Anda di halaman 1dari 2

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pemilihan program P2PM diare sebagai salah satu masalah di Puskesmas

Wangon I karena penemuan penderita diare belum mencapai target. Data

Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) Wangon I tahun 2018 menunjukkan

jumlah penemuan kasus penderita diare di Puskesmas Wangon I adalah

sebanyak 870 kasus atau dengan persentase sebesar 51,57%. Berdasarkan

analisis, kemungkinan masalah yang ditemukan dalam program penemuan

penderita diare di wilayah kerja Puskesmas Wangon I disebabkan oleh

pemegang program P2PM Diare kurang terfokus karena juga bertugas di

bagian rawat inap Puskesmas, program penemuan penderita diare hanya

dilakukan secara pasif, serta kurangnya kerjasama yang baik antara puskesmas

dan praktik swasta (dokter dan bidan mandiri) dalam pelaporan data terkait

temuan kejadian diare.

Dengan melihat beberapa kemungkinan penyebab masalah yang ada,

penulis mengusulkan alternatif pemecahan masalah yaitu menjalin kerjasama

dengan kader, klinik swasta, serta rumah sakit swasta dalam pencatatan kasus

penemuan diare di wilayah kerja Puskesmas Wangon I. Selain itu,

pengawasan dan evaluasi terhadap semua program khususnya program

penemuan kasus diare perlu ditingkatkan agar kinerja pemegang program

dapat lebih optimal dan terkendali.

41
42

B. Saran

1. Pemegang Program P2PM Diare disarankan untuk fokus memegang 1

program di Puskesmas sehingga dapat melakukan tugasnya secara

optimal.

2. Membuat jadwal rutin kegiatan penyuluhan terkait pencegahan, bahaya,

dan penanganan diare atau ketika ada kegiatan rutin di tingkat RT/RW

(PKK, rapat RT, rapat RW, pengajian).

3. Meningkatkan frekuensi kunjungan rumah terutama pada penderita diare

guna memberikan penanganan yang cepat dan tepat. Alangkah lebih

baiknya, kunjungan rumah lebih ditekankan untuk skrining penderita diare

secara aktif.

4. Menjalin kerjasama antara masyarakat dengan kader kesehatan sehingga

semua kejadian diare di masyarakat dapat diketahui guna mendapatkan

penanganan lebih optimal.

5. Mengadakan pertemuan rutin antara pihak puskesmas dengan bidan dan

kader desa terkait kesulitan dalam kegiatan penemuan dan penanganan

penderita diare.

6. Berkoordinasi dengan bidan dan dokter praktik mandiri dalam pelaporan

jumlah pasien diare yang ditemukan dan ditangani, sehingga angka

penemuan diare dapat didata secara menyeluruh di wilayah kerja

Puskesmas I Wangon.

42

Anda mungkin juga menyukai