ABSTRAK
Penggunaan tembakau telah menjadi masalah kesehatan global, baik di negara maju maupun negara
berkembang. Tembakau telah membunuh 100 juta jiwa selama abad ke 20 dan di erkirakan akan membunuh 1
milyar jiwa pada abad 21 bila hal ini terus dibiarkan. World Health Organization (Wk)) pada awal tahun 2008
telah mengajukan enam langkah strategis pengendalian tembakau yang merupakan pencerminan traktat
internasional akS1 global pengendalian tembakau atau Framework Convention on Tobacco Control (FCTC).
Keenam langkah tersebut meli uti Monitor penggunaan tembakau dan kebijakan pencegahannya; Perlindungan
terhadap asap rokok; Optima dukungan untuk berhenti merokok; Waspadakan masyarakat akan bahaya
tembakau; Eliminasi iklan, promosi dan sponsor terkait tembakau; dan Rarh kenaikan cukai tembakau
(MPOWER). Keenam langkah mi, bila dilaksanakan secara komprehensif yang melibatkan berbagai pihak akan
dapat mengendalikan dampak penggunaan tembakau.
Kata kunci : penggunaan tembakau, strategi pengendalian tembakau, MPOWER
ABSTRACT
Tobacco consumption has become a global burden of disease, both in developed and developing countries. Tobacco has
killed 100 millions people in 20th century and unless urgent action is taken, it is predicted that I billion people in total will
be killed by tobacco related diseases in this century. In the early 2008, World Health Organization has developed six
strategic policies in tobacco control which reflect the global action in tobacco control or Framework Convention on
Tobacco Control. (FCTC). The six policies are Monitor tobacco use and prevention policies; Protect people from tobacco
smoke; Offer help to quit tobacco use; Warn about the danger of tobacco use; Enforce bans tobacco on advertising,
promotion and sponsorship; Raise taxes on tobacco. These six policies should be implemented comprehensively to control
the impact of tobgcco use.
Key words : tobacco use, tobacco control strategy, MPOWER
ALAMAT KORESPONDENSI
Widyastuti Wibisana
World Health Organization Country Office for Indonesia Bina Mulia I
Building 9/ F. Jl. HR. Rasuna Said Kav. 10 Kuningan Jakarta
of
64 tembakau di seluruh dunia, meliputi 38 pasal aksi
global pengendalian tembakau pada berbagai
aspek seperti pengendalian promosi, sponsor dan
iklan produk tembakau; perlindungan bagi
UPAYA PENGENDALIAN KONSUMSI perokok pasif, kemasan dan pelabelan kemasan
DAN DAMPAK produk tembakau, pajak dan cukai tembakau serta
pemberantasan penyelundupan dan penjualan
ilegal tembakau dan produknya.7
Pada tahun 2003, Musyawarah Kesehatan Senada dengan FCTC yang disepakati dan
Dunia (World Health Assembly) telah ditandatangani oleh 168 negara di dunia8, pada
menyepakati Framework Convention on Tobacco tahun 2008, World Health Organization
Control sebagai traktat internasional pengendalian mengeluarkan strategi
2008, Indonesian Journal of Cancer 2, 63 - 67
dengan strategi MPOWER. Keenam strategi yang Strategi Global Pengendalian Tembakau
huruf pertamanya membentuk akronim MPOWER
ini terdiri dari: Monitor penggunaan tembakau dan
kebijakan pencegahannya; Perlindungan terhadap
asap rokok; Optimalkan dukungan untuk berhenti 1999 dan PP No. 38 Tahun 2000.
