Definisi
Virus hepatitis C adalah nama yang telah diberikan salah satu jenis virus
hepatitis dari virus hepatitis lainnya (Hepatitis A, B, D, G, tt). Virus ini ditemukan
pada tahun 1989, dan menjadi penyebab kasus hepatitis NANB pasca transfusi.
Pada tahun 1970 dikenal kasus kasus hepatitis pasca transfusi. Virus hepatitis C
merupakan virus hepatitis dengan masa inkubasi yang lama dan sering ditandai
dengan gejala subklinis yang ringan , tetapi dengan tingkat kronisitas dan
menjadi kanker hati terus meningkat diseluruh dunia karena banyak orang terinfeksi
virus hepatitis C tiap tahunnya. Saat hati menjadi rusak, maka hati tersebut akan
memperbaiki sendiri dengan membentuk jaringan parut, jaringan parut ini disebut
B. Epidemiologi
Menurut WHO tahun 1999 kira-kira 170 juta orang terinfeksi hepatitis C atau
3% dari populasi dunia dan akan berkembang menjadi sirosis hepar dan kanker hati.
. Secara keseluruhan ada 130 negara dimana yang melaporkan terinfeksi HCV.
Data di Indonesia, pravelensi HCV Berkisar antara 0,5 – 3,4% menunjukkan sekitar
didaerah Pasifik diperkirakan sekitar 4,9%.Di Timur Tengah angka yang pernah
dilaporkan adalah 12% pada beberapa pusat penelitian. Transmisi HCV terjadi
terutama melalui paparan darah yang tercemar. Paparan ini biasanya terjadi pada
pengguna narkoba suntik, transfusi darah (sebelum 1992), pencangkokan organ dari
donor yang terinfeksi, praktek medis yang tak aman, paparan okupasional terhadap
darah yang tercemar, kelahiran dari ibu yang terinfeksi, hubungan seksual dengan
orang yang terinfeksi, perilaku seksual resiko tinggi dan kemungkinan penggunaan
kokain intranasal, di Amerika lebih dari 60% dari penderita hepatitis C yang baru
Indonesia, 2014).
Virus ini baru-baru ini ditemukan sebagai penyebab utama hepatitis non A,
non B yang diperoleh secara parenteral terutama melalui transfusi darah (Kementerian
C. Faktor Resiko
produknya dan jarum atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi. Dalam kegiatan
sehari-hari banyak resiko terinfeksi Hepatitis C seperti berdarah karena terpotong atau
mimisan, atau darah menstruasi. Perlengkapan pribadi yang terkena kontak oleh
penderita dapat menularkan virus Hepatitis C (seperti sikat gigi, alat cukur atau alat
manicure). Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada
Penularan Hepatitis C jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi
yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Walaupun demikian, jika sang ibu juga
3) Pasien Hemodialisa.
4) Petugas Kesehatan.
5) Orang yang menggunakan tattoo atau menindik tubuh dirumah dengan alat yang
tidak steril.
D. Patogenesis
Target utama HVC ini adalah sel-sel hati, setelah berada dalam sitoplasma hati
VHC akan melepaskan selubung virusnya dan RNA virus siap untuk melakukan
translasi protein dan kemudian replikasi RNA. Kecepatan replikasi VHC sangat besar,
meyeluruh HCV pada infeksi akut. Pada infeksi kronik, reaksi CTL yang relatif lemah
masih mampu merusak sel-sel hati dan melibatkan respon inflamasi hati tetapi tidak
bias menghilangkan virus maupun menekan revolusi genetic HCV sehingga kerusakan
menyebabkan aktivitas sel-sel stelata diruang disse hati. Sel-sel yang khas ini mula-
mula dalam keadaan ‘tenang’ (quiscent) kemudian berproliferasi dan aktif menjadi sel-
sel miofibroblas yang dapat menghasilkan matriks kolagen sehingga terjadi fibrosis dan
Virus hepatitis C memiliki angka mutasi atau perubahan genetik yang tinggi
sehingga sering muncul virus mutan yang dapat menghindari antibodi tubuh. Belum
lagi ditambah dengan tingginya produksi virus hepatitis C (mencapai 10 triliun kopi
virus perhari) sehingga memunculkan generasi virus yang beraneka ragam dan
memungkinkan meloloskan diri dari sergapan sistem kekebalan tubuh dan akibatnya
adalah belum ditemukannya vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus
hepatitis C.
E. Manifestasi Klinis
stadium, yaitu :
kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri
mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri
tekan.
menjadi normal lagi. Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari dewasa,
yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasa berbeda.
Umumnya infeksi akut HCV tidak memberi gejala atau hanya bergejala
minimal. Hanya 20-30% kasus saja yang menunjukan tanda-tanda hepatitis akut 7-8
minggu setelah terjadi paparan. Dari beberapa laporan yang berhasil mengidentifikasi
pasien dengan infeksi hepatitis C akut, didapatkan adanya gejala malaise, mual-mual
dan ikterus seperti halnya hepatitis akut akibat infeksi virus-virus hepatitis lainnya.
