A. PENDAHULUAN
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi perubahan konsistensi feses selain dari
frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari biasanya,
atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar yang berairtapi tidak berdarah
dalam waktu 24 jam (kemenkes RI, 2017)
Dampak negative dari diare pada bayi anak-anak antara lain adalah menghambat
menghambat proses pertumbuhan anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Diare juga berpotensi menyebabkan anak mengalami gangguan gizi (malnutrisi) karena selama diare
sebagian besar zat-zat penting dalam tubuh akan keluar dan diikuti dengan penurunan asupan makan
serta nutrisi yang mengakibatkan menurunnya berat badan. Jika tidak segera mendapat asupan
makanan bergizi seimbang, anak akan kekurangan gizi dan pertumbuhannya jadi terhambat.
Strategi program pengendalian penyakit diare yaitu melaksanakan tata laksana diare yang
standard disarana kesehatan melalui lima langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE),
meningkatkan tata laksana penderita diare di rumah tangga yang tepat dan benar,meningkatkan SKD
dan penanggulangan KLB diare, melaksanakan upaya pencegaha yang efektif dan melaksakan
monitoring dan evaluasi.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit diare merupakan masalah maslah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Menurut
WHO dan UNICEF,terjadi sekitar 2 milyar kasus penyakit diare diseluruh dunia setiap tahun, dan
sekitar 1,9 juta anak balita meninggal karena penyakit diare setiap tahun, sebagian besar terjadi
dinegara berkembang. Dari semua kematian anak balita karena penyakit diare, 78% terjadi
diwilayah afrika dan asia tenggara. Survey morbiditas yang dilakukan oleh subdin Diare,
departemen kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat kecendrungan insiden naik. Pada tahun 2000
IR penyakit diare 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk.
Tujuan pembangunan millennium (millennium development Goals-MDGs) pada tahun 2015
adalah menurunkan angka kematian Balita hingga dua pertiga dalam kurun waktu 1990-2015.
Angka kematian balita merupakan merupakan salah satu tolak ukuruntuk menilai sejauh mana
ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari pelaksanaan pembangunan dibidang kesehatan.
Hasil rapid survey yang dilakukan oleh subdin Hepatitis dan penyakit infeksi saluran
pencernaan (PISP) menunjukkan bahwa angka kesakitan diare semua umur tahun 2015 adalah
270/1.000 penduduk semua umur dan angka kesakitan diare pada balita adalah 843/ 1.000 balita.
C. TUJUAN
Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas sector program dan
lintas sector terkait.
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan.
2. Terlaksananya tatalaksana diare sesui standar.
3. Diketahuinya situasi epidemiologi besarnya masalah penyakit diare di masyarakat,
sehingga dapat dibuat perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun
pemberantasannya di semua jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian
karena diare dapat dicegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare disuatu wilayah kerja yang
meliputi target, kebutuhan logistic pengelolaannya.
Pemeriksaan
Melaksanakan fisik, Sumber
tatalaksana penderita penyuluhan
1. P2P pembiayaan:
diare yang standar di
Pemberian -
sarana Kesehatan
Obat
Melaksanakan Sumber
Pencatatan dan Dinas
3. Monitoring dan P2P pembiayaan
pelaporan Kesehatan
Evaluasi :-
F. SASARAN
1. Penderita diare
2. Masyarakat
3. Lintas Program
4. Lintas Sektor
Tahun 2023
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1. Pemeriksaan Fisik
2. Penyuluhan pada
penderita diare
4. Membuat Laporan
Penyakit Diare