik yang kronis.Tonsillitis kronis dapat disebabkan oleh

serangan ulang dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen

pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak sempurna )

(Ramadan, 2017).

1
2

Pada penderita tonsilitis kronis jenis kuman yang sering adalah

streptococcus β hemolyticus grup A (SBHGA) (Ramadan, 2017). Selain itu

terdapat streptococcus pyogenes, streptococcus grup B, C, adenovirus,

Epstein barr, bahkan virus herpes.Saat bakteri dan virus masuk ke dalam

tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai filter/penyaringan

menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan sel-sel darah putih.

Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh yang akan membentuk antibodi

terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil sudah tidak dapat

menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka akan timbul

tonsillitis.Dan juga penyebab tonsilitis kronik lainnya adalah serangan ISPA

yang berulang salah satu faktor resiko tersebut diakibatkan karena

pencemaran kualitas udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Sumber

pencemaran di dalam ruangan antara lain asap rokok, asap obat nyamuk, asap

pembakaran dapur. Sedangkan pencemaran di luar ruangan disebabkan oleh

debu jalanan, asap kendaraan bermotor dan pabrik (Ramadan, 2017).

. Beberapa penelitian terbaru menunjukan bahwa terdapat hubungan

antara infeksi pada rongga toraks dengan hygiene mulut yang jelek.Penjagaan

hygiene mulut sangat penting dan perlu di jadikan sebagai satu rutinitas

kebersihan secara general pada seseorang.Selain itu, menurut sebuah

penelitian menemukan bahwa tonsilitis pada anak disebabkan karena anak


3

sering menderita ISPA dan memiliki riwayat ISPA yang tidak di terapi

secaara adekuat (Ramadan, 2017).

World Health Organization (WHO) tidak mengeluarkan data

mengenai jumlah kasus tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan

287.000 anak di bawah 15 tahun mengalami tonsilitis dengan atau tanpa

tonsilektomi. 248.000 anak (86,4%) mengalami tonsilitis dan 39.000 lainnya

(13,6%) menjalani tonsilektomi saja (Ramadhan, 2017).

Menurut Hasil penelitian Maulana (2013) tentang Karakteristik Pasien

Tonsilitis Kronis pada Anak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang

Tahun 2013didapatkan bahwa pasien Tonsilitis kronis pada anak paling

banyak pada anak dengan usia 10-14 tahun, memiliki keluhan nyeri menelan

berulang dengan ukuran tonsil t3-t3 dan dilaksanakan dengan cara operatif

(Maulana, 2013).

Data Dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Angka Kejadian Tonsilitis

Pada Anak Usia di bawah 18 tahun pada tahun 2018 Terbanyak terjadi di

Puskesmas Lingkar timur dengan Jumlah Kasus 876, Kedua Pada Puskesmas

Sukamerindu Sebanyak 564 Kasus, dan Ke tiga di puskesmas Pasar Ikan 315

Kasus (Dinkes Kota Bengkulu, 2019).


4

Berdasarkan data Awal yang penulis dapatkan di Puskesmas Lingkar

Timur Angka Kejadian Tonsilitis Pada Anak usia 1-19 tahun pada tahun 2017

berjumlah 356 Kasus, sedangkan pada tahun 2018 Sebanyak 453 Kasus,

sedangkan pada Januari s/d Oktober 2019 Sebanyak 376 Kasus (Rekam

Medik PKM, Lingkar Timur, 2019).

Keluarga memiliki peran penting dalam fungsi perawatan kesehatan ,

selain menyediakan mkanan, pakaian dan rumah, keluarga juga berfungsi

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga menentukan kpan

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan memerlukan bantuan

atau pertolongan tenaga profesional, kemampuan ini mempengaruhi setatus

kesehatan individu dan keluarga (Padila, 2012).

Wilayah kerja Puskesmas Lingkar timur, berdasarkan hasil survei awal

di Puskesmas Lingkar timur Bulan Oktober 2019 didapatkan data bahwa

sebagianbesar penderita mengalami tonsillitis pada anak karena kebiasaan

mereka mengkonsumsi makanan seperti goreng-gorengan, permen, snack,

makanan yang terlalu manis, makanan pedas dan juga minuman yang dingin

seperti es krim, es. Faktor pencetus yang dapat mengakibatkan anak

mengalami kekambuhan tonsillitis harus dihindari. Oleh karena itu anak-anak

dengan riwayat pernah menderita tonsillitis diusahakan untuk menghindari


5

faktor pencetus dengan cara minum banyak air atau cairan seperti sari buah,

terutama selama demam, menghidari minum minuman dingin, sirup, es krim,

gorengan, makanan awetan yang diasinkan, manisan dan makanan yang

pedas.

Anak dengan tonsillitis yang tidak segera ditangani, akan berakibat

mengalami penyakit jantung. Mengingat risiko dan risiko pada anak serta

banyaknya kejadian tonsilitis pada anak, maka peneliti ingin mengadakan

penelitian mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan

Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun

2020.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas di dapat tingginya angka kejadian

tonsilitis, dimana dampak dari tonsillitis dapat menyebabkan sakit

tenggorokan, ganggan menelan, sampai dengan anoreksiasehingga dapat

dirumuskan masalah penelitian “bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar

Timur Kota Bengkulu Tahun 2020”.


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada anak

dengan tonsilitis di wilayah kerjaPuskesmas Lingkar Timur Kota

Bengkulu Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga

Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar

Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

b. Mampu menentukan diagnosa Keperawatan Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas

Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

c. Mampu menyusun Intervensi keperawatan Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas

Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

d. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan Asuhan

Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah

Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.


7

e. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan Asuhan Keperawatan

Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas

Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

f. Mampu membandingkan dan menganalisa kesenjangan antara teori

dan kasus pada Anak dengan Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas

Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

g. Mampu melaksanakandokumentasi keperawatan pada Anak dengan

Tonsilitis di Wilayah Kerja Puskesmas Lingkar Timur Kota

Bengkulu Tahun 2020.

D. Manfaat Studi Kasus

1. Bagi pelayanan kesehatan

Dapat menjadi acuan dalam mengembangkan pelayanan maupun

penanganan terhadap pasien khususnya pada kasus tonsilitis dengan

penerapan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan Tonsilitis di

Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu.

2. Bagi pendidikan

Untuk menambah referensi dan memberikan informasi tentang

penerapan asuhan keperawatan keluarga pada anak dengan Tonsilitis di

Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulukhususnya bagi mahasiswa

jurusan keperawatan (DIII) di Fakultas Ilmu Kesehatan Dehasen

Bengkulu.
8

3. Bagi penulis

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penerapan

keluarga pada anak dengan Tonsilitis di Puskesmas Lingkar Timur Kota

Bengkulu. Sebagai masukan bagi calon peneliti lain dan sebagai dasar

dalam melakukan penelitian dengan masalah yang berbeda.

E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Keperawatan

Proposal karya tulis ilmiah ini memiliki beberapa implikasi terhadap

Keperawatan :

1. Implikasi Peran Perawat Sebagai Pendidik

Proposal karya tulis ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur

yang menerangkan tentang kasus tonsillitis pada anak dan perawatanya,

terutama tentang Asuhan keperawatan keluarga dengan anak tonsillitis,

serta perawat memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga cara

penanganan maupun pencegahan tonsillitis pada anak.

2. Implikasi Perawat Sebagai Advokat

Asuhan keperawatan ini memberikan suatu perlindungan yang

melibatkan bantuan perawat secara aktif kepada pasien untuk bebas

menentukan nasibnya sendiri. Sehingga, seorang perawat harus

memastikan bahwa ketika dirawat, pasien akan tetap mendapatkan hak-

haknya. Sebagai bagian dan salah satu peran dari perawat, advokasi

menjadi dasar utama dalam pelayanan keperawatan kepada pasien.


9

3. Implikasi Perawat Sebagai Care Provider

Dalam penerapan studi asuhan keperawatan penulis dapat

memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dan tidak langsung

kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan yang meliputi

: melakukan pengkajian dalam upaya mengumpulkan data dan informasi

yang benar, menegakkan diagnosa keperawatan berdasarkan hasil analisis

data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya mengatasi

masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah,

melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada dan

melakukan evaluasi berdasarkan respon klien terhadap tindakan

keperawatan yang telah dilakukan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis

1. Konsep Dasar Teori Tonsilitis

a. Pengertian

Tonsilitis adalah peradangan pada tonsil dan kriptanya. Sedangkan abses

peritonsilar adalah infeksi yang terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar

anterior dan palatum mole (Manurung,2009).

Tonsillitis Kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat

infeksi akut atau subklinis yang berulang.Ukuran tonsil membesar akibat

hiperplasiaparenkim atau degenerasifibrionoid dengan obstruksi kripta

tonsil, namun dapat juga ditemukan tonsil yang relative kecil akibat

pembentukan sikatrik yang kronis.Tonsillitis kronis dapat disebabkan oleh

serangan ulang dari tonsilitis akut yang mengakibatkan kerusakan permanen

pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase resolusi tidak

sempurnah. Pada penderita tonsilitis kronis jenis kuman yang sering

adalahstreptococcus β hemolyticus grup A (SBHGA) (Ramadan, 2017).

Selain itu terdapat streptococcus pyogenes, streptococcus grup B, C,

adenovirus, Epstein barr, bahkan virus herpes.Saat bakteri dan virus masuk

ke dalam tubuh melalui hidung atau mulut, tonsil berfungsi sebagai

filter/penyaringan menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut dengan

9
10

sel-sel darah putih. Hal ini akan memicu sistem kekebalan tubuh yang akan

membentuk antibodi terhadap infeksi yang akan datang. Tetapi bila tonsil

sudah tidak dapat menahan infeksi dari bakteri atau virus tersebut maka

akan timbul tonsillitis (Ramadan, 2017).

Sehingga dapat disimpulkan tonsilitis adalah radang yang

disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A streptococcus beta hemolitik,

namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain atau oleh infeksi virus.

b. Insiden Kasus

World Health Organization (WHO) tidak mengeluarkan data

mengenai jumlah kasus tonsilitis di dunia, namun WHO memperkirakan

287.000 anak di bawah 15 tahun mengalami tonsilitis dengan atau tanpa

tonsilektomi. 248.000 anak (86,4%) mengalami tonsilitis dan 39.000 lainnya

(13,6%) menjalani tonsilektomi saja (WHO, 2015 dalam Ramadhan, 2017).

Menurut Hasil penelitian Maulana (2013) tentang Karakteristik Pasien

Tonsilitis Kronis pada Anak di Bagian THT-KL RSUP Dr. M. Djamil Padang

Tahun 2013didapatkan bahwa pasien Tonsilitis kronis pada anak paling

banyak 50% terdapat pada kelompok umur 10 - 14 tahun, kemudian sebanyak

46% pada Kelompok umur 5-9 tahun, dan 15-<18 Tahun sebanyak 4% dengan

persentase terbanyak sebanyak 55% dengan jenis kelamin Perempuan dan

45% dengan jenis kelamin Laki-laki (Maulana, 2013).


11

Data Dari Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Angka Kejadian

Tonsilitis Pada Anak Usia di bawah 18 tahun pada tahun 2018 Terbanyak

terjadi di Puskesmas Lingkar timur dengan Jumlah Kasus 876, Kedua Pada

Puskesmas Sukamerindu Sebanyak 564 Kasus, dan Ke tiga di puskesmas

Pasar Ikan 315 Kasus (Dinkes Kota Bengkulu, 2019).

Berdasarkan data Awal yang penulis dapatkan di Puskesmas Lingkar

Timur Angka Kejadian Tonsilitis Pada Anak usia 1-19 tahun pada tahun

2017 berjumlah 356 Kasus, sedangkan pada tahun 2018 Sebanyak 453

Kasus, sedangkan pada Januari s/d Oktober 2019 Sebanyak 376 Kasus

(Rekam Medik PKM, Lingkar Timur, 2019).

c. Etiologi

Penyebab utama tonsilitis adalah kuman golongan streptokokus

group A (streptokus α streptokokus ß hemolycitus, viridians dan

.pyogeneses), abses peritonsilar terjadi setelah infeksi tonsillitis (Manurung,

2009).

d. Faktor Resiko

Faktor resiko diakibatkan karena pencemaran kualitas udara di dalam

ruangan maupun di luar ruangan.

1) Hygiene mulut yang tidak baik

2) Sumber pencemaran di dalam ruangan antara lain:

a) Asap rokok
12

b) Asap obat nyamuk

c) Asap pembakaran dapur.

3) Pencemaran di luar ruangan antara lain:

a) Debu jalanan

b) Asap kendaraan bermotor dan pabrik (Ramadhan, 2017)

e. Anatomi Fisiologi

1) Anatomi

Gambar 2.1 Anatomi Tonsil

Tonsil terletak di orofaring, terapit diantara arkus palatoglosus

dan alkus palatofaringeus. Dibatasi oleh kapsul fibrosa yang tipis, tonsil

berbatas jelas dari otot-otot faring. Pada usia muda, kebanyakan tonsil

relatif besar, mungkin karena aktivitas yang tinggi, besarnya berbeda-

beda dan tidak begitu penting, kecuali bila hampir menutup rapat faring.
13

Didalam kriptanya, tonsil banyak menyimpan bakteri komensal dan

kadang-kadang pathogen, tanpa menimbulkan banyak gejala

klinis.Kadang-kadang timbul suatu radang akut tonsil, yang terkenal

dengan tonsillitis atau angina tonsilaris (Broek, 2010).

2) Fisiologis

Tonsil (amandel) dan adenoid bersamaan membentuk cincin

Waldeyer merupakan jaringan limfoid di faring manuasia. Walaupun

sering dikelompokan mejadi satu tonsil dan adenoid merupakan organ

yang sama sekali berbeda. Memang.Tonsilektomi yang pertama pertama

sudah dilakukan sejak zaman dahulu. Tonsil dan adenoid berfungsi

sebagai bagian system imun, yang menjelaskan mengapa lokasi mereka

berada dipintu masuk saluran aerodigestif atas..kripta dalam disertai

folikel limfoid tepat dilapisan subepitelia membentuk area permukaan

yang luas untuk persentasi antigen dengan system yang imatur. Sel

limfoid tepat dilapisan subepitelia membentuk area permukaan yang luas

untuk persentasi antigen dengan system imatur.Sel limfoid matur

mengenal antigen awal ini sebagai dirinya sendiri, sehingga tidak

bereaksi terhadap antigen tersebut. Dengan cara ini saluran aerodigestif

manusia bagian atas dipenuhi oleh koloni berbagai organisme yang

merupakan flora normal tubuh yang hidup setiap hari secara simbiosis.
14

Beberapa antigen tidak dikenali sebagai dirinya dan antigen akan

terbentuk di folikel tonsil dan adenoid, menimbulkan respon imun yang

penting untuk melawan infeksi (Lucente, 2011).

f. Patofisiologi

Mikroorganisme masuk ke tonsil melalui kripte-kripte secara aerogen

(droplet yang mengandung kuman terhirup hidung dan nasofaring dan tonsil),

maupun secara foodborne,yaitu melalui mulut bersama makanan.

Mikroorganisme akan dihancurkan oleh makrofag dan sel polimorfonuklear.

Jika infeksi tonsil terjadi berulang, tonsil tidak bisa membunuh semua

mikroorganisme, akibatnya mikroorganisme akan bersarang di tonsil. Akibat

keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang

infeksi (tonsi sebagai fokal infeksi). Sewaktu-waktu kuman bisa menyebar ke

seluruh tubuh, misalnya saat keadaan umum menurun(Rehatta, 2019).

Tonsilitis disebut akut apabila gejala pertama kali muncul kurang dari

14 hari.Tonsillitis disebut kronis apabila keluhan telah ada lebih dari 3

bulan.Sedangkan tonsillitis akut rekuren terjadi apabila infeksi dengan gejala

akut terjadi paling sedikit 4-7 dalam satu tahun terakhir, atau tiga kali dalam

tiga tahun terakhir (Rehatta, 2019).


15

g. Pathway

Mikroorganisme

Makanan dan Udara

Masuk kedalam Mulut dan hidung

Peradangan tonsil

Tonsilektomi Tonsilitis Produksi Sputum


Berlebihan

Pembesaran Tonsil Tanda-tanda


infeksi Resiko bersihan jalan nafas
tidak efektif

Menghambat Fungsi Esofagus Peningkatan Susu Tubuh Hipertermi

Nyeri Menelan Anoreksia Resiko perubahan Nutrisi Kurang dari


kebutuhan tubuh

nyeri

Bagan 2.1
Sumber:Rehatta, 2019
16

h. Tanda dan Gejala

Menurut Manurung (2009), tanda dan gejala pada pasien dengan

tonsillitis adalah sebagai berikut:

1) Sakit tenggorokan

2) Demam dan mengigil

3) Klien mengorok

4) Kesulitan menelan

5) Malaise

6) Penapasan adenoid (Manurung, 2009).

i. Klasifikasi

Macam-macam tonsillitis menurut (Iskandar, 2011) yaitu:

1) Tonsilitis Akut

a) Tonsilis viral

Tonsilitis dimana gejalanya lebih menyerupai commond cold

yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab yang paling sering

adalah virus Epstein Barr. Hemofilus influenzae merupakan

penyebab tonsilitis akut supuratif. Jika terjadi infeksi virus

coxschakie, maka pada pemeriksaan rongga mulut akan tampak

luka-luka kecil pada palatum dan tonsil yang sangat nyeri dirasakan

pasien.
17

b) Tonsilitis bakterial

Radang akut tonsil dapat   disebabkan kuman grup A

Streptokokus, β hemolitikus yang dikenal sebagai strep throat,

pneumokokus,Streptokokus viridan, Streptokokus piogenes. Infiltrasi

bakteri pada lapisan epitel jaringan tonsil akan menimbulkan reaksi

radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga

terbentuk detritus. Bentuk tonsilitis akut dengan detritus yang jelas

disebut tonsilitis folikularis. Bila bercak-bercak detritus ini menjadi

satu, membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.

c) Tonsilitis Membranosa

1) Tonsilitis difteri

Tonsilitis diferi merupakan tonsilitis yang disebabkan

kuman Coryne bacterium diphteriae. Tonsilitis difteri sering

ditemukan pada anak-anak berusia kurang dari 10 tahunan

frekuensi tertinggi pada usia 2-5 tahun.

2) Tonsilitis septik

Tonsilitis yang disebabkan karena Streptokokus

hemolitikus yang terdapat dalam susu sapi.di mukosa mulut, gusi

dan di bawah kulit sehingga kulit tampak bercak kebiruan.


18

2) Tonsilis Kronik

Faktor predisposisi timbulnya tonsillitis kronik ialah

rangsangan yang menahun dari rokok, beberapa jenis makanan,

hygiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan

pengobatan tonsillitis akut yang tidak adekuat. Kuman penebabnya

sama dengan tonsillitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah

menjadi kuman golongan Gram negative.

j. Test Diagnostik

Rapid Antigen Display Test (RADT) dikembangkan untuk

identifikasi streptokokus Grup A dengan melakukan apusan tenggorokan.

Meskipun tes ini lebih mahal daripada kultur agar darah, tesnya memberikan

hasil yang lebih cepat. RADT memiliki akurasi 93% dan spesifisitas > 95%

dibandingkan dengan kultur darah. Hasil tes false positive jarang berlaku.

Identifikasi yang cepat dan pengobatan pasien dapat mengurangi resiko

penyebaran tonsilitis yang disebabkan oleh streptokokus grup A dan terapi

yang tepat dapat diperkenalkan . Suatu penelitian dilakukan di Iraq untuk

membandingkan antara swab tenggorokan dan kultur tonsil core pada

tonsilitis kronis. Patogen terdeteksi sebanyak 41% pada swab dibandingkan

90,4% di tonsil core, sedangkan flora normal yang terdeteksi adalah

sebanyak 58,9% pada swab dibandingkan 9,59% di tonsil core(Fadrullah,

2019).
19

k. Penanganan

Pengobatan tonsilititis sebagian besar terapi suportif dan berfokur pada

pemeliharaan hidrasi dan asupan kalori yang cukup dan mengendalikan rasa

nyeri, demam, kortikosteroid dapat memperpendek durasi demam dan

faringitis. Infeksi bakteri merupakan indikasi menggunakan antibiotik

1) Terapi Suportif

a) Istirahat yang cukup

b) Pemberian cairan yang sesuai

2) Terapi Medikamentosa

a) Analgetik dan antipiretik

b) Antibiotik

3) Tonsilektomi

Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik,

gejala sumbatan serta kecurigaan neoplasma. (Fahrul, 2019)

l. Komplikasi

Komplikasi dengan tonsillitis sangat jarang terjadi. Jika terjadi

kebanyakan mempengaruhi anak-anak berusia 2 sampai 4 tahun, terkadang

tonsillitis dapat menjadi abses yang terletak diantara tonsil dan dinding

tenggorokan hal ini disebut abses peritonitis (Fahrul, 2019).


20

m. Pencegahan

Kuman dan virus serta antigen lainnya akan selalu melalui rongga

mulut dan nafas bagian atas kita sehari-hari, sehingga hampir tidak mungkin

kita menjamin udara yang kita hirup atau makanan minuman yang ada

adalah steril sama sekali. Sehingga mata rantai yang diputus adalah seluruh

potensi infeksi berulang dan terus-menerus tersebut dan hal ini didasarkan

pada konsep pencegahan infeksi secara umum. Agar lebih aplikatif akan

kami sampaikan tips pencegahan infeksi amadel sebagai berikut (Kadarullah,

2017):

a) Selalu jaga kondisi badan dengan pola makan sehat, konsumsi

multivitamin, istirahat yang cukup serta olahraga teratur dan tidak

merokok.

b) Menjaga kebersihan mulut seperti sikat gigi teratur 2 kali sehari (pagi

dan sebelum tidur) atau waspada terhadap gigi berlubang atau sisa gigi

yang hitam.

c) Menghindari risiko penularan infeksi saluran nafas atas (tertular atau

menularkan) dari atau ke orang-orang sekitar kita. Contoh orang tua

yang sedang sakit batuk pilek tidak kontak intensif dengan bayi atau

anak kecil bahkan orang dewasa sekalipun, begitu pula antara anak-anak

sepermainan, alat makan minum terpisah, menutup saat batuk atau

bersin, tidak membuang ludah sembarangan.


21

d)  Mengurangi atau menghindari makanan atau minuman yang bersifat

iritatif terhadap saluran makan atau nafas atas. Secara empiris makanan

yang berminyak, tinggi kandungan bumbu rasa penyedap atau

pengawet, terlalu manis, dingin berpotensi iritasi.

e)  Banyak minum air putih jika mengkonsumsi makanan minuman seperti

di atas.

f) Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan (tenaga kesehatan 5 waktu

cuci tangan).

g) Mengurangi konsumsi jajanan bagi anak dan dewasa dengan

menyediakan makanan bekal sehat atau kantin dengan menu sehat dan

bersih.

h)  Bagi anak-anak yang ingin jajan, orang tua harap mengganti jenis

makanan minuman yang disebut diatas dengan jenis lain yang relative

lebih aman dan sehat. Atau kebiasaan jajan makanan minuman diganti

dengan membeli benda-benda lain yang lebih bermanfaat (mainan

mendidik, alat tulis dan gambar, buku).

i) Membiasakan makan teratur di rumah disertai inovasi para ibu dalam

memilih makanan sehat serta menyajikannya dengan menarik untuk

keluarga terutama anak-anak.


22

j)  Berilah pujian dan hadiah bagi anak-anak, cucu, adik atau keponakan

kita yang mengikuti nasehat kita dalam menghindari jajanan tidak sehat

atau tidak merokok bagi orang dewasa.

k) Demikian semoga bermanfaat, maaf jika ada kesalahan, mencegah lebih

baik daripada mengobati (Kadarullah, 2017).

n. Rehabilitasi

Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat

dan pengobatan suportif. Menangani gejala-gejala yang timbul dapat`

membuat penderita Tonsilitis lebih nyaman. Bila antibiotika diberikan untuk

mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus dikonsumsi sesuai arahan demi

penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita telah mengalami

perbaikan dalam waktu yang singkat. Gejala-gejala yang tetap ada dapat

menjadi indikasi bahwa penderita mengalami infeksi saluran nafas lainnya,

infeksi yang sering terjadi yaitu infeksi pada telinga dan sinus. Pada kasus-

kasus yang jarang, Tonsilitis dapat menjadi sumber dari infeksi serius seperti

demam rematik atau pneumonia (Alodokter, 2019).

o. Program Pemerintah terkait

Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program

Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status

gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan


23

pelayanan kesehatan. Program Indonesia dituangkan dalam sasaran pokok

RPJMN 2015-2019 yaitu: meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan

anak, meningkatnya pengendalian penyakit, meningkatnya akses dan mutu

pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil,

tertinggal dan perbatasan, meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan

universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN

Kesehatan, terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta

meningkatkan responsivitas sistem kesehatan. Program Indonesia Sehat

dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan

pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional. Pilar paradigma sehat

di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,

penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat. Pilar

penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses

pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu

pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan

intervensi berbasis risiko kesehatan. Sementara itu pilar jaminan

kesehatannasional dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan benefit

serta kendali mutu dan kendali biaya (Direktorat Jenderal Pencegahan Dan

Pengendalian Penyakit 2018).


24

Program Indonesia Sehat dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga

dan GERMAS. Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara Puskesmas

untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan

akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.

Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga dilaksanakan oleh

Puskesmas dengan pendekatan siklus kehidupan atau life cycle approach,

mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya

kesehatan berbasis masyarakat (UKBM). Kunjungan Keluarga dilakukan

Puskesmas secara aktif untuk peningkatan outreach dan total coverage.

Melalui kunjungan keluarga, tim Puskesmas sekaligus dapat memberikan

intervensi awal terhadap permasalah kesehatan yang ada di setiap keluarga.

Kondisi kesehatan keluarga dan permasalahannya akan dicatat pada Profil

Kesehatan Keluarga (Prokesga), yang akan menjadi acuan dalam melakukan

evaluasi dan intervensi lanjut. Dalam upaya pencegahan dan pengendalian

penyakit menular dan tidak menular, pendekatan keluarga dan GERMAS

diarahkan pada upaya to detect (deteksi) yang merupakan upaya deteksi dan

diagnosis dini penyakit; to prevent (mencegah) yang merupakan upaya untuk

untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya penyakit; upaya to response

(merespon) yang dilakukan dengan menangani kejadian penyakit,

penggerakan masyarakat, dan pelaporan kejadian penyakit; to protect

(melindungi) yang merupakan upaya untuk melindungi masyarakat dari


25

risiko terpapar penyakit menular dan tidak menular; dan to promote

(meningkatkan) yang merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat sehingga tidak mudah terpapar penyakit menular dan

tidak menular (Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

2018).

2. Konsep Keluarga

a. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sebagai dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan

kebersaamaan dan ikatan emosional serta mengidetifikasikan diri mereka

sebagai bagian dari keluarga. (Padila, 2012).

Keluarga adalah sebagai suatau sistem sosial. Keluarga merupakan

sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang memiliki

hubungan erat satu sama lain, saling tergantung yang diorganisir dalam satu

unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu (Padila, 2012).

 Menurut Departemen Kesehatan RI 1988 Keluarga merupakan unit

terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang

yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan

saling ketergantungan (Padila, 2012).


26

Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi dan perkawinan (Andarmoyo,

2012).

Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang masing-masing mempunyai hub kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,

adik, kakak, dan nenek (Andarmoyo, 2012).

b. Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Padila (2012) ada 8 tahap perkembangan keluarga yaitu:

1) Tahap keluarga pemula (Berganning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak.tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah:

a) Membina hubungan intim yang memuaskan

b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.

2) Tahap Keluarga sedang mengasuh anak (child-bearing)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan

samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama

berusia 30 bulan.tugas perkembangan pada tahap ini antara lain adalah:

a) Persiapan menjadi orang tua

b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,

hubungan sexual dan kegiatan keluarga


27

c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3) Tahap Keluarga dengan anak usia pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan

berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan pada tahap ini

antara lain adalah:

a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat

tinggal, privasi dan rasa aman

b) Membantu anak untuk bersosialisasi

c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan

anak yang lain juga harus terpenuhi

d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di

luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar)

e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang

paling repot)

f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4) Tahap Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun

dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai

jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk.


28

Tugas perkembangan pada tahap ini antara lain adalah:

a) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b) Mempertahankan keintiman pasangan

c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin

meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan

anggota keluarga

5) Tahap Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya

berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan

rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan

memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa. Tugas perkembangan pada

tahap ini antara lain adalah:

a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,

mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat

otonominya

b) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.

Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan

d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang

keluarga
29

6) Tahap Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan

berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini

tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang

belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Tugas

perkembangan pada tahap ini antara lain adalah:

a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b) Mempertahankan keintiman pasangan

c) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki

masa tua

d) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7) Tahap Keluarga usia pertengahan (middle age family).

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah

dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Tugas

perkembangan pada tahap ini antara lain adalah:

a) Mempertahankan kesehatan

b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya

dan anak-anak

c) Meningkatkan keakraban pasangan.


30

8) Tahap keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah

satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal

damapi keduanya meninggal. Tugas perkembangan pada tahap ini antara

lain adalah:

a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan

fisik dan pendapatan

c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

c. Tipe Keluarga

1) Keluarga Tradisional :

a) The nuclear family (keluarga inti): Keluarga yang terdiri dari suami,

istri dan anak.

b) The dyad family: Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa

anak) yang hidup bersama dalam satu rumah

c) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi

dari perceraian

d) Bujangan dewasa sendirian


31

e) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang – orang yang

berhubungan

f) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-

anaknya sudah berpisah (Padila, 2012).

2) Keluarga non tradisional

a) Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan

anak

b) Pasangan yang memiliki anak tetapi tidak menikah, didasarkan pada

hukum tertentu

c) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah

d) Keluarga gay atau lesbian, orang – orang berjenis kelamin yang sama

hibup bersama sebagai pasangan yang menikah

e) Keluraga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan

monogamy dengan anak – anak secara bersama menggunakan

fasilitas, sumber yang sama(Padila, 2012).

d. Fungsi Keluarga

Menurut Padila (2012) mengidentifikasikan lima fungsi dasar keluarga

yaitu:

1) Fungsi afektif

Fungsi ini berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang

merupakan basis kekukatan dari keluarga.


32

Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga yang

bahagia. Anggota keluarga yang mengembangkan konsep diri yang

positif, rasa dimiliki dan memiliki, rasa berarti serta sumber kasih

sayang (Padila, 2012).

Fungsi ini merupakan sumber energi yang menentukan

kebahagiaan keluarga. Sering perceraian, kenakalan anak atau masalah

keluarga lainya timbul akibat fungsi afektif keluarga yang tidak

terpenuhi (Padila, 2012).

2) Fungsi sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang di

alami individu yang menghasilakan interaksi sosial dan belajar berperan

dalam lingkunagn sosial (Padila, 2012).

Sosialisasi di mulai sejak individu dilahirkan dan berakhir setelah

meninggal. Kelurga merupakan dimana tempat individu melakukan

sosialisasi. Tahap perkembangan individu dan keluarga akan dicapai

melalui interaksi atau hubungan yang diwujudkan dalam sosialisasi.

Anggota keluarga belajar disiplin, memiliki nilai/norma, budaya dan

prilaku melalui interaksi dalam keluarga sehingga individu mampu

berperan di masyarakat (Padila, 2012).


33

3) Fungsi reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan

dan meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program

keluarga berencana, maka fungsi ini sedikit terkontrol. Namun disisi lain

banyak kelahiran yang tidak diharapkan atau di laura ikatan perkawinan

sehingga lahirnya keluarga baru dengan satu orangtua (single parent)

(Padila, 2012).

4) Fungsi ekonomi

Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan,

pakaian, dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan.

