Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TERSEDAK

Oleh :
1. Ihda Nursavitry
2. Baptisa Marcelina Bulu
3. Endang Widia Ningsih
4. Saidatum Munasiroh
5. Shonta Alvionita

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS KESEHATAN
S1 KEBIDANAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tersedak merupakan suatu kegawatdaruratan yang sangat berbahaya,
karena dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general
atau menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit pasien akan
kehilangan refleks nafas, denyut jantung, dan kematian secara permanen dari
batang otak, dalam bahasa lain kematian dari individu tersebut. Dari semua
kasus tersedak yang terjadi pada anak-anak, sepertiganya terjadi di saluran
napas. Lima puluh lima persen dari kasus benda asing di saluran napas terjadi
pada anak-anak berumur kurang dari 4 tahun. Pada tahun 1975 anak di bawah
uur 4 tahun, insidens kematian mendadak akibat aspirasi atau tertelan benda
asing lebih tinggi. Bayi dibawah umur 1 tahun, gawat napas karena aspirasi
benda asing merupakan penyebab utama kematian.
Pada dasarnya kita mengenal dua jenis tersedak. Tersedak sebagian
(partial/mild) artinya benda asing yang masuk hanya menyumbat sebagian
dari jalan napas, masih ada sedikit celah untuk masuknya udara. Yang paling
berat adalah tersedak total (total blockage/severe) dimana benda asing yang
masuk sudah menutup semua bagian jalan napas, sehingga pasien menjadi
jatuh tidak sadarkan diri.Pengenalan dini akan tanda-tanda tersedak
merupakan langkah awal untuk keberhasilan dalam penanganan kasus
tersedak. Penting untuk membedakan kondisi tersedak dengan kasus-kasus
lain seperti asma, serangan jantung, stroke, atau kondisi sakit lain yang
menyebabkan gangguan pernapas.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi tersedak?
2. Apa saja etiologi tersedak?
3. Bagaimanakah patofisiologis tersedak?
4. Apa saja tanda dan gejala dan tanda tersedak?
5. Bagaiamana diagnosis dengan kasus tersedak?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang tersedak?
7. Bagaimanakah penatalaksanaan tersedak?
8. Bagaimana pencegahan dari tersedak?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi tersedak.
2. Untuk mengetahui etiologi tersedak.
3. Untuk mengetahui patofisiologis tersedak.
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dan tanda tersedak.
5. Untuk mengetahui diagnosis dengan kasus tersedak.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang tersedak.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan tersedak.
8. Untuk mengetahui pencegahan tersedak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing (makanan,
minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam saluran napas sehingga
menimbulkan keadaan gawat napas yang dapat mengakibatkan kematian.
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek
nafas, denyut jantung dan kematian secara permanent dari batang otak, dalam
bahasa lain kematian dari individu tersebut.
Batasan Anatomi
a. Airway : Mulut, Larink, trachea,brokus terminalis.
b. Breathing : alveoli,(paru), dinding dada, otot pernafasan.
c. Circulation : jantung sebagai pompa, pembuluh darah sebagai pipa,
darah

B. Etiologi
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam
saluran napas antara lain, faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan,
kondisi sosial, tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (tidur,
kesadaran menurun, alkoholisme, dan epilepsi), faktor fisik yaitu kelainan dan
penyakit neurologik, proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor
dental, medikal dan surgikal (antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum
tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur <4 tahun), faktor kejiwaan
(emosi, gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat benda asing, faktor
kecerobohan (meletakkan benda asing di mulut, persiapan makanan yang
kurang baik, makan atau minum yang tergesa-gesa, makan sambil bermain
biasanya pada anak-anak, memberikan kacan atau permen pada anak yang gigi
molarnya berlum lengkap.
C. Patofisiologis
Benda asing mati (inanimate foreign bodies) di hidung cenderung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda
asing hidup (animate foreign bodies) menyebabkan reaksi inflamasi dengan
derajat bervariasi, dari infeksi lokal sampai destruksi masif tulang rawan dan
tulang hidung dengna membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.
Tujuh puluh lima persen dari benda asing di bronkus ditemukan pada anak
dibawah umur dua tahun, dengan riwayat yang khas, yaitu pada saat benda
atau makanan ada di dalam mulut, anak terawa atau menjerit, sehingga pada
saat inspirasi, laring terbuka dan makanan atau benda asing masuk ke dalam
laring. Pada saar benda asing itu terjepit di sfingter laring, pasien batuk
berulang-ulang, sumbatan di trakea, mengi dan sianosis. Bila benda asing
telah masuk ke dalam trakea atau bronkus, kadang-kadang terjadi fase
asimtomatik selama 24 jam atau lebih, kemudian diikuti oleh fase pulmonum
dengan gejala yang tergantung pada derajat sumbatan bronkus.
Benda asing organik, seperti kacang-kacangan, mempunyai sifat
higroskopik, mudah menjadi lunak dan mengembang oleh air, serta
menyebabkan iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus menjadi edema, dan
meradang, serta dapat pula terjadi jaringan granulasi di sekitar benda asingm
sehingga gejala sumbatan bronkus semakin menghebat. Akibatnya timbul
gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk, dan demam yang tidak terus-
menerus.
Benda asing anorganik menimbulkan reaksi jaringan yang lebih ringan,
dan lebih mudah didiagnosis dengan pemeriksaan radiologik, karena
umumnya benda asing anorganik bersifat radiopak. Benda asing yang terbuat
dari metal dan tipis, seperti peniti, jarum, dapat masuk ke dalam bronkus yang
lebih distal, dengan gejala batuk spasmodik. Benda asing yang lama berada di
bronkus dapat menyebabkan perubahan patologik jaringan, sehingga
menimbulkan komplikasi, antara lain penyakit paru kronik supuratif,
bronkiekatasis, abses paru, dan jaringan granulasi yang menutupi benda asing.
D. Gejala dan Tanda
Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada
lokasi benda asing, derajat sumbatan (total atau sebagian), sifat, bentuk, dan
ukuran benda asing. Seseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan
mengalami 3 stadium, yaitu:
1. Stadium permulaan, yaitu batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysm
of coughing), rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok
(gagging), bicara gagap (sputtering), dan obstruksi jalan napas yang terjadi
segera.
2. Stadium kedua, ialah gejala stadium permulaan diikuti oleh interval
asimtomatik. Hal ini karena benda asing tersebut tersangkut, refleks-
refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang. Stadium ini
berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan diagnosis karena gejala
belum jelas.
3. Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau
infeksi sebagai akibat rekasi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk-
batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.

