Anda di halaman 1dari 8

PENJARINGAN, PELAPORAN DAN VISUALISASI PROGRAM DIARE

No. Dokumen
KAK/Pokja II/IV/
No. Revisi
00
KAK Tanggal Terbit
26 Oktober 2015

PEMERINTAH KABUPATEN
BOJONEGORODINAS KESEHATAN
Halaman 1/3
UPTD PUSKESMAS KANOR
KECAMATAN KANOR
dr. VERA AGUSTINA
NIP.197908172010012003

KERANGKA ACUAN
PENJARINGAN, PELAPORAN DAN VISUALISASI PROGRAM DIARE

I. PENDAHULUAN
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu
kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program
apapun yang dilaksanakan tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Output dari pencatatan dan pelaporan adalah sebuah data dan informasi
yang berharga dan berilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar.
Jadi data dan informasi merupakan unsur terpenting dalam sebuah
organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tetang keberhasilan
atau perkembangan organisasi tersebut.
Puskesmas merupakan ujung tombak sumber data kesehatan
khususnya bagi dinas kesehatan kota dan sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas juga merupakan pondasi dari data kesehatan. Sehingga
diharapkan terciptanya informasi yang akurat yang dapat dijadikan pedoman
dalam penyusunan perencanaan kesehatan. Setiap program akan
menghasilkan data, data yang dihasilkan perlu dicatat dan dianalisis dan
dibuat laporan. Data yang disajikan adalah informasi tentang pelaksanaan
program dan perkembangan masalah kesehatan masyarakat. Pencatatan
harian masing-masing program dikombinsi menjadi laporan terpadu
puskesmas atau yang disebut dengan sistem pencatatan dan pelaporan
terpadu puskesmas ( SP2TP ).

II. LATAR BELAKANG


Program diare yang berjalan di indonesia sangat besar
pengaruhnyabagi penurunan angka kesakitan penyakit yang dapat dicegah
dengan diare. Program diare ini harus didukung oleh pencatatan dan
pelaporan yang baik agar memperoleh informasi dan data yang akurat untuk
membuat perencanaan dan peningkatan program diare ditingkat puskesmas
dan kabupaten. Tetapi pada kenyataannya masih banyak pencatatan dan
pelaoran yang kurang lengkap dan kualitasnya kurang baikyang disebabkan
karena lemahnya sistem pencatatan dan pelaporan prgram diare di
puskesmas.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu sistem yang menghasilkan data
analisyang cepat dan akurat dan diharapkan pada progam diare kedepannya
mampu menampilkan data yang cepat dan akurat serta sesuai dengan
kebutuhan untuk peningkatan program diare.

III. TUJUAN UMUM


Meningkatkan kualitas pencatatan dan pelaporan program diare
guna menghasilkan informasi secara akurat dan cepat dalam mendukung
pelaksanaan program diare di wilayah Puskesmas.

IV. TUJUAN KHUSUS


1. Mengetahui tujuan, manfaat dari pencatatan dan pelaporan
2. Mengetahui batasan pencatatan dan pelaporan dalam suatu kegiatan
3. Mengetahui ruang lingkup pencatatan dan pelaporan
4. Mengetahui dan memahami pengelolaan data dari pencatatan dan
pelaporan

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Melakukan pencatatan vaksin masuk dan keluar
2. Melakukan pemantauan suhu vaksin
3. Melakukan pelaporan imunsasi setiap bulan
4. Melakukan pelaporan campak lanjutan
5. Melakukan pencatatan sasaran diare
6. Membuat visualisasi data berupa grafik pencapaian program diare

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum pelaksanaan penjaringan dan pelaporan disesuaikan dengan
SP2TP

VII. SASARAN
Bayi , balita, anak SD, calon pengantin wanita
VIII. JADWAL
Setiap bulan

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pencatatan pelaporan dilaukan setiap bulan oleh petugas diare dan
bidan desa dengan melihat kohort dan untuk pelaporan rutin dilaksanakan
setiap bulan.

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan mrnggunakan formulir yang sudah tersedia yaitu register diare,
kohort ibu dan buku KIA, sedangkan pelaporan menggunakan PWS Diare di
evaluasi setiap semester oleh dinas kabupaten bidang P2PL untuk menilai
kesenjangan pelayanan dan standart pelayanan
KERANGKA ACUAN
PENYIMPANAN VAKSIN

