Anda di halaman 1dari 18

ANCAMAN ROKOK PADA

GENERASI MUDA
INDONESIA

DIBAWAKAN DALAM WEBINAR “SEKOLAH SEHAT


MENUJU INDONESIA UNGGUL” 26 APRIL 2022

DIREKTORAT P2PTM KEMENTERIAN KESEHATAN


LAY OUT
PENDAHULUAN

SITUASI REMAJA DAN ANCAMAN


MEROKOK

KEBIJAKAN DAN STRATEGI

REKOMENDASI DAN PENUTUP


1. PENDAHULUAN

Estimasi Bappenas -

• Indonesia memiliki jumlah perokok


dewasa tertinggi di Asia Tenggara
yaitu sebesar 65,2 juta orang; yang
merupakan lebih dari setengah total Target RPJMN
2020-2024
jumlah perokok se-Asia Tenggara Target RPJMN 8,7%
(Lian and Dorotheo, 2020). 2015-2019
5,4%
• Terjadinya peningkatan prevalensi
perokok remaja usia 10-18 tahun dari
7.2% di tahun 2013 (Riskesdas, 2013)
menjadi 9.1% di tahun 2018
(Riskesdas, 2018).

Sumber : Riskesdas 2013, 2018, Sirkesnas 2016


• Peningkatan remaja perokok ---
MENGANCAM Indonesia Emas 2045
• Pembiayaan kesehatan termahal pada
penyakit terkait konsumsi rokok
(jantung,stroke,kanker,gagal ginjal)
(BPJS,2019
INDONESIA DARURAT KONSUMSI ROKOK
2. SITUASI REMAJA DAN ANCAMAN MEROKOK

Perokok remaja telah menjadi faktor penting dalam


perkembangan setiap industri rokok dalam 50 tahun
terakhir.
Perokok remaja adalah satu-satunya sumber perokok
pengganti. Jika remaja tidak merokok maka industri rokok
akan bangkrut sebagaimana sebuah masyarakat yang tidak
melahirkan generasi penerus akan punah..”
Perokok Remaja: Strategi dan Peluang,” R.J Reynolds Tobacco Company Memo Internal, 29
Februari 1984
PERANGKAP INDUSTRI ROKOK UNTUK REMAJA
 Iklan di berbagai media dengan image yang
menyesatkan
 Sponsorship berbagai kegiatan terutama olah raga
dan seni/musik, bahkan kesehatan
 Beasiswa pendidikan dari bentuk Yayasan
 “CSR” yang tidak tepat

 Event Jackclothes –
Kota Semarang,
 80 persen pengunjung
adalah anak sekolah
 Harga tiket masuk
sudah termasuk free 1
bungkus rokok
BAGAIMANA IKLAN MEMPENGARUHI ?

SUBLIMINAL
ADVERTISING
Suatu teknik yang mengekspos
individu pada suatu
gambaran produk, nama
dagang atau rangsangan
produk dagang lainnya
dimana individu tidak
menyadari bahwa dirinya
sedang terekspos
Melibatkan emosi, berulang-
ulang dan jangka panjang
Keberadaan 10% perokok di lingkungan anak
sudah cukup mendorong anak untuk merokok
(SUMBER: PKJS-SKSG Universitas Indonesia, 2020)
3. KEBIJAKAN DAN STRATEGI

DASAR HUKUM PENGENDALIAN TEMBAKAU INDONESIA

1. UU NO 36 TENTANG KESEHATAN
2. PP Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan
Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi
Kesehatan
3. PERMENKES NO 40 Tahun 2013 tentang Peta Jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok Bagi Kesehatan
STRATEGI PENGENDALIAN KONSUMSI TEMBAKAU

Monitor Perlindungan Optimalkan Waspadakan Eliminasi Raih


konsumsi produk paparan asap dukungan masyarakat IPS kenaikan
tembakau & orang lain layanan UBM akan bahaya produk harga rokok
pencegahannya konsumsi tembakau melalui cukai
tembakau dan pajak
rokok
KEBIJAKAN KAWASAN TANPA ROKOK (KTR)

7 KAWASAN KTR berdasarkan UU


Kesehatan No 36/2009 Tentang Kesehatan :

1. Fasilitas Kesehatan
2. Tempat belajar mengajar
3. Tempat bermain anak
4. Tempat Ibadah
5. Angkutan Umum
6. Tempat Kerja
7. Tempat Umum
Prinsip Penerapan 100% KTR
Tidak ditemukan orang
Tidak ditemukan
1 merokok di dalam
gedung 5 asbak/korek api
Tidak ditemukan ruang Tidak ditemukan
2 merokok di dalam
gedung
6 iklan atau promosi
rokok
Tidak ditemukan Tidak tercium bau
3 puntung rokok 7 asap rokok

Tidak ditemukan Ada tanda dilarang


4 penjualan rokok 8 merokok
Layanan Konseling Berhenti Merokok

Memberikan Layanan Berhenti Merokok


di Fasyankes
Eliminasi Iklan dan Sponsor
4. PENUTUP
• Upaya penurunan prevalensi perokok pada anak dan remaja merupakan upaya yang bersifat lintas sektor, mengatur
mulai dari hulu ke hilir atau dari supply ke demand dalam pengamanan zat adiktif berupa produk tembakau bagi
kesehatan,
• Selain sektor kesehatan yang menjadi tanggungjawab Kemenkes juga terlibat dengan sektor lain seperti, sektor
pendidikan, sektor pertanian, perindustrian, perdagangan, komunikasi dan Informasi, Kesejahteraan Sosial, dan sektor
keuangan.
• Kemenkes telah mendorong untuk diterapkannya KTR di 7 kawasan khususnya pada sekolah dan tempat belajar
mengajar lainnya. Kemenkes sejak tahun 2015 telah melakukan kegiatan peningkatan kapasitas SDM pada guru melalui
TOT KTR dan UBM bagi Guru serta juga mengembangkan modul dan kurikulum untuk TOT dan Pelatihan KTR dan
UBM. Selanjutnya dilakukan kegiatan Review Implementasi KTR pada sekolah di tahun 2016 - 2019.
• Saat ini Kemenkes juga melakukan lagi upaya penguatan kordinasi dengan Kemendikbud di bidang Penerapan KTR dan
Pengaktifan teman sebaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai