Anda di halaman 1dari 17

PRESENTASI JURNAL

ORAL THRUSH PADA BAYI

Disusun Oleh:
Eneng Siti Fatimah
(19200100005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Oral trush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit-langit, dan pipi
bagian dalam. Bila bercak putih tersebut sulit untuk dihilangkan dan bila dipaksa
untuk diambil bisa mengakibatkan perdarahan. Oral trush ini disebut juga dengan
oral candidiasis atau moniliasis dan sering terjadi pada masa bayi, seiring
bertambahnya usia, angka kejadian makin jarang (Susilaningrum, Rekawati dkk.,
2013).
Pada rongga mulut terdapat beberapa tipe spesies Candida, diantaranya
adalah Candida albicans, Candida tropicalis, Candida krusei, Candida
parapsilosis, dan Candida guilliermondi. Candida albicans merupakan jamur yang
sering terlibat pada kandidiasis oral (Newman dkk., 2018).
Dilaporkan Candida albicans yang diisolasi pada rongga mulut sebesar
20%-75% di populasi umum tanpa ada gejala, 45%-65% di bayi baru lahir, 30-
45% di orang dewasa sehat, 50%- 65% di individu yang menggunakan gigi tiruan,
65%-88% di pasien perawatan akut, 90% pasien dalam kemoterapi karena
leukemia akut, dan 95% di pasien HIV (Bassiri-Jahromi S dkk., 2018).
Kebersihan diri pada saat menyusui juga sangatlah penting karena seorang
ibu harus menjaga agar tangan dan puting susunya selalu bersih, mencuci tangan
yang benar, mengganti pakaian dalam (bra) yang teratur untuk mencegah
terjadinya perkembangbiakan mikroorganisme sehingga kotoran dan kuman tidak
masuk kedalam mulut bayi sehingga dapat mencegah terjadinya masalah seperti
bercak-bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkepingan dimulut yang
disebut oral trush. Dalam tindakan pencegahan terjadinya oral trush pada bayi
membutuhkan pengetahuan oral hygiene pada ibu menyusui (Sulistyoningrum &
Masruroh, 2011).
Kesehatan gigi dan mulut penduduk Indonesia merupakan hal yang perlu
mendapat perhatian serius. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kejadian
penyakit gigi dan mulut pada tahun 2000 yang diderita oleh sebagian penduduk
Indonesia, dan sebesar 72% termasuk anak-anak usia dibawah 12 tahun (Purba,
2009).
Menurut dr. Rini Sekartini, SpA dari RSUPN Cipto Mangunkusumo,
Jakarta. Umumnya sariawan yang terjadi pada bayi disebabkan oleh jamur
sedangkan pada anak dan balita disebabkan oleh trauma dan juga jamur. Spesies
yang paling umum dilibatkan pada penyakit ini adalah candida albicans atau
monoliasis/oral trush. Sariawan atau candidiasis oral adalah infeksi supersialis
membran mucosa yang mengenai sekitar 2-5 % neonatus normal. Bayi mendapat
jamur ini dari ibunya pada saat persalinan yang terinfeksi kandida dan akibat
penggunaan antibiotik terutama pada umur 1 tahun ( Berhman, 2001, hal 1157).
Sebagian besar bayi baru lahir dilahirkan dalam kondisi sehat, namun
beberapa bayi dapat mengalami keadaan-keadaan yang membutuhkan
pemeriksaan. Bayi baru lahir rentan terhadap beberapa penyakit dari pada anak
atau orang dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya belum terbentuk sempurna untuk
melawan bakteri, virus dan parasit.
Oral trush (stomatitis) merupakan radang mulut (pada bibir atau lidah).
Hal ini biasanya dijumpai pada bayi dan anak – anak kecil. Oral trush ini kadang
sulit dibedakan dengan sisa susu, terutama pada bayi yang mendapatkan susu
formula. Sisa susu yang berupa lapisan endapan putih tebal pada lidah bayi ini
dapat dibersihkan dengan kapas lidi yang dibasahi dengan air hangat. Tanda
gejala pasti yang terjadi adalah timbulnya bercak-bercak putih pada bibir atau
lidah, suhu meningkat, bayi kadang menolak untuk minum atau menyusui bahkan
kadang dimuntahkan.
Oral trush bisa sembuh sendiri seperti sariawan herpetik. Biasanya
memakan waktu penyembuhan sekitar seminggu tapi jika sudah parah dan jika
tidak diobati bisa berkelanjutan sangat memungkinkan terjadinya diare, apabila
jamurnya tertelan, mengalir lewat pembuluh darah dan bisa menimbulkan infeksi
usus.

1.2.      Rumusan Masalah


Penyebab oral trush disebabkan salah satunya oleh abrasi mulut,
kurangnya kebersihan mulut, superinfeksi setelah terapi antibiotika, malnutrisi,
cacat imunologi, dan hipoparatiroidisme. Infeksi berat dapat menyebar menuruni
esophagus. Sebagian besar bayi berkontak dengan jamur yang pertama kali saat
melalui jalan lahir (ibu dapat memiliki infeksi jamur di kelaminnya tanpa
menyadari adanya tanda-tanda infeksi). Penggunaan antibiotik pada saat
persalinan dan saat bayi anda lahir dapat memicu terjadinya infeksi jamur.
Antibiotik yang diminum ibu dapat melalui ASI dan membunuh bakteri-bakteri
baik yang menjaga keseimbangan flora normal tubuh, sehingga saat bakteri baik
ini terbunuh oleh antibiotik, infeksi jamur muncul. Terkait hal tersebut maka
penulis tertarik untuk membahas permasalahan oral trush pada by. F di BPM Bd.
Siti Fatimah, S.Tr.Keb

1.3. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan oral trush pada bayi di
BPM Siti Fatimah,S.Tr. Keb

b. Tujuan khusus
- Untuk mengetahui tentang oral trush
- Untuk mengetahui penyebab dan tanda gejala dari oral trush
- Untuk mengetahui cara mengatasi oral trush yang efektif.

1.4. Manfaat
1. Bidang Akademik
Memberikan informasi dan menambah wawasan mengenai oral trush
2. Bidang Pelayanan Masyarakat
Pertimbangan dalam upaya mencegah tingginya prevalensi oral trush
dengan terus diadakannya penyuluhan kepada ibu tentang pentingnya
menjaga kesehatan mulut anak sejak dini.
3. Masyarakat
Menambah pengetahuan bagi ibu sehingga diharapkan dapat menjadi bekal
dalam perawatan mulut pada bayi semakin dini untuk mencegah
komplikasi

BAB II
JURNAL

Jurnal 1
“Comparison of Candida Albicans Prevalence in Mouth of Newborns
Delivered by Natural and Cesarean Delivery Methods ”
J Biochem Tech (2018) Special Issue (2): 93-97 ISSN: 0974-2328
Mohammad Hassan Akhavan Karbassi*, Maryam Soltani and Reza Maleki Received: 21 March
2018 / Received in revised form: 27 July 2018, Accepted: 01 August 2018, Published online: 05
September 2018 © Biochemical Technology Society 2014-2018 © Sevas Educational Society
2008

Abstract
Oral colonization of newborns by Candida species occurs in the first few hours of
life which may constitute a health risk in immunocompromised neonates. Oral
candida colonization is expected to be more common in infants delivered
vaginally compared with those delivered through cesarean section. The objective
of this study was to assess and compare the colonization of Candida species on the
vaginal mucosa of pregnant women at the time of giving birth and the oral mucosa
of their newborns regarding their way of delivery. In this descriptive-analytical
study, 80 pregnant women attended Shahid Sadoughi Hospital were divided
randomly into two groups based on their way of delivery (natural method and
cesarean section). The results were analyzed by SPSS software using non-
parametric Mann-Whitney and Wilcoxon tests. Among the vaginal mothers, 15
positive cultured cultures were found to be infected with Candida albicans. In this
group, the number of colonies reached to 1,000. Considering the culture media
obtained from smear of oral mucosa of neonates, 15 mothers were infected with 5
infants with positive culture and growth of fungal colonies in the environment. In
these five infants, the Candida fungi was transmitted and the oral mucosa was
infected. In the second group (cesarean section), 12 mothers were infected with
candida fungi, and no colony of fungus was observed. Candida Albicans fungi
prevalence was more prevalent in newborns’ oral mucosa with natural vaginal
delivery. Further studies should demonstrate the relationship between maternal
infection and isolating candida spices including much more patients.