I. PENDAHULUAN
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan diare masih tetap menjadi
penyebab kematian. Untuk mendapat dampak penurunan kematian dan kesakitan,
maka program diare tidak hanya berbicara tentang cakupan tetapi kualitas pelayanan
harus terjamin. Salah satu kualitas pelayanan program diare adalah potensi vaksin
yang cukup yaitu melalui rantai dingin vaksin dari pabrik ke lapangan tetap dijaga
dengan baik sesuai dengan ketentuan.
Upaya diare merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbuksi cost
effective. Dengan upaya diare penyakit cacar terbukti terbasmi di indonesia sehingga
indonesia sudah bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974 oleh WHO. Pada tahun
1977 upaya diare diperluas menjadi pengembangan program diare dalam rangka
pencegahan penularan terhada penyakit yang dapat dicegah dengan diare ( P3DI )
yaitu tubercolosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus dan Hepatitis B. Dalam
penyenggaraan program diare dibutuhkan vaksin, alat suntk, rantai dingin agar
kualitas vaksinasi sesuai dengan standar guna menumbuhkan imunitas yang optimal
bagi sasaran diare.
Vaksin merupakan suatu roduk biologis yang terbutat dari kuman,
komponen kuman, racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikanyang berguna
merangsang kekebalan tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang,
akan menimbulkan kekebalan spesifik secara aktif terhadapa penyakit tertentu.
Sebagai produk biologis vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan
penanganan yang khusus sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai di unit pelayanan.
Suhu yang baik untuk semua jenis vaksin adalah +2ºC s/d + 8ºC.
Sesuai dengan laporan KIPI oleh USA menyatakan sebagian besar
kejadian KIPI akibat kesalahan prosedur dan pelaksananaan. Oleh karena itu roses
pengiriman vaksin melalui transortasi darat atau udara, vaksin harus disiman pada
cold box. Di tingkat propinsi cold box berupa freezer atau lemari es, sedangkan di
tingkat puskesmas cold box sudah menggunakan termos anti panas.
Pemantauan suhu vaksin sangat enting dalam menetapkan secara cepat
apakah vaksin layak digunakan atau tidak.untuk memantau petugas dalam memantau
suhu vaksin ini, ada berbagai alat dan indikator yang sangat membantu seperti VVM,
freeze tag dan TTM.
Untuk meningkatkan pengolahan rantai dingin vaksin ditingkat
puskesmas, perlu ditingkatkan pengawasan oleh pimpinana puskesmas,terutama
dalam pemeriksaan vaksin yang akan dibawa kelapangan dan pentingnya pengolahan
rantai dingin vaksindalam mempertahankan potensi vaksin.
Belum diketaui data mengenai pengolahan rantai dingin vaksin di tingkat
puskesmas, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian utuk mengetahui bagaimana
cara pengolahan rantai dingin vaksin sehingga pengolahan rantai dingin vaksin
menjadi lebih baik dan mencegah ejadian ikutan pasca diare.
II. LATAR BELAKANG
Salah satu kualitas pelayanan dalam program diare adalah potensi vaksin
yang cukup, yaitu melalui pengolahan rantai dingin vaksin dari pabrik sampai
kelapangan tetap dijaga dengan baik sesuai dengan ketentuan vaksin yaitu suatu
produk biologis yang dibuat dari komponen kuman, atau racun kuman yang telah
dilemahkan atau dimatikan yang berguna untuk merangsang timbulnya kekebalan
tubuh seseorang. Bila vaksin diberikan kepada seseorang, akan menimbulkan
kekebalan spesifik secara aktif terhadapa penyakit tertentu. Sebagai produk biologis
vaksin memiliki karakteristik tertentu dan memerlukan penanganan yang khusus
sejak diproduksi di pabrik hingga dipakai di unit pelayanan. Suhu yang baik untuk
semua jenis vaksin adalah +2ºC s/d + 8ºC.
Penyimpangan dari ketentuan yang ada dapat mengakibatkan kerusakan
vaksin sehingga menurunkan atau menghilangkan potensi bahkan bila diberikan
kepada sasaran yang dapat menimbulkan kejadian ikutan aska diare ( KIPI ) yang
tidak diinginkan. Masih belum adanya data pengolahan rantai dingin vaksin, maka
perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui bagaimanakah cara pengolahan
rantai vaksin akan lebih baik dan mencegah terjadinya kejadian ikutan pasca diare (
KIPI ).

III. TUJUAN UMUM


Untuk memperoleh gambaran tentang pengolahan rantai dingin vaksin
vaksin di tingkat puskesmas

IV. TUJUAN KHUSUS


1. Mengetahui cara penyimpanan vaksin yang baik
2. Mengetahui cara pendistribusian vaksin yang benar
3. Mengetahui suhu yang dibutuhkan oleh cold box

V. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Memasukan vaksin kedalam lemari es disesuaikan tingkat reaksifitas terhadap
suhu lemari es
2. Menempatkan vaksin yang akan dibawa keluar gedung dengan menggunakan
termos dengan penataan sesuai reaksifitas vaksin dalam termos
3. Mencatat pada grafik pemantauan suhu setiap 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan
sore.

VI. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum pelaksanaan pengolahan rantai dingin vaksin adalah didasarkan pada
prosedur tetap rantai dingin ( Cold Chain ) didasarkan pada kejadian PD3I.

VII. SASARAN
-

VIII. JADWAL
Setiap Hari pagi dan sore

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan dilakukan setiap hari oleh petugas
vaksin dengan melihat data vaksin dan pelaporan rutin dilakukan setiap bulan

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan menguunakan form grafik pemantauan suhu, buku stok
vaksin, kohort ibu, hasil kegiatan skrining, laporan BIAS, laporan Desa UCI dan di
evaluasi setiap semester oleh dinas kabupaten bidang P2PL untuk menilai
kesenjangan pelayanan dan standart pelayanan.

BOJONEGORO,
Kepala Puskesmas Kanor Pemegang Program

Dr VERA AGUSTINA ENDANG KISWATIN


NIP. 19790817 201001 2 00 NIP. 19780625 200501 2 009
PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SEMPOL
Jl. Raya KawahIjen No 01 (Telp. 08113511431) Sempol
BONDOWOSO

Bondowoso,
Kepala Puskesmas Sempol Pemegang Program

drg. Rudy Iswoyo, MM PARNO


NIP. 19700823 200501 1 006 NIP. 19630163 199102 1 002

Anda mungkin juga menyukai