PROGRAM DIARE
I. PENDAHULUAN
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa
adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan
tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Output dari pencatatan dan pelaporan adalah sebuah data dan informasi yang berharga
dan berilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi data dan informasi
merupakan unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang
berbicara tetang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan khususnya bagi
dinas kesehatan kota dan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas juga
merupakan pondasi dari data kesehatan. Sehingga diharapkan terciptanya informasi yang
akurat yang dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap
program akan menghasilkan data, data yang dihasilkan perlu dicatat dan dianalisis dan
dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan program dan
perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Pencatatan harian masing-masing
program dikombinsi menjadi laporan terpadu puskesmas atau yang disebut dengan
sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas ( SP2TP ).
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang menghasilkan data analis yang
cepat dan akurat dan diharapkan pada progam diare kedepannya mampu menampilkan
data yang cepat dan akurat serta sesuai dengan kebutuhan untuk peningkatan program
diare.
VI. SASARAN
VII. JADWAL
NO Kegiatan JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES
Pendataan Pasien
1 Diare v v v v v v v v v v v v
Pelayanan Pasien
2 Diare v v v v v v v v v v v v
Rujukan Pasien
3 (Jika diperlukan) v v v v v v v v v v v v
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 bulan sekali oleh koordinator program Diare
dan membuat laporannya kepada kepala puskesmas dan dikirimkan ke Dinas Kesehatan
kota Semarang.
Pencatatan harus dilakukan pada setiap bulan, pelaporan dilakukan oleh penanggung
jawab program Diare dan dilaporkan ke Kepala Puskesmas. Evaluasi kegiatan 1bulan
sekali.
Penanggung Jawab Program UKM Koordinator Program
Mengetahui,
PENYIMPANAN VAKSIN
I. PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan diare masih tetap menjadi penyebab
kematian. Untuk mendapat dampak penurunan kematian dan kesakitan, maka program diare
tidak hanya berbicara tentang cakupan tetapi kualitas pelayanan harus terjamin. Salah satu
kualitas pelayanan program diare adalah potensi vaksin yang cukup yaitu melalui rantai dingin
vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan.
Upaya diare merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbuksi cost effective.
Dengan upaya diare penyakit cacar terbukti terbasmi di indonesia sehingga indonesia sudah
bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974 oleh WHO. Pada tahun 1977 upaya diare diperluas
menjadi pengembangan program diare dalam rangka pencegahan penularan terhada penyakit
yang dapat dicegah dengan diare ( P3DI ) yaitu tubercolosis, difteri, pertusis, campak, polio,
tetanus dan Hepatitis B. Dalam penyenggaraan program diare dibutuhkan vaksin, alat suntk,
rantai dingin agar kualitas vaksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas yang
optimal bagi sasaran diare.
Vaksin merupakan suatu roduk biologis yang terbutat dari kuman, komponen kuman, racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikanyang berguna merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila
vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadapa penyakit
tertentu. Sebagai produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan yang
khusus sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai di uni0902 2