Jurnal 2
“Relationship between Nutrition Deficiency, Oral Cavity Hygiene, and Oral
Candidiasis in a 10-Years-Old Child”

Health Notions, Volume 3 Number 10 (October 2019) ISSN 2580-4936 414 | Publisher:
Humanistic Network for Science and Technology DOI: http://dx.doi.org/10.33846/hn31003
http://heanoti.com/index.php/hn RESEARCH ARTICLE URL of this article:
http://heanoti.com/index.php/hn/article/view/hn31003
Sri Hernawati1(CA) Departement of Oral Medicine, Dentistry Faculty, Jember University,
Indonesia; srihernawati.drg5@yahoo.com

ABSTRACT
Candida albicans (C.albicans) is the main causative agent in oral candidiasis.
Candida spp is a commensal microorganism or normal flora in the mouth without
causing symptoms. Candida spp can be a pathogen when the body's condition
decreases, systemic medical therapy for a long time, nutritional deficiencies and
poor oral hygiene. This study aimed to determine the predisposing factors for the
causes of oral candidiasis in 10-year-old pediatric patients who came to the
Department of Oral Medicine, Dental Hospital of Dentistry Faculty of Jember
University. The results of this study indicate a relationship between nutritional
deficiencies and poor oral hygiene with oral candidiasis in children. White
pseudomembranous plaque lesions are mostly found in the dorsal area of the
tongue. Therapy for the patients is by applying nystatin anti-fungal,
multivitamins, and education to improve nutrition and oral hygiene.

Jurnal 3

“Deep sequencing of the 16S ribosomal RNA of the neonatal oral


microbiome: a comparison of breast-fed and formula-fed infants”

cientific Reports | 6:38309 | DOI: 10.1038/srep38309


S. S.Al-Shehri1,2, E. L. Sweeney3, D. M. Cowley4, H.G. Liley4, P. D. Ranasinghe5,
B.G.Charles1, P. N. Shaw1, D.Vagenas3, J.A. Duley1,4,* & C. L. Knox3,*
received: 15 March 2016 accepted: 08 November 2016 Published: 06 December 2016
In utero and upon delivery, neonates are exposed to a wide array of
microorganisms from various sources, including maternal bacteria. Prior studies
have proposed that the mode of feeding shapes the gut microbiota and,
subsequently the child’s health. However, the effect of the mode of feeding and its
influence on the development of the neonatal oral microbiota in early infancy has
not yet been reported. The aim of this study was to compare the oral microbiota of
healthy infants that were exclusively breast-fed or formula-fed using 16S-rRNA
gene sequencing. We demonstrated that the oral bacterial communities were
dominated by the phylum Firmicutes, in both groups. There was a higher
prevalence of the phylum Bacteroidetes in the mouths of formula-fed infants than
in breast-fed infants (p=0.01), but in contrast Actinobacteria were more prevalent
in breast-fed babies; Proteobacteria was more prevalent in saliva of breast-fed
babies than in formula-fed neonates (p=0.04). We also found evidence suggesting
that the oral microbiota composition changed over time, particularly
Streptococcus species, which had an increasing trend between 4–8 weeks in both
groups. This study findings confirmed that the mode of feeding influences the
development of oral microbiota, and this may have implications for long-term
human health.

BAB III
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama anak : By. Farhan
Tanggal lahir : 08-10-2020
Umur : 4 bulan
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke- :1

2. Identitas Orangtua
Nama Ibu : Ny.K Nama Ayah : Tn.A
Umur : 22 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : jawa Suku : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat :Kp.Bugis Tarakan

3. Alasan datang
Ibu mengatakan berobat anaknya karena ada keluhan

4. Keluhan utama

Ibu mengeluh anaknya terdapat putih-putih di sekitar lidah dan mulutnya

5. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan anak tidak pernah sakit parah / dirawat, ibu mengatakan
anaknya sering sekali timbul putih-putih di mulut dan lidah dari umur 5 hari
setelah lahir, terkadang hilang setelah di obati dan beberapa minggu timbul
kembali putih-putih, selama ini tidak pernah mulut bayi di bersihkan.

6. Riwayat pertumbuhan
Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat pertumbuhan yang lambat

7. Riwayat perkembangan
Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat perkembangan lambat

8. Riwayat imunisasi
Ibu mengatakan riwayat imunisasi Hep.B0 saat lahir dan BCG & Polio 1 usia 1
bulan, imunisasi Pentabio 1 polio 2 usia 2 bulan, Pentabio 2 P3 usia 3 bulan,
rencana hari ini imunisasi Pentabio 4 P4.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


a) Pola istirahat
Ibu mengatakan anak tidur di malam hari sekitar 7-8 jam ( kadang rewel di
malam hari) dan tidur pagi setelah di mandikan 2 jam, tidur siang kadang
3 jam

b) Pola aktivitas
Ibu mengatakan anak saat ini anak lebih sering tidur di siang hari dan
malam hari terbangun untuk menyusu.

c) Pola eliminasi
Ibu mengatakan anak BAK: 6-8 kali/hari , warna kuning, BAB: 2 kali/
hari, warna kuning, konstitensi lembek

d) Pola nutrisi
Ibu mengatakan anak minum Sufor sangat sering di malam hari dan pagi
hari minimal 3-4 jam sekali

e) Pola personal hygiene


Ibu mengatakan anak 2 kali mandi sehari , dan ganti pakaian 2 kali, ganti
popok 5-6 kali/hari

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis

2. Pemeriksaan Umum
Denyut nadi : 140 kali/menit
Frekuensi nafas : 40 kali/menit

Suhu tubuh : 36,3 ℃


3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 6,5 kg
Tinggi badan : 62 cm
IMT/U : 16,9
a. BB/U : [-] Gizi buruk; [-] Gizi kurang; [√ ] Gizi baik; [- ] Gizi lebih
b. PB atau TB/U : [- ] Sangat pendek; [] Pendek; [ √ ] Normal; [ ] Tinggi

c. BB/PB atau TB : [ - ] Sangat kurus; [-] Kurus; [√ ] Normal; [ ] Gemuk


d. IMT/U : [ ] Sangat kurus; [ ] Kurus; [√ ] Normal; [ ] Gemuk; [ ] Obesitas
Lingkar kepala : 41 cm[√ ] Normal; [ ] Mikrosefali; [ ]
Makrosefali

4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak Pucat, tidak ada edema pada wajah
Mata : konjungtiva merah muda ,sklera putih
Telinga : simetris , bersih tidak ada serumen, tidak ada benjolan atau pun merah pada telinga
Hidung : simestris , bersih tidak ada pernafasan cuping
Mulut : tidak ada sianosis pada bibir, lidah bersih
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tiroid,limfe dan venajugularis
Dada : simestris
Abdomen : simestris
Eks. Atas : tidak ada edema pada tangan anak ,tidak ada keterbatasan gerak
Ekstremitas Bawah: tidak ada edema pada kaki anak,tidak ada keterbatasan gerak
Anogenitl : Tidak ada masalah,

5. Skrining Perkembangan Anak


e. KPSP : Formulir usia _3 bulan _____; Skor _10___

Perkembangan anak
[√] Sesuai

 Meragukan:

(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa

(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian


 Penyimpangan
(1) Motorik kasar (3) Bicara dan Bahasa

(2) Motorik halus (4) Sosial - kemandirian

f. TDD : Formulir usia _0-6 bulan _____; Jumlah jawaban


TIDAK _____

Daya dengar
[√] Normal

 Curiga ada gangguan

g. TDL : Baris E terkecil yang masih terlihat mata kanan ___; mata
kiri ___

Daya lihat
[ ] Normal

 Curiga ada gangguan

h. KMME : Jumlah jawaban ____

Mental emosional
[ ] Normal

 Curiga ada gangguan

6. Pemeriksaan atas indikasi

a. M-CHAT:
 Risiko tinggi autis

 Risiko rendah autis

 Gangguan lain
b. GPPH :
 Kemungkinan GPPH

 Bukan GPPH

7. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

C. Analisis Data

By. F usia 4 bulan tumbuh kembang sesuai umur dengan Oral thrust

D. Penatalaksanaan

1. Memberikan inform consent untuk dilakukan tindakan pemeriksaan. Inform


consent sudah di tanda tangan
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu kedaan umum : baik,
BB : 6500 gram, PB : 62 cm, RR: 40x/menit, N : 140 x/menit, S : 36,3
°C,bayi terdapat putih-putih di sekitar lidah dan mulut. Ibu mengerti
penjelasan bidan.
3. Memberitahu ibu bahwa bayinya mengalami oral trush pada bagian lidah
dan mulut bayi. Ibu mengerti penjelasan bidan.
4. Menjelaskan kepada ibu by.F dalam keadaan sehat, tumbuh kembang
sesuai dengan tahapan usianya. Ibu tampak senang dan mengerti dengan
penjelasan bidan.
5. Mengajarkan ibu untuk sering membersihkan mulut bayi dengan kasa steril.
Ibu mengerti
6. Mengajarkan ibu cara mengolesi bercak thrush dalam mulut bayi dengan
suspensi atau larutan nistatin oral 1.000.000 unit (1 ml) 4 X sehari selama
10 hari sesudah bayi disusui selama diobati, sehingga dapat bekerja secara
lokal maupun dalam usus.Juga bisa menggunakan larutan gentian violet
0,25% - 1 % akan membersihkan infeksi jamur ini dalam waktu 3 hari.
Maka harus digunakan 3 X sehari dengan takaran 3 tetes untuk setiap kali
pemakaian. Penetesannya ke dalam mulut bayi harus dilakukan secara hati-
hati karena larutan gentian violet bisa menimbulkan noda-noda biru yang
kotor. Ibu mengerti penjelasan bidan.
7. Menganjurkan ibu mengolesi payudara dengan krim nistatin atau larutan
gentian violet setiap kali setelah menyusui selama bayi diobati. Ibu
mengerti penjelasan bidan.
8. Menjaga kebersihan mulut bayi dan puting susu ibu. Ibu mengerti
penjelasan bidan.
9. Saat bayi minum susu dengan mengunakan botol, harus mengunakan
teknik steril, dalam membersihkan botolnya sebelum digunakan, yaitu bisa
dengan mencuci bersih botol dan dot susu, setelah itu diseduh dengan air
mendidih atau direbus hingga mendidih (jika botol tahan rebus) sebelum
dipakai. Ibu mengerti.
10. Menjaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan. Ibu mengerti
penjelasan bidan
11. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi. Ibu mengerti
penjelasan bidan
12. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak mencoba mengeruk bagian putih di
lidah dan mulut bayi karena dapat menimbulkan nyeri dan perdarahan. Ibu
mengerti penjelasan pasien.
13. Menjadwalkan kunjungan ulang
14. Mendokumentasikan hasil tindakan yang dilakukan.

BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan kasus yang diperoleh di BPM Bidan Fatimah, maka
dilakukan pengkajian data pada tanggal 4 Februari 2021 pukul 10.00 Wite, data
yang diperoleh yaitu By.”F” Usia 4 bulan. Dari hasil pemeriksaan anamnesa
kepada ibu ditemukan bahwa riwayat kesehatan tidak pernah sakit parah/dirawat,
sejak usia 5 hari ada putih di lidah dan mulutnya, setelah di obati kadang hilang
dan timbul kembali, ibu tidak pernah melakukan perawatan mulut pada bayinya
karena tidak mengetahui cara perawatannya dan takut melakukannya karena kuatir
melukai bayi, tidak memiliki riwayat pertumbuhan yang lambat, tidak memiliki
riwayat perkembangan lambat, riwayat saat hamil ibu mengalami keputihan/flour
albus dan ibu melahirkan secara normal di RS. “By.F” minum ASI dan kadang
diberikan sufor saat usia memasuki 5 hari dikarenakan ibu merasa asi nya kurang
dan bayi kadang rewel, ibu mengeluh tampak putih-putih di langit serta di lidah
bayi. Kemudian kasus dibahas dengan hasil jurnal sebagai berikut :

1. Di lihat dari abstrak jurnal yang pertama dengan judul “Comparison of


Candida Albicans Prevalence in Mouth of Newborns Delivered by Natural
and Cesarean Delivery Methods ” Dari hasil penelitian jurnal pertama
menyebutkan Kolonisasi mulut pada bayi baru lahir oleh spesies Candida
terjadi dalam beberapa jam pertama kehidupan yang mungkin merupakan
risiko kesehatan pada neonatus yang immunocompromised. Kolonisasi kandida
oral diharapkan lebih sering terjadi pada bayi yang dilahirkan melalui vagina
dibandingkan dengan yang dilahirkan melalui operasi caesar. Dalam penelitian
deskriptif-analitik ini, 80 ibu hamil yang dirawat di RS Shahid Sadoughi dibagi
secara acak menjadi dua kelompok berdasarkan cara persalinannya (metode
alami dan seksio sesarea). Hasil dianalisis dengan software SPSS
menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney dan Wilcoxon. Di antara ibu
pervaginam, 15 kultur positif ditemukan terinfeksi Candida albicans. Di
kelompok ini, jumlah koloni mencapai 1.000. Berdasarkan media kultur yang
diperoleh dari apusan mukosa mulut neonatus, 15 ibu terinfeksi dengan 5 bayi
dengan kultur positif dan pertumbuhan koloni jamur di lingkungan. Pada lima
bayi ini, jamur Candida ditularkan dan mukosa mulut terinfeksi. Pada
kelompok kedua (operasi caesar), 12 ibu terinfeksi jamur candida, dan tidak
ada koloni jamur yang diamati. Prevalensi jamur Candida Albicans lebih
banyak terjadi pada mukosa mulut bayi baru lahir dengan persalinan
pervaginam alami. Hal ini berhubungan dengan kasus by.F, dimana ibu dari by.
F melahirkan secara normal di RSUD Tarakan dan ibu pernah mengalami
riwayat keputihan lama selama kehamilan, sehingga kemungkinan besar untuk
terkontaminasi candida albican saat proses persalinan lebih besar.

2. Pada abstrak jurnal yang kedua dengan judul “Relationship between


Nutrition Deficiency, Oral Cavity Hygiene, and Oral Candidiasis in a 10-
Years-Old Child”. Di jelaskan dalam jurnal kedua bahwa Candida albicans
(C.albicans) adalah agen penyebab utama kandidiasis oral. Candida spp
merupakan mikroorganisme komensal atau flora normal di dalam mulut tanpa
menimbulkan gejala. Candida spp dapat menjadi patogen bila kondisi tubuh
menurun, terapi medis sistemik dalam waktu lama, defisiensi nutrisi dan
kebersihan mulut yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
antara kekurangan gizi dan kebersihan mulut yang buruk dengan kandidiasis
rongga mulut pada anak. Lesi plak pseudomembran putih banyak ditemukan di
daerah punggung lidah. Terapi bagi pasien dengan pemberian nistatin anti
jamur, multivitamin, dan edukasi untuk meningkatkan gizi dan kebersihan
mulut. Dari hasil jurnal tersebut memiliki hubungan dengan kasus by.F karena
ibu bayi F tidak pernah menjaga kebersihan mulut bayi F selama ini di
karenakan tidak berani melakukannya dan tidak paham cara perawatan mulut
bayinya.

3. Pada abstrak jurnal yang ketiga dengan judul ““Deep sequencing of the 16S
ribosomal RNA of the neonatal oral microbiome: a comparison of breast-
fed and formula-fed infants” dikaitkan dengan kasus by.F yang mix feeding,
menyusui ASI dan juga susu formula dari usia 5 hari, maka ada keterkaitan
dengan penelitian jurnal yang ketiga dikarenakan resiko terpaparnya dot yang
tidak hygienis akan lebih besar peluang tumbuh mikroorganisme sehingga bisa
menginfeksi mulut bayi. Dalam jurnal yang ketiga di sebutkan ada prevalensi
yang lebih tinggi dari filum Bacteroidetes di mulut bayi yang diberi susu
formula dibandingkan pada bayi yang diberi ASI (p = 0,01), tetapi sebaliknya
Actinobacteria lebih umum pada bayi yang diberi ASI; Proteobakteria lebih
banyak ditemukan pada air liur bayi yang diberi ASI dibandingkan pada
neonatus yang diberi susu formula (p = 0,04). Temuan studi ini menegaskan
bahwa cara pemberian makan mempengaruhi perkembangan mikrobiota mulut,
dan ini mungkin berimplikasi pada kesehatan manusia jangka panjang.

BAB V
KESIMPULAN & SARAN
3.1.            Kesimpulan
Oral trush adalah radang mulut (pada bibir atau lidah). Bisa juga diartikan
terinfeksinya membrane mukosa, mulut bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai
dengan munculnya bercak – bercak putih dan membentuk plak – plak berkeping
di mulut.
Tanda dan gejala dari oral trush antara lain seperti: adanya bercak-bercak
keputihan pada bibir atau lidah, meningkatnya suhu tubuh, bayi kadang menolak
untuk minum atau menyusu bahkan kadang dimuntahkan, rewel.
Penatalaksanaannya bisa dengan menjaga kebersihan mulut bayi dan
putting susu ibu, pemberian antibiotika bila infeksi berasal dari ibu, dan bila bayi
minum susu dengan menggunakan botol agar dijaga kebersihan botol sebelum
digunakan.

3.2.            Saran
1. Mahasiswa
Makalah ini dijadikan panduan untuk belajar para mahasiswi dan di ambil
dari sumber-sumber yang ada atau terdahulu. Para penulis menyadari
bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, dan perlu adanya
perbaikan.
2. Bagi Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Meningkatkan sosialisasi atau pendidikan kesehatan kepada masyarakat
terkait masalah oral trush dan penangananya
3. Masyarakat
Ibu yang memiliki bayi atau balita bisa memahami dan mengetahui tanda
oral trush dan perawatan serta penanganannya di rumah

Anda mungkin juga menyukai