Anda di halaman 1dari 3

IV.

PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF

PEMECAHAN MASALAH

A. Pembahasan Isu Strategis

Berdasarkan data SPM Puskesmas Wangon I menunjukkan jumlah

penemuan kasus penderita diare di Puskesmas Wangon I pada tahun 2018

sebanyak 870 kasus atau dengan persentase sebesar 51,57%. Target

pemerintah terhadap penemuan kasus diare adalah 80%. Artinya target

penemuan kasus diare di Puskesmas Wangon I belum tercapai. Hal ini

merupakan salah satu masalah yang terdapat di Puskesmas Wangon I. Untuk

mendapatkan alternatif dari pemecahan masalah, sebelumnya telah dilakukan

analisa penyebab masalah dari segi strenght (kekuatan), weakness

(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan threat (ancaman).

Berdasarkan analisis, terdapat beberapa kemungkinan penyebab dari

masalah yang ditemukan dalam program penemuan penderita diare di Wilayah

Puskesmas Wangon I, yaitu pemegang program P2PM Diare kurang terfokus

karena juga bertugas di bagian rawat inap Puskesmas, tidak adanya jadwal

rutin untuk penyuluhan mengenai diare kepada masyarakat sehingga perhatian

warga terhadap penyakit tersebut masih kurang, kegiatan kunjungan rumah

untuk skrining pasien diare juga belum berjalan. Selain itu, program

penemuan penderita diare hanya dilakukan secara pasif, yatu berdasarkan

pasien yang datang ke Puskesmas. Sedangkan, masih terdapat warga

masyarakat yang masih menganggap penyakit diare merupakan penyakit biasa

38
39

dan tidak perlu penanganan khusus sehingga mereka lebih memilih untuk

tidak berobat.

Sementara itu, masih kurangnya kerjasama yang baik antara masyarakat

dengan tenaga kesehatan dan kader desa terkait pencatatan penemuan

penderita diare yang tidak mencapai target, serta belum ada kerjasama antara

puskesmas dengan praktik swasta (dokter dan bidan mandiri) dalam pelaporan

data terkait temuan kejadian diare.

B. Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis SWOT, beberapa alternatif pemecahan masalah

yang dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pemegang Program P2PM Diare disarankan untuk fokus memegang 1

program di Puskesmas sehingga dapat melakukan tugasnya secara optimal.

2. Meningkatkan kerjasama lintas program seperti dengan bidang promosi

kesehatan dalam program penemuan kasus diare.

3. Membuat jadwal rutin kegiatan penyuluhan terkait pencegahan, bahaya,

dan penanganan diare atau ketika ada kegiatan rutin di tingkat RT/RW

(PKK, rapat RT, rapat RW, pengajian).

4. Meningkatkan frekuensi kunjungan rumah untuk skrining penderita diare

secara aktif.

5. Menjalin kerjasama antara masyarakat dengan kader kesehatan sehingga

semua kejadian diare di masyarakat dapat diketahui guna mendapatkan

penanganan lebih optimal.


40

6. Mengadakan pertemuan rutin antara pihak puskesmas dengan bidan dan

kader desa terkait kesulitan dalam kegiatan penemuan dan penanganan

penderita diare.

7. Berkoordinasi dengan bidan dan dokter praktik mandiri dalam pelaporan

jumlah pasien diare yang ditemukan dan ditangani, sehingga angka

penemuan diare dapat didata secara menyeluruh di wilayah kerja

Puskesmas Wangon I.

Anda mungkin juga menyukai