E. Diagnosis
Diagnosis klinis tersedak ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya
riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas, tiba-tiba timbul
choking (rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan fisik dengan auskultasi,
palpasi dan pemeriksaan radiologi sebagai pemeriksaan penunjang. Diagnosis
pasti benda asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan endoskopi
atas indikasi diagnostik dan terapi.
Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda
asing sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu diketahui
macam benda atau bahan yang teraspirasi dan telah berapa lama tersedak
benda asing tersebut.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis.
1) Pemeriksaan radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan
pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral sangat penting pada
aspirasi benda asing. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di
orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu
diagnosis.
2) Video fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara
keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat ekspirasi dan inspirasi dan
adanya obstruksi parsial. Enfisiema obstruktif merupakan bukti radiologik
benda asing di saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran
emfisiema tampak sebagai pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat
pada saat ekspirasi dan pelebaran interkostal.
3) Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer
pandangan endoskopi, serta perlu untuk menilai bronkiekatasis akibat
benda asing yang lama berada di bronkus.
4) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah diperlukan untuk mengetahu adanya gangguan
keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus trakeobronkial.

G. Penatalaksanaan
1. Bayi (usia di bawah 1 tahun)
Pada bayi yang tersedak, penanganan awal yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan tepukan di punggung (back blows) dan tekanan
di dada (chest thrusts). Langkahnya meliputi:
a) Posisikan bayi tengkurap di lengan yang ditopang dengan paha.
Pastikan posisi kepalanya lebih rendah dibandingkan badannya.
b) Topang kepala dan rahang bayi dengan jari-jari tangan Anda.
Kemudian, tepuk punggungnya secara lembut di antara tulang belikat
sebanyak 5 kali dengan menggunakan tangan Anda yang lain.
Tindakan ini disebut back blows.
c) Jika cara tersebut belum berhasil, posisikan bayi telentang dengan
kepala menghadap ke atas. Temukan tulang dada dan tempatkan 2 jari
di tengahnya.
d) Setelah itu, berikan tekanan di bagian tengah tulang dadanya
sebanyak 5 kali. Tindakan ini disebut chest thrusts. Jika benda asing
tersebut belum keluar juga, ulangi lagi tindakan ini
2. Anak di atas 1 tahun
Bila anak masih mampu untuk mengeluarkan sedikit suara dan
bernapas, mintalah ia untuk batuk dengan keras. Tujuannya adalah untuk
mengeluarkan benda yang tersangkut di saluran napasnya.
Bila cara ini tidak berhasil atau anak nampak tidak bisa bersuara
dan bernapas, Anda dapat melakukan teknik Heimlich maneuver atau yang
disebut dengan abdominal thrusts.Untuk melakukan Heimlich maneuver
pada anak berusia di atas 1 tahun, Anda bisa mengikuti langkah berikut:
a) Bantu dan jaga posisi anak agar tetap berdiri.
b) Posisikan tubuh Anda di belakang badan anak.
c) Lingkarkan kedua lengan Anda seperti hendak memeluk anak dari
belakang.
d) Setelah itu, kepalkan tangan Anda. Posisikan kepalan tangan Anda di
bagian tengah perut anak, yakni di antara ulu hati dan pusar.
e) Hentakkan tangan ke perut sambil menarik tubuh anak ke belakang
sebanyak 5 kali. Hindari melakukan hentakan yang terlalu keras untuk
menghindari cedera.
Jika anak masih tersedak, segeralah panggil bantuan untuk membawa
anak ke rumah sakit terdekat, sambil mengulangi back blows, chest
thrusts, dan abdominal thrusts.
Tindakan Heimlich pada bayi atau pada anak dibawah usia lima tahun
dilakukan dengan cara segera :
1) Menelentangkan penderita dipangkuan penolong.
2) Berikan pukulan ringan namun cepat pada punggung penderita
diantara kedua tulang belikat sebanyak 4 kali.
3) Lakukan upaya ini beberapa kali hingga penolong yakin benda asing
penyebab tersedak telah keluar yang ditandai dengan membaiknya
kesadaran penderita, tak tersumbatnya pernafasan yang mengakibatkan
rasa lega pada bernafas , hilangnya bunyi mengi pada waktu bernafas.