ALT meninggi sampai beberapa kali diatas batas normal tetapi umunya tidak sampai
lebih dari 1000 U/L. Umumnya, berdasarkan gejala klinis dan laboratorik saja tidak
F. Komplikasi
Infeksi HCV merupakan masalah besar karena sebagian besar kasus menjadi
hepatitis kronik yang dapat membawa pasien pada sirosis hati dan kanker hati. (7)
G. Diagnosa
• Antibodi terhadap virus C (menunjukkan bahwa orang tersebut telah terekspos pada
virus ini sebelumnya, tetapi tidak menunjukkan apakah virus ini masih ada di dalam
darah – bayi yang dilahirkan oleh wanita yang pernah menderita hepatitis C dapat
mempunyai antibodi dari ibunya pada kurang lebih tahun pertama hidupnya, tetapi ini
• Tes asam nukleik, misalnya PCR (menunjukkan bahwa virus ini ada di dalam darah)
• Tes jumlah virus (menunjukkan berapa banyak virus ada di dalam darah)
• Tes genotipe (menujukkan jenis mana virus ada di dalam darah – yang dapat
Biopsi hati (di mana sedikit hati diambil dan diperiksa dengan mikroskop)
menunjukkan jenis dan parahnya kerusakan hati dan mungkin membantu dalam
merencanakan perawatan.
dan memantau infeksi hepatitis C yaitu uji ELISA anti-HCV, HCV kualitatif, tes
assay, RIBA). Pemeriksaan ini diperkenalkan pada bulan Mei 1990 sebagai suatu tes
donor darah, dan telah menurunkan secara bermakna angka HCV yang berkaitan
dengan transfuse. Setelah virus hepatitis C dapat diklon, maka selayaknya vaksin untuk
H. Pengobatan
kali disetujui untuk dipakai pada penyakit ini lebih dari sepuluh tahun yang lalu.
Pada waktu itu obat ini diberikan 24 sampai 48 minggu sebagai kombinasi
Penginterferon dapat diberikan satu kali per minggu dan keuntungannya kadarnya
konstan di dalam darah. Ribavirin adalah suatu obat antivirus yang mempunyai
efek sedikit pada virus hepatitis C, tetapi penambahan Ribavirin dengan interferon
menambah respon 2 – 3 kali lipat. Kombinasi terapi ini dianjurkan untuk pengobatan
Terapi dengan Interferon 3 juta unit 3x perminggu selama 12-18 bulan, yang
hepatitis berat atau lanjut, HCV RNA, 50% mengalami remisi atau perbaikan 50%
kembali. Respon yang baik yaitu hilangnya HCV RNA yang tinggi pada genotip
HCV 1a dan 1b. lebih menguntungkan dengan penambahan ribavirin (Li & Lo, 2015).
Kriteria yang harus dipenuhi sebelum pemberian terapi Interferon: (Li &
Lo, 2015)
hepatic.
diatas normal.
5. Pemeriksaan laboratorium:
b. Hb > 12 g/dl
Ribavirin
Efek samping dari interferon meliputi gejala flu yang parah, iritasi, depresi,
kurang konsentrasi dan insomnia. Ribavirin dapat menyebabkan anemia, gout dan
mempengaruhi persalinan. Kedua obat tersebut dapat menyebabkan iritasi kulit dan
kelelahan.
Sejumlah kecil orang yang menggunakan obat kombinasi ini akan mengalami
psikosis dan keinginan bunuh diri. Untuk alasan tersebut, pengobatan dengan
interferon tidak direkomendasikan untuk penderita dengan riwayat depresi mayor tak
tekontrol.
Anda juga bukan penderita yang tepat untuk obat ini jika anda menderita
penyakit tiroid yang belum diobati, penyakit sel darah rendah atau autoimun, atau
Efek samping dari kombinasi obat ini biasanya menjadi parah pada minggu
pertama pengobatan Hepatitis C, tetapi dapat dibantu dengan obat anti sakit dan
Transplantasi hati
tranplantasi hati jauh lebih banyak daripada orang yang mendonasikan hatinya.
I. Pencegahan
Belum ada vaksin untuk HCV. Cara terbaik untuk mencegah infeksi HCV
adalah menghindari terkena darah yang terinfeksi HCV, misalnya tidak memakai
efesien Hepatitis C adalah melalui suntikan yang terkontaminasi oleh darah, misalnya
di saat memakai obat suntik. Jarum suntik dan alat suntik sebelum digunakan harus
steril dengan demikian menghentikan penyebaran penyakit Hepatitis C di antara
menjalankan kehidupan seks yang aman. Penderita Hepatitis C yang memiliki lebih
dari satu pasangan atau berhubungan dengan orang banyak harus memproteksi diri
Jangan pernah berbagi alat seperti jarum, alat cukur, sikat gigi, dan gunting
kuku, dimana dapat menjadi tempat potensial penyebaran virus Hepatitis C. Bila
melakukan manicure, tato dan tindik tubuh pastikan alat yang dipakai steril dan tempat
usahanya resmi.
teknisi laboratorium, dokter gigi, dokter bedah, perawat, pekerja ruang emergensi,
polisi, pemadam kebakaran, paramedis, tentara atau siapapun yang hidup dengan orang
yang terinfeksi, seharusnya sangat berhati-hati agar tidak terpapar darah yang
terkontaminasi.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Situasi dan Analisis Hepatitis. Infodatin, 1-8.
Li, H. C., & Lo, S. Y. (2015). Hepatitis C Virus: Virology, Diagnosis and Treatment. World Journal of
Hepatology, 1377-1389.
Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia. (2017). The 10th Liver Update & The Annual Scientific Meeting
Of Ina ASL/PPHI 2017. Jakarta: Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia.