Anda di halaman 1dari 39

Nama kelompok :

1. Anjas Sukmaningsih
2. Hesti Hanafi Agustin
3. Mariance Rosalia Inna Rode
4. Vina Rafmawatik

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA NY ”F”


DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RSIA SITTI
KHADIJAH 1 MAKASSAR TANGGAL 21
JANUARI 2014

 No. Register : 03 40 58
Tanggal MRS : 15 juni 2014, jam 22.20 Wita
Tanggal Partus : 16 juni 2014, jam 06.45 Wita
Tanggal Pengkajian : 15 juni 2014, jam 22.25 Wita

KALA I

LANGKAH I : IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. Identitas Istri / Suami

 Nama : Ny “F” / Tn “A”


Umur : 28 thn / 29 thn
 Nikah/lama : 1 kali / ± 2 tahun
Suku : bugis / bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Polisi
Alamat : Jl. Poros Limbang Gowa

B. Data Objektif

Keluhan utama : ada pengeluaran air dari jalan lahir sejak tanggal 15 juni 2014,
Jam 21.00 wita.
C. Tinjauan Kartu ANC
1. Ini kehamilan yang pertama kali
2. HPHT pada tanggal 16 september 2013 (HTP tanggal 23 juni 2014)
3. Kehamilannya telah berusia 9 bulan
4. Pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali di RSIA SITTI KHADIJAH 1
MAKASSAR.
5. Ibu telah mendapat imunisasi TT sebanyak 3 kali
- TT 1 tanggal 27 september 2013
- TT 2 tanggal 28 oktober 2013
- TT 3 tanggal 28 april 2014
6. Tidak pernah nyeri perut hebat selama hamil.
D. Riwayat persalinan
1. Ibu masuk kamar bersalin tanggal 15 juni 2014,jam 22.20 wita
2. Ada tekanan pada perut bagian bawah dan ibu sering BAK.
3. Pergerakan janin kuat pada satu sisi terutama sebelah kanan
4. Sifat nyeri hilang timbul dan mengganggu aktifitas
5. Ada pengeluaran air dari jalan lahir pada jam 21.00 wita,tanggal 15 juni 2014
6. Ada pengeluaran lender dan darah
7. Selalu menanyakan keadaan janinnya kepada dokter dan bidan.
E. Riwayat Kesehatan
1. Tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi, DM, dan PMS
2. Tidak pernah mengonsumsi obat-obatan dan jamu kecuali resep dari dokter
3. Tidak ada riwayat opname dan operasi
4. Tidak ada riwayat alergi pada makanan

F. Riwayat reproduksi
1. Menarche : 14 tahun
2. Siklus : 28-30 hari
3. Lamanya : 7 hari
4. Dismenorhea : tidak ada
5. Tidak pernah keputihan dan gatal-gatal
6. Tidak pernah dioperasi karena tumor
G. Riwayat Psikologi, Ekonomi dan Spiritual
1. Kehamilan telah direncanakan antara ibu dan suaminya
2. Ibu dan keluarga merasa khawatir dengan keadaannya
3. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
4. Ibu dan keluarga selalu berdoa demi kelancaran persalinan
5. Biaya administrasi telah dipersiapkan oleh suami.
H. Kebutuhan dasar
1. Kebutuhan dasar
a. Pola makan : 3 kali sehari,porsi makan tidak habis
b. Pola minum : ± 7 gelas/hari
2. Istirahat
siang ± 1 jam/hari, malam ± 7 jam/hari
3. Pola eliminasi
a. BAK : ± 5 kali /hari
 b. BAB : belum pernah
4. Personal
hygiene Ibu
belum mandi
I. Pemeriksaan Fisik
1. Ku ibu baik, kesadaran komposmentis
2. Tanda- tanda vital
 Tekanan Darah : 110/70 mmhg
  Nadi : 80 x/menit
 Pernapasan :20 x/menit
 Suhu :36,8ºC
3. Inspeksi,palpasi,perkusi,dan auskultasi
a. Wajah : ibu meringis saat ada his,tidak ada odem dan
chloasma,ibu tampak cemas.
 b. Mata : konjungtiva merah muda,sclera tidak ikterus.

c. Mulut :bersih dan tidak ada sariawan

d. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,kelenjar limfe dan vena


e. Payudara : simetris kiri dan kanan,putting susu menonjol,sudah ada
Pengeluaran colostrums,tidak ada massa dan nyeri
tekan.
f. Abdomen : tampak striae lipid,linea nigra,tidak ada luka bekas operasi,
Pembesaran perut sesuai umur kehamilan,tonus otot masih
kencang.
g. Vulva : tidak ada odem dan varises
h. Ekstremitas : tidak ada nyeri tekan dan varises,reflex patella (+) kiri
dan kanan.
4. Palpasi
Leopold I : TFU 3 jrbpx (30 cm),LP=88
cm Leopold II : PU-KI
Leopold III : kepala
Leopold IV : BDP
TBJ : TFU × LP = 2.640 gram
5. Auskultasi : DJJ terdengar jelas dan teratur pada satu sisi kuadran kiri
 bawah perut ibu dengan frekuensi 140 x/i.
6. Kontraksi uterus 2 x dalam 10 menit dengan durasi 30-35 detik.
7. Pemeriksaan dalam tanggal 15 juni 2014,jam 22.30 wita oleh dokter
- Vulva dan vagina tidak ada kelainan
- Portio tebal lunak
- Pembukaan 3 cm
- Ketuban (-) merembes
- Persentase kepala,UUK kiri depan
- Penurunan hodge I
- Penumbungan tidak ada
- Molase tidak ada
- Kesan panggul normal
- Pelepasan lender dan darah serta air ketuban
8. Pemeriksaan laboratorium
- HB : 11,2 gr %
- Alb : (-)
- Red : (-)
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa :G1P0A0,gestasi 38 minggu 6 hari,PU-KI,BDP,situs memanjang,intrauterin
tunggal,hidup,keadaan janin dan ibu baik,inpartu kala I fase laten KPD
dengan kecemasan.
1. G1 PO AO
DS : ini kehamilannya yang pertama kali
DO : tonus otot masih kencang,tampak striae lipid dan linea
nigra Analisa dan Interpretasi Data
Pada kehamilan tidak jarang dijumpai perut seolah-olah retak,dan terdapat gurat-guratan
warna kecoklatan disebut striae livide dan yang berwarna putih disebut striae albicans,pada
seseorang primigravida sering tampak striae livide.(sarwono prawirohardjo hal : 97-98)
2. Gestasi 38 minggu 6 hari
DS : HPHT tanggal 16 september 2013
DO : TFU 3 jrbpx (30 cm), tanggal pengakajian 15 juni 2014 jam 22.25
wita Analisa dan Interpretasi Data
Dengan adanya rumus negle, dari HPHT 16 september 2013 sampai dengan
tanggal pengakjian 15 juni 2014, maka gestasi adalah 38 minggu 6 hari.
(obstetric fisiologi, padjajaran hal : 127).
3. PU-KI
DS : Pergerakan janin lebih sering pada bagian kanan
DO : Pada pemeriksaan Leopold II teraba punggung
kiri Analisa dan Interpretasi Data
Pada Leopold II dengan meraba batas samping abdomen, maka dapat
menentukan letak punggung janin dengan adanya tahanan yang keras seperti
 papan .(synopsis obstetric, Rustam Mochtar hal : 40)
4. BDP
DS : ada tekanan pada perut bagian bawah dan ibu sering BAK
DO : pada palpasi Leopold IV tangan sudah tidak bertemu (divergen)
Analisa dan Interpretasi Data
Kehamilan aterm dengan PBK jika telah memasuki PAP dapat menekan
kandung kemih sehingga mengakibatkan ibu sering BAK, palpasi Leopold
IV pada teknik perlimaan teraba 4 jari bagian kepala diatas simpisis. (ilmu
kebidanan hal : 253)
5. Situs memanjang
DS :-
DO : pada Leopold III teraba kepala bagian
bawah Analisa dan interpretasi data
Pada saat palpasi Leopold III teraba kepala bagian bawah maka menandakan
situs memanjang mengarah kepada sumbu ibu. (synopsis obstetric hal : 52)
6. Tunggal
DS : pergerakan janinnya kuat pada satu sisi
DO : DJJ terdengar jelas pada satu sisi dengan frekuensi 140 x/i,pembesaran
 perut sesuai umur kehamilan,palpasi teraba 1 bokong,1 kepala dan 1
 punggung.
Analisa dan Interpretasi Data
Dengan terabanya 2 bagian besar janin dan terdengarnya DJJ pada satu
tempat / satu titik menandakan bahwa janin tunggal. (Manuaba hal. 153)
7. Intra Uterin
DS : tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil
DO : pada saat palpasi bagian janin teraba jelas dan tidak ada kelainan Analisa dan
Interpretasi Data
Sampai kehamilan kira-kira 32 minggu kavum relative lebih besar dan air
ketuban relative banyak dibandingkan dengan besarnya janin sehingga
dinding uterus tidak mendekati janin. ( ilmu kebidanan, sarwono hal : 205)
8. Hidup

DS : pergerakan janinnya kuat terutama pada sebelah kanan


DO : DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 140
x/i Analisa Dan Interpretasi Data
Salah satu tanda pasti janin hidup adalah pergerakan janin 2 x dalam 1 jam
dan terdengarnya DJJ antara 120-160 x / menit (Manuaba hal. 151)
9. Keadaan janin dan Ibu baik

DS : pergerakan janinnya kuat.

DO : DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 140 x/I, tanda-tanda
vital : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/I, S : 36,80 C, P : 20 x/i
Analisa dan Interpretasi Data

Pergerakan janin yang kuat, DJJ dalam batas normal dan TTV dalam batas
normal menandakan bahwa keadaan janin dan ibu dalam keadaan baik.
(synopsis obstetric. Hal : 59 )
Inpartu kala I fase laten KPD dengan kecemas
DS : ada pengeluaran air dari jalan lahir sejak tanggal 15 juni 2014, jam
21.00 wita dan selalu menanyakan keadaannya.
DO : hasil pemeriksaan tanggal 15 juni 2014 jam 22.30 wita dengan
 pembukaan serviks 3 cm, ketuban (-) merembes, ekspresi wajah ibu
tampak cemas.
Analisa dan Interpretasi Data
Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah akibat
kurangnya vaskularisasi dan jaringan ikat sehingga mudah pecah, dikatakan
ketuban pecah dini apabila sebelum pembukaan 3 cm pada primigravida dan
 pembukaan 5 cm pada multigravida. ( synopsis obstetric, hal : 62 )
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi infeksi jalan lahir dan gawat janin
1. Infeksi jalan lahir
DS : ada pengeluaran air dari jalan lahir tanggal 15 juni 2014 jam 21.00
wita DO : pemeriksaan dalam tanggal 15 jun 2014 jam 22.30 wita dengan
ketuban
negative merembes.
Analisa dan Interpretasi Data
Pecahnya ketuban secara dini mengakibatkan pengeluaran air ketuban
dimana hal tersebut merupakan media perkembangbiakan mikroorganisme
atau gen yang masuk secara asenden melalui serviks yang terbuka. Secara
umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat
sebanding dengan lamanya periode laten. ( ilmu kebidanan, sarwono
 prawirohardjo hal : 679 )
2. Gawat janin
DS : adanya pengeluaran air dari jalan lahir tanggal 15 juni 2014 jam 21.00
wita DO : hasil VT tanggal 15 jun 2014 jam 21.00 wita, pembukaan 3 cm,
ketuban
negative merembes, DJJ terdengar jelas 140 x/i.

Analisa dan Interpretasi Data

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat


hingga terjadi asfiksia atau hipoksia, terdapat hubungan antara terjadinya
gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban janin
semakin gawat. ( sarwono prawirohardjo hal 679 )

LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI


Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infuse drips oksitosin
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN
Tujuan :
- Kala I berlangsung normal
- Tidak terjadi infeksi jalan lahir
- Tidak terjadi gawat janin
- Kecemasan berkurang
- Kondisi ibu dan janin baik
Kriteria :
- Kala I pada primigravida berlangsung 13 jam dan multigravida 7
 jam
- DJJ normal antara 120-160 x/i
- Kecemasan dapat teratasi
- Tanda – tanda vital normal antara
 Tekanan darah : 110/70 mmHg – 130/80 mmHg
  Nadi : 60 – 90 x/i
 Suhu : 36,5ºc – 37,5ºc
 Pernapasan : 20 – 24 x/i
Intervensi
Tanggal 15 Juni 2014
1. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
Rasional: kandung kemih yang penuh akan menghalangi penurunan bagian
terendah janin.
2. Jelaskan kepada ibu penyebab nyeri
Rasional: agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialaminya
3. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Rasional: observasi tanda-tanda vital untuk memantau keadaan ibu dan
mempermudah melakukan tindakan selanjutnya.
4. Observasi his dan DJJ tiap 30 menit
Rasional: his merupakan tanda inpartu dan dapat diketahui adanya kemajuan
 persalinan serta DJJ untuk memantau keadaan janin.
5. Lakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau jika ada
indikasi Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan
6. Lakukan pemasangan infuse dengan drips oksitosin dan pemberian antibiotik
Rasional: RL yang berisi oksitosin dapat merangsang terjadinya his pada
proses
 persalinan dan antibiotik dapat mencegah infeksi
7. Ajarkan ibu teknik relaksasi sambil berikan intake makanan dan minuman
Rasional: teknik relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa
nyeri
saat kontraksi berlangsung dan intake yang adekuat dapat menambah
tenaga ibu dalam persalinan.
8. Lakukan pendokumentasian hasil observasi dan tindakan
Rasional: sebagai bukti fisik semua tindakan yang dilakukan dan memudahkan
dalam pengambilan keputusan klinis dan rencana asuhan selanjutnya.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 15 juni 2014
1. Meganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih ; ibu sudah berkemih di
kamar mandi

2. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri ; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan sudah dapat beradaptasi dengan nyeri yang timbul.
3. Mengobservasi TTV tiap 4 jam ;

waktu Tekanan darah nadi suhu pernapasan

22.30 110/70 mmHg 80 x/i 36,8ºc 20 x/i

02.30 110/70 mmHg 82 x/i 36,8ºc 20 x/i

06.30 110/70 mmHg 84 x/i 36,8ºc 22 x/i

4. Mengobservasi his dan DJJ tiap 30 menit ;

Pukul His lamanya DJJ

22.30 2 x 10 30 -35”

23.00 2 x 10 30 -35”

23.30 2 x 10 30 -35”

00.00 2 x 10 30 -35”

00.30 3 x 10 30 -35”

01.00 3 x 10 30 -35”

01.30 3 x 10 30 -35”

02.00 3 x 10 30 -35”

02.30 3 x 10 30 -35”

03.00 3 x 10 30 -35”

03.30 3 x 10 30 -35”
04.00 3 x 10 35 – 40”

04.30 4 x 10 35 – 40”

05.00 4 x 10 35 – 40”

05.30 5 x 10 40 – 50”

06.00 5 x 10 40 – 50”

06.30 5 x 10 40 – 50”

5. Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau jika ada indikasi


; VT tanggal 16 juni 2014 jam 02.30 wita
- Vulva dan vagina tidak ada kelainan
- Portio lunak
- Pembukaan 7 cm
- Ketuban negative
- Persentase kepala, hodge III
- Penumbungan (-)
- Moulage (-)
- Kesan panggul normal
- Pelepasan lender, darah dan air ketuban
Kemudian dilakukan VT selanjutnya pada jam 06.30
wita
- Vulva dan vagina tidak ada kelainan
- Portio melesap
- Pembukaan 10 cm
SOAP KAIA I

DATA SUBJEKTIF (S)

Ini kehamilan yang pertama kali, HPHT tanggal 16 september 2013,


kehamilannya telah berusia 9 bulan, memeriksakan kehamilannya sebanyak 4x
di RSIA SITTI KHADIJAH MAKASSAR, mendapat imunisasi TT 3x, tidak
 pernah nyeri perut hebat selama hamil, ada pengeluaran air dari jalan lahir jam
21.00 wita tanggal 15 juni 2014.
DATA OBJEKTIF (O)

Keadaan umum ibu baik, kesadaran komposmentis, wajah tampak cemas, pada

 palpasi didapatkan Leopold I TFU 3 jrbpst, Leopold II PU-KI, Leopold III


kepala, Leopold IV BDP, auskultasi DJJ terdengar jelas dan teratur dengan
frekuensi 148 x/I, kontraksi uterus 5 x10 durasi 40-50 detik, pada pemeriksaan
dalam portio melesap, pembukaan 10 cm, ketuban (-), pelepasan lendir,darah
dan air ketuban.
ASSESMENT (A)

G1 PO AO, gestasi 38 minggu 6 hari, PU-KI , BDP, situs memanjang,


intrauterine, tunggal, hidup, keadaan janin dan ibu baik, inpartu kala I fase
laten KPD dengan kecemasan.
PLANNING
Tanggal 15 juni 2014

1. Meganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih ; ibu sudah berkemih di


kamar mandi
2. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri ; ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan dan sudah dapat beradaptasi dengan nyeri yang timbul.
3. Mengobservasi TTV tiap 4 jam ;

waktu Tekanan darah nadi suhu pernapasan

22.30 110/70 mmHg 80 x/i 36,8ºc 20 x/i

02.30 110/70 mmHg 82 x/i 36,8ºc 20 x/i

06.30 110/70 mmHg 84 x/i 36,8ºc 22 x/i

4. Mengobservasi his dan DJJ tiap 30 menit ;

Pukul His lamanya DJJ

22.30 2 x 10 30 -35”

23.00 2 x 10 30 -35”

23.30 2 x 10 30 -35”

00.00 2 x 10 30 -35”

00.30 3 x 10 30 -35”

01.00 3 x 10 30 -35”

01.30 3 x 10 30 -35”

02.00 3 x 10 30 -35”
02.30 3 x 10 30 -35”

03.00 3 x 10 30 -35”

03.30 3 x 10 30 -35”

04.00 3 x 10 35 – 40”

04.30 4 x 10 35 – 40”

05.00 4 x 10 35 – 40”

05.30 5 x 10 40 – 50”

06.00 5 x 10 40 – 50”

06.30 5 x 10 40 – 50”

5. Melakukan pemeriksaan dalam tiap 4 jam atau jika ada indikasi


; VT tanggal 16 juni 2014 jam 02.30 wita
- Vulva dan vagina tidak ada kelainan

- Portio lunak

- Pembukaan 7 cm

- Ketuban negative

- Persentase kepala, hodge III

- Penumbungan (-)

- Moulage (-)

- Kesan panggul normal

- Pelepasan lender, darah dan air ketuban


Kemudian dilakukan VT selanjutnya pada jam 06.30
wita
- Vulva dan vagina tidak ada kelainan

- Portio melesap

- Pembukaan 10 cm

- Ketuban negative

- Persentase kepala UUK kiri depan

- Penurunan kepala hodge IV

- Penumbungan (-)

- Moulage (-)

- Kesan panggul normal

- Pelepasan lender, darah dan air ketuban

6. Melakukan pemasangan infuse dengan drips oxytocin dan pemberian antibiotika ;


infuse drips oxytocin ½ ampul telah dipasang mulai dari 8 tts/I dan dinaikkan 4
tetes setiap 30 menit dan maksimalnya 40 tts/I, serta penyuntikan
7. Menganjurkan ibu teknik relaksasi sambil member intake makanan dan minuman

; ibu melakukannya dengan menarik nafas panjang melalui hidung dan


menghembuskan melalui mulut, ibu makan dan minum saat tidak ada his.
8. Melakukan pendokumentasian hasil observasi dan tindakan ; pendokumentasian
telah ditulis.
- Ketuban negative
- Persentase kepala UUK kiri depan
- Penurunan kepala hodge IV
- Penumbungan (-)
- Moulage (-)
- Kesan panggul normal
- Pelepasan lender, darah dan air ketuban
9. Melakukan pemasangan infuse dengan drips oxytocin dan pemberian antibiotika ;
infuse drips oxytocin ½ ampul telah dipasang mulai dari 8 tts/I dan dinaikkan 4
tetes setiap 30 menit dan maksimalnya 40 tts/I, serta penyuntikan
10. Menganjurkan ibu teknik relaksasi sambil member intake makanan dan minuman
ibu melakukannya dengan menarik nafas panjang melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut, ibu makan dan minum saat tidak ada his.
11. Melakukan pendokumentasian hasil observasi dan tindakan ; pendokumentasian
telah ditulis.
LANGKAH VII EVALUASI
Tanggal 16 juni 2014 jam 06.30 wita
1. Kala I berlangsung normal ditandai dengan
- His semakin adekuat 5 x dalam 10 menit durasi > 40”
- VT tanggal 16 juni 2014, jam 06.30 wita oleh bidan
 Vulva dan vagina tidak ada kelainan
 Portio melesap
 Pembukaan 10 cm
 Ketuban negative
 Persentase kepala UUK kiri depan
 Penurunan kepala hodge IV
 Penumbungan (-)
 Moulage (-)
 Kesan panggul normal
 Pelepasan lendir, darah dan air ketuban
2. Tidak terjadi infeksi jalan lahir
3. Tidak terjadi gawat janin ditandai DJJ 148 x/i
4. Kecemasan ibu dapat teratasi
5. Kondisi ibu baik, dengan TTV
- Tekanan darah 110/70 mmHg
-  Nadi 84 x/i
- Suhu 36,8 ºc
- Pernapasan 22 x/i
KALA II
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DS : ada dorongan kuat untuk mengedan, ada tekanan pada anus dan merasa
ingin BAB.
DO : perineum menonjol, vulva dan anus membuka, his 5 kali dalam 10 menit
durasi 40-50 detik, pemeriksaan dalam tanggal 16 juni 2014, jam 06.30
wita dengan hasil :
Vulva dan vagina tidak ada kelainan

Porsio tipis (melesap)


Pembukaan 10 cm

Ketuban negative

Persentasi kepaka (UUK) kiri depan


Penurunan kepala Hodge IV


 Penumbungan (-)
 Molase (-)
 Kesan panggul normal
 Pelepasan lender, darah dan air ketuban
LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Impakti Kala II dengan KPD
DS : ada dorongan kuat untuk meneran, ada tekanan pada anus dan
ingin BAB.
DO : his 5x dalam 10 menit dengan durasi 40-50 detik, perineum
menonjol vulva dan anus membuka, pemeriksaan dalam tanggal 16
juni 2014
 jam 06.30 wita dengan hasil portio tipis (melesap), pembukaan 10 cm
ketuban (-), penurunan kepala hodge IV, pelepasan lendir darah serta
air ketuban.

Analisa dan Interpretasi Data


Pada waktu kepala sampai dasar panggul, timbul suatu refleks yang menimbullkan
glottis, otot-otot perut berkrontasi dan diagfragma tertekan kebawah sehingga
timbul tenaga mengedan. Serviks mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi
saluran yang tipis dan tegang hal ini mengakibatkan tekanan yang hebat pada otot
dasar panggul dan bagian-bagian janin menekan flek syaraf yang menyebabkan
bertambahnya dilatasi serviks agar dapat keluar pintu dilatasi serviks maksimal
yaitu diameter 10 cm.(sarwono prawirohardjo hal 302)
LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi gawat janin
DS : ada pengeluaran air dari jalan lahir tanggal 15 juni 2014, jam 21.00 wita
DO : pemeriksaan dalam tanggal 16 juni 2014 jam 06.30 wita dengan
pembukaan
10 cm, ketuban (-), pelepasan lendir darah serta air ketuban, DJJ terdengar
148 x/i.
Analisa Dan Interpretasi Data
Pecahnya ketuban yang menjadi pelindung bayi dapat menyebabkan cairan
 berkurang sedikit demi sedikit sehingga berpotensi terjadi gawat janin. ( ilmu
kebidanan, hal : 679 )
LANGLAH VI TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Tidak ada data yang menunjang.
LANGKAH V RENCANA TINDAKAN
Tujuan :
- Kala II berlangsung normal.
- Tidak terjadi gawat janin

Kriteria :

- Pada primigravida berlangsung 1-2 jam

- Bayi lahir 30 menit, bernapas spontan, segera menangis dengan


A/S : 8/10
Intervensi

Tanggal 16 juni 2014

1. Lihat tanda dan gejala kala II

Rasional: menentukan tindakan selanjutnya jika mendekati persalinan

2. Pastikan kelengkapan alat partus set termasuk patahkan ampul oksitosin dan
masukkan spoit ke dalam wadah partus set.
Rasional: memudahkan pertolongan persalinan

3. Pakai alat pelindung diri

Rasional: menggunakan alat pelindung diri secara lengkap mengurangi resiko


terjadinya infeksi nasokomial.
4. Lakukan cuci tangan

Rasinal: menghilangkan mikroorganisme dan memperkecil resiko infeksi

5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam
Rasional: mencegah masuknya kuman agar tidak terjadi infeksi jalan
lahir
6. Ambil spoit dan isi dengan oksitosin kemudian letakkan ke wadah partus
set Rasional: mempersiapkan alat dalam keadaan siap paka
7. Bersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas
savlon Rasinal: mengurangi resiko terjadinya infeksi
8. Lakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan lengkap dan selaput ketuban

 pecah

Rasional: mengetahui kemajuan persalinan dan tindakan selanjutnya.

9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan ke dalam larutan clorin 0,5 %


dan rendam secara terbalik selama 10 menit.
Rasional: menghilangkan kuman yang terdapat pada handscoon

10. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi


selesai Rasional: memastikan keadaan janin baik
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin baik, meminta ibu meneran
saat his
Rasional: agar ibu tidak khawatir dengan janinnya, dan mempersiapkan diri saat

 persalinan.

12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
Rasional: agar ibu merasa nyaman dan melancarkan proses
persalinan
13. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat Rasional: mempercepat kelahiran bayi pada proses persalinan
14. Letakkan handuk bersih diatas perut ibu, saat kepala janin terlihat di vulva
dengan diameter 5-6 cm
Rasional: untuk mengeringkan tubuh bayi jika sudah lahir
15. Ambil doek steril, melipat 1/3 bagian dan meletakkan dibawah bokong
ibu Rasional: untuk menyokong perineum saat kepala bayi muncul
16. Buka tutup partus set

Rasional: mempermudah dalam mengambil alat yang siap pakai

17. Pakai sarung tangan DTT pada kedua


tangan Rasional: mencegah terjadinya
infeksi silang
18. Pimpin persalinan saat sub-occiput tampak dibawah simpisis, kemudian sokong
dengan tangan kanan untuk melindungi perineum dan tangan kiri menahan
 puncak kepala, setelah lahir kepala bersihkan jalan napas dengan kasa.

Rasional: dengan menyokong perineum dapat mencegah terjadinya rupture dan


agar kepala tidak terlalu cepat defleksi, serta bayi bernapas spontan.
19. Periksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi

Rasional: mengurangi resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir

20. Tunggu kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan

Rasional: menghindari terjadinya torsi pada leher akibat putaran paksi dalam

21. Pegang kepala bayi secara biparietal, gerakkan ke bawah hingga bahu depan
muncul dan gerakkan keatas untuk melahirkan bahu belakang.
Rasional: membantu kelahiran bayi untuk mencegah terjadinya robekan luas

22. Sangga kepala dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang lengan dan

 bahu.

Rasional: memudahkan pengeluaran badan bayi


23. Susuri punggung dengan tangan kiri ke arah bokong dan tungkai bawah dan

 pegang kedua mata kaki

Rasional: dengan sanggah susur mencegah lengan agar tidak tersangkut yang
dapat mengakibatkan rupture.
24. Lakukan penilaian pada bayi, posisi kepala lebih rendah dari badan

Rasional: dengan melakukan penilaian pada bayi maka dapat mempermudah


untuk mengetahui keadaan dan tindakan selanjutnya.
25. Keringkan tubuh bayi, ganti handuk yang basah dengan selimut yang
kering Rasional: mengurangi resiko terjadinya hipotermi pada bayi
26. Periksa kembali uterus untuk memastikan janin tunggal

Rasional: dengan memastikan janin tunggal atau ganda sehingga dapat ditentukan
tindakan selanjutnya.
27. Beritahu ibu akan disuntikkan oksitosin

Rasional: dengan diketahui oleh ibu maka tidak akan terjadi kesalahpahaman dan
memperbaiki kontraksi uterus.
28. Suntikkan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian paha kanan atas lateral, setelah

 bayi lahir dalam waktu 1 menit.

Rasional: dengan penyuntikkan oksitosin maka uterus dapat berkontraksi dengan

 baik.

29. Jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pangkal pusat, kemudian klem
kedua berjarak 2 cm.
Rasional: dengan menggunakan klem maka memudahkan untuk memotong tali

 pusat dan tidak terjadi semburan darah dari tali pusat.

30. Gunting tali pusat diantara kedua klem

Rasional: dengan menggunting tali pusat maka akan memutuskan hubungan


antara bayi dan ibu.
31. Pasangkan penjepit pada tali pusat

Rasional: mencegah terjadinya perdarahan pada tali pusat

32. Lakukan IMD dan selimuti ibu serta bayi kemudian pasangkan topi di kepala
bayi Rasional: mempererat tali kasih saying antara ibu dan bayi serta mencegah
terjadinya hipotermi.

LANGKAH IV IMPLEMENTASI

Tanggal 16 juni 2014

1. Melihat tanda dan gejala kala II ; adanya dorongan yang kuat untuk mengedan,
adanya tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan anus membuka.
2. Memastikan kelengkapan alat partus set termasuk patahkan ampul oksitosin dan
masukkan spoit ke dalam wadah partus set ; alat sudah lengkap ( handscoon,
gunting episiotomy, ½ koher, gunting tali pusat, doek steril, kateter nelaton, kasa
steril, penjepit tali pusat ) dan ampul oksitosin sudah dipatahkan.
3. Memakai alat pelindung diri ; sudah dipakai ( celemek, sepatu, topi,
kacamata,dan masker )
4. Melakukan cuci tangan ; sudah dilakukan

5. Memakai sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk pemeriksaan dalam ;
sarung tangan sudah dipakai.
6. Mengambil spoit dan isi dengan oksitosin kemudian letakkan ke wadah partus set

; spoit sudah diisi dengan oksitosin.

7. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kapas savlon ; vulva dan

 perineum sudah dibersihkan dengan gerakan dari vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam, pastikan pembukaan lengkap dan selaput ketuban

 pecah ; vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio tipis (melesap), pembukaan 10
cm, ketuban (-), persentase kepala UUK kiri depan, penurunan kepala hodge IV,
 penumbungan tidak ada, moulage tidak ada, kesan panggul normal, pelepasan
lendir darah dan air ketuban.
9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan ke dalam larutan clorin
0,5 % dan rendam secara terbalik selama 10 menit ; sarung tangan sudah
direndam.
10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi selesai ; DJJ terdengar dengan
frekuensi 148 x/i
11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan janin baik, meminta ibu
meneran saat his ; ibu mengerti mengenai yang dijelaskan.
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran ; keluarga

 bersedia membantu ibu.


13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat ; ibu
telah melaksanakan dengan baik.
14. Meletakkan handuk bersih diatas perut ibu, saat kepala janin terlihat di vulva
dengan diameter 5-6 cm ; sudah dilakukan
15. Mengambil doek steril, melipat 1/3 bagian dan meletakkan dibawah bokong ibu ;
sudah dilakukan.
16. Membuka tutup partus set ; ppenutup sudah dibuka

17. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan ; sarung tangan sudah dipakai.

18. Memimpin persalinan saat sub-occiput tampak dibawah simpisis, kemudian


sokong dengan tangan kanan untuk melindungi perineum dan tangan kiri
menahan puncak kepala, setelah lahir kepala bersihkan jalan napas dengan kasa ;
sudah dilakukan
19. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher bayi ; tidak ada lilitan pada leher

 bayi.

20. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan ; kepala sudah
melakukan putaran paksi luar.
21. Memegang kepala bayi secara biparietal, gerakkan ke bawah hingga bahu depan
muncul dan gerakkan keatas untuk melahirkan bahu belakang ; sudah dilakukan
dan bahu bayi telah lahir.
22. Menyangga kepala dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang
lengan dan bahu ; sudah dilakukan.
23. Menyusuri punggung dengan tangan kiri ke arah bokong dan tungkai bawah dan

 pegang kedua mata kaki ; sudah dilakukan

24. Melakukan penilaian pada bayi, posisi kepala lebih rendah dari badan ; bayi
menangis kuat, dan bergerak aktif, apgar score 8/10, jenis kelamin perempuan.
25. Mengeringkan tubuh bayi, ganti handuk yang basah dengan selimut yang kering ;
sudah dilakukan.
26. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan janin tunggal ; TFU setinggi pusat.

27. Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin ; ibu sudah mengerti dan mau
disuntik.
28. Menyuntikkan oksitosin 10 IU IM pada 1/3 bagian paha kanan atas lateral,
setelah bayi lahir dalam waktu 1 menit ; oksitosin sudah disuntikkan pada paha
ibu.
29. Menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pangkal pusat, kemudian
klem kedua berjarak 2 cm ; sudah dilakukan.
30. Menggunting tali pusat diantara kedua klem ; sudah dilakukan

31. Memasang penjepit pada tali pusat ; sudah dilakukan.

32. Melakukan IMD dan selimuti ibu serta bayi kemudian pasangkan topi di kepala

 bayi ; sudah dilakukan.

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 16 juni 2014


1. Kala II berlangsung normal ± 15 menit

2. Tidak terjadi gawat janin ditandai dengan

- Bayi baru spontan, menangis kuat dan bergerak aktif

- BB : 2.900 gram

- PBL : 48 cm

- Apgar score 8/10

Anda mungkin juga menyukai