Anda di halaman 1dari 10

Management Administration

and Health Policy


Dosen Pengampu : Dr.Rosidi Roslan, SKM, SH, SE,
S.IP, MM, MAP, MPHL, M.Si, CI.A

Eneng siti Fatimah


NPM.20210000046
Outbreaking MonkeyPox
Kerangka Pikir
Target
Kondisi
saat ini

Kondisi yang  Tidak terjadi KLB


diharapkan Monkeypox di Indonesia
 Terbentuknya Tim siaga
 Sejak Mei 2022, Monkeypox menjadi penyakit yang
Monkeypox
menjadi perhatian kesehatan masyarakat global, karena
dilaporkan dari negara non endemis. Sejak tanggal 13
Mei 2022, WHO telah menerima laporan kasus-kasus  Pencegahan dan
Monkeypox yang berasal dari Negara non endemis, pengendalian monkey pox
dan saat ini telah meluas ke 4 regional WHO yaitu  Komunikasi risiko dan
regional Eropa, Amerika, Eastern Mediterranean, dan
pemberdayaan masyarakat
Western Pacific.
 Kewaspadaan dini masuknya
 di 27 negara non-endemik Data Badan Kesehatan virus dari Negara lain
Dunia (WHO) dalam rentang waktu 13 Mei hingga 2
Juni 2022 pukul 17.00 waktu musim panas Eropa
Tengah (CEST), sekitar 780 kasus konfirmasi telah
dilaporkan dari 27 Negara

 Di Indonesia jumlah total dugaan kasus Monkeypox Akibat jika Jangka pendek (JPE) :
tercatat sekitar 75 kasus, terdiri dari 1 kasus tidak  Kasus Monkeypox tinggi
konfirmasi, 1 kasus suspek, dan 73 kasus discarded.. tertangani
Kemenkes RI, dikutip dari laman Kemenkes, Jangka Menengah (JME) :
(30/9/2022).
 Terjadi KLB Monkeypox

Jangka panjang (JPA) :


 Mutasi virus dan
Komplikasi serius dari virus
Monkeypox
Definisi Operasional

01 Tidak terjadi KLB


Monkeypox di
Indonesia 2023
 Virus Monkey pox tidak
ditemukan di Indonesia 02 Terbentuknya tim
satgas Mnkeypox
2023
 Pengendalian dan
pencegahan virus
Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Survei lapangan
Rapat Internal
SDM : 3 orang
SDM : 3 orang
Dana : Rp. 1.550.000
Dana : Rp. 800.000
Sarana : mobil, motor, Surat Pengantar Kegiatan, Surat Tugas, Tanda
Sarana : Laptop, Proyektor, ATK, Leaflet, Flash disk, dokumentasi
pengenal, Format Pendataan, ATK, dokumentasi
Prosedur : Diskusi & Tanya jawab
Prosedur : Survei
Output : Persiapan (Koordinasi tim) Tujuan :
Output : laporan
Tersusunnya strategi
pengendalian dan
pencegahan Kasus April-
April Monkeypox
Sasaran :
Mei
Tim internal Kesga
Dinas Kesehatan Kota Tarakan
Dinas kesehatan provinsi
Puskesmas
BPM/klinik kesehatan lainnya Juni
Koordinasi Media masa
SDM : 3 orang internal/eksternal
Dana : Rp. 550.000
Sarana : Surat undangan, dokumentasi
Prosedur : menyerahkan surat undangan ke lintas program dan Kegiatan
SDM : 3 orang
listas sektor
Dana : Rp. 10.500.000
Output : laporan
Sarana : : laptop, LCD proyektor, gedung serbaguna, kamera, lembar
kehadiran
Prosedur : presentasi, Tanya jawab
Output : laporan
Juni
PROGRAM SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
PENYEBAB MASALAH PENULARAN KASUS PENYAKIT BERISIKO WABAH di Kota X

LINGKUNGAN ALAT METODE

Sarana prasarana Kurangnya sosialisasi dan


Tempat periksa pelayanan Kurangnya advokasi kepada Tokoh
dan rujukan kesehatan belum penyuluhan masyarakat
terjangkau di terhadap
pasien belum semua lini masyarakat Kurangnya
terjangkau Tempat masyarakat sosialisasi kepada Adanya
resiko wabah
dengan mudah periksa masyarakat secara penularan kasus
penyakit yang
kesehatan langsung maupun penyakit
update
yang terbatas
melalui media berisiko
terjadinya
wabah di kota X

Sarana prasarana
pelayanan
kesehatan belum Kurangnya
terjangkau di pengetahuan Tidak semua petugas
semua lini masyarakat kesehatan mengetahui
masyarakat tentang gejala klinis dan
Penyakit penyebab terjadinya
Menular kasus

MATERIAL MANUSIA

6
Strategi Pencegahan dan Pengendalian
Monkeypox:
1.Pencegahan
2.Deteksi dan Tata laksana kasus
3.Pelaporan
Lanjutan…

A. Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan negara endemis C. Mengurangi kepanikan dan stigmatisasi
(utamanya penularan dari hewan ke manusia) 1. Monkeypox merupakan penyakit bergejala ringan dengan
1. Hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular monkeypox yang tingkat kematian sangat rendah. Gejala-gejala penyakit pada
diduga terinfeksi monkeypox seperti hewan pengerat, marsupial, primata umumnya dari monkepox dapat diobati dan dapat sembuh
non-manusia (mati atau hidup) dengan sendirinya tergantung imunitas penderita
2. Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar 2. Dukungan psikososial dapat disediakan untuk penderita
(bush meat) selama perawatan dan setelah keluar dari ruang isolasi
3. Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar
4. Gunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi
5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera
memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat
perjalanannya

B. Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan di negara non-endemis


(utamanya penularan dari manusia ke manusia)
1. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
6. Hindari kontak tatap muka /kontak fisik dengan siapa saja yang memiliki
gejala atau barang terkontaminasi
7. Gunakan APD
STRATEGI KOMUNIKASI RISIKO DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
1. Penyampai pesan/komunikator. Tunjuk juru bicara (jubir) yang memiliki
kewenangan dan kapasitas, serta dapat bekerja sama dengan baik;
2. Penerima pesan. Tetapkan khalayak mana yang menjadi target. Audiens yang
berbeda akan mendapatkan pesan melalui media/cara yang berbeda;
3. Pesan yang disampaikan. Berisi informasi mengenai cara penularan, gejala,
tindakan pencegahan, dan cara penanganan jika ada infeksi yang
dicurigai/dikonfirmasi (suspected, probable, confirmed))
4. Saluran/media komunikasi. Utamakan menggunakan saluran komunikasi resmi
yang dimiliki oleh instansi/lembaga pemerintah (website, media sosial, atau call
center). Bisa juga melalui publikasi media berbayar;
5. Pelibatan masyarakat. Libatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat
setempat, influencer, komunitas pemerhati kesehatan di dalam KIE;
6. Penanganan hoaks.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai