LATAR BELAKANG
Kusta penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae (M
leprae)
Provinsi Sumatera Selatan daerah endemik rendah kusta Provinsi dengan insiden ke-2 tertinggi di Pulau Sumatera (3,9% per 100.000 penduduk pada tahun 2011)
(Ditjen PP&PL Kemenkes RI, 2012)
3
WHA (1991) : Resolusi No. 44.9 WHO (2000) : The Strategic Plan for Leprosy Elimination 2000-2005 WHO (2006) : The Global Strategy for Further Reducing Leprosy
Global Strategy for Further Reducing the Disease Burden Due to Leprosy (2011-2015)
Indonesia Program Pengendalian Penyakit Kusta
4
Pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta melalui MDT di Indonesia penurunan 80% angka kejadian kusta dari tahun 1990 hingga 2009
(Depkes, 2010).
Eliminasi kusta pada tingkat nasional dengan angka prevalensi kurang dari 1 per 10.000 penduduk pada tahun 2000, tidak berarti beban kusta telah menurun. Sejak tahun 2000, program pengendalian penyakit kusta nasional melaporkan terdapat 17.000-18.000 kasus baru setiap tahun dan sekitar 1.500 kasus cacat tingkat 2 setiap 5 tahunnya (Depkes, 2010).
Karakteristik sosiodemografi
Kepercayaan masyarakat
Input
Process
Output
Target
Result
Rumusan Masalah
Apakah pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan berjalan sesuai dengan kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia? Apakah faktor yang melatarbelakangi efektivitas pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan?
Tujuan Penelitian
: Tujuan Umum
Meningkatkan efektifitas program pengendalian penyakit kusta di Indonesia.
Tujuan khusus
Mengetahui kesesuaian pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan berdasarkan kebijakan Departemen Kesehatan Republik Indonesia Mengetahui faktor yang melatarbelakangi efektivitas pelaksanaan program 10 pengendalian penyakit kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan
Manfaat Penelitian
Sebagai informasi untuk diketahui oleh masyarakat mengenai pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta di Indonesia, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan program pengendalian kusta di lingkungannya. Sebagai pembelajaran bagi para petugas medis puskesmas di daerah endemik kusta demi meningkatkan kinerja dalam melaksanakan program pengendalian penyakit kusta di Indonesia. Sebagai bahan evaluasi bagi Departemen Kesehatan Republik Indonesia dalam perencanaan program pengendalian penyakit kusta di wilayah endemik rendah di Indonesia.
11
TINJAUAN PUSTAKA
menurunkan angka transmisi penyakit kusta
13
Tabel 2. Kegiatan Pendukung (Tata Laksana Program) Pengendalian Penyakit Kusta di Daerah Endemik Rendah
14
KERANGKA TEORI
15
METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus
16
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Periode bulan Oktober sampai dengan Desember 2012. Di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin.
17
SUBJEK PENELITIAN
Informan dalam penelitian ini adalah: 1. Camat Kecamatan Rambutan 2. Tenaga medis dan paramedis di Puskesmas Kecamatan Rambutan 3. Juru kusta di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rambutan 4. Penderita kusta yang telah dinyatakan selesai pengobatan oleh tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Rambutan 5. Tokoh masyarakat di Kecamatan Rambutan
18
Laporan kegiatan pelaksanaan program pengendalian penyakit kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan, Kabupaten Banyuasin
19
Analisis sebelum di lapangan Analisis selama di lapangan (model Miles dan Huberman)
20
Reduksi data
Penyajian data
Penarikan kesimpulan
21
22
Kerangka Operasional
Program Pengendalian Penyakit Kusta di Puskesmas Kecamatan Rambutan Kabupaten Banyuasin Informan 1. Camat Kecamatan Rambutan 2. Tenaga medis dan paramedis di Puskesmas Kecamatan Rambutan 3. Juru kusta di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rambutan 4. Penderita kusta yang telah dinyatakan selesai pengobatan oleh tenaga medis di Puskesmas Kecamatan Rambutan
Uji Validitas Data Triangulasi teknik dan sumber Pengolahan dan Analisis Data Penyajian data dalam teks naratif 23
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. (2007) Buku Pedoman Nasional Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta, hal. 13-36. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan. 2010. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2010. Palembang, hal 28-34. Guinto, R. S., dkk. (2000) Atlas Kusta. Jakarta: P2M&PL Depkes RI. Kemenkes RI. (2012). Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Jakarta, hal 94-95 Kemenkes RI. (2011). Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta, hal 55-57 Kemenkes. (2010) Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Jakarta: Kemenkes, hal. 81. Kresno, S., Hadi, E. N., Wuryaningsih, E. & Ariawan, I. (2000) Merancang Pedoman Wawancara Mendalam. Dalam: Hadi, E. N. ed. Aplikasi Metode Kualitatif dalam Penelitian Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, hal. 35-39. Saryono & Anggraini, M. D. (2011) Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika, hal. 49-101. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. (2008) Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi III. Jakarta: CV. Sagung Seto, hal. 89. Sugiyono. (2005) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, hal. 49-132. Wong, M. L. (2004) Designing Programmes to Address Stigma in Leprosy: Issues and Challenges. Asia Pasific Disability Rehabilitation Journal, Vol. 15 No. 2.http://www.aifo.it/english/resources/online/apdrj/apdrj204/guest%20editorial.pdf, diakses 24 1 September 2012.
25