Tindakan Heimlich pada anak usia 4 tahun hingga anak usia 14-15
tahun dilakukan dengan cara :
1) Bila korban masih bisa berdiri, penolong berada di belakang korban.
2) Lingkarkan tangan ke dada pasien sedangkan kepalan tangan berada di
perut bagian atas.
3) Kemudian hentakan tangan sebanyak empat kali ke arah belakang atas
secara tiba-tiba dengan harapan benda asing akan terdorong keluar
karena tekanan yang dihasilkan.
4) Berikan istirahat sekitar setengah menit kemudian ulangi tindakan
tersebut beberapa kali.
5) Berikan istirahat sekitar setengah menit kemudian ulangi tindakan
tersebut beberapa kali.
6) Bila penderita tetap merasa sesak nafas, atau muka masih membiru
hingga penderita merasa lega bernafas. Rujukkan ke rumah sakit untuk
tindakan selanjutnya.
7) Pada posisi penderita tengkurap, penolong berlutut diatas penderita
dengan kedua lutut disamping tubuh penderita.
8) Miringkan kepala penderita kesamping kiri/kanan.
9) Letakan kedua telapak tangan dibawah tulang belikat.
10) Lakukan penekanan tangan dengan kuat dan cepat kearah dada atas
sekitar empat kali.
11) Lakukan berulang kali dengan interval istirahat sekitar setengah menit
hingga penderita sadar.
12) Bila penderita muntah, bersihkan mulut penderita.
13) Tapi bila kesemua tindakan darurat tersebut tidak berhasil, maka
Segera rujukkan kerumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.

H. Pencegahan
1. Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak,
misalnya : kancing baju, kacang atau biji bijian yang logam, tulang ikan.
2. Memangku bayi saat diberi makan.
3. Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama
10 menit untuk mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah
dan masuk dalam saluran nafas mengecil.
4. Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
5. Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis atau tertawa
karena lebih mudah tersedak.
6. Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan dengan posisi
berbaring.
7. Juga tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis
ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.
8. Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko
dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil.
9. Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan mudah oleh bayi.
10. Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai atau tali
padalehernya.
11. Tidak meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena
kecendrunganmereka untuk menutupi kepala mereka dengan kantong
tersebut sehinggamenyebabkan terjadinya kesukaran bernapas.
12. Menggunakan kasur yang keras dan tidak ditutupi dengan plastik.
13. Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh dari
peralatanlain atau pemanas (menghindarkan bayi memanjat dan demikian
jatuh sertamenimbulkan cidera kepala).
14. Mainan tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah
dimasukkankedalam mulut.
15. Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi (walaupun hanyasedikit
mengandung air).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tersedak merupakan salah satu kasus kegawat daruratan yang sangat
berbahaya, sehingga membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Karena
apabila tersedak berlangsung lama tanpa penanganan, akan menyebabkan
kurangnya suplai oksigen secara menyeluruh sehingga korban akan
kehilangan refleks nafas, denyut jantung, dan dapat menyebabkan kematian
pada batang otak, bahkan kematian.
Untuk mendiagnosa suatu keadaan tersedak ditegakkan melalui anmnesis
berupa adanya riwayat masuknya benda asing ke dalam saluran napas,
didapatkan gejala dan tanda berupa rasa tercekik, sulit bernapas, bicara gagap,
bahkan sampai tidak sadarkan diri.
Penanganannya sendiri berbeda-beda, tergantung dari usia pasien (bayi,
anak, atau dewasa) dan juga kondisi pasien sendiri (sadar atau tidak sadar).
Beberapa manuever dapat diaplikasikan dalam menolong pasien tersedak,
seperti Haemlich mauever, abdominal thrust, chest thrust, ataupun back slaps
tergantung dari kondisi dan usia pasien. Dengan mengetahui cara penanganan
awal dapat menghentikan komplikasi yang lebih lanjut.

B. Saran
Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang baik mengenai
penatalaksaksaan tersedak khususnya bagi perawat dan mahasiswa
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai