Anda di halaman 1dari 58

KEBIJAKAN PROGRAM

KESEHATAN LANJUT USIA DALAM


PELAYANAN KEPERAWATAN

Dinas Kesehatan Kota Malang


Puskesmas

1
DEFINISI
Permenkes RI No 67 tahun 2015 : Tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lansia di Puskesmas :

Lanjut Usia : seseorang yang telah mencapai usia 60 th ke atas

Pra Lansia : umur 45 – 59 tahun

3
DEMOGRAFI LANSIA
INDONESIA
 Sensus Penduduk 2010: Jumlah lansia 18,1 juta jiwa
(7,6% dr total pddk)
 Tahun 2014 menjadi 18,781 juta (8,4%)
 Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah Lansia
terbanyak di dunia
 Kota Malang : >60 Tahun : L = 42.994
(Data BPS, 2019) P = 49.963
Lansia Resti (70+) : L = 13.671 P = 19.567
Pra Lansia : L = 75. 573 P = 85.044 4
LATAR BELAKANG
 TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN : MENINGKATKAN
DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT, DENGAN PERHATIAN
KHUSUS PADA PENDUDUK RENTAN --- > A.L PENDUDUK
LANSIA (≥ 60 TAHUN)
 PENDUDUK LANSIA --- > BUDAYA BANGSA INDONESIA : TEMPAT
YANG TERHORMAT DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT,
KEBIJAKSANAAN DAN PENGALAMAN HIDUP : JADI CONTOH
SERTA DIMANFAATKAN SECARA OPTIMAL.
 UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PADA LANSIA --- >
DIARAHKAN UNTUK MEMPERPANJANG USIA HARAPAN HIDUP
DAN MASA PRODUKTIF -- > KEMANDIRIAN, KESEJAHTERAAN
DAN PEMBERDAYAAN PADA KESEHATAN KELUARGA
5
SEBARAN POPULASI LANSIA MENURUT PROVINSI

6
L
A
N
D
A
S
A
N

H
U
K
U
M 10
FAKTOR
FAKTOR
PENGHAMBA
PENDUKUNG
T

GAP

PRAKONDISI
1.
1. Fasyankes
Fasyankes yang
yang ramah
ramah 1.UHH meningkat
Lansia
Lansia belum
belum tersedia
tersedia secara
secara -- > lansia ↑
memadai
memadai 2.Reg. Strategy for
2.
2. Kurangnya
Kurangnya pengetahuan
pengetahuan dan
dan Healthy Ageing
perhatian
perhatian masyarakat
masyarakat 3.Deklarasi
terhadap
terhadap kesehatan
kesehatan Lansia
Lansia Yogyakarta
3.
3. Anggapan
Anggapan sebagian
sebagian 4.RPJMN 2015-
masyarakat
masyarakat bahwabahwa Lansia
Lansia 2019
itu
itu identik
identik dengan
dengan ketidak
ketidak
berdayaan
berdayaan dan dan sakit-sakitan
sakit-sakitan

KONDISI SAAT INI


11
Kebijakan Peningkatan
Kesehatan LANJUT USIA

12
INDIKATOR UPAYA KESEHATAN LANJUT USIA

No INDIKATOR TARGET
2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Puskesmas yang 10% 20% 30% 40% 50%


menyelenggarakan pelayanan santun lanjut
usia sesuai standar

2 Lansia umur lebih atau sama dengan 60 56% 56% 56% 100% 100%
tahun mendapat pelayanan kesehatan
lansia di fasilitas kesehatan di wilayah
kerja puskesmas pada kurun waktu
tertentu
KEBIJAKAN PELAYANAN KESEHATAN LANJUT USIA
TUJUAN UMUM
Meningkatkan Kualitas hidup Lansia agar sehat, mandiri, produktif,
berguna dan sejahtera
TUJUAN KHUSUS
1.Meningkatkan kesadaran lansia untuk menjaga kesehatan
2.Meningkatkan peran serta keluarga & masyarakat dalam kegiatan
Kesehatan Lansia
3.Meningkatkan mutu pembinaan & pelayanan kesehatan bagi lansia
4.Meningkatkan koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor dan Mitra
lainnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pemberdayaan
Lansia dalam konteks Keluarga 14
SASARAN PROGRAM

LANGSUNG TAK LANGSUNG


Pra Lansia Keluarga
(45-59 th) Masyarakat tmpt Lansia
Lanjut Usia berada
(60-69 th) Organisasi sosial/
Lansia Risti Ormas
(> 70 th / 60 – 69 th dg Petugas kesehatan
masalah kes) Masy.luas
15
KEBIJAKAN YANG SUDAH
1.
DILAKUKAN
MENINGKATKAN UPAYA KESEHATAN BAGI LANJUT USIA DI
PELAYANAN KESEHATAN DASAR, DENGAN KONSEP
PUSKESMAS SANTUN LANJUT USIA
2. MENINGKATKAN UPAYA RUJUKAN KESEHATAN BAGI
LANJUT USIA MELALUI PENGEMBANGAN POLIKLINIK
GERIATRI TERPADU DI RUMAH SAKIT
3. MENINGKATAN MUTU PERAWATAN KESEHATAN BAGI
LANJUT USIA DALAM KELUARGA (HOME CARE) YANG
TERINTEGRASI DENGAN PERKESMAS, PIS-PK (PROGRAM
INDONESIA SEHAT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA)
4. MENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM UPAYA
KESEHATAN LANJUT USIA, MELALUI POSYANDU LANSIA
5. KERJASAMA DENGAN LS, PROFESI DAN LSM
KEBIJAKAN YANG SUDAH
DILAKUKAN

Upaya yang Perlu dipikirkan


dilakukan masih pengembangan konsep
menjadikan Lansia peningkatan peran
sebagai objek belum Lansia dalam
menjadikan sebagai meningkatkan status
subjek kesehatan Keluarga
INTEGRASI KESEHATAN LANSIA
DENGAN PIS-PK (Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga)

18
TIGAPILAR
PROGRAM INDONES IA S EHAT

PILAR-2 PILAR-1 PILAR-3


PENGUATAN YANKES PENERAPAN JAMINAN KES NAS (JKN)
--------------------------------------- PARADIGMA SEHAT ------------------------------------
ARAH KEBIJAKAN: ------------------------------------ KERANGKA PENDANAAN:
(1) PENGUATAN PHC, (2) PENDE- PENINGKATAN PENDANAAN PRO-
KATAN CONTINUUM OF CARE, (3) (1) PENGARUSUTAMAAN KES MOTIF & PREVENTIF, PENINGAKATAN
INTERVENSI BERBASIS HEALTH RISK DLM PEMBANGUNAN EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN KES.

(2) MENJADIKAN PROMOTIF PROGRAM:


PROGRAM: & PREVENTIF SBG PILAR UTAMA (1) PENYEDIAAN BENEFIT,
(1) PENINGKATAN AKSES TERUTAMA UPAYA KES (2) PENYELENGGARAAN SISTEM
PADA FKTP, ASURANSI SOSIAL (AZAS GOTONG
(2) OPTIMALISASI SISTEM RUJUKAN, (3) PEMBERDAYAAN
(3) PENINGKATAN MUTU ROYONG), (3) KENDALI MUTU &
MASYARAKAT KENDALI BIAYA  KIS .……….

19
DUA “SAYAP” PUSKESMAS

UKM PUSKESMAS UKP

JAMINAN
PENDEKATA
KESEHATAN
N KELUARGA
KELUARGA NASIONAL
SEHAT

20
PENDEKATAN “CONTINUUM OF CARE”
& “LIFE CYCLE”
BERKESINAMBUNGAN & THD SELURUH TAHAPAN
SIKLUS HIDUP MANUSIA

PENDEKATAN KELUARGA

21
PROGRAM KESEHATAN KELUARGA
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS •PENJARINGAN KES. PESERTA DIDIK
KEHIDUPAN
• PENJARINGAN KES. PESERTA DIDIK •BIAS
• KESPRO REMAJA •UKS
• KONSELING: GIZI HIV/AIDS,NAPZA DLL •PMT-AS
• PEMBERIAN TABLET
TAMBAH DARAH
ANAK SD BALITA
•KONSELING KESPRO
•PELAYANAN KB
•KIE KESPRO CATIN ANAK SMP/A & REMAJA
•PKRT a • PEMANTAUAN
erta m
PUS & WUS p PERTUMBUHAN &
hari pan
0
100 kehidu PERKEMBANGAN
• PMT
BAYI

PERSALINAN, NIFAS & LANSIA BERKUALITAS


PEMERIKSAAN
NEONATAL •ASI EKSKLUSIF
KEHAMILAN
•IMUNISASI
PR DASAR
O LENGKAP
D I R E MO
P
• MP-ASI
A V T
H U G N E N T IF , • P4K MENDORONG PERSALINAN
•PENIMBANGAN• POSYANDU LANSIA
O
KU LU SA IF • BUKU KIA DI FASYANKES
•PENINGKATAN KUALITAS
RE RA = H DIN • ANC TERPADU •APN (MAK III) DAN KF •VIT A
HA TIF ILI I • KELAS IBU HAMIL •IMD, VIT K 1 INJ, IMM HEP B •MTBS, MTBM HIDUP MANDIRI
B IL D A R
ITA N • FE & ASAM FOLAT •RUMAH TUNGGU •PERLAMBATAN PROSES
T IF • PMT IBU HAMIL •KEMITRAAN BIDAN DUKUN DEGENERATIF
• TT
22IBU HAMIL KB PASCA PERSALINAN • PERAN DALAM KES
PONED-PONEK
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
SPM ADALAH KETENTUAN MENGENAI JENIS DAN MUTU PELAYANAN
DASAR YANG MERUPAKAN URUSAN PEMERINTAHAN WAJIB YANG
BERHAK DIPEROLEH SETIAP WARGA NEGARA SECARA MINIMAL
(AKAN DITETAPKAN MELALUI PERATURAN PEMERINTAH)

Merupakan kewajiban bagi pemerintah Daerah untuk menjamin setiap warga negara
memperoleh kebutuhan dasarnya  Diberlakukan secara nasional untuk seluruh
Pemerintahan Daerah

UNTUK MENGAWAL PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DI DAERAH


DITETAPKAN SPM BIDANG KESEHATAN

SUMBER : UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG


PEMERINTAHAN DAERAH
SPM Bidang Kesehatan
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG
KESEHATAN

PERMENKES NOMOR 4 TAHUN 2019 TENTANG STANDAR PELAYANAN


MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN
TUJUAN UNTUK DILAKSANAKAN SECARA DINI
TUNTUTAN PUBLIK

25
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

PENERIMA
JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN
NO LAYANAN PERNYATAAN STANDAR
DASAR DASAR
DASAR

Setiap ibu hamil mendapatkan


Pelayanan Sesuai standar
1 Ibu hamil. pelayanan antenatal sesuai
kesehatan ibu hamil pelayanan antenatal.
standar.

Pelayanan Setiap ibu bersalin


Sesuai standar
2 kesehatan ibu Ibu bersalin. mendapatkan pelayanan
pelayanan persalinan.
bersalin persalinan sesuai standar.

Pelayanan Sesuai standar Setiap bayi baru lahir


3 kesehatan bayi baru pelayanan kesehatan Bayi baru lahir. mendapatkan pelayanan
lahir bayi baru lahir. kesehatan sesuai standar.

Sesuai standar Setiap balita mendapatkan


Pelayanan
4 pelayanan kesehatan Balita. pelayanan kesehatan sesuai
kesehatan balita
balita. standar.

26
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

JENIS LAYANAN MUTU LAYANAN PENERIMA


NO PERNYATAAN STANDAR
DASAR DASAR LAYANAN DASAR

Sesuai standar Setiap anak pada usia


Pelayanan
skrining kesehatan Anak pada usia pendidikan dasar
5 kesehatan pada usia
usia pendidikan pendidikan dasar. mendapatkan skrining
pendidikan dasar
dasar. kesehatan sesuai standar.
Setiap warga negara
Pelayanan Sesuai standar Warga Negara
Indonesia usia 15 s.d. 59
6 kesehatan pada usia skrining kesehatan Indonesia usia 15
tahun mendapatkan skrining
produktif usia produktif. s.d. 59 tahun.
kesehatan sesuai standar.
Setiap warga negara
Pelayanan Sesuai standar Warga Negara
Indonesia usia 60 tahun ke
7 kesehatan pada usia skrining kesehatan Indonesia usia 60
atas mendapatkan skrining
lanjut usia lanjut. tahun ke atas.
kesehatan sesuai standar.

Pelayanan Sesuai standar Setiap penderita hipertensi


Penderita
8 kesehatan penderita pelayanan kesehatan mendapatkan pelayanan
27
hipertensi.
hipertensi penderita hipertensi. kesehatan sesuai standar.
SPM KESEHATAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

JENIS LAYANAN PENERIMA


NO MUTU LAYANAN DASAR PERNYATAAN STANDAR
DASAR LAYANAN DASAR
Pelayanan kesehatan Sesuai standar pelayanan Setiap penderita Diabetes Melitus
Penderita Diabetes
9 penderita Diabetes kesehatan penderita mendapatkan pelayanan kesehatan
Melitus.
Melitus Diabetes Melitus. sesuai standar.
Pelayanan Kesehatan Orang dengan Setiap orang dengan gangguan jiwa
Sesuai standar pelayanan
10 orang dengan gangguan gangguan jiwa (ODGJ) berat mendapatkan
kesehatan jiwa.
jiwa berat (ODGJ) berat. pelayanan kesehatan sesuai standar.
Setiap orang dengan TB
Pelayanan kesehatan Sesuai standar pelayanan
11 Orang dengan TB. mendapatkan pelayanan TB sesuai
orang dengan TB kesehatan TB.
standar.

Orang berisiko
terinfeksi HIV (ibu
Setiap orang berisiko terinfeksi HIV
hamil, pasien TB,
(ibu hamil, pasien TB, pasien IMS,
Pelayanan kesehatan Sesuai standar pasien IMS,
waria/transgender, pengguna napza,
12 orang dengan risiko mendapatkan pemeriksaan waria/transgender,
dan warga binaan lembaga
terinfeksi HIV HIV. pengguna napza, dan
pemasyarakatan) mendapatkan
warga binaan
pemeriksaan HIV sesuai standar.
lembaga
pemasyarakatan).

28
IMPLEMENTASI DAN UPAYA PENCAPAIAN SPM
PELAYANAN PARIPURNA KESEHATAN USIA LANJUT

1. Pengukuran tinggi badan, berat badan dan lingkar


perut
2. Pengukuran tekanan darah
3. Pemeriksaan gula darah dan kolesterol
4. Pemeriksaan gangguan mental
5. Pemeriksaan gangguan kognitif
6. Pemeriksaan tingkat kemandirian usia lanjut
7. Anamnesa perilaku berisiko
CAPAIAN KINERJA

CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DALAM MEMBERIKAN


PELAYANAN KESEHATAN SESUAI STANDAR PADA WARGA NEGARA USIA 60 TAHUN
ATAU LEBIH DINILAI DARI CAKUPAN WARGA NEGARA BERUSIA 60 TAHUN ATAU
LEBIH YANG MENDAPATKAN SKRINING KESEHATAN SESUAI STANDAR MINIMAL 1
KALI DI WILAYAH KERJANYA DALAM KURUN WAKTU SATU TAHUN.

31
PERHITUNGAN

PERSENTASE WARGA NEGARA USIA 60 TAHUN KE


ATAS MENDAPATKAN SKRINING KESEHATAN
SESUAI STANDARD

= JUMLAH WARGA NEGARA BERUSIA 60 TAHUN


ATAU LEBIH YANG MENDAPAT SKRINING
KESEHATAN SESUAI STANDAR MINIMAL 1 KALI
YANG ADA DI SUATU WILAYAH KERJA
KABUPATEN/KOTA DALAM KURUN WAKTU SATU
TAHUN (NOMINATOR)

X 100
%
JUMLAH SEMUA WARGA NEGARA
32
BERUSIA 60
TAHUN ATAU LEBIH YANG ADA DI SUATU WILAYAH
INTEGRASI PELAKSANAAN PROGRAM
MELALUI PENDEKATAN KELUARGA
PELAYANAN SPM
INDIKATOR KELUARGA SEHAT
1.Pelayanan Antenatal
2.Pelayanan Persalinan
3.Pelayanan Kesehatan BBL
A.Program GIZI KIA 4.Pelayanan Kesehatan Balita
1.Keluarga mengikuti KB 5.Skrining Kesehatan pada Usia Pendidikan
2.Ibu bersalin di Faskes Dasar
3.Bayi mendapat Imunusassi dasar Lengkap 6.Skrining Kesehatan Usia 15-59 th
4.Bayi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan 7.Skrining Kesehatan Usia > 60 th
5.Pertumbuhan balita 8.Pelayanan Kesehatan Penderita
B. Pengendalian Penya.Menular & Tidak Hipertensi
Menular 9.Pelayanan Kesehatan Penderita DM
6. Penderita TB Paru berbuat sesuai 10.Pelayanan Kesehatan ODGJ
11.Pelayanan TB sesuai Standar
standar
12.Pemeriksaan HIV untuk Orang berisiko
7. Penderita hipertensi berobat teratur
8. Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan
C. Perilaku dan Kesehatan Lingkungan
9. Tidak ada anggota keluarga yang SPM
merokok
10. Keluarga mempunyai akses terhadap •Manajemen
air bersih UPAYA
11. Keluarga mempunyai akses atau • Pembiayaan
KESEHATA
menggunakan jamban sehat •SDM
12. Sekeluarga menjadi anggota N
JKN/akses •Sarpras dan
NSP Farmasi
K •LITBANG
MAPPING
PROGRAM LAIN UNTUK LANSIA
PROGRAM ASISTENSI
REHABILITASI SOSIAL (ATENSI)
DAN SENTRAL LAYANAN SOSIAL
(SERASI)
Program ATENSI dan SERASI merupakan reformasi dari fungsi
balai-balai yang berada di bawah naungan kementerian sosial, sehingga balai
dapat melakukan layanan rehabilitasi sosial berbasis keluarga. Balai pelaksana
yang telah menerapkan program ATENSI dan SERASI antara lain balai budi
dharma bekasi, balai gau mabaji di gowa, dan balai loka minaula di kendari.
Program ATENSI dan SERASI bukanlah panti, melainkan tempat rehabilitasi,
artinya lansia yang dititipkan akan menjalani terapi agar lebih berdaya lagi,
misalnya terapi keterampilan, dan yang lainnya. Namun mereka akan
dikembalikan lagi kepada keluarganya sehingga tidak tinggal di balai terus-
menerus. Sampai saat ini baru ada 10 provinsi yang memiliki balai rehabilitasi
yang menerapkan program ATENSI dan SERASI.

39
ASISTENSI SOSIAL LANJUT USIA
TERLANTAR (ASLUT)

ASLUT adalah bagian rehabilitasi sosial untuk membantu lansia


terlantar atau non potensial agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar
hidup yang layak. Target sasaran lansia yang mendapatkan program tahun
2019 adalah 30.000 orang dengan nilai bantuan adalah rp 24.000.000,-
/tahun/lanjut usia.

40
HOME CARE

Pelaksanaan layanan home care oleh petugas kesehatan, terutama


bagi lansia risiko tinggi (risti), lansia yang tinggal sendirian, serta lansia
dengan ketergantungan sedang dan berat melalui kunjungan rumah, namun
dilakukan dengan tetap mematuhi protokol pencegahan penularan COVID-19.
Layanan yang diberikan pada homecare sesuai kebutuhan individu pasien
lansia, baik terkait tindakan perawatan jangka panjang pada lansia dan edukasi
tentang upaya pencegahan penularan COVID-19 bagi lansia dan pendamping
lansia. Home care atau disebut juga program pendampingan sosial lansia non
potensial melalui perawatan di rumah sebagai wujud perhatian terhadap lansia
dengan mengutamakan peran masyarakat berbasis keluarga.

41
FAMILY SUPPORT

Adalah setiap upaya yang ditujukan kepada lansia potensial guna


memperkuat keberfungsian fisik, psikologis, sosial, dan spiritual maupun ekonomi
dengan dukungan dan penyertaan keluarga lansia. Tujuannya adalah memberikan
bantuan dan dukungan kepada lansia potensial agar mereka terlindungi dari risiko
sosial, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraannya. Adapun
target sasaran program ini tahun 2019 sebanyak 7.000 orang.

42
ASISTENSI SOSIAL MELALUI
LEMBAGA KESEJAHTERAAN
SOSIAL LANJUT USIA
(LKS-LU)
Target sasaran asistensi sosial melalui lembaga kesejahteraan
sosial lanjut usia potensial maupun non potensiasl tahun 2019 adalah
2.655 orang.

43
LANSIA YANG MEMPEROLEH
PELAYANAN SOSIAL MELALUI
RESPON KASUS
Sasaran target lansia potensial maupun non potensial pada tahun
2019 adalah 8.390 orang.

44
PROGRES LU (PROGRAM
REHABILITASI SOSIAL LANJUT
USIA)
Program rehabilitasi sosial lanjut usia adalah upaya yang ditujukan untuk membantu lansia
dalam memulihkan dan mengembangkan keberfungsian sosialnya. Progres LU terdiri dari:
1)Bantu LU (bantuan bertujuan lanjut usia), berupa bantuan sosial non tunai sebesar rp.
200.000 per orang per bulan.
2)Perawatan sosial dalam keluarga/balai, berupa bantuan sosial sebesar rp. 1.200.000 per
orang / tahun melalui LKS LU.
3)Dukungan keluarga yang mengurusi lanjut usia, berupa bantuan sosial non tunai sebesar
rp. 3.000.000 per orang per tahun.
4)Terapi, berupa bantuan sosial sebesar rp. 1.350.000 per orang per tahun melalui LKS LU.

45
PENDAMPING SOSIAL
PROFESIONAL LANJUT USIA
Pemberdayaan tenaga kesejahteraan sosial yang berasal dari masyarakat yang melakukan koordinasi
dan pendampingan pada semua program rehabilitasi sosial lanjut usia serta ditempatkan di daerah
(pusat, provinsi, kabupaten/kota, balai/loka rehabilitasi sosial lanjut usia). Program pendamping
sosial terdiri :

1)Respon kasus, berupa penjangkauan kasus dalam rangka Assesment dan intervensi kedaruratan
lanjut usia.

2)Manajemen kasus, berupa pelaksanaan koordinasi melalui Pertemuan antar institusi/ahli terkait
permasalahan lanjut usia.

3)Honor, berupa pembayaran imbalan kepada pendamping Sosial lanjut usia yang bersifat mengikat
sebesar rp. 2.500.000 Per orang per bulan.

4)Tali asih, berupa pembayaran imbalan kepada pendamping Sosial lanjut usia yang bersifat tidak
mengikat, sesuai dengan Karakteristik kegiatan.
46
DUKUNGAN TEKNIS LANJUT USIA

Komponen kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung kegiatan utama


program rehabilitasi sosial lanjut usia, yang terdiri dari :
1)Rapat koordinasi bimbingan & terpadu
2)Monitoring terpadu, berupa monitoring terintegrasi antarkegiatan
3)Evaluasi terpadu, berupa evaluasi terintegrasi antar kegiatan

47
DUKUNGAN AKSESIBILITAS
LANJUT USIA
Bantuan sosial yang diberikan kepada lanjut usia potensial dan non
potensial dalam bentuk pemenuhan hak hidup layak dan aksesibilitas,
yang terdiri dari:
1)Pemenuhan hak hidup layak, berupa bantuan sosial bagi lanjut usia
yang berada dalam situasi darurat dengan nilai sebesar rp. 750.000 per
orang.
2)Bimbingan dan dukungan aksesibilitas, berupa bantuan sosial bagi
lanjut usia yang mengalami hambatan mobilitas dan aksesibilitas dengan
nilai sebesar rp. 750.000 per orang.
48
DUKUNGAN KEGIATAN LAINNYA,
ANTARA LAIN :
1) Pengembangan kawasan ramah lansia
2) Asistensi perubahan UU no. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia
3) Day care
4) Penguatan dan pengembangan mitra
5) Peningkatan akreditasi lembaga
6) HLUN (hari lanjut usia nasional)
7) Rekruitmen dan pengembangan pendamping sosial lanjut usia
8) Penghargaan kesejahteraan sosial
9) NSPK (norma, standar, prosedur, & kriteria)
10) Monev (monitoring & evaluasi) terpadu

49
Program yang dikembangkan oleh kementerian kesehatan untuk mewujudkan lansia SMART
adalah program yang dikembangkan oleh kementerian kesehatan untuk mewujudkan lansia
SMART adalah:
1.Pengembangan dan Penguatan Pelayanan dasar, melalui Pengembangan Puskesmas yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan Santun Lansia. Santun Lansia dilaksanakan secara
komprehensif meliputi upaya promotif, preventif kuratif, rehabilitative dan rujukan kepada
Lanjut Usia, yang dilakukan secara proaktif, baik, sopan, memberikan kemudahan dan
dukungan bagi lansia.
2.Pengembangan Pelayanan Rujukan, melalui Pengembangan Rumah
Sakit yang mempunyai pelayanan Geriatri Terpadu.
3.Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia.
Kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan dari tenaga kesehatan
Puskesmas/sektor terkait. Kegiatan ini menitik beratkan pada upaya promotif dan preventif
serta deteksi dini.
4.Peningkatan Pemberdayaan Lansia dalam keluarga/masyarakat. Proses pemberian
informasi, kemampuan dan motivasi bagi lansia agar mereka berperilaku sehat, berperan
dalam mengembangkan perilaku sehat dan mampu memberi solusi apabila ada kesehatan
dalam keluarga dan masyarakat.

50
5. Peningkatan Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan kesehatan
masyarakat. Ditujukan bagi Lansia yang tidak mampu secara fungsional untuk
mandiri di rumah namun tidak ada indikasi untuk dirawat di RS dan secara teknis
sulit untuk berobat jalan
6. Pengembangan pelayanan Long Term Care/Perawatan Jangka Panjang (PJP). PJP
dikembangkan dengan memperhatikan aspek budaya yang masih
mempertahankan model keluarga besar.
7. Peningkatan pelayanan integrasi dengan Lintas Program melalui pendekatan
siklus hidup. Lansia sehat, aktif dan mandiri dapat dipersiapkan sejak dini sebagai
pendekatan siklus hidup. Pelayanan kepada lanjut usia dilakukan secara
terintegrasi yang melibatkan lintas program.
8. Peningkatan kemitraan dengan LS, Toma, Toga, LSM, Ormas, Swasta, dll.
Peningkatan kemitraan disesuaikan dengan bidang dan kemampuan masing-
masing dengan prinsip kesetaraan dan keterbukaan. Di tingkat kecamatan dapat
dibentuk kelompok kerjapembinaan lanjut usia yang terdiri dari unsur lintas
sektor, LSM, generasi muda, tokoh masyarakat, kader dsb,

51
9. Bina keluarga lansia (BKL) program ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup para lansia. Kegiatan yang dilakukan antara lain
penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan serta pelaporan.
10. Pos Layanan Terpadu Lansia. Posyandu Lansia adalah suatu wadah
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk
melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya
dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat
(LSM), lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi
sosial dan lain-lain dengan menitikberatkan pelayanan Kesehatan pada
upaya promotif dan preventif
11. Puskesmas Santun Lansia. Puskesmas santun lansia adalah puskesmas
yang menyediakan ruang khusus untuk melakukan pelayanan bagi
kelompok usia lanjut yang meliputi pelayanan kesehatan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
12. Program Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia pada Era Pandemi COVID-19

52
Langkah-langkah pencegahan penularan covid-19 bagi lansia secara umum
adalah sebagai berikut:
1.Tetap tinggal di rumah/panti wreda/senior living dan melakukan kegiatan
rutin sehari-hari.
2.Menjaga jarak (1 meter atau lebih) dengan orang lain, hindari bersentuhan,
bersalaman atau bercium pipi, serta jauhi orang sakit.
3.Menjaga kebersihan tangan dengan cara sering cuci tangan dengan sabun
atau dengan hand sanitizer, serta hindari menyentuh mata, hidung dan mulut.
4.Lansia maupun pendamping selalu memakai masker.
5.Bila batuk atau bersin, tutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian
dalam atau tisu.
6.Istirahat dan tidur yang cukup, minimal 6-8 jam sehari atau lebih.

53
7. Menjaga lingkungan tempat tinggal agar sirkulasi udara baik dan terpapar
sinar matahari.
8. Makan makanan dengan gizi seimbang (cukup karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral). Selain itu minum yang cukup, dan bila
diperlukan minum multi vitamin serta hindari dan hentikan merokok.
9. Melakukan aktivitas fisik yang cukup di rumah, seperti olahraga ringan
didalam rumah menggunakan video tutorial, mengurus tanaman disekitar
rumah sambil berjemur di pagi hari, membuat kreativitas tangan untuk
melatih motorik, membaca buku dan mengisi teka teki silang untuk
mencegah penurunan kognisi, beribadah, memasak makanan yang
disukai atau aktivitas lain yang menyenangkan.
10. Jauhi keramaian, perkumpulan dan kegiatan sosial, seperti arisan, reuni,
rekreasi, pergi berbelanja dan lain-lain.
54
11. Menjaga kesehatan jiwa dan psikososial lansia dengan cara menghindari
berita/informasi yang memancing rasa khawatir berlebihan, dan lebih
banyak mengakses berita/informasi positif yang memberi sugesti dan
keyakinan baik serta membangkitkan optimisme. Selain itu tetap
menjalin komunikasi dan silaturahmi dengan anak, cucu dan kerabat lain
maupun teman melalui komunikasi jarak jauh, atau mengatur jadwal
kunjungan dengan tetap emperhatikan protokol pencegahanpenularan
12. Lansia yang mempunyai penyakit kronis (seperti Hipertensi, Diabetes
atau penyakit menahun lainya) dapat melakukan pemantauan kesehatan
mandiri di rumah menggunakan alat kesehatan sederhana, seperti alat
tensimeter digital, thermometer digital, alat cek darah sederhana. Selain
itu pastikan obat-obatan rutin yang harus diminum setiap hari dalam
jangka waktu lama tetap cukup persediaannya di rumah.

55
13. Lansia dianjurkan untuk tidak pergi berobat ke Puskesmas atau ke rumah sakit, kecuali
Mengalami tanda-tanda kegawatdaruratan :
 perubahan kesadaran (bicara meracau, Tidak nyambung, lebih sering mengantuk,
Tiba-tiba mengompol).
 Nyeri dada yang memberat.
 Diare, muntah-muntah, tidak mau makan,
 Lemas yang memberat, demam tinggi ≥ 38
 Jatuh yang menyebabkan nyeri Hebat/kecurigaan patah tulang/ pingsan.
 Nyeri yang memberat.
 Perdarahan yang sukar berhenti.
 Sesak napas yang memberat.
 Gangguan saraf mendadak (kelemahan Anggota badan, sakit kepala hebat, bicara
Pelo, kejang).

56
TERIMA KASIH

58

Anda mungkin juga menyukai