Oleh :
Tasmiah Ainun
NIM. 20160711014114
1 Harapan 6 4 2 11 Genyem 1 0 0
2 Sentani 12 29 32 12 Nimbokrang 2 5 0
3 Ebungfauw 0 0 0 13 Demta 1 0 0
4 Dosay 0 1 2 14 Yokari 1 2 1
5 Depapre 0 0 2 15 Unurum guay 14 9 0
6 Ravenirara 1 1 0 16 Taja 3 0 4
7 Kanda 0 3 3 17 Saduyap 0 0 0
8 Kemtuk 1 3 3 18 Lereh 1 2 0
9 Sawoy 2 0 0 19 Airu 0 0 0
10 Namblong 0 0 7 20 Pagai 0 0 0
2 Neh’ru Arsyul Majid, adapun Judul skripis 2007 Deskriptif Hasil penelitian menunujukkan aspek
yaitu “Evaluasi Pelaksanaan Program pengetahuan personil: 25 orang (78,1%) baik,
Pemberantasan Penyakit Kusta di dari aspek motivasi: 19 orang (59,4%) sangat
Puskesmas Kabupaten lamongan” tinggi dan hambatannya adalah: 20 orang
(62,5%) menyatakan beban kerja mereka terlalu
tinggi, karena program bersamaan mereka: 14
personil (43,7%) mengatakan bahwa partisipasi
masyarakat rendah dan 9 personil (28,1%)
mengakui bahwa tidak ada transportasi untuk
mereka.kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa kecukupan kinerja (AOP) rendah karena
banyak pasien kusta masih menderita dicase.
Namun kemajuannya telah meningkat dari tahun
2004 hingga 2006.
Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit Kusta di Wilayah Kerja
Puskesmas Sentani
Tujuan Umum
Mengetahui Program Pengendalian Penyakit kusta di Puskesmas Sentani
Tujuan Khusus
1. Mengetahui input dalam pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit Kusta
di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani berupa SDM, Fasilitas, dan Dana
2. Mengetahui proses dalam pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit
Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Sentani khusus nya Pelaksanaan
Program Kusta apakah sama / mengikuti SOP dan Pengobatan Kusta
Tinjauan Teori
Kusta
Evaluasi
1. Indikator utama Dibagi menjadi 2 jenis :
2. Indikator lain yang 1. Paucibacillary
bermanfaat 2. Multibacillary
3. Indikator tatalaksana Kasus Faktor- faktor yang
menentukan terjadinya kusta
3. Penyebab
4. Cara penularan
Program pemberantasan
penyakit kusta
1. Tujuan jangka panjang Teori Unsur Sistem
2. Tujuan jangka menengah
3. Tujuan jangka pendek
KERANGKA TEORI
2. Ketersedian Dana
Proses
1. Perencanaan
Pelaksanaan Program
2. Pelaksanaan Program Kusta
3. Monitoring
OutPut :
1. Cakupan Pelaksanaan
Program kusta
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Instrumen Penelitian
1 Petugas Kusta (SDM) Petugas kesehatan yang menjalankan Program Pengendalian Penyakit Pedoman Wawancara
Penyakit kusta di Puskesmas Sentani.
2 Dana Biaya yang disediakan dan dipergunakan untuk pengelolaan Program P2 Pedoman Wawancara
Kusta di Puskesmas
3 Perencanaan Perencanaan jangka panjang dan menengah yaitu mencakup aspek rencana Pedoman Wawancara
pencapaian target penemuan kasus baru Pengobatan, penanganan Pasien
dan pencatatan pelaporan di Puskesmas
4 Sarana dan Prasarana Alat dan sarana yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan Pedoman Wawancara
5 Program Pelaksanaan Penyakit Kegiatan program yang akan dilaksanakan berupa dokumen yang berisi waktu Pedoman Wawancara
Kusta pelaksanaan, jumlah sasaran, cara pelaksanaan, kerjasama lintas program
dan lintas sektor
6 Evaluasi Kegiatan yang dilakukan untuk memantau setiap kegiatan yang dilaksanakan Pedoman Wawancara
serta hasil-hasil yang telah diapai dalam pelaksanaan program pengendalian
penyakit kusta
7 case detection rate (Angka Jumlah kasus yang ditemukan pada priode satu tahun per 100.000 penduduk. Pedoman Wawancara
penemuan kasus) Merupakan indikator yang paling bermanfaat dalam menetapkan besarnya
masalah dan transmisi yang sedang berlangsung. Selain itu juga
dipergunakan untuk menghitung jumlah kebutuhan obat serta menunjukkan
aktivitas program.
8 Angka kesembuhan Angka ini sangat penting dalam kualitas tatalaksana pasien dan kepatuhan Pedoman Wawancara
(RFT=Release From Treatment) pasien dalam minum obat.
METODE PENELITIAN
Pengumpulan Data:
a. Data Primer => Hasil pengamatan,
wawancara, survey, dan dokumen yang
terkait
b. Data Sekunder => Laporan Puskesmas
Sentani serta jurnal penelitian yang menjadi
referensi penulisan penelitian ini
TERIMA KASIH