merokok; Dicantumkan secara spesifik dalam PP No.19 Tahun
Waspadakan masyarakat akan bahaya tembakau; 2003, bahwa peraturan pemerintah ini bertujuan untuk
Eliminasi iklan, promosi dan sponsor terkait mencegah penyakit akibat rokok baik bagi individu
tembakau; dan Raih kenaikan cukai tembakau. perokok maupun bagi masyarakat. Hal-hal yang diatur
MONITOR PENGGUNAAN TEMBAKAU DAN dalam peraturan ini meliputi pengaturan tentang
kandungan kadar nikotin dan tar; persyaratan produksl
KEBIJAKAN PENCEGAHANNYA dan penjualan rokok, persyaratan iklan dan promosi
Sistem monitoring penggunaan tembakau rokok; serta penetapan kavvasan tanpa rokok.12
yang kuat di erlukan baik dalam perumusan PERLINDUNGAN TERHADAP ASAP
maupun evaluasi kelijakan pengendalian
tembakau. Sistem monitoring yang baik ini ROKOK
harus mampu memantau setidaknya 3 Rokok tidak hanya berbahaya bagi penggunanya
indikator yaitu prevalensi penggunaan tetapi juga membahayakan bagi orang yang berada di
tembakau; dampak implementasi kebijakan sekltarnya. Perokok pasif dewasa dapat menderita
pengendalian tembakau; serta iklan, promosi berbagal penyakit kronis seperti stroke, kanker paru
dan perkembangan industri rokok.2 Data yang (risiko terkena meningkat 26-30%),
didapatkan dari hasil monitoring ini selain lain. Pada anak-anak asap rokok juga meningkatkan
dapat digunakan dalam perumusan kebijakan risiko penyakit asma, tumor otak, Sudden Infant
oleh pemerintah, dapat juga digunakan oleh Death Syndrome (SIDS) serta gangguan saluran napas
masyarakat, pemuka agama dan tokoh bagian bawah.13 International Labour Organization
masyarakat dalam mengembangkan kegiatan melaporkan bahwa setidaknya orang pekerja
pengendalian konsumsi tembakau. meninggal setiap tahunnya karena terpapar asap rokok
Di Indonesia sendiri, data yang ada di tempat kerja. Di Amerika Serikat, 3400 kematian
menunjukkan penggunaan tembakau sangat karena kanker paru adalah perokok pasif. Jumlah
meningkat dalam tiga dekade terakhir. lebih besar terjadi pada penderlta penyåkit iantung,
Berdasarkan Susenas 2004, prevalensi perokok 46,000 pasien yang meninygal karena penyakit
pada oran devvasa usia 15 tahun keatas adalah jantung adaTah perokok
63,1% pada laki-lÆi (meningkat 1,4% dari tahun pasif.l
2001) dan 4,5% pada wanita (lebih dari 3 kali lipat Hal yang sangat ironis adalah lebih dari
prevalensi tahun 2001 yakni sebesar 1,3%) dengan
prevalensi merokok secara keseluruhan telah separuh ne 2 Æ ara populasi di dunia, dunia
meningkat dari 31,5% (2001) menjadi 34,4% pada dengan belum jumlah memberi penduduk
tahun Pada kelompok anak usia 13 — 15 tahun,
data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada perhatian mencakupyang cukup mengenai
tahun 2006 menyebutkan bahwa sebesar 13.7% masalah ini dengan masih menginnkan orang
anak usia 13 — 15 tahun di Jawa adalah merokok di dalam gedung ataupun di tempat
Una
tembakau. Angka yang lebih tinggi
didapatNffiSumatera yaitu sebesar 22,8% anak kerjaP
usia 13 — 15 tahun adalah pengguna tembakau, Larangan untuk merokok di dalam ruangan
artinya setiap 1 dari 5 anak usia 13 — 15 tahun di ataupun di tempat kerja yang ditetapkan di
wilayah ini mengkonsumsi tembakau atau rokok berbagai negara telah terbukti mampu
setiap harinya.ll Saat ini regulasi pengendalian menurunkan prevalensi penggunaan tembakau di
tembakau atau secara spesifik pengendalian negara tersebut.15Di berbagai negara indusri,
masalah merokok di Indonesia ada dalam bentuk penetapan kawasan tanpa rokok di tempat kerja
Peraturan Pemerintah (PP) No. 19 tahun 2003
tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan
mengurangl 29% konsumsi tembakau dan iuga
menguran prevalensi perokok sebesar 4%.14
Penelitian lain i Irlandia menyebutkan penetapan
kawasan tanpa rokok pada tahun 2004 telah