Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN MODUL IKGM

PROJECT REPORT
MODUL KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
PELAYANAN PRIMER I

Disusun oleh:
ZAHRA NINDA RACHMA
20204020152
Pembimbing:
drg. Erni Sulistiyani

PROGRAM PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN MODUL IKGM PELAYANAN
PRIMER I PROJECT REPORT PROBLEM SOLVING

Yogyakarta,…….. 2022

Zahra Ninda Rachma drg. Erni Sulistiyani


Menyetujui,
Mahasiswa Dosen Pembimbing

PJ Modul IKGM Pelayanan Primer I

drg. Sri Utami, MPH

TAHAP I
KAJIAN DATA SEKUNDER

Pusat kesehatan masyarakat atau yang disebut juga Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dari upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama dengan leih mengutamakan upaya promotive dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Kemenkes
RI, 2014). Puskesmas Pakualaman adalah salah satu puskesmas yang ada di daerah Pakualaman
kota Yogyakarta. Salah satu pelayanan yang ada di Puskesmas Pakualaman adalah Bagian
Pemeriksa Gigi yang melakukan kegiatan promotif, preventif dan rehabilitative. Menurut data
Bagian Pemeriksa Gigi dari 1 Januari 2021 hingga 31 Desember 2021, terdapat daftar Penyakit
gigi dan Mulut terbanyak di Puskesmas Pakualaman yaitu :

1. Abses Periapical (197 kasus)


2. Karies Dentin (147 kasus)
3. Nekrosis Pulpa (137 kasus)
4. Pulpitis (123 kasus)
5. Gangguan pada erupsi gigi (101 kasus)
6. Periodontitis Akut (73 kasus)
7. Impaksi Gigi (64 kasus)
8. Periodontitis Kronis (54 kasus)
9. Akr gigi yang tertahan (48)
10. Karies Enamel (35)

Berdasarkan data tersebut mempertimbangkan banyaknya kasus dalam 10 besar penyakit


gigi dan mulut di Puskesmas Pakualaman maka dipilih 1 kasus terbesar yakni “Abses
Periapikal”. Gambaran tersebut didapat pada Poli Gigi Puskesmas Pakualaman yang kami ambil
dari data kunjungan kasus penyakit gigi dan mulut pada bulan Januari – Desember 2021. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa kasus terbanyak terjadi pada kode K04.6 (periapical abses)
dimana kasus tersebut dapat dijadikan bahan untuk menentukan daftar penyebab masalah,
selanjutnya menentukan priotitas masalah dan prioritas jalan keluar.

TAHAP II
ANALISA SITUASI DAN IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO

A. ANALISA SITUASI
Puskesmas Pakualaman merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang berada di kecamatan Pakualaman, tepatnya terletak di Jalan Jayeng Prawiran No.13,
Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55166.
Berdasarkan dins kependudukan dan catatan sipil tahun 2021, didapatkan informasi:
1. Kondisi Geografis

Puskesmas Pakualaman terletak di wilayah kecamatan Pakualaman, dengan batas-


batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara      : Kecamatan Danurejan


 Sebelah Selatan   : Kecamatan Mergangsan
 Sebelah Barat       : Kecamatan Gondomanan
 Sebelah Timur      : Kecamatan Umbulharjo

Luas wilayah +- 0,63km2 yang terbagi dalam 2 wilayah kelurahan yaitu Kelurahan


Purwokinanti terdiri dari 10 RW dengan 47 RT dan Kelurahan Gunungketur terdiri
dari 9 RW dengan 36 RT.

2. Kondisi Demografis

Wilayah kecamatan Pakualaman memiliki penduduk yang sangat beragam dan


Puskesmas harus memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan  tepat sasaran
terhadap seluruh warga di wilayah Pakualaman dan sekitarnya.

 Distribusi Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin :

Kelurahan Purwokinanti Laki-laki : 3011


Perempuan : 3236
Kelurahan Gunungketur Laki-laki : 2170
Perempuan : 2375

 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur :

0-4 tahun. 5- 14 tahun, 15-44 tahun, 45-64 tahun, 65 tahun ke atas


 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan :

Mahasiswa 2292
Karyawan Swasta 2210
Belum/Tidak bekerja 1932
Ibu Rumah Tangga 1540
Wiraswasta 1511
PNS 317
Buruh 232
Pensiunan 229
Pekerjaan Lainnya 13

 Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama :

Islam : 8.415,

Katholik : 1.585

Kristen : 736

Budha : 31

Hindu : 25

 Distribusi Menurut Tingkat Pendidikan : SLTA--> 3.600, D4/S1--> 1.570,


Belum/Tidak Sekolah--> 1.419, SLTP--> 1.375, SD--> 915

3. Aspek Pelayanan

Puskesmas Pakualaman merupakan puskesmas BLUD sejak November 2014.


Jenis pelayanan yang terdapat di Puskesmas Pakualaman yaitu :
 Poliklinik Umum (Balai Pengobatan Umum)
 Poliklinik Anak
 Poliklinik Lansia
 Poliklinik Gigi (Balai Pengobatan Gigi)
 Poliklinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB
 Laboratorium
 Farmasi
 Klinik Konsultasi Gizi dan Konseling ASI/ Menyusui
 Klinik Konsultasi Psikologi
 Klinik Konsultasi Berhenti Merokok
 Klinik Konsultasi Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM)

B. IDENTIFIKASI FAKTOR RESIKO


Berdasarkan analisa yang didapat bahwa faktor terjadinya Abses periapikal yaitu
dikarenakan infeksi bakteri akibat karies ini diawali ketika lesi karies mencapai dentin,
sehingga tubulus dentin menjadi jalan masuk untuk bakteri, produk bakteri, sisa-sisa
jaringan, dan iritan dari saliva. Jika karies tidak segera dirawat dan gigi akhirnya menjadi
nekrosis, maka bakteri akan berkoloni pada jaringan nekrotik sehingga pulpa terinfeksi
(Tronstad 2009).
Menurut teori Blum, Status kesehatan gigi dan mulut dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu: faktor keturunan, lingkungan fisik, sosial,budaya, faktor perilaku dan faktor
pelayanan kesehatan. Hasil survey identifikasi faktor risiko Penyakit Pulpa dan Jaringan
Periapikal didapatkan beberapa faktor risiko, yaitu:
a. Factor lingkungan
 Masyarakat suka mengkonsumsi makanan manis
 Lingkungan merasa kesehatan gigi kurang penting
b. Factor perilaku
 Malas menghadiri kegiatan penyuluhan
 Terbiasa mengobati sendiri keluhan gigi yang dirasakan
c. Factor ekonomi
 Factor ekonomi yang kurang membuat masyarakat tidak mau
memeriksakan gigi nya
 Biaya perawatan gigi yang mahal
d. Factor pelayanan kesehatan
 Kurangnya tenaga kesehatan sehingga penyuluhan tidak dilakukan secara
merata
 Kurangnya edukasi yang disertai dengan peraga

TAHAP III
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING
Populasi penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Jalan Jayeng Prawiran
No.13, Purwokinanti, Pakualaman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
55166. Sampel untuk penelitian ini adalah Masyarakat yang datang ke Puskesmas Jetis
dan bersedia menjadi responden

Tujuan Pengambilan Sampel;

1. Keterbatasan tenaga, waktu, dan biaya.


2. Populasi terlalu banyak atau jangkauan terlalu luas sehingga tidak memungkinkan
dilakukan pengambilan data pada seluruh populasi
3. Adanya asumsi bahwa seluruh populasi seragam sehingga bisa diwakili oleh sampel.

Terdapat beberapa teknik pengambilan sampel tergantung dari jenis penelitian


yang kita pilih. Secara garis besar metode pengambilan sampel terbagi menjadi dua
yaitu: probability sampling (random sampel) yaitu teknik pengambilan sampel secara
acak serta non-probability sampling (non-random sampel) teknik pengambilan tidak
acak. Terdapat beberapa model atau  jenis lain dari teknik random, yaitu:

 Simple Random Sampling


 Systematic Random Sampling
 Stratified Random Sampling
 Cluster Random Sampling

Pada kegiatan ini digunakan teknik random sampling, dengan alasan : Mudah dan
sederhana, Waktu penelitian dan pelaksanaan program terbatas dan Dapat digunakan
dalam satu tempat.

TAHAP IV
PENENTUAN PRIORITAS MASALAH

Setelah mendapatkan masalah maka dilakukan pengkajian untuk menentukan


priotitas masalah, pada tahap ini penulis menggunakan salah satu metode untuk
menentukan prioritas masalah yaitu menggunakan metode matriks. Penentuan prioritas
masalah dengan metode ini menggunkan 3 kriteria berdasarkan:

1. Pentingnya masalah ( Impotence)


2. Kelayakan teknologi ( Technical Feasibility)
3. Sumber daya yang tersedia ( Resource ability),

Dari kroteria diatas diberikan skor yakni :

1= Tidak penting

2= Kurang penting

3= Agak penting

4= Penting

5= Sangat Penting

( I )dibagi menjadi :

P (Prevalance) : Besarnya masalah

S (Saverity) : Akibat yang ditimbulkan masalah

RI (Rate of Increase) : Kenaikan kesadaran jika tidak segera diselesaikan

DU (Degree of Unmeet Haed) : Derajat keinginan yang belum terpenuhi

SB ( Sosial benefit) : Keuntungan jika masalah diselesaikan

PB (Public Concern) : Rasa peduli masyarakat terhadap masalah tersebut

PC (Politic Climate) ; Suasana politik

T (Technical feasibility) : Semakin layak teknologi yang tersedia dan dapat


dipakai mengatasi masalah maka semakin diprioritaskan.
R (Reasource Ability) : Semakin tersedia sumber daya yang dapat dipakai seperti
dana, tenaga, dan sarana untuk mengatasi masalah

Tabel 1. Penentuan kasus menggunakan Metode Matriks

No I T R Jumlah
Daftar Masalah Prioritas
. P S RI DU SB PB PC IxTxR

1 Abses periapikal 5 4 4 4 4 3 3 4 4 61440 1

2 Karies dentin 4 4 3 4 3 3 3 3 3 36288 3

3 Nekrosis pulpa 4 3 4 4 4 3 3 3 3 48384 2

4
Pulpitis 3 3 2 4 2 3 2 3 2 5184 7

5 Gangguan pada
4 3 2 3 2 3 4 3 3 15552 4
erupsi gigi
6
Periodontitis akut 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2592 9

7
Impaksi 2 3 2 2 2 3 2 3 2 1728 10

8 Periodontitis
3 3 3 2 4 2 3 2 4 3456 6
kronis
9 Akar gigi yang
3 4 2 3 4 2 2 3 3 10368 5
tertanam
10
Karies enamel 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2592 8

Berdasarkan table matriks, dapat disimpulkan bahwa abses periodontal merupakan


prioritas masalah pada puskesmas Pakualaman. Oleh karena itu, kasus yang akan dijadikan
pembahasan pada project report adalah abses periapical.
Analisis sebab masalah 1 dengan menggunakan diagram fishbone.

Fasilitas Manusia

Kurangnya bahan
edukasi yang menarik
Orangtua terbiasa hanya
memberikan obat generic
kepada anak

orangtua memiliki paradigma


Kurangnya edukasi terkait sakit yaitu pergi ke dokter saat
cara menjaga kesehatan ada keluhan sakit gigi
gigi dan mulut
Abses
Pemikiran orang tua Kebiasaan mengkonsumi periapical
bahwa dokter gigi susu dalam botol hingga pada anak
mahal tertidur

Orang tua tidak


mempunyai banyak waktu Anak lebih suka
untuk datang ke dokter mengkonsumsi makanan
gigi manis daripada sayur

Lingkungan Perilaku

Tabel 2. Daftar Prioritas Masalah menggunakan Metode Matriks

I T R Jumlah
No. Daftar Masalah Prioritas
P S RI DU SB PB PC IxTxR

1 Kurangnya bahan
3 4 4 4 4 3 3 3 3 62208 III
edukasi yang menarik

2 Kurangnya bahan
edukasi yang menarik 4 4 3 4 3 3 3 4 4 82944 II

3 Kurangnya edukasi
terkait cara menjaga 5 3 4 4 4 3 3 4 4 138.240 I
kesehatan gigi dan
mulut
4
orangtua memiliki
paradigma sakit
yaitu pergi ke dokter
2 3 2 2 2 2 2 3 4 2304 VII
saat ada keluhan
sakit gigi
.

5 Kebiasaan
mengkonsumi susu
dalam botol hingga 2 3 4 5 2 2 2 3 2 5760 V
tertidur

6 Anak lebih suka


mengkonsumsi
makanan manis 2 2 2 2 2 2 3 2 2 768 VIII
daripada sayur

7 Pemikiran orang tua


bahwa dokter gigi 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2592 VI
mahal

8 Orang tua tidak


mempunyai banyak
waktu untuk datang 2 3 4 2 3 3 3 3 2 7776 IV
ke dokter gigi

Kesimpulan:

Berdasarkan penentuan prioritas masalah menggunakan metode matriks, didapatkan satu


prioritas masalah yaitu kurangnya edukasi terkait cara menjaga kesehatan gigi dan mulut.
TAHAP V

ANALISIS SEBAB MASALAH DAN PRIORITAS JALAN KELUAR

Fishbone diagram adalah diagram yang digunakan untuk mengidentifikasi


kemungkinan penyebab masalah. Masalah yang ada akan dipecah menjadi sejumlah
kategori yang berkaitan, mencangkup manusia, material, mesin, prosedur, kebijakan, dan
sebagainya. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan. Langkah-
langkah dalam penyusunan diagram Fishbone adalah:

a. Menyepakati Masalah
b. Mengidentifikasi kategori, antara lain:
c. Menentukan sebab-sebab
d. Megkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin

Analisis sebab masalah 2 dengan menggunakan diagram fishbone.

Equipment Process People

Kegiatan penyuluhan Edukasi orang tua Orangtua lebih sering


kader tentang penyebab tentang kesehatan gigi memperlihatkan tontonan
gigi berlubang yang dan mulut masih kartun tanpa edukasi
masih kurang kurang
Kurangnya edukasi dari
Petugas kesehatan setempat Ketidaktahuan orangtua
sekolah tentang cara Kurangnya edukasi
kurang memberikan edukasi menjaga kebersihan gigi dan bahaya gigi berlubang terkait cara menjaga
secara merata mulut yang benar jika tidak segera
kesehatan gigi dan
ditangani mulut
Management waktu
Keterbatasan alat dan Budaya malas
orangtua untuk
bahan untuk melakukan membaca dan malas
mengkontrol kesgilut
pemeriksaan gigi awal mencari informasi
anak kurang
secara gratis pada masyarakat

Lingkungan merasa Susahnya


Kurangnya bahan peraga kesehatan gigi mengsinkronkan jadwal
dalam penyuluhan bukanlah prioritas pihak puskesmas dengan
kesibukan orangtua

Materials Environment Management


Selanjutnya menentukan alternatif jalan keluar dari masing-masing penyebab dengan langkah-
langkah sebagai berikut:

1. Menentukan beberapa penyebab masalah yang kemudian di cari alternatif jalan


keluar untuk setiap penyebab masalah.
2. Memeriksa setiap altternatif jalan keluar apakah sudah sesuai dengan penyebab
masalah yang ada
3. Mengkaji alternatif jalan keluar yang memungkinkan untuk diambil sehingga
mendapatkan prioritas jalan keluar.

Tabel Alternatif Jalan Keluar


Daftar Masalah Factor Determinan Jalan Keluar
Kurangnya edukasi  Penyuluhan kader mengenai
terkait cara menjaga Kegiatan penyuluhan kader penyebab gigi berlubang.
kesehatan gigi dan mulut tentang penyebab gigi
 Membuat kegiatan
berlubang yang masih
kurang
penyuluhan secara rutin

Petugas kesehatan setempat  Memberikan leaflet kepada


kurang memberikan edukasi setiap pasien yang datang ke
secara merata poli
 Membuat kegiatan
penyuluhan secara rutin

Edukasi orang tua tentang  Tenaga kesehatan setempat


kesehatan gigi dan mulut memberikan edukasi kepada
masih kurang setiap orangtua mengenai
cara merawat gigi anak.
 Membuat kegiatan
penyuluhan secara rutin

 Memberikan edukasi kepada


Kurangnya edukasi dari anak terkait cara menjaga
sekolah tentang cara kesehatan gigi
menjaga kebersihan gigi
dan mulut yang benar
 Memberikan poster
bergambar kepada anak
terkait kesehatan gigi dan
mulut
Orangtua lebih sering  Tenaga kesehatan setempat
memperlihatkan tontonan memberikan edukasi kepada
kartun tanpa edukasi setiap orangtua mengenai
cara merawat gigi anak.
 Membuat jadwal menonton
anak dan hanya diberikan
tontonan edukatif
Ketidaktahuan orangtua  Tenaga kesehatan setempat
bahaya gigi berlubang memberikan edukasi kepada
jika tidak segera setiap orangtua mengenai
ditangani cara merawat gigi anak.
 Memberikan leaflet kepada
orangtua yang berisi alur gigi
berlubang hingga kematian
gigi
Management waktu  Bekerja sama dengan UKGS
orangtua untuk untuk mengkontrol kesgilut
mengkontrol kesgilut anak anak
kurang
 Tenaga kesehatan setempat
memberikan edukasi kepada
setiap orangtuamengenai cara
merawat gigi anak.

Susahnya mengsinkronkan  Membuat kegiatan


jadwal pihak puskesmas penyuluhan secara rutin
dengan kesibukan orangtua  Membuat grup orangtua agar
penyebaran informasi lebih
mudah
Budaya malas membaca  Membuat kegiatan
dan malas mencari penyuluhan secara rutin
informasi pada masyarakat  Menempelkan poster poster
yang menarik di lingkungan
masyakarat
Lingkungan merasa  Membuat kegiatan
kesehatan gigi bukanlah penyuluhan secara rutin
prioritas  Menempelkan poster poster
yang menarik di lingkungan
masyakarat
Keterbatasan alat dan bahan  Puskesmas mengajukan
untuk melakukan pengadaan barang terkait
pemeriksaan gigi awal screening pemeriksaan gigi
secara gratis
 Melakukan screening secara
berkala
Kurangnya bahan peraga  Membuat bahan peraga
dalam penyuluhan semenarik mungkin
 dapat diberikan video
animasi ketika penyuluhan

Setelah mendapat penyebab masalah beserta mengkaji jalan keluarnya, maka dapat ditentukan
prioritas jalan keluar dengan cara sebagai berikut:

Rumus :M.I.V
C
Keterangan:
1. Magnitude : Besarnya masalah yang dapat diselesaikan
2. Importancy : Pentingnya jalan keluar dikaitkan dengan lamanya
3. Vulnerability : Sensitifitas jalan keluar
4. Cost : Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan jalan keluar

Tabel Prioritas Jalan Keluar

No Jalan Keluar Kriteria Total Prioritas


M I V C
1. Memberikan edukasi kepada anak terkait 4 4 4 1 64 1
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut

2. Memberikan leaflet kepada setiap pasien 4 3 4 1 48 2


yang datang ke poli

3. Membuat kegiatan penyuluhan secara rutin 4 4 4 2 32 3

4. Tenaga kesehatan setempat memberikan 4 4 3 2 24 4


edukasi kepada setiap orangtua mengenai
cara merawat gigi anak.

5. Memberikan poster bergambar kepada 4 4 4 3 21 5


anak terkait kesehatan gigi dan mulut
6. Membuat jadwal menonton anak dan hanya 3 3 4 2 18 6
diberikan tontonan edukatif
7. Memberikan leaflet kepada orangtua yang 4 4 2 2 16 7
berisi alur gigi berlubang hingga kematian
gigi
8. Bekerja sama dengan UKGS untuk 2 3 2 1 14 8
mengkontrol kesgilut anak

9. Membuat grup orangtua agar penyebaran 3 3 4 2 12 9


informasi lebih mudah

10. Menempelkan poster poster yang menarik 3 2 2 1 10 10


di lingkungan masyakarat

11. Puskesmas mengajukan pengadaan barang 2 3 2 2 8 11


terkait screening pemeriksaan gigi

12. Melakukan screening secara berkala 2 3 2 1 6 12

13. Membuat bahan peraga semenarik 2 3 2 2 4 13


mungkin

14. dapat diberikan video animasi ketika 3 3 4 2 2 14


penyuluhan

Berdasarkan perhitungan prioritas jalan keluar, maka akan dilakukan edukasi kepada anak terkait
cara menjaga kesehatan gigi dan cara sikat gigi yang benar.

TAHAP VI

PERENCANAAN PROGRAM

I. Latar Belakang (Rumusan Misi)

Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 1


menjelaskan puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan Upaya kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Sedangkan menurut Depkes RI (2004) puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Puskesmas merupakan ujung tombak
pembangunan kesehatan di Indonesia dengan tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan.

Berdasarkan dari data kasus penyakit gigi dan mulut di Puskesmas Pakualaman,
didapatkan kasus Abses Periapikal merupakan kasus yang paling banyak kasusnya di
tahun 2021 yakni sebanyak 197. Faktor penyebab permasalahan yaitu:

1) Kesadaran dan perilaku dalam menjaga kebersihan gigi & mulut yang masih kurang.
2) Perilaku masyarakat yang menyepelekan masalah kesehatan gigi dan mulut, terutama
penyakit pulpa gigi/gigi mati masih dianggap kurang penting/sepele karena kurangnya
pengetahuan tentang penyakit pulpa gigi/gigi mati
3) Masih menganut paradigma sakit yaitu pergi ke dokter saat ada keluhan sakit gigi saja.

Prioritas Masalahnya yakni Kurangnya pengetahuan bagaimana menjaga


kebersihan gigi dan mulut yang baik dan benar. Kemudian didapatkan alternatif jalan
keluar berupa melakukan edukasi kepada anak cara menjaga kesehatan gigi dan cara sikat
gigi yang benar.

II. Rumusan Masalah


Tingginya kasus penyakit Abses Periapikal di Puskesmas Pakualaman, berdasarkan
laporan bulanan kunjungan pasien selama tahun 2021 sebesar 197 kasus.

III. Rumusan Tujuan


A. Tujuan Umum
Untuk mengurangi peningkatan kasus abses periapikal pada anak di wilayah Puskesmas
dengan memberikan edukasi cara menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak.

B. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan anak di wilayah Puskesmas Pakualaman tentang bagaimana
cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan benar.

IV. Rumusan Kegiatan


A. Kegiatan
Melakukan penyuluhan tentang pentingnya mengetahui cara menjaga kesehatan gigi dan
mulut sejak dini.

V. Asumsi Perencanaan
A. Positif
 Biaya minimal
 Kerjasama yang baik antara mahasiswa, pihak puskesmas Pakualaman dan TK al
Husna.

B. Negatif.
 Waktu yang terbatas
 Kerjasama peserta didik yang berbeda-beda saat mengikuti kegiatan
 Tingkat pemahaman masing-masing anak berbeda
 Jumlah responden yang tak menentu

VI. Strategi Pendekatan


A. Pendekatan Institusi
Bekerjasama dengan pihak Puskesmas Pakualaman dan mengajukan permohonan
kerjasama dengan pihak TK Al Husna Pakualaman untuk melakukan kegiatan penyuluhan
kepada anak TK dan Paud Al Husna Pakualaman.

B. Pendekatan Komunitas
Memberitahukan informasi kepada peserta didik TK Al Husna Pakualaman mengenai
kegiatan penyuluhan yang akan dilakukan.

VII. Unsur Waktu Dan Biaya


A. Waktu Pelaksanaan:
Hari, Tanggal : Kamis, 2 Juni 2022
Waktu : 09.00 WIB – Selesai
Lokasi : Aula TK AL-Husna

Biaya Pelaksanaan:
Kipas edukasi : Rp. 178.000
Media Game : Rp. 70.000
Stiker Game : Rp. 14.000
Total : Rp. 262.000

I. Organisasi dan Tenaga Pelaksana

Penanggung Jawab : Zahra Ninda Rachma


Tim Penyuluh : Zahra Ninda Rachma

I. Metode Penilaian dan Kriteria Keberhasilan

1. Unsur Input
a. Dana minimal dan terjangkau sesuai perencanaan : Rp. 262.000
b. Tersedianya tenaga kesehatan dalam memberikan materi penyuluhan: 1 orang
c. Sasaran : Kelompok peserta didik TK Al Husna Pakualaman
a. Kegiatan : Penyuluhan mengenai tentang bagaimana cara menjaga kesehatan gigi
dan mulut dengan baik dan benar. Serta akibat yang ditimbulkan apabila tidak
menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

2. Unsur Proses
a. Dana minimal dan terjangkau sesuai perencanaan: Rp. 262.000 (Terpenuhi
100%)
b. Tersedianya tenaga kesehatan dalam memberikan materi penyuluhan: 1
orang (Terpenuhi 100%)
d. Sasaran: Kelompok peserta didik TK Al Husna Pakualaman (Terpenuhi
100%)
e. Kegiatan: Terlaksananya Penyuluhan mengenai tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut dengan baik dan benar. Serta akibat yang
ditimbulkan apabila tidak menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini.
3. Unsur Output

Pengetahuan tentang pentingnya cara menjaga kesehatan gigi dan mulut


dengan baik dan benar. Serta akibat yang ditimbulkan apabila tidak menjaga
kesehatan gigi dan mulut sejak dini.

Anda mungkin juga menyukai