Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN EVALUASI PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PEMBERIAN “ASI EKSKLUSIF”


PADA PROGRAM GIZI
DI PUSKESMAS KEBASEN

Disususn Oleh :
Wilvi Rahmannesa G4A017015
Pembimbing Lapangan :
dr. Leni Kurnaiti Jubaidah

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


JURUSAN KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO 
2019
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK, 02
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
OPPORTUNITY, TREATH) 03

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
LATAR BELAKANG
CAKUPAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF GIZI
Faktor utama kurang gizi  Nutrisi saat bayi
Kekurangan nutrisi 0-6 bulan  ggn Tumbang
dan rentan infeksi
37.3% 41.89%
CAKUPAN JATENG 2017
CAKUPAN NASIONAL 2018 AKB
Di 2018 menurun
Nasional 2016 = 32.007 Kasus (Kemenkes RI,
menjadi <35% 2017).
Di Puskesmas Kebasen 2018 = 8 kasus

51.07% 41.27% ASI EKSKLUSIF


Pemberian ASI dari 0-6 bulan tanpa tambahan
CAKUPAN KEBASEN 2018 lain.
CAKUPAN BANYUMAS 2017
Memiliki 10 manfaat untuk bayi dan ibu
(Kemenkes RI, 2019).

Target nasional 2018 = 47%


WHO MENGANJURKAN UNTUK MEMPROMOSIKAN
Target Nasional 2019 = 50% PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
(Renstra Kemenkes 2015-2019)
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK, 02
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
OPPORTUNITY, TREATH) 03

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

MAN MONEY
4 Dokter umum Sumber anggaran program gizi tentang ASI
1 Dokter gigi Ekslusif berasal dari BLUD  Telah
23 Bidan mencukupi
13 Perawat
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat MATERIAL
2 Tenaga Kesehatan Lingkungan FASILITAS INTERNAL = Pojok Laktasi, Balai
1 Ahli tenaga laboratorium medic Pengobatan (BP), Ruang Gizi Masyarakat, dan
1 Tenaga farmasi aula untuk kelas ibu hamil
2 Ahli gizi  belum mendapat konselor FASILITAS EKSTERNAL = 79 Posyandu dari 12
desa.
ASI Ekslusif
Media lain : poster, leaflet  dari Dinkes
Bantuan : kader 470 orang
tersebar di 12 desa
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

MINUTE
METHOD Penyuluhan kader 1 tahun sekali
penyuluhan disertai Tanya jawab serta alat Konseling : setiap bulan saat ANC
peraga, pencatatan.
terpadu, posyandu, kelas ibu hamil
Konseling, penyediaan pojok laktasi, IMD,
Konselor ASI
IMD : setelah melahirkan, konselor ASI
1x dalam setahun
MARKET
Bayi 0-6 bln (352)
Ibu hamil (700), ibu usia produktif, ibu
rumah tangga yang memiliki balita,
serta kader
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

PENGGERAKAN – PELAKSANAAN (P2)


PERENCANAAN (P1)
Penyuluhan 1x/th, konseling 1x/bulan tiap
Pemegang program membuat RUK 
Ditelaah dan disahkan  dan dijelaskan ANC terpadu, posyandu, IMD 1x saat ibu
rinci waktu pelaksanaannya  RPK melahirkan di PKM, konselor ASI belum
terlaksana
PENGAWASAN, PENGENDALIAN,
PENILAIAN (P3)
Evaluasi dilakukan oleh pemegang program
dan kepala puskesmas tiap bulan dalam
rapat UKM dan mini lokakarya setiap
minggu ke 2 hari kamis.
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

Indikator Target Target Target Realisasi


Puskesmas Banyuma Nasional
s

Pemberian 50%
ASI (2019)
50% 65% 41.27%
Eksklusif 47%
2018 (2018)
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

Mini lokakarya : satu bulan sekali


pada kamis minggu kedua,
Rapat UKM : dilakukan dua kali
dalam satu bulan pada minggu
pertama dan minggu keempat
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

Fisik :
Luas wilayah kebasen 53.99 KM2 yang meliputi
12 desa.
Kesulitan dalam jangkauan pelayanan karena
terlalu luas, luas bangunan puskesmas 374 m2

Non Fisik ::
pendidikan SLTP/sederajat : 17.596, dari
67.546. Sosial : belum terbuka informasi.
Tingkat kemiskinan 17%
Lingkungan

Input Proses Output Outcome

Umpan Balik

Mempengaruhi status gizi sehingga berdampak


pada kekurangan gizi
Tahun 2018 Di Puskesmas Kebasen, tercatat:
Rendahnya
Gizi buruk = 20 orang,
Cakupan ASI
Gizi Kurang = 146 orang
Eksklusif
AKB = 8 orang
Stunting = 409 orang
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


02
OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK,
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
STRENGTH
1. Mempunyai 2 orang yang ditempatkan dalam bidang gizi (Man)
2. Pencatatan ASI Eksklusif 2018 sudah cukup baik (Method)
3. Tercapainya program ANC terpadu (Method)
4. Selalu memberikan edukasi tentang ASI Eksklusif saat ANC Terpadu (Method)
5. Inisiasi Menyusui Dini sudah berjalan (Method)
6. Dana dari BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) untuk program-program kesehatan sudah mencukupi.
(Money)

WEAKNESS
1. Penempatan Pojok Laktasi kurang sesuai standar (Lingkungan)
2. Program konselor ASI Eksklusif belum diikuti oleh perwakilan gizi (Method, Minute, P2)
3. Konseling hanya terbatas pada ibu hamil, dan ibu yang memiliki bayi (Nakes selain gizi, Keluarga belum
memahami pentingnya ASI Eksklusif) (Market, Lingkungan)
4. Tidak adanya penilaian pemahaman (P1)
5. Belum terdapat program yang berisi praktek langsung cara menyusui dengan benar (P1)
6. Belum terdapat program yang membantu ibu hamil apabila ASI tidak keluar (P1)
7. Belum terciptanya perencanaan yang matang dalam penanggulangan masalah yg menyebabkan tidak
tercapainya cakupan pemberian ASI
OPPORTUNITY
1. Program pemerintah Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) mengandung unsur pemberian
ASI Eksklusif
2. Dirjen Kesmas tahun 2015-2019 mendukung ASI Eksklusif.
3. Posyandu Balita serta Poliklinik Kesehatan Desa (PKD)  mendukung program
4. Masyarakat yang sukarela bersedia menjadi kader kesehatan
5. Terdapat Pemasok fasilitas penyimpanan ASI yang murah
TREATH
1. Latar belakang pendidikan masyarakat yang beragam
2. ASI tidak keluar
3. tidak mempunyai fasilitas untuk menyimpan ASI
4. Banyak bayi baru lahir langsung diberi susu formula dipengaruhi oleh lingkungan /
keluarga
5. Tidak mempunyai kader khusus ASI Eksklusif
6. Kemampuan ekonomi keluarga dalam memberikan makanan kepada ibu menyusui
masih kurang
7. Tidak adanya aturan dari daerah yang dapat mengikat perilaku ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif
8. Banyak ibu-ibu yang merasa tidak nyaman saat menyusui ditempat umum.
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


02
OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK,
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
Pembahasan isu strategis dan alternative
pemecahan masalah

Tidak Pengaruh Pojok


Tidak adanya memiliki Lingkungan,
Kurangnya Laktasi
kader khusus fasilitas iklan, dan
pengetahuan belum
ASI Eksklusif penyimpanan orangtua. memadai
ASI
  STRENGTH WEAKNESS
1. Koordinasi pihak puskesmas dengan PKD yang 1. Pemda Mengadakan Workshop ASI
OPPORTUNI ada lainnya untuk tolak sponsor produsen susu untuk Nakes (W3-O1)
formula (S1-O3).
TY
2. Puskesmas Bekerjasama dengan pihak luar 2. Pihak gizi Mengikuti Pelatihan konselor
terkait pasokan logistik penyimpanan ASI (S1- ASI. (W2-O1)
O5).
3. Puskesmas Membentuk Desa Sayang Bayi  
(Penghargaan pada area yang memiliki Pojok
Laktasi) (S1-O4).
 
1. Puskesmas Membentuk Kader Khusus ASI 1. Puskesmas Membentuk klinik laktasi
THREAT Eksklusif (S1-T5) (konseling, pelatihan pijat payudara) kepada
2. Puskesmas Mengadakan Penyuluhan Bertingkat ibu, keluarga, pasangan yang ingin menikah.
(S4-T1) (W7-T2)
3. Puskesmas Mengoptimalkan IMD dengan 2. Puskesmas menginisiasi membuat program
penjelasan dihadapan ibu, orangtua, maupun Donor ASI sesuai ketentuan syariat islam dengan
keluarga (S5-T4) cara melakukan cek kesehatan gratis serta
4. Puskesmas Mendorong kebijakan (surat memberikan sertifikat sepersusuan (W6 ,7-T2,4)
pernytaan bidan mendukung program dan 3. Diharapkan bidang gizi memperbaiki
melaksanakan IMD serta ASI Eksklusif). (S1-T7) perencanaan untuk kegiatan berikutnya (W5,6-
5. Puskesmas Pemanfaatan media cetak (Poster : T4)
Menggalakan slogan (Jodohnya Bayi Ya ASI), 4. Puskesmas Memindahkan Pojok Laktasi
leaflet, kalender ASI, Billboard) serta elektronik Puskesmas Kebasen (agar sesuai standar
(video documenter ttg ASI, media sosial) (S6-T4) Permenkes No.75 Tahun 2014) (W1-T8)
 
LATAR BELAKANG 01

ANALISIS POTENSI (INPUT, PROSES,


02
OUTPUT, OUTCOME, FEEDBACK,
LINGKUNGAN)
SWOT (STRENGTH, WEAKNESS,
03
OPPORTUNITY, TREATH)

Pembahasan isu strategis dan alternative


04
pemecahan masalah

KESIMPULAN DAN 05
SARAN
KESIMPULAN

1. Angka keberhasilan cakupan program pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2018
yaitu hanya 41.27%. Target Cakupan Puskesmas 50%, target cakupan banyumas
65%, target cakupan Nasional 50%.

2. Masalah kurang tercapainya program secara umum: Kurangnya pengetahuan,


Tidak adanya kader khusus ASI, tidak memiliki fasilitas penyimpanan ASI Perah
bagi ibu pekerja, dipengaruhi oleh lingkungan, Ruang Pojok Laktasi Masih Kurang
Memadai.

3. Upaya yang dapat mendukung program : Mendorong pemerintah desa membuat


kebijakan , meningkatkan kemampuan Nakes atau Non-Nakes, peningkatan sistem
Pelayanan Kesehatan dengan memiliki klinik laktasi, membentuk “Desa Sayang
Bayi”, Peningkatan Promosi ASI Eksklusif melalui media cetak serta elektronik,
optimalkan IMD, dan bekerjasama agar mendapatkan fasilitas penyimpanan ASI.
SARAN
Masyarakat :
a. Agar memberikan feedback Puskesmas :
b. Lebih aktif mencari informasi a. segera membentuk kader khusus ASI
c. melaksanakan saran dari puskesmas, Eksklusif
bidan dan kader desa tentang pentingnya b. bekerjasama dengan pihak luar
ASI Eksklusif. Puskesmas dalam penyediaan fasilitas
penyimpanan ASI.
Bidan dan Kader Desa : c. meningkatan sistem Pelayanan
a. lebih aktif lagi melakukan penyuluhan Kesehatan serta meningkatkan
b. sebaiknya ikut berpartisipasi dalam kemampuan Nakes dan non-Nakes.
keanggotaan kader khusus ASI Eksklusif.
d. peningkatan dalam promosi kesehatan
c. mulai merencakanan program “Desa Sayang
Bayi” e. melakukan penyuluhan bertingkat
d. mengikuti pelatihan cara memijat payudara f. mewujudkan sarana pojok laktasi yang
dan pelatihan konselor ASI. sesuai standar.
 
DAFTAR PUSTAKA

Agam, I. Aminuddin, S. Citrakesumasari. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif di
Kelurahan Tamamaung Kecamatan Panakkukang Kota Makasar. Skripsi. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas
Kesehatan Masyarakat. UNHAS.

Goi, Misrawatie. 2013. Gizi Bayi. Jurnal Health and Sport. 7(1): 1-17.

Kemenkes RI. 2016. Pedoman Pekan ASI Sedunia (PAS) Tahun 2016. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2017. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2018. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.

Kemenkes RI. 2019. Inilah Sepuluh Manfaat ASI.. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Puskesmas Kebasen. 2018. Buku Profil Puskesmas Tahun 2018. Puskesmas Kebasen.
WHO. 2003. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva: World Health Organization.
TERIMAKASIH
LAMPIRAN
Desa ASI Eksklusif 6 bulan Bayi usia 0-6 bulan Presentase (%)

Adisana 33 96 34.38
Bangsa 20 84 23.81
Karangsari 6 43 13.95
Randegan 15 43 34.88
Kaliwedi 109 140 77.86
Sawangan 2 38 5.26
Kalisalak 14 109 12.84
Cindaga 83 134 61.94
Kebasen 35 77 45.45
Gambarsari 23 38 60.53
Tumiyang 6 19 31.58
Mandirancan 6 32 18.75

Total (Puskesmas) 352 853 41.27

Anda mungkin juga menyukai