Fungsi ini sulit di penuhi oleh keluarga di bawah garis kemiskinan

(Gakin atau pra keluarga sejahtera) (Padila, 2012).

Perawat berkontribusi untuk mencari sumber – sumber di

masyarakat yang dapat digunakan keluarga meningkatkan status

kesehatan mereka (Padila, 2012).

5) Fungsi perawatan kesehatan

Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap

anggotanya baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun

merawat anggota yang sakit. Kesanggupan keluarga melaksanakan

pemeliharaan kesehatan terhadap anggotanya dapat dilihat dari tugas

kesehatan keluarga yang dilaksanakan.


34

Tugas kesehatan keluarga tersebut adalah :

a) Mengenali masalah kesehatan

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat

c) Memberiakan perawtan pada anggota keluarga yang sakit

d) Mempertahankan suasana rumah yang sehat

e) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat (Padila,

2012).

e. Tugas keluarga

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:

1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya

2) Pemeliharaan sumber – sumber daya yang ada dalam keluarga

3) Pembagian tugas masing – masing anggotanya sesuai dengan

kedudukannya masing – masing

4) Sosialisasi antar anggota keluarga

5) Penganturan jumlah anggota keluarga

6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga

7) Membangkitakan dorongan dan semangat para anggotanya(Padila,

2012).
35

B. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tonsilitis Pada Anak

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan suatu tahapan dimana perawat mengambil data

secara terus menerus terhadap keluarga yang dibinanya (Padila, 2012),, hal-hal

yang harus dikaji dalam keluarga adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

1) Identitas kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga dan genogram

b. Komposisi Keluarga

Tabel 2.1 Komposisi Keluarga

No Nama Umur Sex Hubungan Pendidikan Pekerjaan


dengan KK

2
36

c. Riwayat Imunisasi
Tabel 2.2 Riwayat Imunisasi

Imunisasi
No Nama BCG DPT / HB Poli Campak Hepatitis B
3x o
1
2

d. Genogram

Genogram merupakan suatau alat bantu berupa peta skema (visual

map) dari silsilah keluarga pasien yang berguna pemberi layanan

kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota

keluarga pasien. Genogram adalah biopsikososial pohon keluarga, yang

mencatat tentang siklus kehidupan kelaurga, riwayat sakit di dalam

keluarga serta hubungan antar anggota keluarga.

1) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga tersebut.

2) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut dengan kesehatan.


37

3) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

4) Status sosial ekonomi keluarga

Status ekonomi sosial keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu

status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-

kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang

dimiliki oleh keluarga.

5) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja kelurga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun

dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi.

e. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah:

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut,

dimana tipe keluarga akan mempengaruhi terhadap cara


38

pengambilan dalam penatalaksanaan masalah kesehatan pada

anggota keluarga.

2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat kesehatan keluarga Inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

termasuk imunisasi, sumber pelayana kesehatan yang bisa

digunakan serta riwayat perkembangan dan pengalaman penting

yang berhubungan dengan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

pasien, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya

seperti menderita penyakit menular, ataupun penyakit

keturanan.
39

f. Data Lingkungan

1) Karekteristik rumah

Karekteristik rumah di identifikasikan dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic

tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta

denah rumah, tata letak rumah sehingga dapat tergambar seperti apa

keadaan rumah dapat menjadi salah satu faktor penyebab Tonsilitis

pada anggota keluarga.

2) Karekteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai kerekteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/

kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografi keluarga

Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelasakan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga interaksinya dengan masyarakat.

g. Struktur Keluarga
40

1) Sistem pendukung keluarga

Termasuk pada sistem pendukung keluarga dalah jumlah

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan. Fasilitailitas mencakup, fasilitas fisik,

fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial untuk dukungan dari masyarakat setempat.

2) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga,

pola komunikasi keluarga dengan pasien sangat penting untuk

kesuksesan pangobatan dan mengenai keluhan anggota secara tetap.

3) Struktur kekuatan keluarga

Kempuan anggota keluarga mengenadaliakan dan mempengaruhi

orang lain untuk merubah prilaku, anak dengan tonsilitis

memerlukan dukungan yang kuat dari anggota keluarga dalam

melakukan pencegahan dan komplikasi.

4) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

5) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,

yang berhubungan dengan kesehatan.


41

h. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang pelu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap

anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada

anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap

saling menghagai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang pelu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya, dan perilaku.

3) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

a) Berapa jumlah anak

b) Apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota

keluaraga

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga.


42

4) Fungsi ekonomi

Hal yang pelu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah;

a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan,

dan papan

b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber daya yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlidungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenal sehat sakit. Kesanggupan

keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat

dari kemampuan keluraga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga

yaitu:

a) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

c) Melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit

d) Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatakan kesehatan


43

e) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

terdapat dilingkungan setempat.

i. Stress Dan Koping Keluarga

1) Stresor jangka panjang dan jangka pendek

a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan

b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian waktu lebih dari 6 bulan.

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon

terhadap situasi / stresor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan/stersor.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan / stresor.

j. Kebiasaan Sehari-Hari Keluarga

1) Personal hygiene keluarga


44

Mengkaji kebersihan tubuh setiap anggota keluarga, kebersihan

rumah dan sekitarnya.

2) Nutrisi

Mengkaji mengenai kebiasaan makan keluarga meliputi frekuensi

makan dalam sehari,keseimbangan gizi, cara pengolahan dan

penyajian makanannya, hal ini menunjukan ada tidaknya perhatian

keluarga terhadap anggota keluarga yang menderita tonsilitis.

3) Pola istirahat

Menjelasakan mengenai kebiasaan istirahat / tidur keluarga meliputi

beberapa jam keluarga tidur dan adakah kendala yang

mempengaruhi pola istirahat keluarga.

k. Pemeriksaan Fisik Pada Kasus

1) Identitas

Meliputi : nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa,

status material, dan alamat

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Pada klien dengan tonsilitis biasanya didapati keluhan nyeri

tenggorokan, sakit saat menelan, kesulitan menelan


45

infeksisaluran pernapasan bagian atas yang sering disertai

dengan masalah pada telinga.

b) Riwayat kesehatan dahulu

Kaji apakah ada diantara anggota keluarga ada yang mempunyai

riwayat tonsillitis sebelumnya.

3) Kebiasaan sehari-hari

a) Nutrisi: Kaji apakah terjadi perubahan pola makan biasanya

pada anak yang mengalami tonsilitisterdapat masalah dalam

pemenuan nutrisi, anak memiliki kebiasaan jajan

mengkonsumsi makanan manis, terlalu dingin, atau panas.

b) Personal hygiene: Kaji apakah terjadi perubahan pola personal

hygiene biasanya pada anak yang mengalami tonsillitis.

c) Eliminasi: Kaji apakah terjadi perubahan pola eliminasi

biasanya pada anak dengan Tonsilitis tidak mempunyai

masalah dalam eliminasi bab dan bak

d) Istirahat tidur: Kaji apakah terjadi perubahan pola istirahat tidur

biasanya pada anak dengan Tonsilitis mengalami masalah

dalam istirahat dan tidurnya karena nyeri menelan.

4) Data psikososal
46

a) Psikologis

Keadaan emosi penderita Tonsilitis biasanya bervariasi

tergantung koping tiap individunya, ada yang emosinya tampak

labil karena tidak bisa menerima, tetapi ada pula yang memiliki

keadaan emosi yang stabil, dimana dia akan menerima keadaan

dengan ikhlas.

b) Hubungan antar keluarga

Hubungan antar keluarga penderita Tonsilitis biasanya jarang

terganggu.

5) pemeriksaan head to toe tiap anggota keluarga

a) Kepala

Pemeriksaan bentuk kepala simetris /tidak, adakah benjolan atau

bekas luka, kebersihan kepala. Pada pasien Tonsilitis biasanya

ditemukan tidak ada masalah.

b) Mata

Periksa kelainan pada mata seperti bentuk, gerakan bola mata,

seklera, konjungtiva, fungsi, pada penderita tonsilitis biasanya

tidak ada masalah.

c) Telinga

d) Kaji bentuk, ada pembengkakkan/tidak, ada sekret/tidak, ada

nyeri tekan /tidak, kaji juga pada fungsi pendengaran.

e) Hidung
47

Kaji bentuk, ada pembengkakkan / tidak, ada sekret / tidak, ada

nyeri tekan / tidak, kaji juga pada fungsi penciuman

f) Mulut

Kaji bentuk mulut simetris/tidak, ada/tidaknya pembengkakan

tonsil, bentuk kelengkapan gigi, ada caries atau tidak, ada

peradangan gusi/tidak.

g) Leher

Kaji bentuk leher, ada/tidaknya pembesaran kelenjar tiroid,

terdapat pembesaran tonsil, fungsi menelan terdapat gangguan,

ada/tidak pembengkakan kelenjar limfe, ada/tidak lesi, ada/tidak

benjolan.

h) Dada

Kaji bentuk, postur, kesimetrisan, ekspansi serta keadaan kulit

dada. Kaji adakah nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan

akspansi, dan taktil fremitus. Kaji juga bunyi paru dan jantung.

i) Abdomen

Kaji kesimetrisan, terdapat lesi/benjolan, adakah bekas operasi,

bunyi abdomen serta bising usus, adakah nyeri tekan atau tidak.

j) Ekstermitas
48

Kaji fungsi ekstremitas, adakah odema atau tidak, adakah

trauma fraktur atau tidak, kelengkapan jari tangan dan kaki.

l. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

2. Analisa Data

Analisa data merupakan kemapuan dalam mengaitkan data-data fokus

secara teori dan prinsip yang relevan untuk mengumpulkan data, menentukan

masalah keperawatan yang mungkin muncul pada klien dan keluarga.

Dari hasil pengkajian dilakukan analisa data untuk:

a. Menyeleksi data terperinci seperti katogori yang lebih luas seperti

kategori yang berhubungan denagn status kesehatan atau praktek anggota-

anggota keluarga atau tetangga rumah dan lingkungan.

b. Mengelompokkan syarat-syarat yang berhubungan untuk menentukan

hubungan antara data tersebut.

c. Membedakan atau memilah data yang relevan dengan data yang tidak

relevan dengan data yang tidak relevan dengan data untuk memutuskan

informasi apa yang behubungan untk mengerti dengan situasi yang ada

dan informasi apa yang penting.


49

d. Mengerti pola-pola seperti fungsi fisiologi, perkembangan diet / nutrisi,

koping atau pola komunikasi, prilaku dan gaya hidup.

e. Membandingkan dengan pola norma atau standar kesehatan fungsi

kesehatan keluarga dan pendapatan tentang petugas kesehatan.

f. Menginterprestasikan hasil-hasil lalu dibandingkan untuk menentukan

tanda-tanda atau gejala atau syarat-syarat deficit kesehatan yang spesifik,

memelihara kesehatan atau kritis yang dapat diduga atau sterss poin dan

membuat kesempulan tentang alasan-alasan adanya masalah kesehatan

yang dapat dilengkapi untuk tidak menempilkan tugas kesehatan keluarga

3. Data Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga

Adalah data subjektif yang didapat melalui pengkajian terhadap fungsi

perawatan keluarga dalam menghadapi suatu masalah keperawatan ditinjau

darai kempuan keluarga dalam:

a. Mengenali masalah keperawatan

b. Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah keperawatan

c. Merawat anggota keluarga

d. Memodifikasi lingkungan

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

Kesimpulan yang didapat dari pengkajian ini, yaitu apakah keluarga tidak

mengetahui mengenai suatu masalah, tidak mau mengambil tindakan mengenai


50

suatu masalah atau tidak mampu melasanakan perawatan terhadap anggota

keluarga dengan masalah keperawatan tertentu.

4. Menentukan Prioritas Masalah

Untuk menentukan masalah keperawatan perawat dapat menggunakan

skala prioritas. Dalam menyusun prioritas masalah keperawatan keluarga harus

didasarkan kepada beberapa kreteria yaitu:

a. Sifat masalah, dikelompokan menjadi potensial, resiko, dan aktual

b. Kemungkinan masalah dapat diubah kemungkinan berhasilnya

mengurangi masalah atau mencegah masalah bila dilakukan tidakan

keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi mudah, sebagian,

dan tidak dapat diubah.

c. Potensi masalah dapat dicegah adalah bagaimana sifat dan beratnya

masalah yang akan timbul yang dapat dikurangi atau dicegah melalui

tindakan keperawatan dan kesehatan. Dikelompokan menjadi tinngi,

cukup, dan rendah.

d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai

masalah dalam hal beratnya dan mendesaknya suatu masalah untuk

diatasi melalui intervensi keperawatan dan ksehatan.


51

Skala Untuk Menyusun Masalah Keperawatan Keluarga Sesuai Dengan Prioritas


Tabel 2.3 skala prioritas masalah

No Kreteria Nilai Bobot


1 Sifat masalah
Bobot :
Potensial 1 1
Resiko 2
Aktual 3
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala :
Mudah 2 2
Sebagian 1
Tiadak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi 3 1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Masalah segera harus ditangani 2 1
Ada masalah tetapi tidak segera 1
ditangani 0
Masalah tidak dirasakan

Skoring :
a. Tentukan skor untuk tiapa kriteria

b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot

Skor
X bobot
Angka tertinggi
c. Jumlah skor untuk semua kriteria. Skor tertinggi adalah 5 sama dengan

seluruh bobot.

5. Perumusan Diagnosa Keperawatan


52

Menurut Andarmoyo, (2012) menyatakan Diagnosis keperawatan

merupakan kesimpulan yang ditarik dari data dikumpulkan tentang pasien.

Diagnose keperawatan berfungsi sebagai alat untuk menggambarkan masalah

pasien yang dapat ditangani oleh perawat.

Diagnosa keperawatan keluarga merupakan hasil dari analisa data dan

hasil pengkajian keluarga dimana diagnose yang diangkat berdasarkan masalah

(Andarmoyo, 2012).

Diagnosa yang mungkin muncul pada keluarga dengan Tonsilitis Pada Anak

adalah :

a. Hipertermi berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam

merawat anggota keluarga yang sakit.

b. Nyeri berhubungan dengan Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah

tonsillitis .

c. Resiko bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan ketidak

mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga.

d. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

dengan masalah tonsillitis.

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang

telah disepakati, terdiri dari :


53

1) Masalah (problem) adalah suatu penyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang di alami oleh keluarga atau anggota

(individu) keluarga.

2) Penyebab (etiologi) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan

masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga yaitu, mengenal

masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memelihara lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan

kesehatan

3) Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif dan data objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang

mendukung masalah dan penyebab.

6. Perencanaan Keperawatan

Tahap setelah kita melakukan pengkajian adalah perencanaan keperawatan

sebagai pedoman untuk memberikan tindakan perawatan pada seseorang

berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul. “Rencana perawatan

kesehatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan oleh perawat

untuk dilaksanakan untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan

yang telah didentifikasikan”. Rencana perawatan yang dapat diberikan untuk

mengatasi masalah keluarga dengan Tonsilitis pada anak adalah sebagai

berikut :
57

Perencanaan Keperawatan

Tabel 2.1Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan
Umum Khusus Kreteria Standar

1 Hipertermi Setelah a. Keluaga Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


berhubungan dilakukan mampu Verbal menyebutkan keluarga tentang
dengan intervensi menyebutkan pengertian hipertermi
ketidakmampuan keperawatan defenisi hipertermi b. Jelaskan tentang
keluarga dalam selama 3 x 45 hipertermi pengertian
merawat anggota menit hipertermi adalah hipertermi
keluarga dengan diharapkan kenaikan suhu c. Bimbing keluarga
tonsillitis nyeri tonsil tubuh diatas untuk mengulang
berkurang normal. pengertian
hipertermi
d. Beri respon positif
atas keberhasilan
keluarga

menyebutkan Respon Keluarga dapat a. Kaji pengetahuan


factor Verbal menyebutkan 3 keluarga tentang
penyebab atau 5 penyebab akibat dari
nyeri nyeri tonsillitis hipertermi tonsillitis
tonsillitis dengan b. Jelaskan tentang
mengunakan tanda dan gejala
bahasa sendiri: akibat dari
hipertermi
1. Faktor
58

Kosumsi c. Bimbing keluarga


Makanan yang untuk mengulang
terlalu dingin tanda dan gejala
atau panas akibat dari
2. Kebiasaan hipertermi tonsillitis
Jajan Beri respon positif
3. Asap rokok atas keberhasilan
4. Cuaca keluarga
5. Kebersihan
Mulut

Menyebutka Respon Keluraga dapat a. Kaji pengetahuan


n tanda dan verbal menyebutkan 3 keluarga tentang
gejala tanda dan gejala akibat dari nyeri
tonsillitis dengan bantuan tonsillitis
minimal b. Jelaskan tentang
tanda dan gejala
1. Nyeri akibat dari nyeri
tenggorokan tonsillitis
2. Nyeri menelan c. Bimbing keluarga
3. Demam untuk mengulang
tanda dan gejala
akibat dari nyeri
tonsillitis
d. Beri respon positif
atas keberhasilan
keluarga
59

Tepun 2: Respon Memutuskan untuk a. Berikesempatan


verbal merawat anggota keluarga untuk
Memutuskan keluarga dengan mengambil
untuk hiprtermi keputusan
merawat b. Bantu keluarga
anggota untuk mengambil
keluarga keputusan
dengan nyeri c. Beri respon positif
tonsillitis atas kemampuan
keluarga membuat
keputusan yang
tepat

Tupen 3: Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


verbal menyebutkan 3 dan keluarga tentang
Menyebutkan 5 cara perawatan cara perawatan anak
cara perawatan pasien hiprtermi dengan nyeri
anggota tonsillitis
keluarga dengan 1. Berikan b. Beri respon positif
nyeri tonsillitis makanan dalam atas jawaban
kondisi hangat keluarga
dan minuman c. Jelaskan cara
hangat perawatan
2. Berikan d. Bimbing keluarga
Kompres hangat untuk mengulangi
jika Anak apa yang telah
demam dijelaskan
3. Berikan anak e. Berikan respon
banyak minum positif atas
4. Jaga personal keberhasilan
60

hygiene mulut keluarga mengulang


5. Anjurkan cara perawatan anak
berkumur dengan nyeri
dengan air tonsillitis
garam
6. Demonstrasi
dalam membuat
perasan jeruk
dan madu untuk
pengobatan
tonsillitis pada
anak

Tupen 4: Respon Cara memodifikasi a. Kaji pengetahuan


Verbal lingkungan yang keluarga tentang
a. Memodifikasi baik untuk anak lingkungan yang
lingkungan dengan hipertermi baik untuk anak
anak dengan tonsillitis: dengan hipertermi
nyeri b. Berikan respon posif
tonsillitis 1. Ciptakan atas jawaban
suasana yang keluarga
bersih dan c. Jelaskan lingkungan
nyaman yang baik untuk anak
2. Minta orang tua dengan hipertermi
dan anggota d. Bimbing keluarga
keluarga untuk mengulang
bersama kembali
perawat
memodifikasi Beri respon positif atas
lingkungan keberhasilan keluarga
61

kamar yang mengulang kembali


nyaman dan cara memodifikasi
bersih untuk lingkungan yang baik
anak untuk anak dengan
hipertermi
Jauhkan makanan
yang mengundang
anak utuk makan
seperti makanan
manis permen,
coklat

Tupen 5: Respon Jenis pelayan a. Kaji pengetahuan


Verbal kesehatan yang keluarga tentang
Menggunakan dapat jenis pelayanan
fasilitas dimanfaatkan: kesehatan
kesehatan dan b. Beri respon positif
dapat 1. RS/Puskesmas atas jawaban
memanfaatkan 2. Praktek keluarga
pelayan Dokter/Klinik c. Jelaskan pada
kesehatan: 3. Perawat keluarga tentang
Keluarga yankes dan waktu
a. Menyebutka
kunjungan
n jenis Waktu kunjungan:
d. Beri kesempatan
pelayan
1. RS: setiap hari keluarga untuk
kesehatan
24 jam bertanya
dan waktu
2. Puskesmas e. Jawab pertanyaan
kunjungan
senin-sabtu (jam keluarga
08.00-13.00
wib)
62

3. Praktik
Dokter/Klinik:
setiap hari
kecuali hari
libur (jam
16.00-21.00
wib)
b. Mampu
menyebutkan Manfaat Yankes
manfaat
1. Tempat berobat
pelayanan a. Kaji pengetahuan
2. Tempat
kesehatan keluarga tentang
konsultasi
manfaat yankes
tentang
b. Beri respon positif
kesehatan
atas jawaban
keluarga
c. Jelaskan manfaat
Memanfaatkan yankes
pelayanan Pada kunjungan
kesehatan yang tidak
direncanakan a. Motifasi keluarga
keluraga mampu untuk mengunjungi
menunjukan kartu fasilitas pelayanan
kunjungan kesehatan
kesehtan kepada b. Dukung keluarga
perawat untuk memikirkan
tindakan
63

c. Beri respon positif

2 Nyeri Setelah a. Keluaga Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


berhubungan dilakukan mampu Verbal menyebutkan keluarga tentang
dengan intervensi menyebutkan pengertian nyeri nyeri tonsillitis
ketidakmampuan keperawatan defenisi tonsillitis b. Jelaskan tentang
keluarga dalam selama 3 x 45 nyeri pengertian nyeri
merawat anggota menit tonsillitis nyeri tonsillitis tonsillitis
keluarga dengan diharapkan adalah nyeri yang c. Bimbing keluarga
tonsillitis nyeri tonsil timbul akibat untuk mengulang
berkurang proses peradangan pengertian nyeri
tonsil sehingga tonsillitis
pasien mengalami d. Beri respon positif
nyeri tenggorokan atas keberhasilan
dan nyeri saat keluarga
menelan.

b. menyebutka Respon Keluarga dapat a. Kaji pengetahuan


n factor Verbal menyebutkan 3 keluarga tentang
penyebab atau 5 penyebab penyebab nyeri
nyeri nyeri tonsillitis tonsillitis
tonsillitis dengan b. Jelsakan tentang
mengunakan kelebihan nyeri
bahasa sendiri: tonsillitis
c. Bimbing keluarga
1. Faktor untuk mengulang
Kosumsi penyebab nyeri
Makanan yang tonsillitis
terlalu dingin d. Beri respon positif
atau panas e. Atas keberhasilan
64

2. Kebiasaan nyeri tonsillitis


Jajan f. Bombing keluarga
3. Asap rokok untuk mengulangi
4. Cuaca kembali
5. Kebersihan
Mulut

c. Menyebutka Respon Keluraga dapat a. Kaji pengetahuan


n tanda dan verbal menyebutkan 3 keluarga tentang
gejala nyeri tanda dan gejala akibat dari nyeri
tonsillitis dengan bantuan tonsillitis
minimal b. Jelaskan tentang
tanda dan gejala
1. Nyeri akibat dari nyeri
tenggorokan tonsillitis
2. Nyeri menelan c. Bimbing keluarga
3. Demam untuk mengulang
tanda dan gejala
akibat dari nyeri
tonsillitis
d. Beri respon positif
atas keberhasilan
keluarga

Tepun 2: Respon Memutuskan untuk a. Berikesempatan


verbal merawat anggota keluarga untuk
Memutuskan keluarga dengan mengambil
untuk merawat nyeri tonsillitis keputusan
anggota b. Bantu keluarga
keluarga dengan untuk mengambil
65

nyeri tonsillitis keputusan


c. Beri respon positif
atas kemampuan
keluarga membuat
keputusan yang
tepat

Tupen 3: Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


verbal menyebutkan 3 dan keluarga tentang
Menyebutkan 5 cara perawatan cara perawatan anak
cara perawatan pasien nyeri dengan nyeri
anggota tonsillitis tonsillitis
keluarga dengan b. Beri respon positif
nyeri tonsillitis 1. Berikan atas jawaban
makanan dalam keluarga
kondisi hangat c. Jelaskan cara
dan minuman perawatan
hangat d. Bimbing keluarga
2. Berikan untuk mengulangi
Kompres hangat apa yang telah
jika Anak dijelaskan
demam e. Berikan respon
3. Berikan anak positif atas
banyak minum keberhasilan
4. Jaga personal keluarga mengulang
hygiene mulut cara perawatan anak
5. Anjurkan dengan nyeri
berkumur tonsillitis
dengan air
66

garam
6. Demonstrasi
dalam membuat
perasan jeruk
dan madu untuk
pengobatan
tonsillitis pada
anak

Tupen 4: Respon Cara memodifikasi a. Kaji pengetahuan


verbal lingkungan yang keluarga tentang
Memodifika baik untuk anak lingkungan yang
si dengan nyeri baik untuk anak
lingkungan tonsillitis: dengan nyeri
anak dengan tonsillitis
nyeri 1. Ciptakan b. Berikan respon posif
tonsillitis suasana yang atas jawaban
bersih dan keluarga
nyaman c. Jelaskan lingkungan
2. Minta orang tua yang baik untuk anak
dan anggota dengan nyeri
keluarga tonsillitis
bersama d. Bimbing keluarga
perawat untuk mengulang
memodifikasi kembali
lingkungan e. Beri respon positif
kamar yang atas keberhasilan
nyaman dan keluarga mengulang
bersih untuk kembali cara
anak memodifikasi
67

3. Jauhkan lingkungan yang


makanan yang baik untuk anak
mengundang dengan nyeri
anak utuk tonsillitis
makan seperti
makanan manis
permen, coklat

Tupen 5: Respon Jenis pelayan a. Kaji pengetahuan


verbal kesehatan yang keluarga tentang
Menggunakan dapat jenis pelayanan
fasilitas dimanfaatkan: kesehatan
kesehatan dan b. Beri respon positif
dapat 1. RS/Puskesmas atas jawaban
memanfaatkan 2. Praktek keluarga
pelayan Dokter/Klinik c. Jelaskan pada
kesehatan: 3. Perawat keluarga tentang
Keluarga yankes dan waktu
a. Menyebutk
kunjungan
an jenis Waktu kunjungan:
d. Beri kesempatan
pelayan
1. RS: setiap hari keluarga untuk
kesehatan
24 jam bertanya
dan waktu
2. Puskesmas e. Jawab pertanyaan
kunjungan
senin-sabtu (jam keluarga
08.00-13.00
wib)
3. Praktik
Dokter/Klinik:
setiap hari
68

kecuali hari
libur (jam
16.00-
21.00WIB)

b. Mampu a. Kaji pengetahuan


Manfaat Yankes
menyebutkan keluarga tentang
manfaat Respon manfaat yankes
1. Tempat berobat
pelayanan verbal b. Beri respon positif
2. Tempat
kesehatan konsultasi atas jawaban
tentang keluarga
kesehatan c. Jelaskan manfaat
yankes

c. Memanfaatk a. Motifasi keluarga


an pelayanan Respon untuk mengunjungi
kesehatan verbal Pada kunjungan fasilitas pelayanan
yang tidak kesehatan
direncanakan b. Dukung keluarga
keluraga mampu untuk memikirkan
menunjukan kartu tindakan
kunjungan c. Beri respon positif
kesehtan kepada
perawat

3 Resiko bersihan Setelah Setelah Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


jalan napas tidak dilakukan dilakukan Verbal menyebutkan keluarga tentang
efektifberhubunga intervensi keperawatan pengertian bersihan bersihan jalan napas
69

n dengan keperawatan selama 1 x 45 jalan napas tidak tidak efektif


ketidakmampuan selama 3 x 45 menit efektif adalah b. Jelaskan tentang
keluarga merawat menit pertemuan, frekuensi napas pengertian bersihan
anak dengan diharapkan diharapkan maupun pola napas jalan napas tidak
tonsillitis bersihan jalan keluarga yang mengalami efektif
napas efektif mampu: gangguan yang c. Bimbing keluarga
disebabkan kondisi untuk mengulang
Tupen 1 kesehatan tertentu. pengertian bersihan
jalan napas tidak
Mengenal
efektif
masalah
d. Beri respon positif
bersihan jalan
atas keberhasilan
napas tidak
keluarga
efektif
a. Menjelaskan
pengertian
bersihan
jalan napas
tidak efektif

b. menyebutka Respon Keluarga dapat a. Kaji pengetahuan


n penyebab Verbal menyebutkan keluarga tentang
bersihan penyebab bersihan bersihan jalan napas
jalan napas jalan napas tidak tidak efektif
tidak efektif efektif dengan b. Jelsakan tentang
mengunakan penyebab Tonsillitis
bahasa sendiri: c. Bimbing keluarga
untuk mengulang
1. cuaca penyebab bersihan
2. penyakit
70

infeksi jalan napas tidak


3. sumbatan jalan efektif
napas d. Beri respon positif
e. Atas keberhasilan
keluarga

c. Menyebutka Respon Keluraga dapat a. Kaji pengetahuan


n tanda dan verbal menyebutkan 3 dari keluarga tentang
gejala 4 tanda dan gejala bersihan jalan napas
bersihan dengan bantuan tidak efektif
jalan napas leaflet b. Jelaskan tentang
tidak efektif tanda dan gejala
1. Susah saat bersihan jalan napas
menarik napas tidak efektif
2. Napas tampak c. Bimbing keluarga
cepat dan untuk mengulang
dangkal tanda dan gejala
3. Menggunakan d. Beri respon positif
otot bantu atas keberhasilan
pernapasan keluarga

Tepun 2: Respon Memutuskan untuk a. Berikesempatan


verbal merawat anggota keluarga untuk
Memutuskan keluarga dengan mengambil
untuk merawat bersihan jalan keputusan
anggota napas tidak efektif b. Bantu keluarga
keluarga dengan untuk mengambil
bersihan jalan keputusan
napas tidak c. Beri respon positif
efektif atas kemampuan
71

keluarga membuat
keputusan yang
tepat

Tupen 3: Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


verbal menyebutkan 3 dan keluarga tentang
Menyebutkan 4 cara perawatan cara perawatan anak
cara perawatan pasien T bersihan dengan Tonsillitis
anak bersihan jalan napas tidak b. Beri respon positif
jalan napas tidak efektif: atas jawaban
efektif keluarga
1. Ajarkan anak c. Jelaskan cara
tehnik relaksasi perawatan
2. Berikan kondisi d. Bimbing keluarga
ruangan yang untuk mengulangi
bersih apa yang telah
3. Atur posisi dijelaskan
pasien e. Berikan respon
4. Jaga suhu positif atas
kamar keberhasilan
keluarga mengulang
cara perawatan
bersihan jalan napas
tidak efektif pada
pasien Tonsillitis

Tupen 4: Respon Cara memodifikasi a. Kaji pengetahuan


verbal lingkungan yang keluarga tentang
Memodifikasi baik untuk lingkungan yang
lingkungan penderita baik untuk penderita
72

untuk bersihan Tonsillitis Tonsillitis


jalan napas tidak b. Berikan respon
efektif pada 1. Ciptakan posif atas jawaban
Tonsillitis suasana yang keluarga
aman dan c. Jelaskan lingkungan
nyaman yang baik untuk
2. Memberikan penderita Tonsillitis
motivasi pada d. Bimbing keluarga
anak, untuk untuk mengulang
banyak kembali
beristirahat e. Beri respon positif
3. Jauhkan anak atas keberhasilan
dari paparan keluarga mengulang
debu dan Asap kembali cara
4. Atur posisi memodifikasi
senyaman lingkungan yang
mungkin baik untuk bersihan
jalan napas tidak
efektif penderita
Tonsillitis

Tupen 5: Respon Jenis pelayan a. Kaji pengetahuan


verbal kesehatan yang keluarga tentang
Menggunakan dapat jenis pelayanan
fasilitas dimanfaatkan: kesehatan
kesehatan dan b. Beri respon positif
dapat 1. RS/Puskesmas atas jawaban
memanfaatkan 2. Praktek keluarga
pelayan Dokter/Klinik c. Jelaskan pada
kesehatan: 3. Perawat keluarga tentang
73

a. Menyebutka Keluarga yankes dan waktu


n jenis kunjungan
pelayan Waktu kunjungan: d. Beri kesempatan
kesehatan 1. RS: setiap hari keluarga untuk
dan waktu 24 jam bertanya
kunjungan 2. Puskesmas e. Jawab pertanyaan
senin-sabtu (jam keluarga
08.00-13.00
wib)
3. Praktik
Dokter/Klinik:
setiap hari
kecuali hari
libur (jam
16.00-21.00
wib)

b. Mampu Manfaat Yankes


menyebutka a. Kaji pengetahuan
n manfaat Respon 1. Tempat berobat keluarga tentang
pelayanan verbal 2. Tempat manfaat yankes
kesehatan konsultasi b. Beri respon positif
tentang atas jawaban
kesehatan keluarga
c. Jelaskan manfaat
yanke
74

c. Memanfaatka
n pelayanan Pada kunjungan a. Motifasi keluarga
kesehatan yang tidak untuk mengunjungi
Respon direncanakan fasilitas pelayanan
verbal keluraga mampu kesehatan
menunjukan kartu b. Dukung keluarga
kunjungan untuk memikirkan
kesehtan kepada tindakan
perawat c. Beri respon positif

Tupen 5: Respon Jenis pelayan a. Kaji pengetahuan


verbal kesehatan yang keluarga tentang
Menggunakan dapat jenis pelayanan
fasilitas dimanfaatkan: kesehatan
kesehatan dan b. Beri respon positif
dapat 1. RS/Puskesmas atas jawaban
memanfaatkan 2. Praktek keluarga
pelayan 3. Dokter/Klinik c. Jelaskan pada
kesehatan: Perawat keluarga tentang
Keluarga yankes dan waktu
a. Menyebutkan
kunjungan
jenis pelayan Waktu kunjungan:
d. Beri kesempatan
kesehatan
1. RS: setiap hari keluarga untuk
dan waktu
24 jam bertanya
kunjungan
2. Puskesmas e. Jawab pertanyaan
senin-sabtu (jam keluarga
08.00-13.00
wib)
75

3. Praktik
Dokter/Klinik:
setiap hari
kecuali hari
libur (jam
16.00-21.00
wib)

b. Mampu
menyebutka Manfaat Yankes
n manfaat
pelayanan 1. Tempat berobat
Respon a. Kaji pengetahuan
kesehatan 2. Tempat
verbal keluarga tentang
konsultasi manfaat yankes
tentang b. Beri respon positif
kesehatan atas jawaban
keluarga
c. Jelaskan manfaat
c. Memanfaatka yankes
n pelayanan Pada kunjungan
kesehatan Respon yang tidak a. Motifasi keluarga
verbal direncanakan untuk mengunjungi
keluraga mampu fasilitas pelayanan
menunjukan kartu kesehatan
kunjungan b. Dukung keluarga
kesehtan kepada untuk memikirkan
perawat tindakan
c. Beri respon positif
76

4 Nutrisi kurang Setelah Setelah Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


dari kebutuhan dilakukan dilakukan Verbal menyebutkan keluarga tentang
tubuhberhubunga intervensi keperawatan pengertian Tonsillitis
n dengan keperawatan selama 1 x 45 Tonsillitis pada b. Jelaskan tentang
ketidakmampuan selama 3 x 45 menit anak adalah pengertian
keluarga merawat menit pertemuan, merupakan suatu Tonsillitis
anak dengan diharapkan diharapkan peradangan pada c. Bimbing keluarga
tonsillitis keluarga keluarga tonsil yang untuk mengulang
mampu mampu: disebabkan karena pengertian
mengetahui bakteri atau virus, Tonsillitis
tentang Tupen 1 prosesnya bisa akut d. Beri respon positif
Tonsillitis atau kronis dan atas keberhasilan
Mengenal
biasanya sering keluarga
masalah
terjadi pada anak –
Tonsillitis
anak.
a. Menjelaskan
pengertian
Tonsillitis

b. menyebutka Respon Keluarga dapat a. Kaji pengetahuan


n penyebab Verbal menyebutkan keluarga tentang
Tonsillitis penyebab Tonsillitis
Tonsillitis dengan b. Jelsakan tentang
mengunakan penyebab
bahasa sendiri: Tonsillitis
c. Bimbing keluarga
1. Paparan Asap untuk mengulang
maupun Asap penyebab
77

Rokok Tonsillitis
2. Mulut yang d. Beri respon positif
tidak hygiene e. Atas keberhasilan
3. Stress keluarga
4. Kebiasaan
Makan dingin

c. Menyebutka Respon Keluraga dapat a. Kaji pengetahuan


n tanda dan verbal menyebutkan 3 dari keluarga tentang
gejala 4 tanda dan gejala Tonsillitis
Tonsillitis dengan bantuan b. Jelaskan tentang
leaflet tanda dan gejala
Tonsillitis
1. Sakit c. Bimbing keluarga
Tenggorokan untuk mengulang
2. Tidak napsu tanda dan gejala
makan d. Beri respon positif
3. Nyeri menelan atas keberhasilan
4. Demam tinggi keluarga
pembesaran
kelenjar

Tepun 2: Respon Memutuskan untuk a. Berikesempatan


verbal merawat anggota keluarga untuk
Memutuskan keluarga dengan mengambil
untuk merawat Tonsillitis keputusan
anggota b. Bantu keluarga
keluarga dengan untuk mengambil
Tonsillitis
78

keputusan
c. Beri respon positif
atas kemampuan
keluarga membuat
keputusan yang
tepat

Tupen 3: Respon Keluarga mampu a. Kaji pengetahuan


verbal menyebutkan 3 dan keluarga tentang
Menyebutkan 4 cara perawatan cara perawatan anak
cara perawatan pasien Tonsillitis: dengan Tonsillitis
anak Tonsillitis b. Beri respon positif
1. Menjaga atas jawaban
Kesehatan keluarga
Mulut c. Jelaskan cara
2. Memberikan perawatan
Minum d. Bimbing keluarga
Bawang untuk mengulangi
Merah sebagai apa yang telah
anti inflamasi dijelaskan
3. Menjaga e. Berikan respon
asupan gizi positif atas
4. Biasakan keberhasilan
berkumur keluarga mengulang
dengan cairan cara perawatan
Anti Septik Tonsillitis

Tupen 4: Respon Cara memodifikasi a. Kaji pengetahuan


verbal lingkungan yang keluarga tentang
Memodifikasi baik untuk lingkungan yang
79

lingkungan penderita baik untuk penderita


untuk Tonsillitis Tonsillitis Tonsillitis
b. Berikan respon posif
1. Ciptakan atas jawaban
suasana yang keluarga
aman dan c. Jelaskan lingkungan
nyaman yang baik untuk
2. Memberikan penderita Tonsillitis
motivasi pada d. Bimbing keluarga
anak, untuk untuk mengulang
banyak kembali
beristirahat e. Beri respon positif
3. Jauhkan anak atas keberhasilan
dari paparan keluarga mengulang
debu dan Asap kembali cara
5. Memodifikasi memodifikasi
Kamar Mandi lingkungan yang
agar anak baik untu penderita
merasa senang Tonsillitis
mengosok gigi
dan berkumur-
kumur

Tupen 5: Respon Jenis pelayan a. Kaji pengetahuan


verbal kesehatan yang keluarga tentang
Menggunakan dapat jenis pelayanan
fasilitas dimanfaatkan: kesehatan
kesehatan dan b. Beri respon positif
dapat atas jawaban
80

memanfaatkan 1. RS/Puskesmas keluarga


pelayan 2. Praktek c. Jelaskan pada
kesehatan: Dokter/Klinik keluarga tentang
3. Perawat yankes dan waktu
a. Menyebutka Keluarga kunjungan
n jenis 4. Waktu d. Beri kesempatan
pelayan kunjungan: keluarga untuk
kesehatan 5. RS: setiap hari bertanya
dan waktu 24 jam e. Jawab pertanyaan
kunjungan 6. Puskesmas keluarga
senin-sabtu
(jam 08.00-
13.00 wib)
4. Praktik
Dokter/Klinik:
setiap hari
kecuali hari
libur (jam
16.00-21.00
wib)

b. Mampu Respon a. Kaji pengetahuan


menyebutka verbal Manfaat Yankes
keluarga tentang
n manfaat 1. Tempat berobat manfaat yankes
pelayanan 2. Tempat b. Beri respon positif
kesehatan konsultasi atas jawaban
81

tentang keluarga
kesehatan c. Jelaskan manfaat
yankes
c. Memanfaatka Respon
a. Motifasi keluarga
n pelayanan verbal Pada kunjungan
untuk mengunjungi
kesehatan yang tidak
fasilitas pelayanan
direncanakan
kesehatan
keluraga mampu
b. Dukung keluarga
menunjukan kartu
untuk memikirkan
kunjungan
tindakan
kesehtan kepada
c. Beri respon positif
perawat
82

7. Pelaksanaan Keperawatan

Menurut Padila (2012), pelaksanaan atau implementasi adalah serangkaian

tindakan perawatan pada keluarga berdasarkan perencanaan sebelumnya.

Tindakan perawat terhadap perawat mencakup :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenal masalah

dan kebutuhan kesehatan

b. Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

d. Membantu keluarga melakukan tindakan perawatan

e. Membantu keluarga dalam menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sumber yang dapat digunakan keluarga dan

melakukan perubahan lingkungan

f. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas yang ada dengan cara

memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada dalam lingkungan,

membantu keluarga menggunakan fasilitas pelayanan yang ada.

8. Evaluasi Keperawatan

Untuk penilaian keberhasilan tindakan, maka selanjutnya dilakukan

penilaian. Tindakan keperawatan keluarga mungkin saja tidak dilakukan dalam

satu kali kunjungan, untuk itu dilakukan secara bertahap demikian halnya

dengan penilaian.
83

Penilaian disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S : Adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan

O : Adalah hal-hal yang ditemui perawat yang dapat diukur setelah dilakukan

intervensi keperawatan

A : Adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

yang sama

P : Adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari

keluarga (Padila, 2012).


BAB III
KERANGKA STUDI KASUS

A. Kerangka Konseptual

Keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan professional yang

merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat

keperawatan, yang berbentuk layanan bio-psiko-sosial-spiritual komprehensif

yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat

maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia (Asmadi,

2017). Adapun kerangka kosep pada penelitian ini sebagai berikut:

Bagan 3.1 kerangkan konseptual


Input Proses Output
Anak dengan Pengkajian : komposisi Berhasil : Masalah
Tonsillitis: keluarga, riwayat dan teratasi
 Suhu
tahap perkembngan  Suhu dalam rentan
keluarga, data normal (36,5-37,5 0C
meningkat
lingkungan struktur  Nyeri tonsilitis
 Nyeri dalam
keluarga, status Berkurang
menelan
kesehatan keluarga  Warna tonsil mulai
 Pembesaran fungsi keluarga,
tonsil disertai normal, dan mengecil
pengkajian fisik  Radang tenggorokan
warna keluarga.
kemerahan berkurang
 Radang  Suhu tubuh kembali
Skoring dan diagnosa:
tenggorokan normal
Mengangkat diagnosa
 Peningkatan sesuai masalah yang  Napsu makan
Suhu Tubuh didapatkan sesuai berlahan meningkat
 Penurunan dengan 5 fungsi  Tidak terjadi
napsu makan keperawatan keluarga ganggun pola napas
 Kadang
disertai Intervensi : Membuat Tidak berhasil : Bila
kesulitan intervensi sesuai data dalam waktu 7 hari
dalam perawatan yang
Implementasi ditentukan tidak ada
bernapas
perubahan.
Evaluasi
85

B. Kerangka Kerja

Adapun kerangka kerja asuhan keperawatan adalah : pengkajian

(pengumpulan data, analisa data dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan,

rencanakan keperawatan, penatalaksanaan dan penilaian tindakan

keperawatan/evaluasi (Buku Panduan KTI, 2019).

Bagan 3.2 kerangka kerja

Pengkajian :
Pengumpulan data, Diagnosa
analisa data, Keperawatan Intervensi
penentuan masalah

Tidak berhasil

Evaluasi Implementasi
Berhasil
BAB IV

METODOLOGI STUDI KASUS

A. Desain Studi Kasus

Jenis studi kasus adalah studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif

yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dan memutusakan

perhatian pada obyek tertentu. Dalam penulisan karya tulis ilmiah (KTI) ini

penulis menggunakan metode studi kasus yaitu melakukan asuahan keperawatan

keluarga pada anak dengan Tonsillitis.

B. Subyek Studi Kasus

Kriteria inklusi dalam asuhan keperawatan ini adalah satu orang pasien anak

dengan diagnosa Tonsilitis tanpa komplikasi, usia anak 5-18 tahun dan dizinkan

oleh pasien dan keluarga dan bersedia diberikan asuhan keperawatan dari

peneliti.

C. Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus edintic dengan variable penelitian yaitu prilaku atau

karakteristik yang meberiakan nilai beda terhadap sesuatu. Fokus studi kasus ini

adalah untuk mengetahui gambaran tentang Tonsilitis pada anak.


87

D. Definisi Operasioanal Studi

Tonsilitis adalah tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang

disebabkan karena bakteri atau virus, prosesnya bisa akut atau kronis dan

biasanya sering terjadi pada anak – anak .

Asuhan keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah,

sistematik, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka

pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari pengkajian

(pengumpulan data, analisa data, dan penentuan masalah), diagnosa keperawatan,

pelaksanaan dan penilaian tindakan keperawatan (evaluasi).

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen dalam studi kasus ini adalah lembar pengkajian asuhan

keperawatan yang digunakan untuk pedoman melakukan wawancara kepada

keluarga maupun lembar observasi pemeriksaan fisik dan melihat hasil

dokumentasi perawatan sebelumnya.

F. Metode Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data metode yang digunakan penulis adalah:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau yang dikumpulkan

langsung dilapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang

bersangkutan memerlukannya. Data primer diambil dengan cara:


88

a. Wawancara

Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan

cara menannyakan atau tanya jawab yang berhubungan dengan masalah

yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang

direncanakan. Untuk itu kemampuan komunikasi pada klien yang

diperlukan. Dalam melakukan wawancara dilakukan dengan keluarga

klien, klien, dan tenaga kesehatan.

b. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data yang berencana, antara lain meliputi,

melihat, mencatat jumlah data taraf aktivitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti. Observasi dilakukan untuk

mengetahui antara lain keadaan umum, keluhan yang dirasakan dan

hasil pemeriksaan penunjang.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik merupakan cara pendekatan sestematis yang dapat

digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik dari ujung

rambut samapi ujung kaki (head to toe) dan pendekatan berdasarkan

sistem tubuh. Adapun metode yang dapat dilakukan oleh perawat

menggunakan metode yaitu: inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi.

1) Inspeksi

Secara sedarhana inspeksi merupakan kegiatan melihat atau

memperhatikan secara seksama status kesehatan klien.


89

2) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang digunakan dengan cara

mendengarkan suara dengan menggunakan stestoskop yang

memungkinkan peneliti mendengarkan bunyi yang keluar dari

rongga tubuh. Auskultasi dilakukan untuk mendapatkan data

tentang kondisi jantung, paru-paru, dan saluran pencernaan.

3) Perkusi

Perkusi dalah jenis pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk palan-

pelan dengan jari tengah menggunkan jari lain untuk menentukan

posisi, ukuran, dan kosistensi struktur suatu organ tubuh lainnya.

4) Palpasi

Palpasi adalah suatu pemeriksaan dengan cara meraba atau

merasakan kulit klien untuk mengetahui struktur yang ada dibawah

kulit.

2. Data Skunder

Data ini didapat dari semua bentuk sumber informasi yang berhubungan

dengan dokumentasi resmi maupun tidak resmi, misalnya laporan, catatan-

catatan dalam bentuk kartu klinik. Sedangkan tidak resmi adalah segala

bentuk dokumen dibawah tanggung jawab instansi tidak resmi seperti

biografi, catatan harian.


90

G. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Asuhan keperawatan ini rencananya akan dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Lingkar Timur dan rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Maret

–Mei 2020.

H. Analisa Data dan Penyajian Data

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif

dengan cara menggunakan asuhan keperawatan yang dilakukan kepada keluarga

maupun pasien, penyajian data disajikan secara narasi.

I. Etika Studi Kasus

Dalam melakukan penyusuna laporan asuhan keperawatan penulis terlebih

dahulu meminta rekomendasi dari pihak institusi pedidikan setelah mendapatkan

rekomendasi tersebut peneliti mengajukan kepada kepala Puskesmas Lingkar

Timur Kota Bengkulu atau instansi yang bersangkutan. Setelah mendapatkan

persetujuan barulah dilakukanny penelitian dengan menekankan masalah etika

penelitian meliputi:

1. Informed consent

Lembar persetujuan diberikan kepad responden dengan memberikan

penjelasan tentang maksud dan tujuan peneliti yang akan dilakukan, serta

menjelaskan manfaat yang akan doperoleh bila bersedia menjadi responden.

Tujuan responden agar mengetahui dampak yang kan terjadi selama

pengumpulan data. Jika subyek bersedia menjadi responden, maka harus

manandatangani lembar persetujuan.


91

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian indentitas responden, peneliti tidak

mencantumkan nama responden melainkan hanya inisial atau kode tertentu

pada lembar pengumpulan data yang di isi oleh responden sehingga identitas

responden tidak diketahui publik.

3. Confidential (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijaminoleh peneliti dan hanya kelompok

data tertentu yang dilaporkan hasil peneliti.


92

DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. 2019. Memahami Tonsilitis Kronis dan Penanganannya. Dalam situs
https://www.alodokter.com/memahami-tonsilitis-kronik-
danpenanganannya. Diakses tanggal 22 Januari, 2020.
Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Asmadi.(2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC
Broek, P Van Den, 2010, Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorokan, hidung dan
Telinga, Edisi 12., Editor Prof. Dr. Nurbaiti Iskandar Sp. THT, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Dinkes Kota Bengkulu. 2019. Profil Data Dan Kesehatan Kota Bengkulu. Dinkes
Kota Bengkulu.
Direktorat Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit .2018. Rencana Aksi
Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit 2015-2019 (Revisi I-2018).
Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Nomor
Hk. 02.03/D1/I.1/527/2018
Fahrul, Muchammad Udin. 2019. Buku Praktis Penyakit Respirasi pada Anak untuk
Dokter Umum. Malang: UB Press.
Infodatin. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI
Situasi Kesehatan Anak. Kemenkes RI:Jakarta
Iskandar, N., Soepardi, E., & Bashirududdin, J., et al (ed). 2007. Buku ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher .Edisi ke-6.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Kadarullah. 2017. Pencegahan Tonsilitis Pada Anak Dan Dewasa. Dalam
situs:Artikel9http://kedokteran.ump.ac.id. Diakses tanggal 21 Januari 2020.
Lucente, Frank E. 2011. Ilmu THT Esensial. Edisi ke-5. Dialihbahasakan oleh
Hartanto, Huriawati. Jakarta: EGC.
Maulana Ilham. M. 2013. Analisis Pendekatan Dokter Terhadap Orang Tua Anak
Penderita Tonsilitis di Klinik Afiat Temanggung. Prodi Pendidikan Dokter,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Indonesia.

otoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


Jakarta

Rekam Medik Puskesmas Lingkar Timur. 2019. Data kejadian ronsilitis 2016-2019
di puskesmas Lingkar timur Kota Bengkulu.
93

Manurung, Santa, Suratun, Krisanty, Paula, Ekarini, Ni Luh. (2009). Gangguan


Sistem Pernapasan Akibat Infeksi. Jakarta Trans Info.

Rehatta, Nancy, Margarita., et.al.2019. Buku Teks KATI-PERDATIN: Anestesiologi


dan terapi intensif. Jakarta: PT Gramesdia Pustaka Utama.

Wijayanto Yusuf. 2017. Hubungan Tonsilitis Kronik Dengan Kualitas Hidup


Penderita Di Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta. Program Studi Pendidikan
Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta 2017
94

L
A
M
P
I
R
A
N

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


95

Responden yang saya hormati,


Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa program studi
Keperawatan DII FIKes Dehasen Bengkulu, akan melaksanakan Penyusunan Karya
Tulis Ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di
Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020”.
Nama : SONI RIKI PUTRA

NPM : 172426029 DP

Alamat : Jalan Hibrida raya 10 Kota Bengkulu

Tujuan dari Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui bagaimana
Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di Puskesmas Lingkar
Timur Kota Bengkulu Tahun 2020. Bersama ini saya mohon kepada Keluarga untuk
bersedia menjadi responden dan berpartisipasi dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini dengan menandatangani lembar persetujuan serta menjawab pertanyaan dalam
Pengkajian Keluarga dengan Anak Tonsilitis. Hasil yang berikan akan saya jaga
kerahasiaan dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dalam penyusunan
Karya Tulis Ilmiah ini. Demikianlah atas kesediaannya dan kerjasama keluarga
sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,

SONI RIKI PUTRA


96

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama (Inisial) :

Umur :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian atas peneliti :

Nama : SONI RIKI PUTRA

NPM : 172426029 DP

Judu :Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Anak dengan Tonsilitis di

Puskesmas Lingkar Timur Kota Bengkulu Tahun 2020.

Saya bersedia semua kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan sistematik dan
prosedur yang dilakukan dan menerima hasil yang diberikan.Demikian surat
persetujuan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan untuk digunakan sebagai
mana mestinya

Bengkulu, 2020
Responden

( )

Anda mungkin juga menyukai