Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

UPAYA PENEMUAN KASUS DIARE PADA PROGRAM


P2PM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANGON I
KABUPATEN BANYUMAS

Disusun Oleh :
Kus Patrisia Brilianti G4A019008
Pembimbing Lapangan :
dr. Tulus Budi Purwanto
KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO 
2019
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES, OUTPUT,


OUTCOME, FEEDBACK, LINGKUNGAN) 02

SWOT (STRENGTH, WEAKNESS, OPPORTUNITY,


TREATH) 03

Pembahasan isu strategis dan alternative


pemecahan masalah 04

KESIMPULAN DAN SARAN 05


Latar Belakang

Diare merupakan salah satu masalah yang belum terselesaikan dengan tuntas di negara berkembang
seperti Indonesia. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), studi mortalitas, dan Riset
1 Kesehatan Dasar, diare merupakan penyebab kematian utama pada balitasetelah tuberkulosis dan
pneumonia.

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 dan 2016, angka kejadian diare adalah
2 214/1000 penduduk, kemudian 2017 meningkat menjadi 270/1000 penduduk

Pemerintah mengeluarkan kebijakan dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
diare antara lain melaksanakan penemuan penderita diare, tata laksana penderita diare sesuai
3 standar, meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB diare, serta
melakukan monitoring dan evaluasi.

Tingkat pencapaian target Puskesmas Wangon I tahun 2015 hanya 16,2 % kemudian mengalami
peningkatan tahun 2016 menjadi 55%, 2017 meningkat menjadi 65,2%, menurun pada 2018 menjadi
4 51,57%
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES, OUTPUT,


OUTCOME, FEEDBACK, LINGKUNGAN) 02

SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,


OPPORTUNITY, TREATH) 03

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN SARAN 05


Input

MONEY
Sumber anggaran program penemuan
kasus diare berasal dari BLUD dan BOK->
MAN cukup
5 Dokter umum
1 Dokter gigi
20 Bidan
18 Perawat
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat MATERIAL
2 Tenaga Kesehatan Lingkungan Ruang Pengobatan, PKD, Posyandu
1 Ahli tenaga laboratorium medis Transportasi dan alat angkut : 3 Ambulan, 2
1 Tenaga farmasi sepeda motor
1 Ahli gizi Logistik dan obat – obatan dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas
Input Cont’

MINUTE
Kegiatan penemuan kasus diare di
METHOD puskesmas rutin setiap hari, yaitu
Penemuan kasus diare dilakukan jumlah pasien diare yang datang ke
secara pasif di dalam Puskesmas dari balai pengobatan umum maupun rawat
laporan pasien rawat jalan maupun inap
rawat inap di Puskesmas.
Kegiatan di luar Puskesmas berupa
laporan jumlah penemuan pasien oleh MARKET
bidan desa maupun dokter praktek Seluruh masyarakat desa di wilayah
swasta belum maksimal dilakukan Puskesmas Wangon I
Proses

PERENCANAAN (P1)
Tahap perencanaan program penemuan dan
pendataan penyakit diare dengan rapat
perencanaan program yang mengacu kepada
Standar Pelayanan Minimal (SPM). Rapat
dilaksanakan awal tahun

PENGAWASAN, PENGENDALIAN,
PENGORGANISASIAN – PELAKSANAAN (P2) PENILAIAN (P3)
Tim Puskesmas Wangon I khususnya pemegang program P2PM, Pengawasan, pengendalian, dan penilaian terhadap
dokter, bidan merupakan pelaksana program tidak langsung dari penemuan penderita diare dilakukan dengan
program P2PM penemuan penderita diare. mengadakan rapat setiap bulan yang dihadiri oleh
Proses pelaksanaan dilakukan dengan mencatat penderita diare yang seluruh karyawan terutama pemegang program.
datang ke rawat jalan dan rawat inap puskesmas setiap hari melalui
Dalam rapat tersebut, pemegang program akan
resep untuk rawat jalan dan rekam medis. Pencatatan hanya
dilakukan di dalam puskesmas (pasif) dan belum diadakan di luar menjelaskan capaian sementara serta kendala yang
puskesmas (aktif) dihadapi untuk dilakukan evaluasi serta
penyelesaian masalahnya.
Output

Indikator Target Target Realisasi


Kabupaten Nasional
Banyumas
Penemuan
Januari - Oktober
Kasus Diare 80% 100%
79,09%
2019

Target penemuan penyakit diare (n) didasarkan pada penghitungan berikut :


n=
=
= 1306
Feedback Lingkungan

Mini lokakarya : satu bulan sekali


Rapat lintas program : dilakukan setiap bulan
Fisik :
Rapat lintas sektoral dilakukan setiap tiga bulan Terdapat 7 Desa di Puskesmas Wangon I.
Evaluasi tahunan Dengan luas wilayah kurang lebih 40 km2

Non Fisik :
Pendidikan paling banyak SLTP yaitu
31,26%
Pendapatan paling banyak yaitu 1,5-2 juta
rupiah
Outcome

Penurunan tingkat morbiditas dan mortalitas


akibat diare di Wilayah Puskesmas Wangon I
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


02
OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK,
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
Identifikasi Isu Strategis (Analisis SWOT)

STRENGTH
1. Input

Man Method Minute


Material
Adanya rapat pertemuan yang
diikuti oleh setiap karyawan Kegiatan pendataan kasus
Program penemuan penderita tiap bulan diare dilakukan setiap
diare dilakukan oleh satu Sarana prasarana hari
orang tenaga kesehatan yang memadai
berpengalaman memegang
program Pelaporan oleh bidan
Desa dari PKD dilakukan
setiap 1 minggu
Money
Logistik dan obat – obatan
Pembiayaan dari dana BLUD, Pelaporan dari Dokter
Puskesmas Wangon I memiliki berasal dari Dinas
BOK sudah cukup Praktek Swasta setiap 1
5 Dokter umum, 18 perawat, Kesehatan Kabupaten
bulan
dan 20 bidan yang dapat mem- Banyumas
bantu mendiagnosis diare
STRENGTH
2. Proses

 Bekerja sama dengan sektor lain


seperti KIA, bidan desa, kader
kesehatan dan dinas kesehatan,
pemerintah desa.
INPUT

WEAKNESS

Pemegang program P2PM Diare juga Program penemuan penderita diare hanya
bertugas dalam pelayanan di balai dilakukan secara pasif, yatu berdasarkan pasien
pengobatan rawat inap, sehingga yang datang ke balai pengobatan Puskesmas.
kurang fokus dalam mengerjakan Padahal, mungkin ada beberapa orang yang tidak
pencatatan penderita diare. memeriksakan dirinya saat menderita diare

Proses pencatatan dilakukan


dengan melihat resep yaitu
dengan melihat obat untuk diare
Belum ada jadwal rutin yang dibuat oleh pemegang
sehingga validitas serta data yang program untuk melakukan konseling mengenai
dibutuhkan selain diagnosis penyakit diare.
( lama menderita diare ) sulit
untuk diperoleh
INPUT

WEAKNESS

Kurangnya koordinasi antara pihak


pemegng program dan dokter di
Kurangnya motivasi dari pemegang program
balai pengobatan untuk lebih proaktif dalam penemuan kasus diare

Kurangnya pengawasan dan


evaluasi dari bidang manajemen Tidak adanya kader khusus untuk melaksanakan
pendataan diare
Puskesmas
OPPORTUNITY

 Terdapat standar pencapaian yang jelas dari Dinas Kesehatan


 Terdapat dana operasional kesehatan dari dinas kesehatan
 Adanya kegiatan rutin di tingkat RT/RW (PKK, rapat RT, rapat RW, pengajian) yang bisa dimanfaatkan untuk
menyampaikan penyuluhan agar ketika menderita diare segera melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat.
 Adanya dokter praktik mandiri, bidan desa, serta kader kesehatan setempat yang dapat membantu
melaporkan kasus diare

THREAT

 Masyarakat masih menganggap penyakit diare merupakan penyakit biasa dan tidak perlu penanganan
khusus
 Belum terjalinnya kerjasama yang baik antara masyarakat dengan tenaga kesehatan dan kader desa
terkait pencatatan diare
 Latar belakang pendidikan masyarakat yang beragam mempengaruhi kemampuan penyerapan informasi
tentang bahaya dari balita dengan gizi kurang dan pertumbuhan balita
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


02
OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK,
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
STRATEGIS DAN ALTERNATIF
PEMECAHAN MASALAH
SO WO
1. Meningkatkan kerjasama lintas program seperti 1. Meningkatkan frekuensi kunjungan rumah untuk
dengan bidang promosi kesehatan dalam program skrining penderita diare secara aktif.
penemuan kasus diare. 2. Mengadakan pertemuan rutin antara pihak
2. Berkoordinasi dengan bidan dan dokter praktek puskesmas dengan bidan dan kader desa terkait
swasta dalam pelaporan jumlah pasien diare kesulitan dalam kegiatan penemuan dan
penanganan penderita diare.
3. Pembentukan dan pelatihan kader khusus diare

ST WT
Membuat jadwal rutin penyuluhan terkait 1. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya perilaku hidup
bersih dan sehat, serta bahaya dari penyakit diare agar penyakit
pemcegahan, bahaya, dan penanganan diare diare tidak lagi disepelekan oleh masyarakat
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES, OUTPUT,


OUTCOME, FEEDBACK, LINGKUNGAN) 02

SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,


03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN SARAN 05


KESIMPULAN
• Data Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Wangon I tahun 2018 menunjukkan jumlah penemuan kasus
penderita diare di Puskesmas Wangon I adalah sebanyak 870 kasus atau dengan persentase sebesar
51,57%, dan berdasarkan data yang diperoleh dari bulan Januari-Oktober tahun 2019 terdapat 1033 kasus
diare atau dengan presentase 79,09% atau belum mencapai target.

• Berdasarkan analisis, kemungkinan masalah yang ditemukan dalam program penemuan penderita diare
di wilayah kerja Puskesmas Wangon I disebabkan oleh pemegang program P2PM Diare kurang terfokus
karena juga bertugas di bagian rawat inap Puskesmas, program penemuan penderita diare hanya
dilakukan secara pasif, serta kurangnya kerjasama yang baik antara puskesmas dan praktik swasta (dokter
dan bidan mandiri) dalam pelaporan data terkait temuan kejadian diare.
SARAN

1. Membuat jadwal rutin penyuluhan terkait pencegahan, bahaya, dan penanganan diare
2. Meningkatkan frekuensi kunjungan rumah terutama pada penderita diare
3. Menjalin kerjasama antara Puskesmas dan dokter praktik swasta, bidan praktek swasta,
serta Rumah sakit swasta untuk pelaporan kasus diare
4. Pembentukan dan pelatihan kader khusus diare
5. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya hidup bersih dan sehat, serta bahaya penyakit
diare sehingga penyakit diare tidak lagi disepelekan
 

DAFTAR PUSTAKA
DuPont HL. 1997. Guidelines on Acute Infectious Diarrhea in Adults. American Journal of Gastroenterology, 92
(11):1962-75.
 Farrar J, Hotez FJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White N. Acute diarrhea. Manson’s Tropical Diseases.
Elsevier; 2013.
Ilnyckyj A. 2001. Clinical Evaluation and Management of Acute Infectious Diarrhea in Adult. Gastroenterology
Clinics, 30 (3): 599-609.
 Kementerian Kesehatan. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI.
 Kementerian Kesehatan. 2017. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
 Dinas Kesehatan. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah.
Riddle, M., Herbert H., Bradley H. 2016. ACG Clinical Guideline: Diagnosis, Treatment, and Prevention of Acute
Diarrheal Infections in Adults. The American Journal of Gastroenterology, 111:602–6.
 
Setyowati V dan Setiyabudi R. 2016. Penyediaan Air Bersih, Penggunaan Jamban Keluarga, Pengelolaan
Sampah, Sanitasi Makanan dan Kebiasaan Mencuci Tangan Berpengaruh terhadap Kejadian Diare Umur 15-50
tahun. Medisains Jurnal Ilmu Kesehatan. 14(2): 38-45.
Simadibrata M, Daldiyono. Diare akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2010. p.548-56.
World Health Organization. 2005. The Treatment of Diarhhea : A Manual for Physician and Other Senior Health
Workers. Available from http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/43209/1/9241593180.pdf
TERIMAKASIH
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah SD SMP SMA/SMK
D2 D3 S1 S2
0.40% 1.00%2.22% 0.01%

17.09% 25.80%

22.09%
31.39%
Penghasilan
<500k 500k-1jt 1jt-1.5jt 1.5jt-2jt >2jt

11% 7%

18% 26%

38%
Pekerjaan
12000
10000 10827 11241

8000
6000 7014 7274

4000
3622 3550
2000 Jumlah
0 298 342 450
i an g an stri , a ir ks
i
gan as
i
g an a sa
an n du as tru n ik n J
e rt ba In g n s
ag
a un u a
P ta
m
ri k
,
Ko r d m ke
r st Pe ko g a
Pe L i
d an ba
m
um Le
um
n
uta
k
ng
A
Jumlah
14000

12000
11707 11898
10878
10000

8000
7818 Jumlah
6000 6707
5980
5526
4000

2000

0
Wangon Klapagading Klapagading Banteran Randegan Rawaheng Pangadegan
Kulon
Capaian Penemuan kasus Diare
90
80
70
60

50 Series 1
40

30
20
10
0
2017 2018 2019
Jumlah penemuan Kasus Diare 2019
250

200

150
Series 1
100

50

0
ar
i
a ri ret pr
il ei uni Ju
li tu
s
be
r
ber
n u ru a M J u s m o
Ja b M A
Ag e kt
Fe pt O
Se
140

120

100

80

60 Laki -laki
Perempuan
40

20

0
a ri ar
i
ret pr
il ei ni l i
tu
s
be
r er
u u a M Ju Ju s o b
Ja
n br M A u e m kt
Fe Ag pt O
Se

Anda mungkin juga menyukai